#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
IPTEK<br />
23 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />
Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />
selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />
Mahasiswa Indonesia<br />
Teliti Teknologi Nano<br />
Di Pusat Riset<br />
Terkemuka Dunia<br />
di Jerman<br />
JAKARTA- I Putu Eka Widya<br />
Pratama adalah mahasiswa Indonesia<br />
yang menjadi bagian dari<br />
tim peneliti teknologi nano di salah<br />
satu pusat riset terkemuka di dunia,<br />
Forschüngszentrum (FZ) Jülich.<br />
Mahasiswa semester akhir program<br />
Master jurusan Fisika RWTH<br />
Aachen ini melakukan penelitian di<br />
FZ Jülich sebagai bagian dari penyelesaian<br />
tesisnya di ranah fisika<br />
eksperimental.<br />
Pria yang biasa disapa Eka itu<br />
tergabung dalam kelompok riset Nanoscale<br />
Charge Transport Studied by<br />
Multi-Tip Scanning Probe Microscopy<br />
di pusat penelitian sains dan teknologi.<br />
Apa eksperimen yang ia lakukan<br />
dan bagaimana hasil penelitiannya?<br />
Simak bincang-bincang Eka dengan<br />
media DW berikut ini.<br />
Deutsche Welle (DW): Eka, bisa<br />
kamu jelaskan secara sederhana<br />
apa yang kamu lakukan di kelompok<br />
riset ini?<br />
Eka: Proyek saya adalah untuk<br />
membuat suatu jarum berukuran nanometer<br />
(nm) yang akan digunakan<br />
pada atomic force microscopy (AFM)<br />
untuk menganalisis semikonduktor<br />
nanochipsebelum digunakan pada<br />
teknologi ponsel pintar maupun komputer.<br />
AFM adalah alat untuk melihat<br />
benda yang berukuran nanometer,<br />
karena mikroskop optikal hanya bisa<br />
melihat benda berukuran mikrometer.<br />
Apa hasil yang kamu dapatkan<br />
dari penelitian di FZ Jülich? Bisa<br />
juga jelaskan bagaimana penerapan<br />
praktis dalam kehidupan sehari-hari<br />
dari topik yang kamu teliti?<br />
Hasil yang saya dapatkan dari penelitian<br />
ini adalah sebuah jarum yang<br />
berukuran nano dengan radius 10<br />
nm. Jarum nano ini dapat digunakan<br />
untuk menganalisis nanochip (chip<br />
berukuran sangat kecil yang saat ini<br />
diaplikasikan ke perangkat ponsel<br />
pintar-red).<br />
Apa yang membuatmu tertarik<br />
dengan fisika eksperimental?. Saya<br />
sangat tertarik dengan teknologi<br />
masa depan. Fisika adalah salah satu<br />
cara untuk ikut berkontribusi dalam<br />
pengembangan teknologi terbaru<br />
untuk masa depan.<br />
Apa pengalamanmu yang paling<br />
berkesan menjadi satu-satunya<br />
orang Indonesia yang tergabung<br />
dalam kelompok riset internasional<br />
di bawah pengawasan seorang profesor<br />
Jerman?. Pengalaman paling<br />
berkesan bagi saya adalah ketika<br />
diberi kesempatan dan kepercayaan<br />
oleh profesor untuk menuntun, membimbing<br />
dan menjelaskan proyek<br />
yang telah saya kerjakan kepada<br />
seorang mahasiswa S2 yang akan<br />
menulis tesisnya di grup riset kami.<br />
Sebagai seorang pemuda Indonesia,<br />
yang berkiprah di ranah penelitian<br />
teknologi internasional, menurutmu<br />
hambatan apa sebenarnya<br />
yang dimiliki Indonesia untuk bisa<br />
Menanti Mode Gelap di WhatsApp<br />
JAKARTA- Tren mode gelap<br />
(dark mode) di sejumlah aplikasi<br />
teknologi terus merambat dari<br />
satu ke yang lainnya. Kini giliran<br />
WhatsApp yang akan segera punya<br />
mode tersebut. Sebagai aplikasi<br />
pesan instan yang paling banyak<br />
dipakai di seluruh dunia, tak terkecuali<br />
di Indonesia, WhatsApp tentu<br />
berupaya hadir dengan fitur-fitur<br />
layanan yang memanjakan para<br />
pengguna setianya.<br />
