#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
kaltara<br />
16 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />
Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />
selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />
Ratusan Jenis<br />
Anggrek Tumbuh<br />
di Kayan Mentarang<br />
TANJUNG SELOR – Taman Nasional<br />
Kayan Mentarang (TNKM)<br />
yang tersebar di Kabupaten Malinau<br />
dan Kabupaten Nunukan, Kalimantan<br />
Utara memiliki kekayaan hayati dan<br />
ekosistem yang beraneka ragam sebagai<br />
daya tarik obyek wisata.<br />
Kepala Dinas Pariwisata <strong>Kaltara</strong><br />
Ahmad Hairani menuturkan, saat ini<br />
terdapat sekitar 500 jenis tanaman<br />
anggrek dan beberapa jenis kantung<br />
semar, 25 jenis kayu rotan, 210 jenis<br />
burung, 68 jenis reptilia, 33 jenis<br />
amphibi, 43 jenis ikan, 76 spesies<br />
mamalia dan jenis mahkluk lainnya<br />
di lokasi terssebut.<br />
Lanjutnya, daya tarik tersebut<br />
diharapkan mampu menjadi daya<br />
tarik bagi wisatawan yang menyukai<br />
keindahan alam. Apalagi dengan<br />
didukung masuknya TNKM sebagai<br />
salah satu dari 88 destinasi Kawasan<br />
Strategis Pariwisata Nasional<br />
(KSPN), diharapkan juga bisa memberikan<br />
akses dan infrastruktur yang<br />
membuat wisatawan bisa semakin<br />
nyaman.<br />
“Memang tidak kita pungkiri, Kayan<br />
Mentarang ini secara akses cukup sulit<br />
untuk dijangkau. Sehingga dengan<br />
masuknya sebagai proyek nasional,<br />
diharapkan bisa menjadi solusi agar<br />
TNKM menjadi magnet pariwisata di<br />
<strong>Kaltara</strong>,” terang Hairani, Senin (7/1).<br />
Di sisi lain, dia menargetkan,<br />
tahun ini geliat pariwisata lokal<br />
bisa menjadi lebih diminati para<br />
wisatawan. Menurutnya, <strong>Kaltara</strong> tercatat<br />
memiliki 450 obyek wisata yang<br />
terbagi ke dalam sembilan kriteria<br />
destinasi. Sehingga butuh banyak<br />
perhatian agar seluruhnya bisa dilirik<br />
masyarakat dan mengalahkan obyek<br />
wisata luar daerah yang terlebih<br />
dahulu terkenal.<br />
“Rencana Induk Pariwisata Provinsi<br />
kita sudah ada. Sehingga ada dasar<br />
untuk skema pemberdayaan obyek<br />
– obyek wisata di <strong>Kaltara</strong>. Sehingga<br />
ketika memasuki momen liburan<br />
contohnya, masyarakat tidak perlu<br />
lagi pergi ke luar daerah untuk berwisata,”<br />
ujarnya.<br />
Soal dampak dengan hidupnya pariwisata<br />
lokal, diterangkannya, memiliki<br />
banyak implikasi yang positif.<br />
Baik dari upaya menjaga kelestarian,<br />
menyediakan sarana edukasi berbasis<br />
lingkungan, membentuk citra<br />
suatu daerah, mendukung kegiatan<br />
ekonomi berbasis kerakyatan dan<br />
beberapa fungsi lainnya.<br />
“Terdapat efek domino ketika pariwisata<br />
kita bisa dikelola dengan<br />
maksimal. Ini yang menjadi tugas bagi<br />
kita. Meski skala nya jangka panjang,<br />
namun setidaknya realisasi per tahap<br />
bisa segera dirasakan masyarakat,”<br />
pungkasnya. (ag)<br />
Soal “<strong>Kaltara</strong> Cerdas”,<br />
Dewan Pendidikan Didemo Lagi<br />
Hari Ini, DPRD<br />
akan Fasilitasi<br />
Pertemuan<br />
TANJUNG SELOR - Puluhan<br />
mahasiswa yang tergabung dalam<br />
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)<br />
Tanjung Selor kembali melakukan<br />
aksi demonstrasi di depan Kantor Dewan<br />
Pendidikan Provinsi <strong>Kaltara</strong> yang<br />
terletak di bilangan Binjai, Senin (7/1)<br />
pagi. Mereka ingin mempertanyakan<br />
soal realisasi beasiswa “<strong>Kaltara</strong> Cerdas”<br />
yang dianggap tidak transparan.<br />
Di tengah gerimis, para mahasiswa<br />
