07.01.2019 Views

#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

utama<br />

3 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />

Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />

Fahri Hamzah soal<br />

Utang BPJS Kesehatan:<br />

Orang Mau Mati<br />

Ditolong Dulu<br />

Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri<br />

Hamzah mengusulkan agar BPJS Ketenagakerjaan<br />

membantu BPJS Kesehatan<br />

yang defisit. Fahri menilai investasi BPJS<br />

Ketenagakerjaan pada sektor infrastruktur<br />

sebagai bentuk kegagalan pengelolaan<br />

negara.<br />

“Saya waktu itu satu rapat, saya mengusulkan<br />

agar BPJS Ketenagakerjaan justru<br />

menyelamatkan BPJS Kesehatan. Sebab<br />

ini BPJS Ketenagakerjaan itu kan surplus,<br />

sementara BPJS Kesehatan kan defisit,<br />

harusnya sama-sama BPJS dia bisa bikin<br />

holding, dia bantunya itu bantu BPJS Kesehatan.<br />

Karena itu tugasnya, ini kan dalam<br />

satu platform kesra (kesejahteraan rakyat),”<br />

kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta,<br />

Senin (7/1).<br />

“Tapi kalau BPJS Ketenagakerjaan kemudian<br />

membiayai infrastruktur, wah itu<br />

sebenarnya sambil BPJS Kesehatan-nya<br />

empot-empotan, rakyat nggak dilayani<br />

lagi, pelayanan BPJS Kesehatan tutup di<br />

mana-mana itu, missleading itu. Itu bagian<br />

dari kegagalan pengelolaan oleh negara,”<br />

sambungnya.<br />

Fahri menyesalkan jika atas nama membangun<br />

infrastruktur justru membuat rakyat<br />

terbengkalai. Dirinya tidak ingin rakyat ditinggalkan<br />

‘mati’ karena tidak mendapatkan<br />

pelayanan kesehatan demi membangun<br />

infrastruktur.<br />

“Lah ini bagaimana orang rakyatnya mati<br />

kok gara-gara nggak dirawat, bagaimana?<br />

Ini udah mati orangnya. Infrastruktur siapa<br />

yang mati? Nggak ada yang mati kok. Nggak<br />

boleh kita membangun terus ini orang<br />

ditinggalin jadi mati semua,” tegasnya.<br />

“Sama dengan kepala rumah tangga itu,<br />

ada anaknya yang sakit, ‘nak kamu nggak<br />

usah saya obati ya karena kita mau bikin<br />

taman di depan rumah, biar rumah kita<br />

bagus’. Kan kurang ajar bapaknya kalau<br />

kayak begitu. Nggak boleh dong. Yang<br />

cepat ini orang mau mati ini ditolong dulu,”<br />

lanjut Fahri.<br />

Sebelumnya, beberapa rumah sakit<br />

mengumumkan bahwa tidak lagi menerima<br />

pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan<br />

tercatat berlaku sejak tanggal 1 <strong>Januari</strong><br />

<strong>2019</strong>. BPJS Kesehatan mengatakan bahwa<br />

ini terkait masalah akreditasi rumah sakit.<br />

Sementara, pihak rumah sakit mengatakan<br />

putusnya kontrak dengan BPJS Kesehatan<br />

diakibatkan karena ketidaksanggupan<br />

BPJS untuk membayar utang dari BPJS<br />

Kesehatan kepada pihak rumah sakit. (dtc)<br />

TANJUNG SELOR – Pemprov<br />

<strong>Kaltara</strong> melalui Dinas Kependudukan<br />

dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)<br />

<strong>Kaltara</strong> mengungkap bahwa<br />

proses perekaman e-KTP yang<br />

sudah dilakukan sebesar 103,04<br />

persen, selama 2018 lalu. Bahkan<br />

dalam proses perekaman tersebut,<br />

<strong>Kaltara</strong> berada di peringkat<br />

kedua secara nasional persentase<br />

perekaman di bawah Kepulauan<br />

Riau (Kepri).<br />

Realisasi capaian berkat program<br />

yang dilakukan Disdukcapil<br />

berupa Sistem Pelayanan Administrasi<br />

Kependudukan untuk<br />

Wilayah Perbatasan (Pelandukilat).<br />

Sebagaimana dikatakan Sekretaris<br />

Disdukcapil <strong>Kaltara</strong> Sumaji, untuk<br />

tahun ini kebijakan masih sama<br />

dengan tahun lalu. Proses perekaman<br />