Seperti dikutip dari Phone World,<br />
Senin (7/1/<strong>2019</strong>), dalam pembaruan<br />
teranyarnya dalam waktu dekat,<br />
I Putu Eka Widya Pratama, mahasiswa Indonesia yang menjadi bagian dari tim<br />
peneliti teknologi nano<br />
menjadi terdepan layaknya Jerman<br />
di bidang penelitian dan teknologi?<br />
Pertama, kolaborasi dari berbagai<br />
disiplin ilmu masih kurang. Kita masih<br />
terlalu konservatif dengan bidang penelitian<br />
masing-masing. Contohnya,<br />
dalam grup penelitian saya terdapat<br />
orang dengan disiplin ilmu kimia,<br />
material sains, nano sains dan fisika.<br />
Kami sama-sama berkolaborasi<br />
untuk pengembangan alat analisis<br />
semikonduktor chip.<br />
Hambatan yang kedua menurut<br />
saya yakni apresiasi untuk para<br />
peneliti di Indonesia masih sedikit.<br />
Terakhir, fasilitas penelitian kita<br />
masih kurang dibandingkan jerman.<br />
Apa yang bisa Indonesia pelajari<br />
dari Jerman, terutama terkait pemajuan<br />
bidang penelitian dan teknologi?.<br />
Yang dapat dipelajari dari Jerman<br />
bagaimana para peneliti Jerman<br />
bekerja secara efektif, disiplin dan<br />
juga memiliki ide-ide kreatif dalam<br />
pengembangan ilmu dan teknologi.<br />
Apa rencanamu setelah lulus?.<br />
Rencana setelah lulus saya ingin<br />
melanjutkan pendidikan doktor dalam<br />
bidang teknologi nano dan bekerja di<br />
salah satu perusahaan pembuatan<br />
nano chip. (lp6)<br />
WhatsApp dilaporkan sudah bakal<br />
menghadirkan fitur dark mode atau<br />
mode gelap.<br />
Beberapa bulan lalu Facebook,<br />
selaku induk perusahaan WhatsApp,<br />
juga sudah mengembangkan<br />
mode gelap khusus untuk aplikasi<br />
mobile-nya. Baru-baru ini perusahaan<br />
itu pun telah menguji fitur<br />
tersebut di Facebook Messenger.<br />
Itu sebabnya, kedatangan mode<br />
gelap di WhatsApp diprediksi takkan<br />
berlangsung lama lagi.<br />
Sejauh ini, sejak pertama kali<br />
meluncur pada 2009 lalu, WhatsApp<br />
baru menyediakan perubahan<br />
latar belakang chatting<br />
di aplikasi penggunanya. Hal itu<br />
sebagai satu-satunya cara kustomisasi<br />
minimal.<br />
Bilamana mode gelap benarbenar<br />
hadir di WhatsApp, boleh jadi<br />
ini akan mempermudah para penggunanya<br />
yang kesulitan melihat<br />
tulisan karena latar belakangnya<br />
yang cerah. Atau malah sebaliknya,<br />
buat sebagian pengguna bisa saja<br />
mode gelap jadi bikin WhatsApp<br />
kehilangan pesona.<br />
Sembari menunggu mode gelap<br />
di WhatsApp, kamu pun setidaknya<br />
bisa beradaptasi dulu dengan<br />
“menggelapkan” percakapan di aplikasi<br />
messaging tersebut. Caranya,<br />
setelah membuka WhatsApp kamu<br />
mesti mengetuk titik tiga di pojok<br />
atas lalu masuk ke Settings > Chats<br />
> Wallpaper.<br />
Setelah itu masuk ke “Solid<br />
Color” dan tinggal pilih saja wallpaper<br />
warna hitam kelam. WhatsAppmu,<br />
di bagian percakapan, pun kini<br />
punya “mode gelap”. Nah, kamu sebagai<br />
Ineters bagaimana, antusias<br />
atau tidak menyambut WhatsApp<br />
yang punya mode gelap?. (dtc)<br />
Saingi Samsung,<br />
Google Bikin<br />
Ponsel Lipat<br />
JAKARTA- Google dikabarkan<br />
akan membuat ponsel dengan fitur<br />
lipat menyusul beberapa vendor<br />
lain. Ponsel ini direncanakan hadir<br />
pada 2020. Dilansir dari laman<br />
Gadgets NDTV, Senin (7/1/<strong>2019</strong>),<br />
ponsel ini kemungkinan memiliki<br />
desain yang mirip ponsel lipat<br />
Samsung yang dirancang dengan<br />
Infinity Flex Display-nya.<br />
Panel layar fleksibel dipamerkan<br />
