07.01.2019 Views

#Test# Koran Kaltara - Selasa, 8 Januari 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tana tidung<br />

15 <strong>Koran</strong> <strong>Kaltara</strong> www.korankaltara.com<br />

Email: redaksi.korankaltara@gmail.com<br />

TANA TIDUNG - Pemadaman listrik<br />

secara bergilir kembali lagi terjadi.<br />

Setelah hampir sebulan lamanya<br />

atau pada awal Desember 2018 terakhir<br />

pemadaman dilakukan oleh pihak<br />

UPTD PLN Cabang Tideng Pale, kini<br />

mulai dilakukan kembali.<br />

Tak tanggung-tanggung, PLN<br />

mengeluarkan jadwal pemadaman<br />

hingga sebulan lamanya terhitung 5<br />

<strong>Januari</strong> lalu sampai 31 <strong>Januari</strong> mendatang.<br />

Pemadaman listrik disebut<br />

terjadi akibat adanya mesin yang<br />

mengalami kerusakan karena terbakar<br />

sehingga dengan kapasitas mesin<br />

yang ada tidak dapat mengcover<br />

kebutuhan seluruh pelanggan di KTT.<br />

TANA TIDUNG - Kendati Tahun<br />

2018 mustahiq atau penerima manfaat<br />

bantuan sedekah dan bantuan<br />

lainnya terutama bagi masyarakat<br />

tak mampu ini maksimal dilakukan<br />

oleh pihak Baznas Kabupaten Tana<br />

Tidung (KTT), akan tetapi pada<br />

Tahun <strong>2019</strong> ini pihak Baznas tetap<br />

melakukan tugasnya melakukan<br />

pendataan ulang kepada para<br />

selasa, 8 <strong>Januari</strong> <strong>2019</strong>, Edisi 1398 Tahun V<br />

Pemadaman Listrik Bergilir Lagi, Dewan Kecewa<br />

Jadwal<br />

Pemadaman<br />

Bergilir hingga<br />

31 <strong>Januari</strong><br />

“Pemadaman listrik bergilir ini<br />

ceritanya seperti sinetron bersambung<br />

yang tidak akan ada habisnya,<br />

kasihan masyarakat dengan<br />

kebiasaan PLN ini memadamkan<br />

listrik, bagaimana dengan perawatan<br />

mesin sebelumnya?, katanya setelah<br />

perawatan minimal 6 bulan kedepan<br />

mesin akan menyala normal tapi belum<br />

cukup 1 bulan PLN pun padam<br />

lagi, ini ada apa dengan mana jemen<br />

dan cara kerja PLN,” ucap Anggota<br />

DPRD, M Yunus Yakau pada Senin<br />

(7/1) kemarin.<br />

Ia menilai, KTT bukan lah kota besar<br />

yang harus mengurus pelanggan<br />

banyak, diperkirakan hanya sekitar<br />

4500 pelanggan saja dengan 7 unit<br />

mesin ditambah 1 mesin berkapasitas<br />

besar dimiliki oleh PLN akan tetapi<br />

pemadaman masih saja terjadi, ia<br />

meyakini jadwal yang dikeluarkan<br />

oleh PLN pun tidak akan sesuai,<br />

sebab biasanya waktu pemadaman<br />

akan lebih cepat setengah sampai<br />

Baznas Data Ulang Mustahiq<br />

mustahiq yang diperkirakan akan<br />

bertambah tanpa diketahui sehingga<br />

pendataan perlu dilakukan<br />

berulang, supaya tidak ada mustahiq<br />

yang seharusnya menerima<br />

bantuan tapi tidak terdata.<br />

Ketua Baznas KTT, Armansyah<br />

Ali pada Senin (7/1) kemarin mengatakan<br />

pihaknya telah turun ke<br />

2 desa yakni Desa Tideng Pale<br />

1 jam dari jadwal yang ada begitupula<br />

saat akan menyala dilebihkan<br />

lai waktunya.<br />

“Kalau waktu menyalanya dilebihkan<br />

waktunya dari jadwal sementara<br />

saat pemadaman akan dimajukan<br />

setengah sampai 1 jam dari jadwal<br />

yang ada, sayang sekali pemerintah<br />

KTT tidak dapat berkutik terkait<br />

kelistrikan ini sebab telah diambil<br />

alih wewenangnya oleh pemerintah<br />

provinsi, mau memberikan subsidi<br />

pun tidak boleh mau melakukan<br />

apapun yang bukan ranahnya justru<br />

akan berakibat fatal, jadi mana tindak<br />

lanjut dari pemerintah provinsi apalagi<br />

kelistrikan ini menyangkut hajat hidup<br />

orang banyak,” pintanya.<br />

Jadwal yang dikeluarkan PLN<br />

selama pemadaman ini hingga 31<br />

<strong>Januari</strong> merupakan waktu yang cukup<br />

panjang yang harus dirasakan<br />

oleh masyarakat KTT, beruntung saja<br />

masyarakat KTT tidak berlaku anarkis<br />

melihat keadaan kelistrikan di KTT ini,<br />

foto: Hanifah/<strong>Koran</strong> kaltara<br />

Baznas saat melakukan pendataan di 2 desa yakni Desa Tideng Pale dan Desa Tideng Pale Timur di Kecamatan<br />

