#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
politik<br />
8 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />
Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />
selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />
KPU: Timses Dua Paslon<br />
Setuju “Bocoran”<br />
Kisi-Kisi Pertanyaan<br />
JAKARTA - Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) mengatakan, pemberian<br />
bocoran atau kisi-kisi pertanyaan<br />
debat kandidat calon<br />
presiden (capres) dan cawapres,<br />
telah disepakati oleh tim sukses<br />
kedua pasangan capres-cawapres.<br />
KPU mengatakan, seharusnya<br />
tim sukses yang hadir saat rapat<br />
membahal hal tersebut, bertanggungjawab<br />
mensosialisasikan<br />
kesepakatan itu ke parpol koalisi<br />
masing-masing, agar tidak ada<br />
polemik.<br />
“Kesepahaman untuk itu kan<br />
sudah diambil dalam rapat. Seharusnya<br />
wakil-wakil tim kampanye<br />
yang hadir di dalam rapat, yang ikut<br />
menyepakati hasil rapat itu, punya<br />
tanggung jawab menjelaskan ke<br />
koalisinya,” kata anggota KPU RI<br />
Pramono Ubaid Tanthowi di Jakarta,<br />
Senin (7/1).<br />
Pramono menekankan bahwa<br />
timses yang ikut dalam rapat, yang<br />
mendapat mandat resmi koalisi,<br />
harus menjelaskan kepada koalisinya<br />
masing-masing terkait dengan<br />
alasan mengapa kisi-kisi disepakati<br />
untuk diberikan kepada kedua pasangan<br />
calon. Sosialisasi itu untuk<br />
meredam protes atau polemik soal<br />
pemberian kisi-kisi pertanyaan<br />
debat.<br />
“Jelaskan kenapa kesepakatan<br />
ini diambil? Argumennya apa? Apa<br />
kelebihan dan kekurangannya?”<br />
katanya.<br />
Pramono mengatakan bahwa<br />
pertimbangan memberikan kisikisi<br />
pertanyaan debat, sesuai yang<br />
disepakati, adalah agar para kandidat<br />
bisa lebih utuh menyampaikan<br />
dan mengeksplorasi gagasan,<br />
ide, serta visi dan misinya kepada<br />
publik.<br />
Ia mengatakan bahwa pada debat-debat<br />
sebelumnya, yang tanpa<br />
memberikan kisi-kisi, para calon<br />
cenderung menyampaikan jawaban<br />
secara spontan, dan kehilangan<br />
substansi atas program yang akan<br />
disampaikan serta tidak menyertakan<br />
dukungan data dan angka<br />
elaboratif dalam jawabannya.<br />
“Padahal, itu yang sebenarnya<br />
dibutuhkan publik untuk dapat menilai<br />
visi dan misi pasangan calon<br />
mana yang lebih baik,” katanya.<br />
Sebelumnya, KPU RI mengatakan<br />
bahwa pihaknya bakal memberikan<br />
kisi-kisi pertanyaan debat<br />
Pilpres <strong>2019</strong> kepada dua pasangan<br />
calon, yakni Pasangan Calon<br />
Nomor Urut 01 Jokowi/Ma’ruf dan<br />
Pasangan Calon Nomor Urut 02<br />
Prabowo/Sandiaga. KPU menyatakan<br />
keputusan tersebut telah<br />
disepakati masing-masing timses<br />
kandidat.(rol)<br />
KPU: Kita Ingin<br />
Jaga Martabat Paslon<br />
Alasan KPU<br />
Beri Bocoran<br />
Pertanyaan<br />
Debat Capres<br />
Foto: ist/ net<br />
Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersama perwakilan Parpol menunjukkan<br />
surat suara saat acara rapat Validasi dan Approval surat suara anggota DPR<br />
RI serta surat suara Presiden dan Wakil Presiden pada pemilihan umum tahun<br />
<strong>2019</strong> di Jakarta, Jumat (4/1).<br />
JAKARTA - Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) RI memutuskan<br />
memberikan bocoran pertanyaan<br />
kepada capres-cawapres sebelum<br />
debat perdana pada 17 <strong>Januari</strong><br />
mendatang. Ketua KPU RI Arief<br />
Budiman menilai pemberian bocoran<br />
ini bertujuan untuk menjaga<br />
martabat kandidat.<br />
Namun, tidak seluruh pertanyaan<br />
diberitahukan. Menurutnya,<br />
bocoran pertanyaan dan metode<br />
debat sudah disepakati dan disampaikan<br />
kepada masing-masing<br />
paslon. Pertanyaan debat diberitahukan<br />
kepada paslon untuk<br />
menjaga martabat dan tidak saling<br />