di Samsung Developer Conference<br />
(SDC 2018) di San Francisco,<br />
California pada November<br />
tahun lalu. Blogger Rusia, Eldar<br />
Murtazin tahun lalu mengklaim<br />
bahwa Google sedang mengerjakan<br />
sebanyak tujuh smartphone.<br />
Dari portofolio itu, dua model<br />
sudah memulai debutnya sebagai<br />
Pixel 3 dan Pixel 3 XL dan empat<br />
model dikatakan sebagai upgrade<br />
ke jajaran Pixel yang ada dari<br />
waktu ke waktu.<br />
Murtazin, bagaimanapun, menyebutkan<br />
bahwa salah satu dari<br />
tujuh perangkat adalah smartphone<br />
dengan tampilan yang<br />
fleksibel. Murtazin menyarankan<br />
dalam sebuah posting di blog<br />
Mobile-Review.com bahwa smartphone<br />
Google yang menampilkan<br />
layar fleksibel adalah prototipe<br />
untuk 2020.<br />
Untuk informasi, pada Android<br />
Dev Summit November lalu,<br />
Google mengumumkan berbagai<br />
optimisasi untuk mendukung<br />
smartphone yang dapat dilipat.<br />
“Kami mengoptimalkan Android<br />
untuk faktor bentuk baru ini. Dan,<br />
membuat perubahan untuk membantu<br />
pengembang di mana pun<br />
memanfaatkan kemungkinan yang<br />
diciptakan ini untuk pengalaman<br />
baru yang luar biasa, cara baru<br />
untuk melibatkan dan menyenangkan<br />
pengguna Anda,” kata<br />
Stephanie Cuthbertson, Direktur<br />
Manajemen Produk, menulis<br />
dalam posting blog yang ditujukan<br />
kepada pengembang. (okz)<br />
Rumor iPhone <strong>2019</strong>: Namanya iPhone XI,<br />
Punya 3 Kamera Belakang<br />
JAKARTA- Trio iPhone XS, XS<br />
Max, dan XR memang baru berusia<br />
beberapa bulan. Tapi Apple telah<br />
menyiapkan iPhone yang akan jadi<br />
penerusnya di tahun <strong>2019</strong>. Untuk<br />
tahun ini, iPhone diperkirakan<br />
masih menggunakan desain notch<br />
sama seperti sebelumnya. Tapi<br />
berdasarkan bocoran dari Steve<br />
Hemmerstoffer alias @OnLeaks,<br />
akan ada perubahan yang cukup<br />
radikal dari desain iPhone <strong>2019</strong>.<br />
Dilansir dari Forbes, Senin<br />
(7/1/<strong>2019</strong>), iPhone <strong>2019</strong> itu bakal<br />
disebut iPhone XI dan mengusung<br />
tiga kamera belakang. Tapi yang<br />
sedikit mencengangkan adalah<br />
susunan ketiga kameranya.<br />
Jika sebelumnya kamera belakang<br />
iPhone identik dengan<br />
susunan vertikal, ketiga kamera<br />
belakang dan LED flash “iPhone XI”<br />
ini diklaim tersusun dalam bentuk<br />
kotak dengan susunan menyerupai<br />
Huawei Mate 20. Kamera ini juga<br />
ditempatkan di sisi kiri atas dengan<br />
susunan yang tidak simetris.<br />
Belum diketahui rincian tentang<br />
masing-masing sensor pada ketiga<br />
kamera belakang tersebut. Tapi<br />
jika mengikuti desain iPhone sebelumnya<br />
maka kolom sebelah kiri<br />
merupakan kamera utama dan lensa<br />
telephoto. Selanjutnya, kolom sebelah<br />
kanan merupakan LED flash,<br />
mikrofon, dan satunya lagi terlihat<br />
seperti kamera Time-of-Flight (ToF).<br />
Kamera ToF sendiri merupakan<br />
teknologi buatan Sony yang memungkinkan<br />
iPhone di masa depan<br />
untuk membuat peta 3D apa pun<br />
secara rinci dalam jarak lima meter.<br />
Fitur ini sangat berguna untuk meningkatkan<br />
experience saat bermain<br />
game dan menggunakan aplikasi<br />
augmented reality (AR).<br />
Saat ini, “iPhone XI” disebutsebut<br />
masih dalam tahap Engineering<br />
Validation Test dalam proses<br />
pengembangan. Artinya, desain<br />
produk akhir bisa saja berubah dari<br />
bocoran. (dtc)<br />
Muncul rumor soal penerus iPhone XS, yang kabarnya bakal dinamai iPhone<br />
XI dan punya tiga kamera belakang.