24.01.2018 Views

VS Jan18

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

NO.11THXXXVIJANUARI2018ISSN0215-7276<br />

StatistiK<br />

v a r i a


Redaksi<br />

Diterbitkan oleh:<br />

BIRO HUMAS DAN HUKUM BPS<br />

Pelindung:<br />

Kecuk Suhariyanto<br />

Pengarah:<br />

Adi Lumaksono, M. Sairi Hasbullah, Akhmad Jaelani,<br />

Moh. Ari Nugraha, Sri Soelistyowati, Yunita Rusanti<br />

Penanggung Jawab:<br />

Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami<br />

Pemimpin Redaksi:<br />

Eko Oesman<br />

Redaktur Pelaksana:<br />

Kunti Puspitasari<br />

Sekretaris Redaksi:<br />

Siti Nurdjannah<br />

Redaktur Penyunting:<br />

Diyah Wulandari, R. Taufik Panca Putra, Aina Sabedah Fitri,<br />

Widodo, Brata Sanjaya, Gita Aprianie, Armed Jahja,<br />

Carta, Kurva Wicaksono, Adhitya Prayoga<br />

Sirkulasi dan Distribusi:<br />

Watiman, Supriatin, Rinie Puspitasari, Leny Novianty<br />

Kontributor:<br />

Andri Saleh; PJ Kehumasan BPS Provinsi<br />

STT: 811/SK Ditjen PPG/STT/1980<br />

Alamat:<br />

Jl. dr. Sutomo No. 6—8, Jakarta 10710<br />

Telepon:<br />

(021) 3810291, 3841195, Pesawat 2421, 2423<br />

Redaksi Varia Statistik mengucapkan terima<br />

kasih atas kiriman tulisan, saran, dan tanggapan.<br />

Kirimkan tulisan, saran, dan tanggapan Anda ke<br />

alamat e-mail: varia@bps.go.id. Sertakan biodata,<br />

unit kerja, nomor telepon yang dapat dihubungi<br />

dan foto pribadi Anda. Redaksi berhak melakukan<br />

penyuntingan terhadap isi tulisan<br />

BADAN PUSAT STATISTIK<br />

Perhatian Tidak Perlu<br />

Diminta<br />

Sejak Kabinet Kerja bekerja dari awal pada akhir tahun 2014, dapat dibilang<br />

tidak ada riak-riak meresahkan akibat kesalahan implementasi kebijakan.<br />

Pemerintahan Presiden Joko Widodo terlihat sangat pro rakyat dan efeknya<br />

adalah kedamaian yang sangat terasa di Indonesia. Pembangunan pelabuhanpelabuhan<br />

baru di daerah-daerah remote membukakan akses bagi rakyat<br />

setempat untuk meningkatkan taraf hidup. Pendirian bandar udara baru mampu<br />

menghubungkan Indonesia yang paling maju hingga Indonesia yang paling<br />

terpelosok. Hutan lebat dibelah bagi pembangunan jalan baru. Dana Desa<br />

sanggup meredam keresahan di desa-desa akibat makin susahnya kehidupan di<br />

desa. Pos-pos lintas batas negara yang dulu disindir Presiden Joko Widodo seperti<br />

kandang sapi, dibangun dengan cepat dan modern, sehingga wajah Indonesia<br />

terlihat menawan di mata negara tetangga Berbuat untuk mayoritas, damai<br />

terasa. Hanya mementingkan minoritas, alamat bakal ribut!<br />

Acapkali terjadi pihak yang tulus berbuat untuk kepentingan mayoritas<br />

orang banyak, kurang menarik perhatian. Anggapan kalau ‘itu sudah tugasnya’<br />

atau ‘ya memang harus begitu’, menenggelamkan efek kedamaian yang pasti<br />

akan terjadi. Sebaliknya, segala kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir<br />

orang ‘penting’, kerap mengundang tepuk tangan dan decak kagum. Presiden Joko<br />

Widodo pasti tahu hal ini, tetapi gaya pro rakyatnya jalan terus. Tugas Presiden<br />

adalah membangun negara, bukan minta perhatian.<br />

Tugas BPS juga membantu membangun negara melalui penyediaan data<br />

statistik. Berdasarkan pengalaman sejak berdirinya BPS, sangat sulit lembaga<br />

ini minta perhatian. Tatkala muncul data BPS yang tidak disukai oleh satu atau<br />

beberapa pihak, BPS justru mendapatkan perhatian tanpa diminta (umumnya<br />

dalam konotasi negatif). Apakah BPS akan goyah jika perhatian berupa kritik<br />

pedas terus dilancarkan? Tidak sama sekali, karena process business BPS dalam<br />

menghasilkan data dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada kepentingan BPS<br />

untuk menguntungkan sekelompok pihak. Produk data BPS untuk Indonesia,<br />

rakyat Indonesia. Lihat saja agenda besar BPS pada tahun 2018, seperti Survei<br />

Biaya Hidup (SBH), Kerangka Sampel Area, Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS),<br />

Persiapan SP2020, Potensi Desa (Podes), dan Pembentukan Modal Tetap Bruto<br />

(PMTB), semuanya demi kepentingan mayoritas bangsa Indonesia. Semoga<br />

kedamaian akan tercipta dengan terlaksananya agenda besar tersebut pada tahun<br />

