17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

die pada setiap proses cetak (Dr. HeniRachmawati, Bahan Kuliah Tablet, 2007).<br />

d. Komponen Tambahan Lain (Lieberman, Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, vol I,<br />

2 nd ed, 1989, hal. 293-294)<br />

- Flavour<br />

- Pewarna<br />

- Pemanis<br />

III. PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT<br />

Pembuatan tablet effervescent memerlukan kondisi dan metode khusus dalam pembuatannya<br />

karena dalam tablet ini terdapat bahan asam dan bahan basa, di mana dengan adanya air kedua<br />

bahan ini akan bereaksi dan menghasilkan CO 2 . Oleh karena itu, sebelum tablet digunakan tidak<br />

boleh ada air sedikitpun yang kontak dengan tablet. Selain itu suhu yang tinggi juga<br />

mempercepat kerusakan tablet sehingga suhu ruangan juga harus rendah. Syarat kelembaban<br />

relatif ruangan untuk pembuatan tablet effervescent adalah ≤ 25% dan suhu ruangan harus<br />

kurang dari 25 ˚C (Lieberman, Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, vol I, 2 nd ed, 1989, hal.<br />

294).<br />

Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi<br />

kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan<br />

suatu alat semprot khusus yang dilengkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan<br />

saluran udara pemanas.<br />

A. Granulasi Basah<br />

Umumnya sama dengan tablet konvensional<br />

Dilakukan dengan cara:<br />

1. Cara Pemanasan<br />

Pada metode ini, komponen asam (misalnya asam sitrat monohidrat) dipanaskan. Molekul<br />

air kristal yang terdapat dalam asam sitrat dapat bertindak sebagai pengikat campuran<br />

serbuk setelah pemanasan pada suhu tertentu. Proses ini sangat tidak konstan dan sulit<br />

dikendalikan sehingga jarang digunakan (Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solida,<br />

2006).<br />

2. Granulasi dengan Cairan Reaktif<br />

Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1-<br />

0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang akan digranulasi. Granul yang masih lembab<br />

ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa. Selanjutnya tablet dimasukan ke dalam oven,<br />

terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air atau mengikatnya secara internal sebagai<br />

air kristal sehingga tablet menjadi stabil. Kerugiannya tidak dapat digunakan untuk bahan<br />

yang rentan terhadap lembab/panas (Lieberman, Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, vol<br />

I, 2 nd ed, 1989, hal. 296).<br />

3. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif<br />

Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahanlahan<br />

ke dalam campuran pada mesin pencampur. Pengikat dapat ditambahkan dalam<br />

bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP dapat dilarutkan dalam cairan<br />

penggranulasi sebelum penambahan ke dalam masa. Cara ini lebih efektif dan efek<br />

negatifnya lebih sedikit daripada PVP ditambahkan sebagai pengikat kering. Setelah masa<br />

dibasahi semua, masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian<br />

ukuran partikel dikurangi lagi baru dicetak (Lieberman, Pharmaceutical Dosage Form:<br />

Tablet, vol I, 2 nd ed, 1989, hal. 295-296).<br />

B. Granulasi Kering<br />

Dilakukan dengan dua cara:<br />

1. Cara Slugging<br />

Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian<br />

tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!