menyampaikan sejumlah orasi yang<br />
intinya ingin bertemu langsung dengan<br />
Ketua Dewan Pendidikan, untuk<br />
mendengar klarifikasi soal perubahan<br />
Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan<br />
pendidikan yang digelontorkan melalui<br />
APBD <strong>Kaltara</strong> 2018 lalu.<br />
Koordinator Lapangan (Korlap)<br />
pada aksi itu, Nian Kurniawan mengatakan,<br />
inisiatif turun ke jalan muncul<br />
setelah banyak penerima Beasiswa<br />
“<strong>Kaltara</strong> Cerdas” yang mengeluhkan<br />
tidak adanya sosialisasi pada<br />
perubahan Juknis yang berimbas<br />
pada menurunnya nominal bantuan<br />
pendidikan yang didapat.<br />
“Pada hari ini kami kembali turun<br />
ke jalan untuk menyampaikan apa yg<br />
menjadi aspirasi masyarakat. Tanpa<br />
lelah kami akan terus mengawal segala<br />
kebijakan-kebijakan yg dianggap<br />
tidak memprioritaskan kepentingan<br />
masyarakat,” ujarnya kepada <strong>Koran</strong><br />
<strong>Kaltara</strong> di sela aksi demo.<br />
Kurniawan menyebut, Dewan Pendidikan<br />
tidak tanggap akan keluhan<br />
yang disampaikan mahasiswa. Bahkan,<br />
beberapa upaya secara kelem-<br />
TANJUNG SELOR – Keberadaan<br />
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS)<br />
<strong>Kaltara</strong> di tahun <strong>2019</strong>, ditargetkan<br />
bisa memberi kontribusi bagi kemajuan<br />
provinsi ke 34 ini. Terlebih, data<br />
yang menjadi core bussines BPS,<br />
merupakan salah satu komponen<br />
yang mengawal kinerja pembangunan<br />
daerah.<br />
Kepala BPS <strong>Kaltara</strong>, Eko Marsoro<br />
menyampaikan, dengan berdirinya<br />
BPS di Bumi Benuanta – Sebutan<br />
<strong>Kaltara</strong>, pengelolaan data dari seluruh<br />
sektor, ditarget bisa lebih cepat.<br />
Mengingat, koordinasi dan komunikasi<br />
dengan seluruh stake holder,<br />
Foto : Dicky Umacina/<strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong><br />
AKSI UNJUK RASA - Puluhan mahasiswa dari HMI Tanjung Selor berdemo di<br />
depan Kantor Dewan Pendidikan Provinsi <strong>Kaltara</strong>, Senin (7/1).<br />
bagaan yang coba ditempuh oleh<br />
mahasiswa pun dianggap Kurniawan<br />
sangat jauh dari yang diharapkan.<br />
“Seperti yang kita ketahui bersama<br />
bahwasanya kami sudah melakukan<br />
berbagai upaya agar bisa bertemu<br />
dan berdiskusi dengan Ketua Dewan<br />
Pendidikan Provinsi Kalimantan<br />
Utara. Pertama, kami sudah<br />
menyurati dewan pendidikan untuk<br />
audiensi, namun tidak ditanggapi oleh<br />
pihak dewan pendidikan. Kedua, kami<br />
datang dalam aksi damai dan kantor<br />
dewan pendidikan <strong>Kaltara</strong> sedang<br />
dalam keadaan kosong. Kemudian<br />
yg ketiga kalinya kami mencoba untuk<br />
turun kembali dalam aksi damai, tapi<br />
lagi-lagi tidak bertemu dengan ketua<br />
dewan pendidikan,” keluhnya.<br />
Kurniawan menuturkan, ada beberapa<br />
poin penting yang perlu<br />
dievaluasi bersama dengan Dewan<br />
Pendidikan agar beasiswa itu efektif<br />
untuk peningkatan mutu pendidikan.<br />
Namun demikian, niat untuk duduk<br />
satu meja dengan Ketua Dewan<br />
Pendidikan selalu urung terlaksana.<br />
“Dalam hal ini terkhusus pada<br />
secara jarak tidak lagi terhitung jauh.<br />
“Lebih pendek jarak, tentu lebih<br />
baik karena semakin memudahkan.<br />
Pemda saat ini juga tidak perlu lagi<br />
repot-repot undang teman-teman<br />
(BPS) dari Kaltim di Samarinda,” kata<br />
Eko saat dikonfirmasi <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong>,<br />
Senin (7/1).<br />
“Pengguna data dari masyarakat,<br />
akademisi, pengusaha dan lainnya,<br />
juga bisa lebih mudah dalam memperoleh<br />
