17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2008<br />

solida<br />

yang lebih besar daripada ini berefek negatif pada kekuatan tablet dan disolusi tablet. Oleh<br />

karena itu biasanya dipilih asam stearat sebagai lubrikan.<br />

• Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan<br />

Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat<br />

3. Gelatin (Lachman Tablet, 163)<br />

• Digunakan pada konsentrasi 2‐10% sebanyak 1‐5% dari formula.<br />

− Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras dan<br />

memerlukan disintegran yang aktif.<br />

− Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat.<br />

− Kelemahan: rentan bakteri dan jamur, butuh pengawet.<br />

− Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air<br />

2‐10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam atau<br />

semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat<br />

sampai saat digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan.<br />

4. Larutan sukrosa (Lachman Tablet, 163‐164)<br />

− Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20‐85%.<br />

− Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes karena menghasilkan warna yang seragam.<br />

− Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang<br />

lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan<br />

pelindung ferrosulfat dr oksidasi.<br />

− Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen,<br />

meprobamate.<br />

5. Larutan akasia (Lachman Tablet, 164)<br />

− Digunakan pada konsentrasi 10‐25%.<br />

− Cocok sebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar digranulasi (c/ mefenesin).<br />

− Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan, hal ini yang<br />

membedakannya dengan gelatin.<br />

− Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba.<br />

− Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi<br />

tablet.<br />

6. PVP (Lachman Tablet, 164‐65)<br />

− Nama dagang: Kollidon atau Plasdon<br />

− Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3‐15%, sedikit higroskopis, tidak<br />

mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)<br />

− Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan<br />

isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.<br />

− Konsentrasi 5% PVP dalam etanol hidrat menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk<br />

Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.<br />

− PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2.<br />

− Kompatibel untuk tablet effervercent yang mengandung campuran Na bikarbonat‐asam sitrat<br />

dalam granulasi basah, menggunakan PVP dalam etanol anhidrat karena reaksi asam basa tidak<br />

muncul dalam medium anhidrat ini.<br />

7. Selulosa<br />

a. Metil selulosa (Lachman Tablet, 165)<br />

− 1‐5% larutan air tergantung grade viskositas; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang<br />

mirip dengan 10% musilago amili.<br />

− Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut atau tidak larut; pengikat yang<br />

baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula.<br />

− Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan.<br />

b. CMC Na (Lachman Tablet, 166)<br />

− Konsentrasi 5‐15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut atau tidak larut.<br />

− Inkompatibel dengan Mg, Ca, dan garam Al.<br />

− Menghasilkan granul yang lebih lunak daripada PVP tapi dapat dikompres dengan baik;<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!