2018 ini.<br />

Salam,<br />

Redaksi<br />

@bps_statistics<br />

BPS Statistics<br />

bps_statistics<br />

2<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


daftar isi<br />

Agenda besar bps di<br />

2018<br />

Tahun demi tahun dilalui BPS. Dan intensitas kegiatan<br />

dari tahun ke tahun berikutnya selalu semakin padat.<br />

Sejalan dengan kebutuhan pengguna data yang semakin<br />

kompleks dan juga cepat. Apa saja kegiatan besar yang<br />

akan kita, BPS, hadapi di tahun ini? Varia Statistik secara<br />

khusus mengulas beberapa agenda besar BPS berskala<br />

nasional.<br />

hal 7<br />

Pidato Awal Tahun Kepala BPS | 4<br />

Reformasi Birokrasi BPS: Sinopsis dari Laporan Kemajuan RB<br />

BPS Tahun 2016 | 6<br />

SBH 2018: Data Kunci Ekonomi Indonesia | 8<br />

Bersiap Untuk Sensus Penduduk 2020 | 10<br />

Podes 2018: Alat Evaluasi Penggunaan Dana Desa | 12<br />

PMTB: Alat Pantau Keberhasilan Pembangunan | 14<br />

Pendataan E-commerce: Upaya Merekam Transaksi Online | 16<br />

KSA: Solusi Data Pangan Nasional | 18<br />

SUTAS: Dasar Kegiatan Pertanian | 20<br />

Serah Terima Kenaikan Grade BPS | 21<br />

Berita Foto | 22<br />

BPS Kabupaten Lombok Timur<br />

Cerdas dan Ikhlas | 24<br />

BPS Kabupaten Bangka Barat<br />

Masyarakat Belum Statistic-Minded | 25<br />

Lelang Jabatan: Turnamen atau Kompetisi? | 28<br />

Resolusi Yang Tercapai dan Belum di 2017 | 29<br />

KSK “Ideal” Zaman Now | 30<br />

Polling | 31<br />

Puncak Hutan Pinus Dulamayo | 32<br />

Kaka Simon | 34<br />

Mbak PIA | 35<br />

Rakor daerah<br />

Akhir tahun menjadi ajang beberapa BPS di daerah<br />

untuk melakukan evaluasi tahunan. Beberapa<br />

memanfaatkannya dengan mengadakan rapat<br />

koordinasi. Evaluasi apa yang dihasilkan di beberapa<br />

tempat tersebut? Simak di rubrik Berita Daerah.<br />

Cover Story<br />

Cover Depan<br />

Salah satu pencacahan di<br />

Kabupaten Tana Toraja<br />

Cover belakang<br />

Podes 2018<br />

hal 26<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

3


Pidato Awal Tahun<br />

kecuk suhariyanto:<br />

Pikiran dan Perilaku<br />

Assalamu’alaikum warahmatullahi<br />

wabarakatuh.<br />

Salam sejahtera bagi kita semua.<br />

Om swastiastu, Namo buddaya<br />

Pertama saya ucapkan “Selamat<br />

Tahun Baru 2018” kepada seluruh<br />

jajaran BPS di seluruh penjuru<br />

tanah air. Semoga doa dan<br />

harapan kita di tahun baru<br />

ini didengar oleh Allah SWT,<br />

Tuhan Yang Maha Esa, dan<br />

kita senantiasa diberikan<br />

yang terbaik oleh-Nya.<br />

Selanjutnya,<br />

saya ingin<br />

menyampaikan<br />

terima kasih dan<br />

apresiasi kepada<br />

seluruh jajaran<br />

BPS, mulai dari<br />

jajaran pimpinan,<br />

pegawai, KSK,<br />

dan para mitra<br />

atas kecintaan,<br />

loyalitas, dan<br />

dedikasi yang<br />

Saudara-saudara<br />

tunjukkan<br />

selama ini<br />

kepada BPS.<br />

Semoga ke depan<br />

kita akan semakin<br />

solid, semakin<br />

kompak, jarak antara<br />

atasan dan bawahan juga<br />

semakin tipis sehingga situasi<br />

kerja pun diharapkan akan<br />

semakin kondusif.<br />

Jajaran BPS di seluruh<br />

Indonesia yang saya<br />

banggakan,<br />

Tahun 2017 yang<br />

lalu telah mengajarkan<br />

kita banyak hal. Salah satunya tentang<br />

keberagaman. Ternyata, keberagaman yang<br />

kita miliki sebagai satu bangsa bukan saja<br />

dapat menjadi kekuatan, tetapi di saat yang<br />

sama dapat digunakan untuk mengoyak<br />

persatuan bangsa kita. Kita sudah melihat<br />

begitu banyak perbincangan dan status di<br />

media sosial yang dapat menyudutkan pihak<br />

tertentu dan dapat menyulut perselisihan.<br />

Sebagai warga negara yang baik, kita<br />

tidak boleh diam saja melihat kebhinnekaan<br />

kita terancam. Kita tidak boleh tinggal<br />

diam. Sejarah mengajarkan kepada kita<br />

bahwa kemerdekaan hanya dapat kita<br />

raih ketika kita mampu memanfaatkan<br />

seluruh perbedaan yang kita miliki,<br />

menggabungkannya menjadi satu kekuatan<br />

besar, hingga kita dapat menjadi negara<br />

yang berdaulat, Negara Kesatuan Republik<br />

Indonesia.<br />

Belajar dari itu, maka saya minta di<br />

tahun 2018 ini lupakanlah semua perselisihan<br />

dan perbedaan yang mungkin pernah ada<br />

selama ini. Mari kita pupuk keberagaman<br />

menjadi kekuatan untuk mendorong kita<br />

pada kemajuan. Kita tidak sama, tetapi kita<br />

bisa bekerja sama karena kita mempunyai<br />

tujuan satu, membangun negara dengan<br />

data. Karena, seperti kata Hillary Clinton,<br />

“Data not only measures progress, it inspires<br />

it” Maka mari kita hasilkan data yang<br />

berkualitas, untuk membawa kemajuan di<br />

negeri yang kita cintai ini.<br />

Saudara-saudara jajaran BPS yang saya<br />

cintai,<br />

Di tahun 2018 ini, banyak tugas<br />

sudah menanti kita. Beberapa kegiatan besar<br />

harus kita laksanakan, antara lain PMTB,<br />

KSA, Podes, SBH, dan Pilot Sensus Penduduk<br />

2020 (SP2020).<br />

Seperti yang telah diketahui, untuk<br />

mendukung program prioritas nasional, BPS<br />

4<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Positif akan Memberikan Hasil Positif<br />