data sesuai kebutuhannya,”<br />
tambahnya. EkoEko sangat berharap,<br />
ada respon baik dari seluruh komponen<br />
masyarakat, instansi pemerintah<br />
dan swasta yang notabene<br />
dewan pendidikan <strong>Kaltara</strong>, pertama<br />
sebelum masuk ke evaluasi kebijakan<br />
dan kinerja dewan pendidikan perlu<br />
kita evaluasi bahwasanya upaya kami<br />
tidak ditanggapi dengan baik oleh dewan<br />
pendidikan kaltara dengan dalih<br />
ada urusan yg lebih di prioritaskan,”<br />
kata dia lagi.<br />
Harusnya, menurut Kurniawan, jika<br />
ada perubahan Juknis, Dewan Pendidikan<br />
selaku lembaga teknis yang<br />
bertanggungjawab harusnya menggalakan<br />
sosialisasi kepada penerima<br />
bantuan. “Mengenai kebijakan dan<br />
kinerja dewan pendidikan kaltara ada<br />
banyak hal yang menjadi bahan kajian<br />
kami, diantaranya adalah Juknis<br />
penyaluran beasiswa kaltara cerdas<br />
yang berubah di last minute, yang<br />
kami anggap tidak sesuai dengan<br />
seharusnya,” urainya.<br />
Sementara itu, Sekertaris Dewan<br />
Pendidikan, Suriansyah mengaku,<br />
secara kelembagaan Dewan Pendidikan<br />
menerima dengan baik tuntutan<br />
yang disampaikan oleh para mahasiswa<br />
dan siap untuk memberikan<br />
klarifikasi. Namun, karena mahasiswa<br />
merupakan sumber data. Sehingga<br />
feedback yang diberikan BPS, menjadi<br />
kompeten dan dapat digunakan<br />
sebagai referensi berkualitas.<br />
“Syarat data berkualitas, tentu mengacu<br />
sumber datanya. Kalau sumber<br />
daya nya berkualitas dengan jujur dan<br />
pro aktif, tentu hasilnya berbanding<br />
lurus,” ujar Eko.<br />
Ditanya soal gambaran tantangan<br />
BPS di <strong>Kaltara</strong>. Eko menyampaikan,<br />
lebih pada persoalan geografis sebagai<br />
daerah perbatasan. “Kita sadari,<br />
sumber data kita tidak hanya di<br />
Tanjung Selor dan Tarakan saja. Tapi<br />
ada juga di daerah perbatasan yang<br />
menuntut agar polemik ini dikonfirmasi<br />
langsung oleh Ketua Dewan<br />
Pendidikan Herwansyah, maka hal<br />
tersebut terpaksa tidak terlaksana.<br />
“Padahal secara struktural kita<br />
ini sistemnya kolektif kolegial. Artinya<br />
tanpa ada ketua juga kita bisa<br />
melakukan klarifikasi. Kami juga<br />
sudah siapkan data untuk mengklarifikasi<br />
itu,” urainya.<br />
Perbedaan pandangan ini kata Dia<br />
menjadi hal wajar. Itu lah mengapa<br />
Dewan Pendidikan pada saat terjadi<br />
demonstrasi meminta perwakilan<br />
mahasiswa untuk berdiskusi bersama.<br />
“Makanya kita ajak duduk satu<br />
meja. Kita mau cari solusi bersama.<br />
Tapi karena mereka maunya ketemu<br />
ketua, sementara yang bersangkutan<br />
sedang ada urusan lain, maka tidak<br />
bisa juga kita menyampaikan kepada<br />
mereka,” tuturnya.<br />
Kecewa karena tak bisa menemui<br />
Ketua Dewan Pendidikan, massa<br />
HMI dari tiga Komisariat (Fisip, Sains<br />
dan Fekon) itu melanjutkan demonstrasi<br />
ke DPRD Provinsi <strong>Kaltara</strong>. Di<br />
DPRD, mereka ditemui langsung<br />
oleh dua Anggota Komisi IV (bidang<br />
pendidikan), H Abdul Rahman Rasyid<br />
dan Muhammad Iskandar. Setelah<br />
melakukan diskusi di ruang sidang<br />
DPRD, maka lembaga perwakilan<br />
rakyat itu setuju untuk memfasilitasi<br />
pertemuan antara Pemprov, DPRD<br />
dan mahasiswa untuk duduk semeja<br />
membahas sejumlah polemik beasiswa<br />
“<strong>Kaltara</strong> Cerdas”.<br />
“Hari ini (kemarin) saya akan langsung<br />
bersurat meminta agar Komisi<br />
IV DPRD, Dewan Pendidikan dan<br />
perwakilan Pemprov agar bisa duduk<br />
bersama jam 10 pagi besok (hari ini)<br />
membahas tuntutan teman-teman mahasiswa<br />