wilayah perbatasan menjadi<br />

Kapolda<br />

Segera Usulkan<br />

ke Mabes Polri<br />

TARAKAN – Wakapolres Tarakan<br />

Kompol Riski Fara Shandy<br />

menyampaikan kebutuhan senja<br />

api (senpi) yang perlu segera ditambah.<br />

Hal itu diajukan saat kunjungan<br />

Kapolda <strong>Kaltara</strong> Brigjen<br />

Indrajit ke Polres Tarakan, Senin<br />

(7/1). Kesempatan itu juga dibahas<br />

mengenai keamanan dan<br />

ketertiban wilayah.<br />

Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira<br />

Midyahwan saat dikonfirmasi<br />

mengungkapkan, senjata<br />

yang ada saat ini merupakan<br />

senjata yang lama dan amunisinya<br />

terbatas. Kebijakan dari<br />

Kapolri Jendral Tito Karnavian<br />

untuk pengadaan senpi disambut<br />

Yudhistira dengan mengusulkan<br />

melalui Polda <strong>Kaltara</strong>.<br />

“Kurang lebih 60 persen senpi<br />

yang ada rusak dan perlu diganti.<br />

Sesuai dengan kebutuhan,<br />

kurang lebih sekitar 100<br />

senpi jenis genggam yang akan<br />

kami usulkan. Senpi yang lama,<br />

ada yang rusak dan ada yang<br />

masih bisa dipakai, tapi perlu<br />

perawatan terus menerus, cuma<br />

pelurunya model lama kan susah<br />

juga,” katanya.<br />

Selain senpi, kata Kapolres,<br />

ia juga mengusulkan pembangunan<br />

fisik untuk penambahan<br />

ruangan dan menambah kendaraan<br />

sepeda motor roda empat.<br />

Termasuk mengusulkan pembentukan<br />

Polsek Tarakan Tengah,<br />

mengikuti Kecamatan Tarakan<br />

Tengah yang memiliki wilayah<br />

luas dan berada di pusat kota.<br />

“Saat ini, sudah ada Polsubsektor<br />

Tengah, sebagai cikal<br />

bakal Polsek Tarakan Tengah.<br />

Tinggal menunggu persetujuan<br />

dari Mabes Polri, tapi tetap memerlukan<br />

lokasi untuk pembangunan<br />

riilnya,” ujarnya.<br />

Diakui, terkait pembentukan<br />

prioritas. “Belum ada yang berubah<br />

programnya karena memang efektif.<br />

Jadi dengan adanya program<br />

Pelandukilat sangat membantu,<br />

agar perekaman bisa berjalan lancar,”<br />

terangnya, Senin (7/1).<br />

Selain menuntaskan perekaman<br />

KTP-el, Disdukcapil pun menjemput<br />

bola dan merekam bagi<br />

calon pemilih pemula. Bahkan<br />

Disdukcapil sudah melaksanakan<br />

perekaman terhadap pemilih pemula,<br />

sesuai instruksi Kementerian<br />

Dalam Negeri (Kemendagri), pada<br />

27 - 31 Desember lalu. Disebutkan<br />

Sumaji, ada tiga kabupaten yakni<br />

Kabupaten Tana Tidung (KTT),<br />

Malinau dan Nunukan.<br />

Lanjutnya, daerah-daerah yang<br />

dituju merupakan yang sulit dijangkau,<br />

termasuk sekolah. Karena<br />

dalam pemilih pemula sasarannya<br />

Banyak Senapan Api Polres<br />

Tak Layak Fungsi<br />

Polsek Tarakan Tengah ini sudah<br />

pernah dilakukan kajian. Namun<br />

hingga saat ini belum ada lokasi<br />

atau bangunan yang digunakan<br />

sebagai Kantor Polsek. Pihaknya<br />

juga sudah pernah mengusulkan<br />

ke Pemda dan Pertamina, jika<br />

memiliki tanah luas untuk bisa digunakan<br />

sebagai pembangunan<br />

Polsek Tarakan Tengah.<br />

“Belum ada jawaban sampai<br />

saat ini, tapi masih kami koordinasikan.<br />

Personel juga nanti<br />

akan dirintis, dimulai pengisian<br />

beberapa orang baru hingga jumlahnya<br />

mencukupi. Kalau untuk<br />

Polsek, idealnya hanya 30 sampai<br />

50 orang personel saja saya<br />

kira sudah cukup,” ungkapnya.<br />

Polda <strong>Kaltara</strong>, sambungnya,<br />

juga akan mulai mempersiapkan<br />

kesiapan personel setelah nanti<br />

dibangun Sekolah Polisi Negara<br />

(SPN) di Malinau. Diharapkan,<br />

selanjutnya akan lebih mempercepat<br />

pemenuhan anggota,<br />