segera menyusun disagregasi Pembentukan<br />

Modal Tetap Bruto (PMTB). BPS Provinsi/<br />

Kabupaten/Kota harus melakukan identifikasi,<br />

sosialisasi, dan koordinasi dengan beberapa<br />

potensi sumber data, khususnya Organisasi<br />

Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki data<br />

investasi riil, serta ditindaklanjuti dengan<br />

pembentukan tim di masing-masing wilayah.<br />

Disagregasi PMTB yang disajikan menurut<br />

institusi, lapangan usaha, dan 52 jenis aset<br />

harus diselesaikan pada Desember 2018.<br />

Kita juga akan melakukan<br />

penghitungan data pangan (khususnya<br />

padi), dengan menggunakan metode<br />

Kerangka Sampel Area (KSA). Data yang<br />

dihasilkan harus betul-betul akurat dan dapat<br />

dipertanggungjawabkan. Ini penting, sebab<br />

data produksi pangan merupakan salah satu<br />

data yang sangat vital dan berperan penting<br />

dalam pengambilan berbagai kebijakan<br />

terkait ketahanan pangan di Indonesia.<br />

Kegiatan besar lain yang harus kita<br />

selenggarakan tahun ini yaitu Pendataan<br />

Potensi Desa (Podes). Seperti yang diketahui<br />

bersama, Podes secara rutin dilakukan<br />

dua tahun sebelum pelaksanaan sensus.<br />

Kegiatan Podes tahun ini sangat penting<br />

untuk mendukung kelancaran pelaksanaan<br />

SP2020, khususnya untuk identifikasi wilayah<br />

permukiman baru.<br />

Tahun ini, cakupan Survei Biaya<br />

Hidup (SBH) sebagai dasar penghitungan<br />

inflasi akan diperluas menjadi 90 kota (34<br />

ibukota provinsi dan 56 kabupaten/kota)<br />

di seluruh Indonesia. Saya harap semua<br />

jajaran mengawal dengan baik pelaksanaan<br />

SBH2018. Kesalahan sedikit saja pada<br />

pendataan SBH2018 akan berdampak negatif<br />

pada penghitungan bobot komoditas, yang<br />

tentunya akan mempengaruhi kualitas<br />

penghitungan IHK dan inflasi/deflasi ke<br />

depan.<br />

Kita juga akan disibukkan dengan<br />

persiapan Sensus Penduduk 2020 (SP2020)<br />

secara menyeluruh. Pilot SP2020 yang<br />

dilakukan tahun ini meliputi semua aspek<br />

kegiatan termasuk sosialisasi. Identifikasi<br />

permasalahan beserta langkah antisipasinya<br />

sudah kita lakukan. Untuk tahapan<br />

selanjutnya, saya minta BPS Provinsi berperan<br />

aktif, yaitu mulai dari mendirikan Sekretariat<br />

SP2020, memberikan masukan sesuai dengan<br />

local content dan pelibatan stakeholder<br />

eksternal.<br />

Selain kegiatan-kegiatan besar<br />

tersebut, tahun ini juga akan ada beberapa<br />

kegiatan yang baru pertama kali kita<br />

laksanakan, salah satunya Survei Pertanian<br />

Antar Sensus (SUTAS) 2018 yang menjadi<br />

prioritas nasional. Mengingat pelaksanaannya<br />

baru pertama, persiapan baik secara teknis<br />

maupun administrasi harus dilaksanakan<br />

dengan baik untuk memperoleh hasil yang<br />

akurat.<br />

Mulai Januari 2018, BPS melaksanakan<br />

pengumpulan data transaksi e-commerce. Ini<br />

harus kita lakukan untuk menyikapi fenomena<br />

di masyarakat yang mulai beralih ke online.<br />

Untuk kegiatan ini, kita akan meminta<br />

dukungan Indonesian E-Commerce Association<br />

(idEA) untuk mendorong 320 anggotanya<br />

agar bersedia memberikan data transaksi<br />

penjualan. Mengingat pentingnya pendataan<br />

ini, antara lain berdampak pada inflasi dan<br />

indikator perekonomian nasional, maka saya<br />

minta kita dapat menyukseskan kegiatan ini.<br />

Kegiatan-kegiatan rutin lainnya juga<br />

tetap harus mendapat perhatian kita. Evaluasi<br />

secara menyeluruh untuk peningkatan kualitas<br />

data Susenas, Sakernas, dan data survei rutin<br />

lainnya harus terus-menerus dilakukan, untuk<br />

itu peran Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/<br />

Kota terus ditingkatkan guna menjamin<br />

terwujudnya data statistik yang berkualitas.<br />

Tahun lalu, kita kembali<br />

berhasil memperoleh status Wajar<br />

Tanpa Pengecualian (WTP). Prestasi<br />

ini betul-betul harus bisa kita jaga.<br />

Harus kita pertahankan di tahun 2018<br />

ini, bahkan selamanya, WTP forever.<br />

Saya minta semua pihak baik di tingkat<br />

pusat maupun daerah dapat melakukan<br />

pengelolaan Laporan Keuangan dan BMN<br />

yang lebih baik dari sebelumnya, karena<br />

ke depan batas toleransi kesalahan akan<br />

semakin kecil, bahkan zero tolerance.<br />

Terakhir, saya minta kita semua<br />

dapat berkontribusi dalam menciptakan<br />

budaya kerja yang positif dan mampu<br />

mendukung kinerja, meningkatkan<br />

produktivitas, serta memberikan<br />

kebahagiaan bagi segenap keluarga<br />

besar BPS. Mulai dari lingkungan yang<br />

terkecil, mulai dari diri sendiri. Saya<br />

percaya, pikiran dan perilaku yang positif<br />

akan memberikan hasil yang positif pula.<br />

Saudara-saudara yang berbahagia,<br />

Demikian pesan saya di tahun<br />

baru 2018 ini. Semoga di tahun ini kita<br />

dapat menjadi manusia yang lebih baik<br />

dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.<br />

Terima kasih.<br />

Wabillahitaufik walhidayah<br />

Wassalamu’alaikum warahmatullahi<br />

wabarakatuh<br />

Om santi santi santi om<br />

Jakarta, Januari 2018<br />

Kepala Badan Pusat Statistik<br />

Suhariyanto<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

5


Reformasi Birokrasi<br />

Reformasi Birokrasi BPS:<br />

Sinopsis dari Laporan Kemajuan RB BPS Tahun 2016<br />

Reformasi Birokrasi (RB) yang<br />

dilaksanakan BPS sejak tahun<br />

2010 merupakan upaya BPS untuk<br />

mewujudkan BPS sebagai instansi<br />

pemerintahan yang bersih, akuntabel,<br />

dan melayani dengan baik. Sebagai satusatunya<br />

lembaga penyedia data official<br />

statistics di Indonesia, BPS dituntut untuk<br />

dapat menyediakan data lebih cepat<br />

(faster), lebih murah (cheaper), lebih<br />

mudah (easier), dan lebih berkualitas<br />

(better).<br />

Di tahun 2016, jumlah<br />

penghargaan yang diterima BPS (pusat<br />

dan daerah) sebanyak 96 penghargaan,<br />

naik signifikan daripada tahun 2015 (57<br />

penghargaan). Perbaikan tata kelola<br />

administrasi keuangan telah berbuah,<br />

dengan kembalinya penilaian opini Wajar<br />

Tanpa Pengecualian (WTP). Capaian<br />

ini akan tetap dipertahankan dengan<br />

beragam upaya baru seperti Sistem<br />

Current Audit Online, Sistem e-SPIP,<br />

Sistem Dash Board Penilaian Satuan Kerja<br />

menuju WBK/WBBM, dan Pembentukan<br />

Unit Layanan Pengadaan (ULP).<br />

Dalam rangka peningkatan<br />

pelayanan publik, berbagai terobosan pun<br />

telah dilakukan BPS pada tahun 2016.<br />

Antara lain menyediakan infografis yang<br />

bersumber dari data-data yang dihasilkan<br />

BPS dengan harapan lebih mudah<br />

dipahami para pengguna. Telah dilakukan<br />

pula upaya-upaya penerapan budaya<br />

pelayanan prima, seperti satu-satunya<br />

penyedia Scansnap dalam layanan<br />

pustaka di Indonesia, serta menyediakan<br />

layanan self-service Pustaka melalui<br />

Digital Library (dapat data cukup dengan<br />

“tiga klik”).<br />

Capaian-capaian ini<br />

didokumentasikan dalam suatu laporan<br />

yang rinci, lengkap, dan komprehensif,<br />

sehingga dapat dipahami secara cepat<br />

dan mudah oleh pihak-pihak di luar BPS<br />

termasuk dalam rangka penilaian kemajuan<br />

pelaksanaan Reformasi Birokrasi oleh<br />

KemenPAN RB. Buku ini dinamakan Laporan<br />

Kemajuan Reformasi Birokrasi Badan Pusat<br />

Statistik Tahun 2016. Untuk versi digital,<br />

buku Laporan ini sudah terpasang di portal<br />

community.bps.go.id.<br />

Pada bagian awal Laporan, disajikan<br />

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan<br />

BPS berdasarkan enam rekomendasi<br />

yang disampaikan KemenPAN RB pada<br />

penilaian sebelumnya. Hal ini menunjukkan<br />

kesungguhan BPS dalam melakukan<br />

peningkatan pelaksanaan RB di BPS dengan<br />

memperhatikan masukan dari pihakpihak<br />

lain. Sebagai bagian inti, laporan ini<br />

menyajikan beragam capaian pelaksanaan<br />

RB BPS khususnya selama tahun 2016 yang<br />

dikelompokkan menurut delapan area<br />

perubahan RB. Setiap capaian didukung<br />

dengan bukti-bukti dokumentasi yang<br />

relevan.<br />

Sebagai contoh untuk area<br />

perubahan Penataan Tata Laksana, Laporan<br />

ini menjelaskan kerja sama BPS dengan<br />

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi<br />

(BPPT) dalam mengembangkan Kerangka<br />

Sampel Area (KSA) bujursangkar dengan<br />

pengamatan titik sebagai suatu<br />

pendekatan baru yang dapat<br />

digunakan untuk memperkirakan<br />

luas tanaman padi dengan<br />

menggunakan statistik<br />

spasial. Sistem ini tidak perlu<br />

mendileniasi fase pertumbuhan<br />

padi, sehingga surveyor<br />

cukup mendatangi titik-titik<br />

pengamatan dan mencatat fase<br />

pertumbuhan padinya melalui<br />

sistem komunikasi jaringan<br />

internet.<br />

Fakta lain dalam Laporan<br />

ini untuk area perubahan<br />

Penataan Tata Laksana adalah<br />

pengelolaan dokumentasi<br />

keuangan yang terstruktur serta sebagai<br />

sarana mempertahankan status WTP,<br />

BPS mengembangkan suatu sistem, yaitu<br />

Back Office yang dimulai tahun 2017.<br />

Back Office merupakan sistem informasi<br />

terintegrasi mulai dari perencanaan,<br />

pengelolaan, penggunaan, serta<br />

monitoring anggaran.<br />

Laporan ini diakhiri dengan<br />

beberapa ulasan mengenai peranan<br />

BPS, antara lain peranan BPS yang<br />

semakin meningkat dalam pembangunan<br />

perstatistikan dunia, baik berupa<br />

pemberian technical assistance maupun<br />

sharing knowledge ke beberapa<br />

National Statistics Office (NSO) yang<br />

membutuhkan. Peranan BPS tersebut<br />

semakin diperkuat dengan terpilihnya<br />

Kepala BPS sebagai Chair of Committee<br />

on Statistics for Asia and the Pacific pada<br />

Desember 2016, dan Deputi Bidang<br />

Statistik Sosial sebagai Chair of the<br />

Regional Steering Group on Population<br />

and Social Statistics. Selain itu, juga<br />

diungkap mengenai peranan BPS dalam<br />

program Satu Data Indonesia, di mana<br />

BPS menjadi salah satu anggota tim.<br />

• ARJ<br />

6<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Agenda besar bps di<br />

2018<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

7


Berita Utama<br />

SBH 2018:<br />

Data Kunci Ekonomi Indonesia<br />

“Kunci yang paling penting mengolah ekonomi baik di kabupaten, baik itu di kota, baik itu di provinsi, baik itu di scope<br />

negara, dua hal yang sangat penting adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi,” ujar Presiden Joko Widodo pada<br />

Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Jakarta, 27 Juli 2017 lalu. (foto: updating blok sensus SBH 2018 di Kota Tasikmalaya, Jabar)<br />

