Sriwijaya Inflight Magazine Agustus 2018

JOURNEY
61
N
0
Selain simulasi
perang, festival ini juga
menyuguhkan tarian
tradisional, dan balap babi.
Tiap suku mempunyai
perbedaan, bisa dilihat
dari kostum, koteka, serta
lukisan di wajah yang
mereka kenakan. Perbedaan
tersebut menjadi ciri identitas
masing-masing. Pakaian
tradisional laki-laki di suku
Dani, Suku Yali dan Suku Lani
dilengkapi dengan penutup
kepala yang terbuat dari
bulu Cenderawasih atau
Kasuari serta mengenakan
koteka. Koteka adalah pakaian
tradisional Papua untuk kaum
laki-laki yangterbuat dari
kulit labu air tua yang telah
dikeringkan.
Untuk kaum perempuan, mereka mengenakan rok yang
terbuat dari rumput kering atau serat pakis. Pada saat
membawa hasil panen, para perempuan membawanya
dengan menggunakan tas tali atau noken yang diikat di
kepala mereka.
PERANG DIMULAI
Puncak acara Festival Lembah Baliem adalah
pertempuran antara Suku Dani, Suku Yali, dan Suku
Lani saat mereka mengirim prajurit terbaiknya ke
arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran
terbaik mereka. Mereka melempar saling melempar
tombak sambil diiringi jerit-jeritan khas suku masingmasing
dilengkapi dengan tari-tarian perang. Setelah
selesai menyaksikan atraksi-atraksi antar suku, para
pengunjung bisa menikmati makanan tradisional khas
Papua serta melihat-lihat rumah adat mereka yang
disebut dengan Honai.
Selain itu Anda juga dapat dengan mudah membeli suvenir
buatan sendiri dari suku-suku di sana, suvenir tersebut
terdiri dari: koteka, pisau batu, gelang rotan, kalung, noken,
jogal (rok rumput) dan dekorasi kepala lainnya.
M Lembah Baliem.
N Peserta menunggu
giliran untuk tampil.
O Anggota Suku
sedang beristirahat.
P Anggota Suku bersiap
melempar tombak.
| EDISI 90 | AGUSTUS 2018