07.01.2019 Views

#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekonomi bisnis<br />

6 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />

Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />

selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />

Beredar Laporan<br />

Kualitas Infrastruktur<br />

RI Rendah,<br />

Ini Kata Bank Dunia<br />

JAKARTA - Bank Dunia atau<br />

World Bank memberikan klarifikasi<br />

tentang laporan berjudul<br />

Infrastructure Sector Assessment<br />

Program (InfraSAP). Laporan itu<br />

isinya menyebut infrastruktur di<br />

Indonesia berkualitas rendah dan<br />

tak terencana secara matang.<br />

Bank Dunia pun mengeluarkan<br />

klarifikasi terkait berita itu. Dalam<br />

rilisnya Bank Dunia menegaskan<br />

bahwa laporan itu belum resmi<br />

keluar, meskipun pihak Bank Dunia<br />

tidak menyalahkan pemberitaan<br />

tersebut.<br />

“Bank Dunia belum mempublikasikan<br />

laporan InfraSAP untuk<br />

umum. Seperti halnya semua laporan<br />

Bank Dunia, kami bekerjasama<br />

secara erat dan berdiskusi dengan<br />

pihak pemerintah yang relevan<br />

termasuk Kementerian Keuangan,<br />

Bappenas, berbagai Kementerian<br />

Koordinator, Kementerian Badan<br />

Usaha Milik Negara (BUMN),<br />

Kementerian Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral (ESDM), Kementerian<br />