“Ketika inflasi bergerak sedikit<br />

saja, pengaruhnya ke seluruh<br />

kehidupan ekonomi dan sosial<br />

luar biasa. Perkembangan inflasi akan<br />

mempengaruhi harga saham, rupiah,<br />

pertumbuhan ekonomi, garis kemiskinan,<br />

dan seterusnya,” ujar Kepala BPS Kecuk<br />

Suhariyanto. Pentingnya data inflasi<br />

dalam pengambilan kebijakan membuat<br />

BPS harus terus memperbarui paket<br />

komoditas dan diagram timbang agar<br />

sesuai dengan pola konsumsi masyarakat<br />

yang terkini. Hal ini sejalan dengan<br />

rekomendasi para stakeholder agar<br />

BPS terus lakukan peninjauan terhadap<br />

metode penghitungan inflasi yang<br />

digunakan.<br />

Perubahan pola konsumsi<br />

masyarakat baik dari sisi komoditas<br />

maupun tempat bertransaksi seiring<br />

dengan kemajuan teknologi harus<br />

dipertimbangkan dalam penghitungan<br />

inflasi. Untuk menangkap pola konsumsi<br />

masyarakat terkini, BPS kembali<br />

mencanangkan Survei Biaya Hidup<br />

(SBH) di tahun 2018. “Memang ada<br />

beberapa metode penghitungan inflasi<br />

yang kita (BPS,red) diminta untuk mereview.<br />

‘Kan sekarang ini teknologi informasi<br />

sudah berkembang, cara-cara pengumpulan<br />

data harga yang dibutuhkan untuk dasar<br />

penghitungan inflasi itu sudah tidak lagi secara<br />

konvensional untuk beberapa komoditas,” kata<br />

Efliza, Kasubdit Statistik Harga Konsumen saat<br />

ditemui redaksi di ruangannya. “Karena inflasi<br />

itu kan pada dasarnya perubahan harga. Jadi,<br />

jangan sampai perubahan harga dari waktu<br />

ke waktu di suatu lokasi pencacahan tidak<br />

representatif,” imbuh wanita berperawakan<br />

mungil ini.<br />

Terdapat beberapa pembaruan pada<br />

kegiatan SBH 2018 ini. Dibandingkan SBH<br />

2012, SBH 2018 mencakup 90 kota inflasi.<br />

Bertambah dari SBH sebelumnya yang hanya<br />

mencakup 82 kota. Kota tambahan yang<br />

termasuk dalam SBH 2018 ini diantaranya<br />

Gunungsitoli (Sumatera Utara), Waingapu<br />

(Nusa Tenggara Timur), Sintang (Kalimantan<br />

Barat), Kota Baru (Kalimantan Selatan),<br />

Tanjung Selor (Kalimantan Utara), Kotamobagu<br />

(Sulawesi Utara), Luwuk (Sulawesi Tengah),<br />

dan Timika (Papua). Menurut Efliza, pemilihan<br />

beberapa kota tambahan ini berdasar pada<br />

metode statistik dengan pertimbangan<br />

keterwakilan letak geografis di tiap<br />

provinsi.<br />

Selain penambahan cakupan<br />

wilayah, pada SBH 2018 ini juga terdapat<br />

penyempurnaan konsep dan definisi<br />

(kondef) beberapa variabel serta cakupan<br />

barang dan jasa. Hal ini diperlukan agar<br />

kondef yang digunakan sejalan dengan<br />

yang digunakan oleh neraca, karena<br />

pada akhirnya indikator yang dihasilkan<br />

akan bermuara di neraca sebagai salah<br />

satu komponen pengeluaran konsumsi<br />

rumah tangga wilayah perkotaan. Jika<br />

pada sebelumnya diperlukan proses<br />

bridging terlebih dahulu, maka dengan<br />

kondef SBH 2018, hal ini tidak perlu<br />

dilakukan karena kondef yang digunakan<br />

sudah sejalan. Terkait tren belanja di<br />

pasar modern maupun pasar digital,<br />

Efliza juga menambahkan, “Ke depan,<br />

kita harus sudah lakukan pembobotan<br />

antara pencacahan yang dilakukan di<br />

pasar tradisional, modern, maupun secara<br />

online”. Namun, menurutnya, hal itu butuh<br />

kajian tersendiri karena pembobotan itu<br />

harus ada dasarnya.<br />

Saat ini, SBH 2018 sedang<br />

8<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Efliza, saat menjadi narasumber di Rakor mengenai SBH<br />

