17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB ~ OKTOBER 2008/2008<br />

solida<br />

pengobatan sistemik.<br />

4. Tablet Kempa untuk Implantasi<br />

• Tablet Implantasi/Pelet<br />

Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.<br />

Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan<br />

efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB,<br />

3‐6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan<br />

panjangnya tidak lebih dari 8 mm.<br />

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat<br />

Larutan)<br />

a. Tablet Triturat untuk Dispensing<br />

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.<br />

Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan<br />

jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).<br />

Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air<br />

minum.<br />

b. Tablet Hipodermik<br />

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.<br />

Umumnya digunakan untuk membuat <strong>sediaan</strong> injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan<br />

pelarut steril (FI IV)<br />

c. Tablet Dispensing<br />

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk <strong>sediaan</strong> padat/cair. Dimaksudkan<br />

untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen,<br />

untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim<br />

dimasukkan ke dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin,<br />

dan berbagai senyawa amonium kuartener.<br />

Berdasarkan Rute Pemberian :<br />

1. Tablet oral (dalam mulut)<br />

2. Tablet rektal<br />

3. Tablet vaginal<br />

4. Tablet implantasi<br />

Berdasarkan Penyalutan :<br />

1. Tablet polos<br />

2. Tablet salut gula<br />

3. Tablet salut film<br />

Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :<br />

1. Tablet pelepasan biasa<br />

2. Tablet lepas lambat atau terkendali<br />

3. Tablet lepas tunda<br />

(Catatan Kuliah P’Charles; Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706‐717; FI IV hal 4‐6)<br />

II. METODE PEMBUATAN TABLET<br />

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan<br />

kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan <strong>sediaan</strong> tablet ini biasanya disesuaikan dengan<br />

karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,<br />

kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.<br />

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :<br />

a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang<br />

lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa<br />

lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap<br />

lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan<br />

kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!