Sriwijaya Maret 2018
Majalah resmi maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air edisi bulan Maret 2018 Majalah resmi maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air edisi bulan Maret 2018
80 ART & CULTURE A Perang Topat: HARMONISASI UMAT ISLAM DAN HINDU DI PULAU LOMBOK Teks & Foto: GALANG ANUGRAH HARMONI DI PULAU LOMBOK, TAMPAKNYA ITU ADALAH ISTILAH YANG TEPAT UNTUK MENGGAMBARKAN PERANG TOPAT. DUA BUDAYA BERBEDA BERBAUR APIK MENJADI SATU DI PULAU YANG LETAKNYA TAK JAUH DARI PULAU BALI INI. BUKTI BAHWA PERMATA PULAU LOMBOK TAK HANYA ALAMNYA SAJA, TAPI JUGA JALINAN BUDAYA ANTAR PENDUDUKNYA. sETELAH ABA-ABA dikumandangkan, perang pun tak terhindarkan pada minggu sore itu. Saat itu waktu telah menunjukkan jam 17.00 WITA, kelompok yang telah terbagi menjadi dua kubu itu lantas kemudian mulai saling melempar topat (ketupat) yang dibagikan sebagai amunisi. Ritual inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan perang topat. Suasana riuh pun tak terhindarkan, mereka berlarian menghindari lemparan lalu mengambil ancang-ancang kembali untuk membalas lemparan lawan. Masyarakat pada umunya mengidentikkan perang dengan kekerasan fisik antara dua pihak yang sarat kebencian serta permusuhan. Tapi perang topat di Lombok yang melibatkan ratusan masyarakat dari agama yang berbeda ini justru berbeda. Tradisi yang telah dilaksanakan turun temurun ini justru menyimbolkan harmonisasi dan kerukunan antara umat beragama, khususnya antara penganut agama Islam dengan agama Hindu. EDISI 85 | MARET 2018 |
ART & CULTURE 81 C B D Perang topat biasa dilaksanakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat di Desa Lingsar, pulau Lombok. Bertempat di kompleks pura Lingsar, pura yang dibangun pada tahun 1759 di zaman Raja Anak Agung Gede Ngurah, keturunan Raja Karangasem Bali yang sempat berkuasa di sebagian pulau Lombok pada abad ke-17 silam. Masyarakat Desa Lingsar selalu menggelar ritual perang topat pada hari ke-15 bulan ke tujuh pada penanggalan Sasak Lombok, yang disebut purnama sasih kepitu (Purnama bulan ketujuh), atau hari ke-15 bulan ke-6 pada penanggalan Hindu Bali, yang disebut purnama sasi kenem (Purnama bulan keenam). Tahun 2017, bulan purnama tersebut jatuh pada hari minggu, 3 Desember. Pada malam Purnama tersebut mereka yang umat Hindu merayakan odalan atau ulang tahun Pura Lingsar dengan melaksanakan sembahyang Pujawali. Sedangkan umat muslim merayakan hari maulid Nabi Muhammad yang juga bertepatan di bulan ini. PERSIAPAN PERANG Sejak siang hari masyarakat sudah mulai berdatangan dan memadati kompleks Pura Lingsar. Di Pura Gaduh, umat Hindu dipimpin pemangku Pura menyiapkan sesaji untuk persembahyangan Pujawali, sedangkan di Kemaliq umat Muslim Sasak dipimpin pengelola Kemaliq juga menyiapkan sesaji berupa Kebon Odek (Bumi Kecil) yang terdiri dari buah-buahan, hasil bumi, dan ketupat di dalamnya. Sesaji yang sudah siap kemudian diarak mengelilingi bangunan Kemaliq dengan iringiringan alat musik tradisional. Ketupat yang dijadikan sesaji ini telah disiapkan sebelumnya oleh masyarakat dari masing-masing dusun di Desa Lingsar. Sementara proses iring-iringan berjalan, ratusan orang dari masyarakat setempat dan pengunjung yang datang menunggu di halaman Kemaliq. A B C D Umat hindu yang berjalan memasuki pura Gaduh dalam komplek pura Lingsar untuk melakukan Pujawali. Para perempuan yang membawa sesaji yang diistilahkan kebun kodeq (kebun kecil) ke dalam Kamaliq untuk diadakan prosesi sebelum perang topat dimulai. Tempat pintu utama untuk masuk ke dalam komplek pura Lingsar. Masyarakat yang telah menunggu sebelumnya di halaman Kamaliq meminta topat yang dibagikan sebagai amunisi dalam perang. dari yang muda hingga tua berbaur menjadi satu untuk ikut meramaikan dalam kegiatan ini TRIP GUIDE NAM Air layani penerbangan dari/ke Bima melalui Denpasar. | EDISI 85 | MARET 2018