memasuki tahap pencatatan bulanan di<br />

blok sensus terpilih. Berdasarkan penuturan<br />

Efliza, per 1 Januari lalu, petugas telah<br />

mendistribusikan diari ke rumah tangga<br />

untuk mengisi pengeluaran bukan makanan<br />

selama tiga bulan. Hal ini dilakukan karena<br />

variasi pengeluaran nonmakanan baru<br />

dapat ditangkap dari bulan ke bulan,<br />

sedangkan variasi pengeluaran untuk<br />

makanan cenderung harian. Oleh karena<br />

itu, pengeluaran untuk makanan dicatat<br />

selama seminggu secara harian. Efliza<br />

menambahkan bahwa penentuan periode<br />

pencatatan ini sudah mempertimbangkan<br />

dua sisi. Selain mencegah kejenuhan pada<br />

rumah tangga yang menjadi sampel, hal<br />

ini ditujukan untuk menghindari informasi<br />

pengeluaran rumah tangga yang terlewat<br />

untuk dicatat. “Meskipun sampel rumah<br />

tangga berbeda antartriwulan, diharapkan<br />

ada keterwakilan variasi pengeluaran<br />

selama setahun. Misalnya pengeluaran pada<br />

saat hari besar keagamaan, tahun ajaran<br />

baru, tahun baru,” pungkasnya.<br />

Terkait pelaksanaan di lapangan,<br />

menurut wanita murah senyum ini ada<br />

beberapa kendala yang dihadapi. Misalnya,<br />

untuk pengeluaran komoditas yang jarang<br />

terjadi (rare cases), seperti pembelian<br />

mobil, dapat menyebabkan informasi<br />

pengeluaran rumah tangga untuk pembelian<br />

mobil menjadi underestimated apabila sama<br />

sekali tidak tertangkap pada salah salah<br />

satu periode tiga bulan pencatatan. Dapat<br />

terjadi sebaliknya, apabila pengeluaran<br />

untuk pembelian mobil tersebut tertangkap<br />

pada setiap periode tiga bulan pencatatan.<br />

Mengantisipasi hal tersebut, Efliza cs akan<br />

mengupayakan informasi dari data sekunder.<br />

“Kalau pencacahan rumah tangga itu kan dari<br />

sisi demand, nah kita bisa mendekatinya dari<br />

sisi supply. Asumsinya supply dan demand<br />

‘kan balanced. Makanya untuk pengeluaran<br />

komoditas yang rare cases itu kita dekati dari<br />

sisi supply-nya, penjualannya”, ungkapnya<br />

mantap.<br />

Pasca updating blok sensus yang<br />

diadakan bulan Desember 2017 lalu,<br />

terdapat beberapa tantangan yang dihadapi<br />

di lapangan terkait SBH 2018 ini. Menurut<br />

Efliza, salah satu tantangan yang dihadapi<br />

adalah perubahan keberadaan anggota<br />

rumah tangga yang bekerja dan jumlah<br />

Anggota Rumah Tangga (ART) sebagai<br />

variabel penentu sampel yang eligible.<br />

Terkadang perubahan tersebut membuat<br />

sampel tidak lagi eligible ketika dicacah.<br />

Tantangan lain yang terjadi di<br />

lapangan yaitu adanya pergantian blok<br />

sensus. Hal ini dikarenakan blok sensus yang<br />

digunakan adalah blok sensus hasil SP2010<br />

yang saat ini sudah banyak mengalami<br />

perubahan kondisi. Sebelum kegiatan<br />

updating blok sensus dilakukan, terlebih<br />

dahulu diadakan identifikasi terhadap<br />

sampel blok sensus terpilih. Hal ini dilakukan<br />

agar blok sensus yang dominan kos-kosan<br />

dapat diganti karena konsumsi rumah<br />

tangga penghuni kos cenderung homogen<br />

dan tidak normal. Selain itu, pergantian<br />

blok sensus juga harus dilakukan bilamana<br />

terdapat blok sensus yang berubah menjadi<br />

dominan lokasi usaha sehingga kecukupan<br />

sampel rumah tangga tidak terpenuhi.<br />

Terkait respon masyarakat di<br />

lapangan sejauh ini, Efliza mengatakan<br />

bahwa responnya cukup bagus bahkan<br />

mendapat dukungan dari banyak pihak<br />

pasca pengiriman surat imbauan dari Kepala<br />

BPS ke gubernur, bupati, dan walikota<br />

setempat. Adapun hasil dari SBH 2018 ini,<br />

diperkirakan sudah dapat dirilis pada tahun<br />

2019 yang akan datang. Efliza berharap, di<br />

tahun 2019 nanti penghitungan inflasi sudah<br />

dapat diperbaharui dengan menggunakan<br />

tahun dasar 2018 sesuai dengan tahun<br />

pelaksanaan SBH yang mutakhir.<br />

• Irnanda Mas Putri<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

9


Berita Utama<br />

Bersiap Untuk<br />

Persiapan Sensus Penduduk 2020<br />

(SP2020) telah dilakukan sejak tahun<br />

2017. Beberapa kegiatan yang telah<br />

dilakukan diantaranya adalah Seminar<br />

Internasional Persiapan Sensus Penduduk<br />

2020, kunjungan ke Australian Bureau of<br />

Statistics (ABS), Study Visit ke apartemen<br />

dan rumah mewah, workshop dan rapat<br />

persiapan SP2020. “Dari kegiatan-kegiatan<br />

tersebut, kami telah mendapatkan gambaran<br />

mengenai metodologi sensus, rancangan<br />

instrumen, organisasi lapangan, pengolahan,<br />

serta persiapan pilot survei SP2020. Kemudian<br />

kami juga sudah membangun rancangan<br />

pembiayaan dan rencana sosialisasinya. Untuk<br />

rancangan pembiayaannya, ditekan jangan<br />

sampai di atas angka Rp5 triliun selama kurun<br />

waktu 2018-2022,” ujar Nurma Midayanti<br />

selaku Direktur Statistik Kependudukan<br />

dan Ketenagakerjaan yang mengemban<br />

tanggungjawab pelaksanaan SP2020 nanti.<br />

Walaupun banyak kegiatan yang telah<br />

dilakukan pada Tahun 2017, tetapi rancangan<br />

APBN yang dialokasikan untuk SP2020 baru<br />

dimulai di 2018 ini. Selama Tahun 2017, BPS<br />

mendapatkan bantuan dari United Nations<br />

Fund for Population Activities (UNFPA).<br />

Keterbatasan biaya dan belum efektifnya<br />

pekerjaan karena belum terbentuk Tim<br />

Pengelola SP2020 masih menjadi kendala di<br />

dalam tahap persiapan.<br />

Seperti penyelenggaraan Sensus<br />

Penduduk (SP) sebelumnya, data yang<br />

dihasilkan dari SP2020 diantaranya jumlah,<br />

komposisi, distribusi dan karakteristik<br />

penduduk Indonesia. Hasil SP2020 ini akan<br />

menjadi dasar dari berbagai perencanaan<br />

pembangunan, seperti penambahan fasilitasfasilitas<br />

umum. Nurma menjelaskan “Pada<br />

SP2020 akan ada banyak inovasi, jika Sensus<br />

Penduduk sebelumnya hanya menggunakan<br />

satu jenis kuesioner yang pertanyaannya<br />

sangat banyak, maka SP2020 akan<br />

menggunakan dua jenis kuesioner yaitu<br />

short form dan full form. Jumlah variabel<br />

yang ditanyakan sebanyak 24 pertanyaan<br />

untuk short form, sedangkan 85<br />

pertanyaan untuk long form.”<br />

Penggunaan kuesioner SP2010 Yang<br />

sebelumnya dievaluasi kembali dengan<br />

mempertimbangkan kemampuan petugas<br />

yang bervariasi dan tidak semuanya<br />

memiliki pendidikan tinggi. Kuesioner<br />

SP2010 akan menyulitkan petugas dengan<br />

pendidikan rendah. Oleh karena itu,<br />

diputuskan untuk menggunakan sensus<br />

sampel.<br />

“Di sensus lengkap akan<br />

menggunakan short form sedangkan di<br />

sensus sampel menggunakan full form<br />

dan short form. Di dalam sensus sampel<br />

ini akan dipilih sampel sebanyak 5 persen<br />

dari blok sensus di seluruh Indonesia.<br />

10<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Sensus PENDUDUK 2020<br />