Sesayap<br />

dan Desa Tideng Pale Timur yang<br />

ada di Kecamatan Sesayap selama<br />

beberapa hari berturut-turut<br />

sejak Sabtu (5/1) dengan tujuan<br />

masyarakat tidak mampu akan<br />

mendapatkan haknya apalagi pihaknya<br />

yang aktif di media sosial<br />

(medsos) selalu mengimbau dan<br />

terus mengajak kepada seluruh<br />

masyarakat agar tak segan-segan<br />

bila saja di perkotaan mungkin PLN<br />

akan didatangi massa, jadwal yang<br />

dikeluarkan selama 1 bulan dianggap<br />

sebagai episode sinetron yang tidak<br />

akan ada habis-habisnya.<br />

“Seperti sebelumnya dikeluarkan<br />

jadwal pemadaman sekitar 1 minggu,<br />

setelah itu datang lagi jadwal<br />

ke 2 sampai ke 3, terakhir langsung<br />

didatangi baru dikasih waktu lagi 10<br />

hari menyelesaikan perawatan mesin,<br />

tapi ini berbeda bukan lagi perawatan<br />

mesin tapi ada generatornya yang terbakar,<br />

dipastikan episode jadwalnya<br />

akan bersambung, tolong ini segera<br />

ditindaklanjuti supaya masyarakat<br />

KTT tidak lagi tersiksa,” urainya.<br />

Pemadaman listrik yang dibagi<br />

dalam 2 kawasan memadamkan<br />

sekitar 16 jam setiap harinya, artinya<br />

masyarakat hanya merasakan 8 jam<br />

dapat memanfaatkan listrik dan itupun<br />

waktu pemadaman serta menyalanya<br />

dikurangi dipastikan kurang dari 8 jam<br />

beroperasinya listrik dirumah mamengeluarkan<br />

sedikit rejekinya<br />

yang berlebih dengan cara berbagi<br />

kepada masyarakat yang memang<br />

sangat membutuhkannya seperti<br />

para mustahiq tersebut terdiri dari<br />

janda-janda yang tidak mampu,<br />

orang lanjut usia (lansia) yang tidak<br />

memiliki keluarga guna melanjutkan<br />

hidup mereka termasuk mustahiq<br />

yang memenuhi persyaratan sebagai<br />

mustahiq nantinya.<br />

“Saat melakukan pendataan ada<br />

tambahan mustahiq, alhamdulilah<br />

hasil turun ke lapangan ada saja<br />

tambahan dan mereka ini akan kita<br />

tangani melalui bantuan-bantuan<br />

yang memang diberikan masyarakat<br />

tergolong mampu selama ini,<br />

yang pasti masuk dalam kategori<br />

yakni yang dari segi ekonomi tidak<br />

mampu apalagi ditambah dengan<br />

keadaan tempat tinggalnya yang<br />

tidak layak, tanpa keluarga dan<br />

persoalan lainnya yang mendera<br />

kehidupan mereka setiap harinya<br />

terutama yang berhubungan dengan<br />

kebutuhan makan mereka,”<br />

tambahnya.<br />

Kata dia, masyarakat KTT yang<br />

memiliki penghasilan lebih ada<br />

saja yang memang langsung mendatangi<br />

kantor Baznas yang beralamat<br />

di Jalan Jenderal Sudirman,<br />

Desa Tideng Pale, Kecamatan<br />

Sesayap untuk menyetor sedekah,<br />

zakat harta dan ini semua<br />

memotivasi pihaknya untuk terus<br />

mengajak seluruh masyarakat<br />

KTT membersihkan diri melalui<br />

bantuan-bantuan diberikan sebab<br />

banyak mustahiq yang menunggu<br />

dan membutuhkan untuk disalurkan<br />

bantuan tersebut.<br />

Terkait bantuan yang disalurkan<br />

oleh pihak Baznas biasanya tidak<br />

hanya berupa bantuan kepada mustahiq<br />

berupa makanan (sembako)<br />

dan bantuan pembangunan rumah<br />

layak huni saja akan tetapi bantuan<br />

bagi orang yang sedang sakit dan<br />

membutuhkan biaya perawatan<br />

intensif termasuk bantuan-bantuan<br />

yang diberikan saat dalam keadaan<br />

darurat sekalipun.<br />

“Semoga apa yang kita kerjakan<br />

mendapatkan barokah dan rahmat<br />

bagi semuanya, khususnya<br />

mustahiq yang membutuhkan,<br />

ada kemungkinan selanjutnya kita<br />