Pekerjaan Umum dan Perumahan<br />

Rakyat (PUPR), Kementerian<br />

Perdagangan, dan Otoritas Jasa<br />

Keuangan (OJK),” tulis Bank Dunia,<br />

Senin (7/1).<br />

InfraSAP merupakan analisis<br />

yang komprehensif terkait berbagai<br />

kendala yang dapat mengurangi<br />

pendanaan infrastruktur komersial<br />

dan swasta. Laporan ini termasuk<br />

satu kemungkinan reformasi kebijakan<br />

yang dapat dipertimbangkan<br />

dan dilakukan oleh negara ini dalam<br />

jangka pendek dan menengah.<br />

Bank Dunia sudah mulai menyiapkan<br />

laporan tersebut sejak<br />

pertengahan 2017, mengikuti undangan<br />

dari pemerintah untuk<br />

bekerjasama dalam menemukan<br />

solusi untuk menarik lebih banyak<br />

pendanaan swasta dan komersial<br />

untuk investasi infrastruktur.<br />

Laporan itu meninjau kemajuan<br />

substansial yang telah dicapai<br />

oleh Indonesia dalam membangun<br />

infrastrukturnya pada beberapa<br />

tahun terakhir. Tujuannya juga agar<br />

pihak yang berwenang untuk terus<br />

menutup kesenjangan infrastruktur<br />

yang telah terakumulasi dalam<br />

beberapa generasi. (dtk)<br />

Rupiah<br />

Berpotensi<br />

Lebih Kuat<br />

Meski Kecil<br />

JAKARTA - Menteri Koodinator<br />

Bidang Perekonomian Darmin Nasution<br />

mengungkapkan penyebab nilai<br />

tukar rupiah terhadap dolar Amerika<br />

Serikat(AS) menguat.<br />

Kemarin (7/1) pagi dolar AS tercatat<br />

bergerak pada rentang Rp14.090<br />

hingga Rp14.080. Pelemahan ini<br />

terus berlanjut hingga akhirnya dolar<br />

AS sempat ke level Rp13.900an dan<br />

terakhir berada di level Rp14.065<br />

(kemarin sore).<br />

“Sebenarnya kan gini, itu kan sudah<br />

sejak awal November sebenarnya<br />

para analisis-analis internasional itu<br />

sudah bilang,” kata Darmin di Komplek<br />

Istana, Jakarta Pusat, Senin (7/1).<br />

Darmin bilang, dari banyaknya<br />

analis internasional yang membuat<br />

proyeksi mengenai nilai tukar rupiah,<br />

maka pada saat ini juga dipandang<br />

sebagai waktu yang tepat untuk membelinya.<br />

Sehingga, hal itu menjadi<br />

Darmin Ungkap Penyebab<br />

Dolar AS Dekati Rp13.900<br />

Harga Anjlok, Pemerintah Siap Serap 2.000 Ton Karet Lokal<br />

JAKARTA - Pemerintah akan menyerap<br />

2.000 ton karet lokal untuk dicampur<br />

ke penggunaan aspal. Langkah<br />

ini dilakukan untuk mengerek naik<br />

harga karet yang tengah jatuh.<br />

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan<br />

Darat, Kemenhub Budi<br />

Setiadi penggunaan aspal karet<br />

akan dilakukan di beberapa daerah<br />

produksi karet, seperti Sumatera Selatan,<br />

Jambi, Medan dan Kalimantan.<br />

Dengan begitu, diharapkan harga<br />

karet bisa meningkat.<br />

“Kita akan angkat, jadi harga karet<br />

akan naik terutama di beberapa sentra<br />

karet di Indonesia Sumatera Selatan,<br />

Jambi, Medan dan Kalimantan.<br />

Karena sekarang harga karet agak<br />

turun. Nah, kita harapkan ada terbentuk<br />

satu harga untuk masyarakat,”<br />

papar dia di Kementerian Koordinator<br />

Bidang Perekonomian, Jakarta,<br />

Senin (7/1).<br />

salah yang mendorong dolar AS mulai<br />

tumbang terhadap rupiah.<br />

“Inilah waktunya beli rupiah. Itu<br />

sudah sejak itu tapi kan kemudian<br />

ada macam-macam. Menguat dulu,<br />

dari Rp15.400 menjadi Rp14.500.<br />

Berhenti dulu. Kemudian dalam sebulan<br />

itu makin banyak aja menulis<br />

analis-analis itu,” jelas dia.<br />

Di waktu yang bersamaan, kata<br />

Lebih lanjut, ia mengungkapkan<br />

jalan yang akan menggunakan aspal<br />

karet ada sepanjang 93,66 kilometer<br />

(km). Adapun, dari total panjang banyaknya<br />

penggunaan ada sebanyak<br />

2.542,20 ton untuk perbaikan atau<br />

tambalan jalan rusak.<br />

“Itu kilometernya 93,66 (km) yang<br />

akan dibutuhkan jalan penyerapan<br />

karet. Itu biasanya untuk overlay<br />

(tambalan), jadi untuk perbaikan<br />

saja,” sambungnya.<br />

Direktur Jenderal Industri Kimia,<br />

Tekstil dan Aneka (Ilmate), Achmad<br />

Sigit mengatakan karet yang akan<br />

dicampurkan ke dalam aspal ada sebanyak<br />

8 persen. Untuk memproduksi<br />

itu, pihaknya menyiapkan tiga inovasi<br />

untuk memproduksi aspal karet, yakni<br />

dengan campuran karet dari lateks,<br />

masterbatch, dan sekat.<br />

“Bakal menyerap (karet) 7-8 persen<br />

dari kebutuhan aspal. Itu kita pakai<br />

Darmin, pemerintah pun menerbitkan<br />

surat utang. Penerbitan itu<br />

pun direspons para investor untuk<br />

membeli berdasarkan proyeksi para<br />

analis internasional terhadap nilai<br />

tuker rupiah.<br />

“Ya istilah mereka rupiah harusnya<br />

overweight, waktunya dibeli. Kemudian<br />

pemerintah juga menerbitkan<br />

bond, itu ikut mempengaruhi. Karena<br />

foto: net/detik.com<br />

MENYIKAPI turunnya harga karet dalam negeri, pemerintah bakal menyerap<br />

2.000 ton karet lokat untuk campuran penggunaan aspal.<br />

tiga teknologi, inovasi menggunakan<br />

lateks (cairan kental berbahan<br />

dasar karet), kemudian masterbatch<br />

(komponen karet), kemudian ada<br />

yang pakai sekat (komponen karet),”<br />

ungkap dia.<br />

RUPIAH terus<br />

menguat, dan<br />

dipastikan bisa terus<br />

menguat meski<br />

peluangnya kecil.<br />

foto: ilustrasi/net<br />

dia bilang... Wah dia udah punya<br />

penerimaan tambahan. Sebelum ini<br />

kita beli dulu,” kata Darmin.<br />

Lebih lanjut Darmin mengungkapkan,<br />

bahwa melemahnya dolar AS<br />

terhadap rupiah pun masih memiliki<br />

ruang, walaupun tidak banyak. “Masih<br />

sedikit, tapi masih ada ruang (rupiah<br />

menguat), walaupun nggak banyak,”<br />

ujar dia. (dtk)<br />

Sementara itu, harga karet sempat<br />

jatuh di angka Rp3.000 hingga<br />

Rp4.000 per kilogram (kg). Padahal,<br />

seharusnya harga karet idelanya<br />

berada di angka Rp10.000 hingga<br />

Rp15.000 per kg. (dtk)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!