Seluruh rumah tangga di dalam blok sensus<br />

yang terpilih akan disensus. Petugas sensus<br />

yang berkualitas akan lebih difokuskan di<br />

sensus sampel ini, harapannya akan menekan<br />

nonsampling error dari sisi kualitas petugas.”<br />

Nurma menambahkan.<br />

Sensus lengkap dan sensus sampel<br />

dilaksanaan di waktu yang bersamaan yaitu<br />

Juni 2020. Jumlah petugas yang dibutuhkan<br />

dalam SP2010 lalu sekitar 700.000 petugas,<br />

pada sensus tahun 2020 nanti petugas yang<br />

dibutuhkan diperkirakan hampir mencapai<br />

satu juta petugas. Diharapkan dari sensus<br />

sampel ini akan menghasilkan data yang kuat<br />

estimasinya, seperti angka Maternal Mortality<br />

Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu.<br />

Perkembangan teknologi juga<br />

mendorong BPS berinovasi pada pencacahan<br />

dan pengolahan data. SP2020 akan<br />

menggunakan Computer Assisted Personal<br />

Interview (CAPI), web based, dan kuesioner<br />

cetak. Tidak semua daerah akan menggunakan<br />

CAPI, melainkan hanya di Pulau Jawa dan Ibu<br />

Kota Provinsi. Selain itu nantinya kepemilikan<br />

smatphone android akan menjadi salah satu<br />

syarat untuk dapat menjadi petugas SP2020<br />

di wilayah yang menggunakan CAPI. Hal ini<br />

ditujukan untuk menekan biaya pengadaan<br />

tablet Android. Sedangkan web based<br />

digunakan untuk pencacahan di apartemen<br />

dan rumah mewah. Dalam web based ini<br />

responden akan dikirimkan link untuk mengisi<br />

kuesioner. Tidak menutup kemungkinan<br />

web based akan dilakukan di rumah tangga<br />

yang sulit ditemui di kota-kota besar lainnya.<br />

Berbekal study visit di ABS, perancangan<br />

kuesioner untuk SP2020 nantinya akan<br />

memudahkan pula untuk self enumeration<br />

(pengisian kuesioner secara mandiri).<br />

Indonesia saat ini sedang mengalami<br />

masa transisi demografi tahap ketiga. Ditandai<br />

dengan menurunnya angka fertilitas dan<br />

mortalitas. Masyarakat pun sudah semakin<br />

sejahtera. Di sisi lain, masyarakat semakin<br />

mementingkan privasinya. Mereka menjadi<br />

susah untuk diwawancara. Hal inilah yang<br />

akan menjadi tantangan SP2020 nanti. BPS<br />

harus mulai berinovasi dengan teknologi<br />

pada saat pencacahan. Inovasi lainnya<br />

di SP2020 adalah kerjasama dengan<br />

Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).<br />

BPS akan menggunakan data dari<br />

Kemendagri sebagai dasar acuan. Tetapi<br />

dalam pelaksanaannya, tetap mengacu<br />

pada konsep dan definisi yang telah<br />

ditetapkan oleh BPS.<br />

• Aina; Fitri Puspitasari<br />

“Pada SP2020 akan ada banyak inovasi. Ada dua jenis<br />

kuesioner, yaitu short form dan long form.”<br />

Nurma Midayanti, Direktur Statistik Kependudukan dan<br />

Ketenagakerjaan.<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

11


Berita Utama<br />

podes 2018:<br />

Alat Evaluasi Penggunaan Dana Desa<br />

Di tahun 2018 ini BPS kembali akan<br />

melaksanakan kegiatan Pendataan<br />

Potensi Desa (Podes). Kegiatan yang telah<br />

dipersiapkan sejak tahun lalu ini akan<br />

dilaksanakan pada bulan Mei mendatang<br />

selama sebulan penuh, dari tanggal 2<br />

hingga 31 Mei 2018.<br />

Banyak hal yang telah dipersiapkan<br />

untuk menyambut Podes 2018,<br />

seperti penyusunan kuesioner,<br />

perumusan tata kelola di lapangan, proses<br />

pengolahan, pilot survey, komunikasi<br />

dengan para pemangku kepentingan serta<br />

meminta masukan dari BPS Provinsi dan<br />

subject matter terkait. Dalam penyusunan<br />

kuesioner, selain dengan internal BPS<br />

dilakukan juga diskusi untuk merumuskan<br />

pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa<br />

kementerian terkait, seperti Kementerian<br />

Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan<br />

Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri,<br />

Kementerian Perencanaan Pembangunan<br />

Nasional/Bappenas, Tim Nasional<br />

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan<br />

(TNP2K) dan beberapa kementerian/<br />

lembaga lainnya.<br />

Direktur Statistik Ketahanan Sosial,<br />

Harmawanti Marhaeni menyampaikan<br />

bahwa cakupan Podes pada 2018 ini adalah<br />

seluruh wilayah administrasi setingkat desa<br />

di seluruh Indonesia. Wilayah administrasi<br />

setingkat desa yang dimaksud adalah desa,<br />

kelurahan, nagari, dan sebutan lokal lain<br />

yang selanjutnya disebut desa. Selain itu,<br />

pendataan juga dilaksanakan di wilayah<br />

administrasi di atas desa yaitu kecamatan<br />

dan kabupaten.<br />

Mengingat Podes merupakan<br />

kegiatan yang mendahului Sensus,<br />

maka pada tahun 2018 ini Podes akan<br />

menghasilkan informasi awal terkait Sensus<br />

Penduduk 2020 “Kalau pada Podes 2014 ada<br />

beberapa pertanyaan terkait usaha, maka<br />

sekarang terkait dengan kependudukan,”<br />

ujar Harmawanti. Beberapa pertanyaan<br />

tersebut diantaranya adalah jumlah warga<br />

desa yang tidak memiliki E-KTP, keberadaan<br />

permukiman liar, suku terasing, serta<br />

permukiman khusus. Pertanyaan-pertanyaan<br />

ini akan digunakan dalam Sensus Penduduk<br />

2020.<br />

Pada pelaksanaan Podes 2018<br />

ini juga dilakukan perbaikan pertanyaan<br />

sesuai dengan kebutuhan BPS dan juga<br />

stakeholders. Untuk kebutuhan BPS,<br />

selain sebagai frame Sensus Penduduk<br />

2020, Podes 2018 akan dijadikan sebagai<br />

acuan untuk perubahan klasifikasi urban<br />

dan rural. Di samping itu, Podes 2018<br />

juga akan digunakan untuk melihat<br />

perkembangan pembangunan desa dan<br />

evaluasi penggunaan dana desa. Manfaat<br />

lainnya adalah sebagai bahan pendukung<br />

Small Area Estimation (SAE), sebagai<br />

kerangka sampling sampai level desa,<br />

serta yang terpenting sebagai basis data<br />

perencanaan pembangunan di tingkat<br />

desa.<br />

Sebagaimana data podes<br />

sebelumnya, Podes 2018 ini akan<br />

menangkap informasi terkait infrastruktur<br />

desa, potensi ekonomi dan sosial, potensi<br />

sumber daya manusia dan sumber daya<br />

alam di desa serta informasi lain- yang<br />

tersedia di desa. “Hal Ini menjadi penting<br />

jika dikaitkan dengan Nawacita ke-3,<br />

yang dicanangkan pemerintah Presiden<br />

12<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Papan monografi desa yang bisa menjadi informasi Podes<br />

