17.03.2019 Views

teori sediaan-terkunci

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TEORI SEDIAAN APOTEKER ITB - OKTOBER 2007/2008<br />

LIKUIDA<br />

Lebih dominan lipofilik dan tidak larut air. Merupakan emulgator yang lemah tetapi<br />

efektif sebagai stabilisator emulsi.<br />

b. Macrogol ester, co: polyoxyl 8 stearat, polyoxyl 40 stearat, polyoxyl 50 stearat<br />

Angka 8,40,50 menunjuk pada banyaknya subunit oxyethylene yang membentuk<br />

polimer. Biasa dikombinasi dengan cetostearyl alkohol sebagai stabilisator sistem emulsi<br />

yang menggunakan makrogol.<br />

c. Sorbitan ester, co: span<br />

Predominan lipofilik. Menghasilkan emulsi A/M. Sering dikombinasi dengan<br />

polysorbate untuk menstabilisasi sistem A/M atau M/A.<br />

d. Polysorbat, co: Polysorbate 20 = polioksietilen 20 sorbitan monolaurat = tween 20<br />

Menghasilkan emulsi M/A dengan stabilitas yang bail dan tidak banyak terpengaruh<br />

perubahan pH.<br />

e. Macrogol eter (polyoxyethylene alkyl ethers), co: cetomacrogol 1000 polyoxyl 20<br />

cetostearyl ether<br />

Menghasilkan emulsi stabil, tahan asam dan basa. Sering dikombinasi dengan alkohol<br />

rantai panjang.<br />

f. Alkohol rantai panjang, co: cetostearyl alkohol, etil alkohol, stearyl alkohol<br />

Merupakan emulgator A/M yang lemah. Fungsi utamanya adalah menstabilisasi sistem<br />

emulsi M/A.<br />

g. Poloxamer (macrogol-polyoxypropylene-macrogol copolymers)<br />

h. Polyvinyl alcohols<br />

Berfungsi menstabilisasi emulsi.<br />

4. Surfaktan amphoterik/ zwitter ion<br />

Tidak untuk emulgator. Berfungsi sebagai bakterisidal dalam detergen ataupun sampo<br />

yang tidak iritan terhadap mata.<br />

Bila < pH asam, bersifat kationik<br />

Bila > pH basa, bersifat anionic<br />

Codex h.87-88 : Emulgator Alam untuk Emulsi<br />

Emulgator alam lebih bekerja sebagai peningkat viskositas daripada sebagai surfaktan.<br />

Keterbatasan : kontaminasi mikroba (harus ditambah cukup pengawet)<br />

1. Polisakarida (Gom)<br />

a. Tragakan, akasia, agar, starch, pektin<br />

Baik untuk emulsi internal. Akasia stabil pada viskositas tidak terlalu tinggi dan<br />

biasanya dikombinasi dengan gom lain seperti tragakan atau agar. Emulsi tragakan<br />

kurang stabil dan memiliki tekstur yang lebih kasar daripada emulsi akasia. Agar<br />

merupakan emulgator lemah tapi dapat menghasilkan mucilago ataupun gel yang kental<br />

jika dikombinasi dengan emulsi akasia 1%. Starch merupakan emulgator lemah tapi<br />

bekerja sebagai stabilisator emulsi dengan membentuk fase dengan kekentalan tinggi.<br />

Pektin memiliki sifat yang sama dengan starch.<br />

b. Karagenan<br />

Lebih efektif sebagai peningkat viskositas daripada sebagai emulgator primer.<br />

Karagenan dengan konsentrasi 1% digunakan sebagai pengental dan stabilisator emulsi<br />

tetapi akan terpresipitasi pada pH

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!