- Page 31 and 32: ADVERTORIAL 31 Gemar Memotivasi JAD
- Page 33 and 34: WHEREVER YOUR TRAVEL PLANS, CHOOSE
- Page 36 and 37: 36 DISCOVER - NATURE Padang Teks &
- Page 38 and 39: 38 DISCOVER - NATURE PENANG Teks &
- Page 40 and 41: 40 DISCOVER - HERITAGE SEMARANG Tek
- Page 42: 42 DISCOVER - HERITAGE Palu Teks &
- Page 45 and 46: DISCOVER - NATURE 45 | EDISI 85 | M
- Page 47 and 48: DISCOVER - HERITAGE 47 | EDISI 85 |
- Page 49 and 50: RESTO 49 Tekstur dagingnya sangat l
- Page 51 and 52: HOTEL 51 C B D hASIL KARYA anyaman
- Page 53 and 54: INSPIRING PEOPLE 53 B D Sejak SMA s
- Page 55 and 56: INSPIRING PEOPLE 55 F Ia juga baru
- Page 57 and 58: JOURNEY 57 A
- Page 59 and 60: JOURNEY 59 Di dalam legenda masyara
- Page 61 and 62: JOURNEY 61 H I Dibutuhkan waktu sat
- Page 63 and 64: JOURNEY 63 K L Namun, jika berani,
- Page 65 and 66: GALLERY PHOTO 65 C Saya Memotret Ke
- Page 67 and 68: GALLERY PHOTO 67 Foto: GOENADI HARY
- Page 69 and 70: GALLERY PHOTO 69 I G & H I J Pemand
- Page 71 and 72: MOST WANTED 71 Pisen Hand Warmer Po
- Page 73 and 74: NAM AIR Edisi 50/ Tahun IV/ Maret 2
- Page 75 and 76: DESTINATION 75 A
- Page 77 and 78: DESTINATION 77 E A B C D E F Salah
- Page 79: DESTINATION 79 J KEINDAHAN PULAU KE
- Page 83 and 84: ART & CULTURE 83 G Saat tiba waktu
- Page 86: SEJARAH NAM AIR NAM Air resmi diper
- Page 89 and 90: TRAVELLER STORY 89 A
- Page 91 and 92: TRAVELLER STORY 91 D E F A B C D -
- Page 93 and 94: TRAVELLER STORY 93 TRAVEL TIPS NONG
- Page 95 and 96: BUCKET LIST 95 Selain itu wisatawan
- Page 97 and 98: ADVERTORIAL 97 Taman Safari Indones
- Page 99 and 100: EVENT 99 ASUS ROG G703, LAPTOP GAMI
- Page 101 and 102: EVENT 101 BLANJA.COM BERBAGAI INSPI
- Page 103 and 104: EVENT 103 TAUZIA PERKENALKAN DINAMI
- Page 105 and 106: EVENT 105 DRAMA MUSIKAL THE SECRET
- Page 109: DESTINATION CITY DESTINATION CITY A
- Page 112: DESTINATION CITY SINTANG - PONTIANA
- Page 116 and 117: OUR HISTORY SEJARAH SRIWIJAYA AIR S
- Page 118: OFFICE HEAD OFFICE: SRIWIJAYA AIR &
80<br />
ART & CULTURE<br />
A<br />
Perang Topat:<br />
HARMONISASI UMAT ISLAM<br />
DAN HINDU DI PULAU LOMBOK<br />
Teks & Foto: GALANG ANUGRAH<br />
HARMONI DI PULAU LOMBOK, TAMPAKNYA ITU ADALAH ISTILAH YANG TEPAT UNTUK<br />
MENGGAMBARKAN PERANG TOPAT. DUA BUDAYA BERBEDA BERBAUR APIK MENJADI SATU<br />
DI PULAU YANG LETAKNYA TAK JAUH DARI PULAU BALI INI. BUKTI BAHWA PERMATA PULAU<br />
LOMBOK TAK HANYA ALAMNYA SAJA, TAPI JUGA JALINAN BUDAYA ANTAR PENDUDUKNYA.<br />
sETELAH ABA-ABA dikumandangkan, perang pun tak<br />
terhindarkan pada minggu sore itu. Saat itu waktu telah<br />
menunjukkan jam 17.00 WITA, kelompok yang telah<br />
terbagi menjadi dua kubu itu lantas kemudian mulai saling<br />
melempar topat (ketupat) yang dibagikan sebagai amunisi.<br />
Ritual inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan perang<br />
topat. Suasana riuh pun tak terhindarkan, mereka berlarian<br />
menghindari lemparan lalu mengambil ancang-ancang<br />
kembali untuk membalas lemparan lawan.<br />
Masyarakat pada umunya mengidentikkan perang<br />
dengan kekerasan fisik antara dua pihak yang sarat<br />
kebencian serta permusuhan. Tapi perang topat di<br />
Lombok yang melibatkan ratusan masyarakat dari<br />
agama yang berbeda ini justru berbeda. Tradisi<br />
yang telah dilaksanakan turun temurun ini justru<br />
menyimbolkan harmonisasi dan kerukunan antara umat<br />
beragama, khususnya antara penganut agama Islam<br />
dengan agama Hindu.<br />
EDISI 85 | MARET <strong>2018</strong> |