Jokowi yaitu pembangunan yang dimulai<br />

dari pinggiran, dimulai dari perbatasan,<br />

dimulai dari desa,” lanjut Harmawanti.<br />

Berbicara soal kendala, ada<br />

beberapa hal yang dihadapi selama proses<br />

persiapan kegiatan Podes. Pertama,<br />

banyaknya kegiatan BPS yang dilakukan<br />

di tahun 2018 sehingga perlu mengatur<br />

jadwal yang tepat dan pas untuk Podes<br />

2018. Kedua, kebutuhan stakeholder<br />

yang banyak sekali sehingga perlu<br />

untuk memilah dan memilih kembali<br />

pertanyaan-pertanyaan yang relevan.<br />

Tidak hanya kendala dalam persiapan,<br />

kendala lainnya<br />

adalah dari<br />

petugas di lapangan yaitu apakah bisa<br />

diterima dengan baik atau tidak oleh pihak<br />

desa, apakah bisa mendapatkan informasi<br />

yang benar-benar akurat dalam rentang<br />

waktu yang telah ditetapkan, dan apakah<br />

petugas nantinya bisa mendapatkan<br />

semua informasi yang dibutuhkan<br />

mengingat jumlah pertanyaannya cukup<br />

banyak. Selain itu, informasi yang ingin<br />

ditangkap lewat Podes 2018 bisa jadi<br />

tidak tercatat di dokumen administrasi<br />

desa sehingga memerlukan upaya untuk<br />

mengumpulkannya. Di samping itu, kendala<br />

yang mungkin akan dihadapi oleh petugas<br />

adalah dampak Pilkada serentak yang akan<br />

segera dilaksanakan dalam waktu dekat.<br />

Secara tidak langsung hal ini bisa menjadi<br />

kendala mengingat kesibukan yang cukup<br />

padat di desa terkait Pilkada ini.<br />

“Podes ini menjadi penting,<br />

karena kaitannya dengan<br />

nawacita ke-3. Pemerintah<br />

mencanangkan pembangunan<br />

yang dimulai dari pinggiran,<br />

dari desa.”<br />

Harmawanti Marhaeni, Direktur<br />

Statistik Ketahanan Sosial.<br />

Untuk mengatasi berbagai kendala<br />

saat pelaksanaan lapangan telah dilakukan<br />

pilot survey di beberapa provinsi serta<br />

diskusi dengan stakeholder terkait. Salah<br />

satu upaya yang akan dilakukan adalah<br />

dengan meminta bantuan Kemendagri<br />

untuk membuat surat edaran kepada<br />

gubernur, bupati/walikota beserta beserta<br />

jajarannya terkait pendataan Podes 2018.<br />

Hal ini bertujuan agar aparat desa siap<br />

menerima dan membantu petugas Podes.<br />

Surat edaran ini juga dimaksudkan untuk<br />

memberikan informasi awal terkait data<br />

apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab<br />

pertanyaan yang ada di kuesioner.<br />

Berbicara tentang petugas Podes<br />

2018, Harmawanti menyampaikan ada<br />

kriteria tertentu untuk menjadi petugas<br />

Podes 2018, seperti pendidikan minimal<br />

SMA dan setiap calon petugas memiliki<br />

telepon genggam pintar. Telepon genggam<br />

itu nantinya akan digunakan sebagai alat<br />

bantu petugas mengetahui koordinat kantor<br />

desa yang merupakan salah satu pertanyaan<br />

yang terdapat di kuesioner.<br />

Data Podes yang merupakan satusatunya<br />

data spasial yang dimiliki BPS hingga<br />

wilayah administrasi terkecil setingkat<br />

desa ini, telah digunakan untuk mengukur<br />

beberapa indikator pembangunan wilayah.<br />

Indikator-indikator tersebut diantaranya<br />

adalah Indeks Kesulitan Geografis yang<br />

digunakan untuk alokasi dana desa, Indeks<br />

Pembangunan Desa yang digunakan<br />

untuk mengukur perkembangan desa, dan<br />

beberapa indikator lain sebagai acuan untuk<br />

mengambil kebijakan. Oleh karena itu dalam<br />

pelaksanaannya nanti diharapkan pendataan<br />

Podes 2018 dapat berjalan dengan lancar.<br />

Diharapkan seluruh jajaran BPS baik di<br />

pusat maupun daerah dapat bekerja<br />

sama melaksanakan Podes 2018 dengan<br />

sebaik-baiknya. Harmawanti menghimbau<br />

agar teman-teman BPS di daerah dapat<br />

mengingatkan petugas bahwa pendataan ini<br />

dilakukan dengan metode wawancara bukan<br />

dengan meninggalkan kuesioner ke desa.<br />

Selain itu diharapkan pula semua lini BPS<br />

berperan dalam meningkatkan kualitas data<br />

Podes karena data PODES sangat penting<br />

bagi perencanaan pembangunan khususnya<br />

di desa.<br />

• Kurva & Yanda Frimahatta<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

13


Berita Utama<br />

pmtb:<br />

Alat Pantau Keberhasilan Pembangunan<br />

Pembangunan<br />

infrastruktur yang<br />

tengah digalakkan di era Presiden Joko<br />

Widodo (Jokowi) saat ini tidak lepas dari<br />

upaya pemerintah dalam menyejahterakan<br />

masyarakatnya. Hal ini juga sebagai bentuk<br />

implementasi program Nawacita yang<br />

dicanangkan pada awal pemerintahan<br />

Jokowi-Jusuf Kalla.<br />

Seberapa jauh keberhasilan<br />

pembangunan infrastruktur tersebut<br />

dapat dipantau, salah satunya melalui<br />

data Pembentukan Modal Tetap Bruto<br />

(PMTB). PMTB sendiri merupakan salah<br />

satu jenis investasi nonfinansial (fisik) dan<br />

disajikan sebagai salah satu komponen<br />

dalam PDB menurut pengeluaran<br />

Saat ini PMTB hanya diklasifikasikan<br />

kedalam 6 jenis aset, yaitu bangunan,<br />

mesin dan perlengkapan, kendaraan,<br />

peralatan lainnya, Cultivated Biological<br />

Resources (CBR) atau sumber daya hayati<br />

yang dibudidayakan, dan Produk Kekayaan<br />

Intelektual. Sajian PMTB tersebut tentunya<br />

belum mampu menjawab tentang<br />

jenis-jenis aset yang diinginkan. Saat ini<br />

pemerintah menginginkan sajian yang<br />

lebih rinci lagi yaitu sebanyak 52 jenis aset.<br />

Puji Agus Kurniawan, Direktur Neraca Pengeluaran<br />

Disamping itu<br />

informasi PMTB saat<br />

ini juga belum dapat<br />

menjelaskan pertanyaan<br />

tentang institusi mana yang<br />

melakukan investasi tersebut,<br />

apakah pemerintah, rumahtangga,<br />

korporasi atau perusahaan, dan lembaga<br />

nirlaba. Pemerintah juga menginginkan<br />

informasi di sektor apa investasi itu<br />

terjadi. Informasi-informasi tersebut<br />

sangat dibutuhkan pemerintah agar dapat<br />

menganalisis dampak dari kebijakan/<br />

investasi yang telah dibuat dan dilakukan<br />

pemerintah selama ini.<br />

Menurut Direktur Neraca<br />

Pengeluaran BPS, Puji Agus Kurniawan,<br />

Bappenas pada beberapa tahun lalu<br />

sebenarnya sudah mendorong BPS agar<br />

melakukan disagregasi (pencacahan, red)<br />

terhadap data PMTB ini. Namun baru pada<br />

akhir desember 2017 mulai disepakati<br />

bahwa BPS akan melakukan kegiatan<br />

tersebut.<br />

Dengan menggunakan anggaran<br />

dari POK BPS sendiri, kegiatan yang<br />

bertajuk Disagregasi PMTB tahun 2018 ini<br />

akan dilaksanakan di seluruh provinsi, unit<br />

sampel yang dituju adalah perusahaan,<br />

utamanya yang berbentuk establishment.<br />

Hasil dari kegiatan ini tentunya tidak hanya<br />

berguna bagi pihak pemerintah, pengguna<br />

data lain yang tertarik untuk melakukan<br />

analisis/mengambil kebijakan terkait<br />

investasi, juga dapat memanfaatkan data<br />

hasil dari kegiatan ini. Namun patut diingat<br />

bahwa hasil pendataan ini hanya untuk<br />

sajian angka nasional, belum bisa untuk<br />

mengestimasi angka provinsi.<br />

Puji juga menjelaskan, bahwa<br />

dalam kegiatan ini nantinya akan<br />

dibentuk suatu tim yang melibatkan<br />

22 Kementerian/Lembaga (K/L) yang<br />

berkepentingan dalam masalah investasi,<br />

industri, dan juga infrastruktur. Beberapa<br />

K/L yang akan dilibatkan, diantaranya<br />

adalah Bappenas, BKPM, Kementerian<br />

Perindustrian, OJK, BI, BEKRAF,<br />

Kementerian Keuangan, Kementerian<br />

Perhubungan, Kementerian Hukum dan<br />

HAM (terutama yang terkait tentang<br />

masalah hak paten dan kekayaan<br />

intelektual), Kementerian Dalam Negeri,<br />

dan K/L lainnya.<br />

Mengenai waktu pelaksanaan, Puji<br />

mengatakan bahwa kegiatan ini dimulai<br />

14<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


pada Januari 2018 dan akan berakhir pada<br />

Desember 2018. Pada Januari 2018, akan<br />

dilaksanakan sosialisasi terhadap eselon<br />

1 K/L terkait, dilanjutkan dengan kegiatan<br />

pelatihan System of National Accounts (SNA)<br />

2008 dalam rangka penyusunan disagregasi<br />

PMTB pada Februari 2018. Pelatihan tersebut<br />

akan melibatkan staf di BPS Provinsi dan<br />

Kabupaten/Kota, di wilayah Sumatera,<br />

Kalimantan dan Nusa Tenggara. Pembinaan<br />

staf di wilayah lainnya sudah terlebih dahulu<br />

melaksanakan pada November 2017.<br />

Sedangkan selama bulan Maret<br />

hingga November, ada beberapa kegiatan<br />

yang akan dilaksanakan yaitu, pelatihan<br />

Innas dan pelatihan petugas pencacahan<br />

(Maret), pelaksanaan lapangan (April-Juni),<br />

pengolahan (April – Juli), serta diakhiri dengan<br />

proses rekonsiliasi (September) dan finalisasi<br />

(November).<br />

Menganai kendala yang mungkin<br />

akan dihadapi, Puji memaparkan beberapa<br />

diantaranya, yaitu, kemungkinan adanya<br />

penolakan dari responden, seperti yang biasa<br />

terjadi dalam survei-survei perusahaan. “Kita<br />

akan merangkul kementerian, dengan harapan<br />

disamping menyediakan data, kementerian<br />

juga ikut aktif mendorong perusahaan untuk<br />

berpartisipasi dalam kegiatan ini,” papar Puji<br />

lebih lanjut.<br />

Kendala berikutnya adalah tiadanya<br />

perwakilan dari beberapa kementerian<br />

di daerah akibat era otonomi saat ini. Hal<br />

ini tentunya berdampak pada masalah<br />

koordinasi dengan dinas-dinas terkait di<br />

daerah, sehingga apa yang akan dilakukan<br />

di pusat akan direplikasi oleh BPS di<br />

daerah. Modelnya adalah dengan cara<br />

membuat suatu tim yang merangkul OPD<br />

daerah terkait. Tujuannya jelas, agar dapat<br />

mendorong perusahaan-perusahaan di<br />

daerah untuk mau berpartisipasi dalam<br />

kegiatan ini.<br />

Kendala yang terakhir adalah tingkat<br />

pemahaman dari petugas pencacah itu<br />

sendiri, mengingat konsep-konsep dalam<br />

survei ini mengacu pada konsep System Of<br />