akan melakukan pendataan secara<br />

merata, tunggu saja waktunya,”<br />

pungkasnya. (ifa)<br />

syarakat masing-masing, disayangkan<br />

banyak aktivitas yang tertunda<br />

tidak dapat dilakukan masyarakat<br />

terkait pemadaman listrik ini.<br />

“Apa KTT ini kembali lagi ke jaman<br />

dulu saat listrik memang belum ada<br />

dan belum memadai, apa masyarakat<br />

diminta untuk terus membiasakan diri<br />

menggunakan mesin genset sebagai<br />

cadangan penerangan sementara<br />

harga premium ataupun solar menjadi<br />

beban masyarakat, kita berharap<br />

ada keseriusan pemerintah khususnya<br />

pemerintah provinsi menangani<br />

persoalan kelistrikan di KTT ini,”<br />

pintanya.<br />

Terkait hal ini, konfirmasi ke pihak<br />

UPTD PLN Cabang Tideng Pale<br />

sama sekali tidak ada tanggapan<br />

dan semakin sulit dihubungi, jadwal<br />

pemadaman yang dikeluarkan pihak<br />

PLN dianggap terus membebani<br />

masyarakat, masyarakat mengaku<br />

banyak mengalami kerugian atas<br />

ketidaknyamanan ini. (ifa)<br />

Toko Dhuafa<br />

Solusi Bantu<br />

Masyarakat Miskin<br />

TANA TIDUNG - Toko dhuafa yang<br />

dibentuk oleh pihak Baznas Kabupaten<br />

Tana Tidung (KTT) sejak 2 tahun terakhir<br />

berjalan maksimal, dan program toko ini<br />

menjadi solusi bagi masyarakat miskin<br />

atau masyarakat tidak mampu mendapatkan<br />

bantuan haknya yang disalurkan oleh<br />

pihak Baznas, toko ini sendiri menjual<br />

Sembilan bahan pokok (sembako) dengan<br />

harga yang cukup murah yakni setengah<br />

harga dari harga yang berlaku di pasaran<br />

KTT dan diberlakukan gratis bagi kaum<br />

fakir.<br />

“Sebelumnya kita lakukan pendataan<br />

dengan bekerjasama pihak Rukun Tetangga<br />

(RT) sampai dari desa, kecamatan yang<br />

ada sehingga kita tidak salah memberikan<br />

bantuan apa yang menjadi hak bagi penerima<br />

manfaat ini nantinya, toko dhuafa<br />

sendiri dibentuk untuk memenuhi kebutuhan<br />

masyarakat miskin dan fakir, dengan<br />

ketentuan setiap 1 bulan mereka dapat<br />

mengambil sembako dan kartu pengambilan<br />

telah dibuat supaya memudahkan kami<br />

melakukan pendataan dan memberikan<br />

bantuan sesuai data penerima (mustahiq),”<br />

ujar Ketua Baznas KTT, Armansyah Ali<br />

pada Senin (7/1) kemarin.<br />

Ditambahkannya, untuk penerima<br />

masyarakat miskin biasanya akan berbelanja<br />

diberikan setengah harga dari harga<br />

yang diterapkan di pasaran KTT, misal<br />

untuk harga beras normal Rp 300 ribu<br />

persak isi 20 Kilogram (Kg) cuma dijual Rp<br />

150 ribu per 20 Kg nya begitu juga dengan<br />

barang lainnya berlaku sama, sedangkan<br />

kaum fakir mendapatkan keistimewaan lagi<br />

mendapatkan stok sembako secara gratis<br />

dan diantar langsung kerumah mereka<br />

masing-masing.<br />

“Untuk memaksimalkan toko dhuafa<br />

ini, kami terus mengimbau dan mengajak<br />

kepada seluruh masyarakat menunaikan<br />

zakat dan sedekah karena penyaluran<br />

bantuan akan dilakukan segera jika<br />

maksimal kami menerima zakat yang<br />

dilakukan oleh masyarakat dari segi<br />

ekonomi mampu dan mau berbagi dengan<br />

sesama,” jelasnya.<br />

Toko dhuafa sendiri telah terbentuk di 2<br />

kecamatan dari Kecamatan Sesayap dan<br />

Sesayap Hilir yang mengutamakan menyalurkan<br />

bantuan kepada masyarakat yang<br />

membutuhkan supaya mereka dapat bertahan<br />

hidup, penerima manfaat sebelumnya<br />

ada sekitar 300 an orang se KTT. (ifa)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!