Disdukcapil Klaim Tuntaskan Sebelum Pemilu<br />

Persentase Perekaman Urutan Kedua Nasional<br />

pelajar yang sudah berhak mengantongi<br />

identitas kependudukan.<br />

“Kami yakin sebelum Pemilu, proses<br />

perekaman, khususnya untuk pemilih<br />

pemula bisa tuntas,” sebutnya.<br />

Adapun untuk Kota Tarakan dan<br />

Kabupaten Bulungan, daerahnya<br />

masih mudah terjangkau. Berbeda<br />

dengan tiga kabupaten lainnya<br />

yang harus dilakukan jemput bola.<br />

“Untuk wilayah perbatasan, proses<br />

jemput bola bagi pemilih pemula<br />

dilakukan di kecamatan. Untuk<br />

Tarakan dan Bulungan langsung<br />

ke kantor Disdukcapil masingmasing,”<br />

bebernya.<br />

Realisasi untuk perekaman pemilih<br />

pemula tidak terlalu banyak,<br />

yakni 5 persen. Dikarenakan, saat<br />

dilakukan jemput bola ada pelajar<br />

yang berangkat dan pindah kediaman.<br />

“Capaian ini pun sudah<br />

kita serahkan ke Kemendagri,”<br />

imbuhnya.<br />

Namun, ia mengakui, yang masih<br />

selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />

foto : sahida/koran kaltara<br />

KUNKER : Kapolda <strong>Kaltara</strong> saat melakukan kunker ke Polres Tarakan dan memberikan pengarahan kepada<br />

pejabat dilingkungan Polda <strong>Kaltara</strong> dan Polres Tarakan, pagi tadi (7/1/<strong>2019</strong>).<br />

namun tetap diperlukan dukungan<br />

dari Pemda setempat dan<br />

Pemprov <strong>Kaltara</strong>.<br />

Sementara itu, Kapolda <strong>Kaltara</strong><br />

Brigjen Pol Indrajit memastikan<br />

akan menindaklanjuti usulan senpi<br />

ini ke Mabes Polri. Diakuinya<br />

juga, kebutuhan senpi di daerah<br />

bukan berkaitan dengan soal<br />

minim atau senpi yang tidak sesuai<br />

standar, tetapi karena harus<br />

mengikuti perkembangan jaman.<br />

“Karena semua kan berkembang,<br />

kejahatan berkembang,<br />

jumlah situasi juga berkembang,<br />

jadi membutuhkan senjata<br />

yang bisa mengikuti jaman.<br />

Senpi yang ada saat ini, sudah<br />

memenuhi syarat juga, tetapi<br />

selain meningkatkan personel,<br />

kemampuannya dan sarana<br />

prasarana untuk menghadapi<br />

tantangan,” katanya.<br />

Ia juga memastikan meski<br />

keterbatasan senpi yang ada,<br />

kinerja personel Polri tetap harus<br />

maksimal. Bahkan, Kapolda<br />

juga mengungkapkan baru saja<br />

berhasil membekuk pelaku pencurian<br />

dengan kekerasan, berinisial<br />

YG.<br />

“Si YG ini termasuk residivis<br />

dan berulang kali masuk penjara.<br />

Waktu tertangkap bawa sabu,<br />

ternyata ada senpi. Akan kami<br />

kenakan pasal kepemilikan senpi<br />

ilegal, sabu dan perampokan<br />

tambak,” tegasnya.<br />

Soal kebutuhan senpi di daerah,<br />

disampaikan Kabid Humas<br />

Polda <strong>Kaltara</strong>, AKBP Berliando,<br />

terkait kebutuhan senpi dalam<br />

organisasi Polri akan dikaji oleh<br />

Pusat Penelitian dan Pengembangan<br />

Polri, termasuk untuk<br />

mengkaji spek senjata yang<br />

sudah tidak layak lagi. “Misalnya<br />

harus ditingkatkan dari yang sebelumnya<br />

revolver beralih ke pistol,<br />

tapi dilihat juga dari kondisi<br />

wilayah dan ancaman keamanan<br />

didaerah,” ungkapnya. (saf)<br />

menjadi kendala persoalan blangko<br />

e-KTP adalah ketika blangko<br />

kekurangan. Untuk jumlah blangko<br />

pun ditentukan Kemendagri dan<br />

harus mengambil sendiri. “Kita<br />

sudah usulkan 12 keping, tapi direalisasikan<br />

jumlahnya tak sesuai,”<br />

ungkapnya. (zz)<br />

foto : dok/koran kaltara<br />

PEREKAMAN: Warga perbatasan dapat mengurus administrasi kependudukan<br />

tanpa harus mendatangi Kantor Disdukcapil.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!