ini,” kata dia singkat. (dik417)<br />
Terbentuk, Faktor Geografis jadi Tantangan BPS <strong>Kaltara</strong><br />
harus naik pesawat atau transportasi<br />
tertentu lainnya,” katanya.<br />
“Jumlah SDM kita juga masih<br />
relatif kurang. Mangkanya kami<br />
selalu menggunakan mitra statistik.<br />
InshaALLAH dengan semangat juang<br />
teman-teman, kita bisa semangat<br />
untuk berjuang di sini,” lanjut Eko.<br />
Adapun untuk BPS di kabupaten<br />
dan kota. Eko meminta, kinerja<br />
mereka dapat lebih terpacu dengan<br />
telah berdirinya BPS <strong>Kaltara</strong>. “Dengan<br />
dekatnya BPS Provinsi, bisa<br />
dibilang mereka lebih terjamin dari<br />
sisi perhatian. Baik materi dan non<br />
materi,” tutupnya.(ag)<br />
Tarik Minat Dokter Spesialis dengan Berikan Insentif<br />
TANJUNG SELOR – Profesi dokter<br />
spesialis di <strong>Kaltara</strong> sangat dibutuhkan.<br />
Terlebih, <strong>Kaltara</strong> akan memiliki Rumah<br />
Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi<br />
tipe B. Di mana dibutuhkan banyak<br />
dokter spesialis. Tak hanya itu, saat<br />
ini di kabupaten kota, juga masih<br />
kekurangan dokter spesialis.<br />
Kepala Dinas Kesehatan <strong>Kaltara</strong><br />
Usman mengatakan, ada beberapa hal<br />
yang dilakukan agar <strong>Kaltara</strong> memiliki<br />
tenaga medis, seperti salah satunya<br />
dokter spesialis yang mencukupi. Di<br />
antaranya dengan memberikan pendidikan<br />
lagi kepada dokter, menjadi dokter<br />
spesialis. Dengan menggunakan dana<br />
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja<br />
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan<br />
dan Belanja Daerah (APBD).<br />
“Mungkin, jika ingin memberikan pendidikan<br />
lagi kepada dokter spesialis<br />
senior,” ungkapnya, Senin (7/1).<br />
Dikatakan, Pemerintah Provinsi<br />
<strong>Kaltara</strong> melalui Dinas Kesehatan<br />
berencana akan menyiapkan Insentif<br />
yang membuat para dokter tertarik<br />
untuk mengabdi di <strong>Kaltara</strong>. “Ini kita<br />
lakukan untuk menarik mereka, agar<br />
mau mengabdi di <strong>Kaltara</strong>,” ucapnya<br />
kepada <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong>.<br />
Sejauh ini, kata dia untuk kebutuhan<br />
idealnya dokter spesialis tercantum<br />
dalam Peraturan Menteri Kesehatan<br />
(Permenkes) Nomor 56 Tahun 2014.<br />
“Sebetulnya berdasarkan fikologi<br />
rumah sakit minimal empat dokter<br />
spesialis untuk satu RSUD. Tapi untuk<br />
rumah sakit yang tipe B itu minimal tiga<br />
dokter spesialis dan ada dua dokter<br />
spesialis penunjang,” jelasnya.<br />
Dokter spesialis, lanjut Usman,<br />
harus didukung dengan fasilitas<br />
penunjang. Misalnya, rumah dinas<br />
serta kendaraan. Hal itu juga menjadi<br />
permasalahan di kabupaten kota. “Itu<br />
yang harus dipikirkan dan itu upaya<br />
kita. Upaya lainnya, mungkin dengan<br />
mengirim dokter spesialis misalnya<br />
yang dari Nunukan berlebih bisa kita<br />
tarik ke Provinsi,” terangnya.<br />
Dengan adanya upaya untuk menarik<br />
perhatian dokter spesialis seperti<br />
memberikan insentif dan membuka<br />
kuota tenaga kesehatan pada rekrukmen<br />
CPNS ini, dirinya yakin kebutuhan<br />
dokter spesialis akan terpenuhi.<br />
Kemudian, lanjutnya, permasalahan<br />
usia pada rekrutmen CPNS yang<br />
membatasi usia akan dikomunikasikan<br />
kembali kepada Badan Kepegawaian<br />
Daerah (BKD) <strong>Kaltara</strong>, serta meminta<br />
untuk diteruskan ke Kemenpan- RB.<br />
“Untuk dokter spesialis ada batasan<br />
umur hingga 40 tahun. Kita harapkan<br />
disetujui,” pungkasnya. (ike815)