menjatuhkan.<br />
“Kita harus menjaga martabat<br />
dua paslon dan kita tidak ingin<br />
ada pertanyaan-pertanyaan yang<br />
justru saling menjatuhkan,” ungkap<br />
Arief usai melantik komisioner<br />
KPUD se-Sumsel di Palembang,<br />
Senin (7/1).<br />
Menurut dia, kebijakan itu diambil<br />
dari pengalaman debat-debat sebelumnya<br />
yang pertanyaannya cenderung<br />
detail dan terkesan memojokkan<br />
paslon lain. Oleh karena itu,<br />
pihaknya tak ingin ada pertanyaan<br />
lain kecuali yang disiapkan KPU.<br />
“(Debat) ini bukan seperti ulangan.<br />
Ini yang diminta adalah bukan<br />
sekedar menjawab satu tambah<br />
satu sama dengan dua, bukan begitu.<br />
Tapi logika untuk merangkai,<br />
menjelaskan sebetulnya Indonesia<br />
ke depan untuk masalah hukum,<br />
korupsi, terorisme, HAM bagaimana,”<br />
ujarnya.<br />
Hanya saja, kata dia, tidak seluruh<br />
pertanyaan dibocorkan kepada<br />
masing-masing paslon, terutama<br />
pada saat sesi tanya jawab antar<br />
paslon. Pertanyaan yang diberitahukan<br />
sebelumnya hanya visi misi<br />
materi tema yang harus dipahami<br />
dengan baik.<br />
“Debat harus tetap debat. Pertanyaannya<br />
semua tidak tahu karena<br />
muncul dari masing-masing paslon,<br />
ada sesi itu. Jadi bukan berarti semua<br />
pertanyaan diberikan kepada<br />
mereka,” pungkasnya. (mdc)<br />
Surat Suara Diprediksi<br />
Tiba Bulan Depan<br />
TARAKAN – Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) Kota<br />
Tarakan memperkirakan surat<br />
suara untuk Pemilihan<br />
Umum (Pemilu) <strong>2019</strong>, tiba di<br />
<strong>Kaltara</strong> pada Bulan Februari.<br />
Dikatakan Ketua KPU<br />
Tarakan, Teguh Dwi Subagyo<br />
bahwa sampul dan<br />
segel sudah ada di Tarakan,<br />
sebab pengadaannya merupakan<br />
tanggung jawab KPU<br />
Provinsi Kalimantan Utara.<br />
Namun ia belum bisa memastikan<br />
jumlahnya sesuai<br />
dengan kebutuhan Tempat<br />
Pemungutan Suara (TPS) di<br />
Tarakan.<br />
Teguh Dwi Subagyo<br />
“Hanya memang kami<br />
masih memastikan, kalaupun<br />
kurang akibat perubahan<br />
jumlah TPS, karena<br />
berdasarkan ploting awal<br />
pengadaan sampul dan<br />
segel untuk 624 TPS tetapi<br />
setelah ada koreksi bertambah<br />
menjadi 628 TPS.<br />
Inipun masih menunggu<br />
kebijakan dari Lembaga<br />
Pemasyarakatan (Lapas)<br />
Tarakan, jika ada tambahan<br />
pemilih otomatis aka nada<br />
tambahan TPS,” terangnya,<br />
Senin (7/1).<br />
Karena surat suara dan<br />
formulir belum datang, sehingga<br />
KPU Tarakan sampai<br />
saat ini belum bisa melakukan<br />
sortir maupun pengepakan.<br />
Oleh karena itu persiapan<br />
masih sebatas rencana.<br />
Jika logistik sudah datang,<br />
dapat dipastikan KPU akan<br />
langsung melakukan tugasnya<br />
sesuai dengan tahapan<br />
yang harus dilalui.<br />
“Temen-temen baru akan<br />
melakukan sortir dan pengepakan<br />
pada saat surat suara<br />
dan formulir sudah datang<br />
ke Tarakan, kalau untuk<br />
perlengkapan kotak suara<br />
sudah lengkap. Untuk surat<br />
suara <strong>Januari</strong> ini baru akan<br />
dicetak oleh rekanan KPU<br />
RI, kami di daerah hanya<br />
menerima apa yang sudah<br />
seharusnya kita lakukan,”<br />
paparnya.<br />
Ditegaskan Teguh bahwa<br />
semua surat suara dicetak<br />
oleh KPU RI bersama rekanan,<br />
tetapi untuk pengecekan,<br />
validasi jumlah pemilih<br />
tentu saja sudah dilakukan<br />
oleh KPU RI dengan memanggil<br />
Komisioner KPU seluruh<br />
Indonesia untuk melakukan<br />
pencocokan data pemilih.<br />
“Jika logistik sudah lengkap,<br />
akan akan langsung<br />
melakukan sosialisasi,<br />
kita akan membuat desain<br />
specimen untuk dijadikan<br />
dasar untuk sosialisasi ke<br />
masyarakat. Untuk saat<br />
ini belum bisa, karena memang<br />
logistiknya belum ada,”<br />
urainya. (yan)