National Account (SNA) 2008 maka perlu<br />

dilakukan pelatihan sehingga petugas<br />

memiliki pemahaman kosep definisi yang<br />

sama.<br />

Ketika ditanya mengenai kelanjutan<br />

dari kegiatan ini kedepannya, Puji<br />

menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak<br />

berhenti sampai di sini saja. “Sebenarnya<br />

ada satu tahapan lagi yang cukup penting,<br />

yaitu penghitungan Capital Stock. Di<br />

Indonesia belum ada angka resmi mengenai<br />

Capital Stock ini. Pada Tahun 2019 nanti<br />

akan mulai dilakukan study penyusunan<br />

Capital Stock sebagai kelanjutan kegiatan<br />

ini. Kita juga mungkin akan melakukan<br />

kegiatan survei ini, tapi tidak sebesar<br />

tahun 2018. Karena tahun 2018 ini sebagai<br />

titik tolak” Ujar Puji. Lebih lanjut Puji<br />

menjelaskan bahwa dari 52 jenis aset yang<br />

akan disurvei, nantinya akan disepakati<br />

apakah tetap menggunakan 52 aset<br />

tersebut, atau didisagregasikan, tergantung<br />

dari kebijakan yang akan diambil<br />

pemerintah.<br />

Tentunya, data yang dihasilkan dari<br />

kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi<br />

pemerintah untuk mengetahui sampai<br />

sejauh mana capaian pembangunanan<br />

infrastuktur selama ini. Disamping itu,<br />

juga dapat digunakan sebagai dasar<br />

dalam mengambil keputusan di bidang<br />

pembangunan infrastuktur kedepannya.<br />

• Wid & Minanur Rohman<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

15


Berita Utama<br />

Pendataan e-commerce:<br />

Upaya Merekam Transaksi Online<br />

Tidak dipungkiri perkembangan teknologi<br />

informasi membuat begitu banyak<br />

perubahan dalam sendi kehidupan. Dalam<br />

bidang ekonomi, teknologi informasi dapat<br />

mengubah bagaimana perekonomian<br />

bekerja. Produsen dan pedagang<br />

memanfaatkan perkembangan teknologi ini<br />

untuk menawarkan dan mendistribusikan<br />

barang/jasa kepada konsumen secara<br />

online.<br />

Fenomena ini menyediakan pilihan<br />

cara berbelanja baru bagi konsumen,<br />

yang sebelumnya hanya bisa melalui<br />

kunjungan fisik ke toko atau gerai. Sinyal<br />

perubahan perilaku belanja dari offline ke<br />

online menjadi bahasan yang hampir selalu<br />

menghiasi headline berbagai media sejak<br />

medio 2017. Berbagai perubahan dalam<br />

perekonomian tersebut harus dipelajari lebih<br />

lanjut oleh BPS sehingga dapat memperkaya<br />

analisis dan meningkatkan kualitas data yang<br />

akan dirilis, seperti PDB.<br />

Dinamisnya bisnis online dan<br />

perkembangannya yang disinyalir sangat<br />

cepat membuat pemerintah terus berupaya<br />

untuk merangkul bisnis yang sedang naik<br />

daun ini. Pembuatan roadmap (peta<br />

jalan) e-commerce untuk menata dan<br />

mengelola e-commerce dalam negeri<br />

menjadi salah satu buktinya. “Pemerintah<br />

melihat bahwa, belum ada regulasi terkait<br />

usaha e-commerce ini. Nah, makanya di<br />

tahun 2017 ini keluarlah Perpres No. 74<br />

tahun 2017 mengenai Peta Jalan Sistem<br />

Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik<br />

atau SPNBE. Dengan keluarnya perpres itu,<br />

maka pemerintah dalam hal ini Kementerian<br />

Koordinator Bidang Perekonomian melihat<br />

bahwa perlu data agar kebijakan yang<br />

diambil bisa tepat sasaran”, ujar Puji,<br />

Direktur Neraca Pengeluaran yang tim <strong>VS</strong><br />

temui di sela-sela kesibukannya.<br />

Berbagai pertemuan dan diskusi<br />

intensif dilakukan antara Kemenko Bidang<br />

Perekonomian, Badan Pusat Statistik (BPS),<br />

dan Indonesia E-commerce Association<br />

(idEA): selaku asosiasi yang menaungi<br />

platform e-commerce di Indonesia. Salah<br />

satu hasil kesepakatannya, BPS diamanahi<br />

sebagai pihak yang bertugas untuk<br />

mengumpulkan data terkait transaksi<br />

e-commerce. Puji menjelaskan, “Awalnya<br />

Kemenko mengundang idEA, tetapi<br />

begitu berbicara data, ternyata idEA tidak<br />

mempunyai data. Karena meskipun idEA ini<br />

sebagai organisasi yang menaungi usahausaha<br />

e-commerce, tetapi pengurusnya<br />

pelaku juga. Pelaku usaha e-commerce.<br />

Sehingga, ada keengganan pelaku usaha<br />

untuk memberikan datanya ke idEA karena<br />

dikhawatirkan terjadi persaingan di dalam<br />

dan itu dimanfaatkan oleh pengurus.<br />

Akhirnya mereka (Kemenko, red) meminta<br />

bantuan BPS.”<br />

BPS menyambut baik permintaan<br />

tersebut karena memiliki kepentingan yang<br />

sama untuk merekam transaksi online dalam<br />

perekonomian. Mengingat pentingnya<br />

kegiatan ini, tak heran jika kolaborasi<br />

Kemenko Bidang Perekonomian, BPS, dan<br />

IdEA ini menjadi kolaborasi yang sangat<br />

ditunggu-tunggu oleh para khalayak ramai.<br />

Tak jarang, beberapa pemburu berita selalu<br />

menanyakan baik progres maupun hasilnya<br />

kepada BPS 1 di sela-sela tanya jawab setelah<br />

press release rutin berlangsung.<br />

Pada akhir tahun 2017, bertempat<br />

16<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Kepala BPS (kiri) di acara Pengumpulan Data e-Commerce Indonesia<br />

di Hotel Borobudur, Jakarta diadakan<br />

sosialisasi antara Kemenko Bidang<br />

Perekonomian dan BPS kepada platform<br />

e-commerce selaku calon responden.<br />

Dalam acara itu dijelaskan maksud dan<br />

tujuan kegiatan pendataan termasuk<br />

jenis kuesioner yang akan digunakan.<br />

Sebagian besar platform e-commerce yang<br />

akan didata mendapatkan penjelasan<br />

terkait kegiatan pendataan yang akan<br />

dilaksanakan.<br />

Kegiatan pendataan transaksi<br />

e-commerce ini merupakan yang pertama<br />

kali dilaksanakan di Indonesia, sehingga<br />

cakupannya masih terbatas pada 79<br />

platform e-commerce. Contoh perusahaan<br />

platform e-commerce yang menjadi<br />

sampel diantaranya Tokopedia, Lazada,<br />

Bukalapak, Go-jek, Traveloka, dan berbagai<br />

perusahan platform e-commerce besar<br />

lainnya. Ke-79 platform e-commerce<br />

tersebut terbagi dalam 7 model bisnis,<br />

sehingga kuesioner yang berbeda<br />

dirancang untuk ke-7 model bisnis<br />

tersebut. Puji memaparkan bahwa proses<br />

pengumpulan data akan dimulai pada<br />

minggu ketiga bulan Januari ini.<br />

Bersamaan dengan proses<br />

pendataan itu, koordinasi akan terus<br />

dilakukan oleh BPS selaku pengumpul<br />

data, idEA sebagai asosiasi yang menaungi<br />

platform e-commerce, dan Kemenko<br />

Bidang Perekonomian sebagai koordinator.<br />

“Nanti kita akan lakukan evaluasi per hari<br />

siapa-siapa saja yang sudah masuk (datanya,<br />

red) dan siapa yang belum. Itu kita sebarkan<br />

ke seluruh 79 itu plus idEA plus Kemenko.<br />

Dengan data itu, idEA bisa mendorong<br />

perusahaan yang belum mengisikan kuesioner<br />

untuk segera mengisikan”, ungkap pria<br />

berperawakan tinggi ini mengenai sistem<br />

evaluasi yang digunakan untuk meningkatkan<br />

response rate para platform e-commerce.<br />

Selain itu, koordinasi juga akan<br />

dilakukan secara langsung dengan 20 CEO<br />

platform e-commerce terbesar berdasarkan<br />

total visit. Wujud koordinasi ini dikemas<br />

dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD)<br />

yang direncanakan akan dilangsungkan pada<br />

bulan Januari, ketika proses pengumpulan<br />

data tengah berlangsung. Terkait data yang<br />

dikumpulkan Puji juga memaparkan, “Yang<br />

jelas identitas perusahaan, nilai transaksi,<br />

jenis barang yang dijual, jumlah tenant-nya,<br />

kemudian juga lokasi pembeli”.<br />

Beberapa kendala juga terjadi<br />

dalam proses pendataan ini, diantaranya<br />

ketidaklengkapan alamat email e-commerce<br />

anggota idEA dan waktu persiapan yang<br />

sangat singkat. Mempertimbangkan<br />

rekomendasi tenaga ahli e-commerce<br />

Kemenko Bidang Ekonomi, maka disepakati<br />

bahwa pada pendataan kali ini, platform<br />

menyampaikan softcopy isian kuesioner<br />

melalui email. Dengan cara pendataan seperti<br />

itu, maka tidak diperlukan petugas dari BPS<br />

untuk mencacah secara langsung. “Awalnya<br />

saya berpikir tadi mau langsung machine to<br />

machine, ternyata itu tidak dimungkinkan<br />

dalam waktu pendek. Ya mungkin ke depan<br />

kalau perusahaan sudah percaya dengan<br />

BPS, nah itu bisa machine to machine”,<br />

jelas Puji. Pada tahap awal, poin utamanya<br />

adalah membangun kepercayaan platform<br />

e-commerce untuk bersedia menyerahkan<br />

data. Platform harus diyakinkan bahwa data<br />

yang diserahkan secure dan jelas manfaat<br />

yang akan mereka peroleh. Tantangan<br />

selanjutnya adalah menganalisis data yang<br />

telah diakusisi BPS dengan baik sehingga<br />

benar-benar bermanfaat bagi platform. Jika<br />

platform sudah merasakan benefit, maka<br />

akan mengurangi resistensi penyerahan<br />

data tahap berikutnya.<br />

Puji berharap pada Februari<br />

mendatang data mengenai e-commerce<br />

ini sudah dapat dirilis. Bicara soal hasil,<br />

Puji mengatakan bahwa akan dilakukan<br />

koordinasi lebih lanjut dengan Kemenko<br />

dan idEA mengenai data mana yang boleh<br />

diakses oleh masyarakat dan mana yang<br />

hanya diperuntukkan oleh Kemenko dan<br />

idEA.<br />

• Irnanda Mas Putri & asa<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

17


Berita Utama<br />

KSA:<br />

Solusi Data Pangan Nasional<br />

Hermanto, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan<br />

Urusan perut memang akan selalu menjadi prioritas karena berhubungan<br />

dengan kebutuhan utama banyak orang. Maka dari itu, salah satu program<br />

prioritas utama yang selalu menjadi perhatian pemerintah adalah terkait<br />

ketahanan dan kemandirian pangan. BPS pun sejak 2016 melakukan embargo<br />

terhadap data produksi beras yang sebelumnya rutin dirilis, menunggu<br />

penyempurnaan dari metode penghitungan teranyar yang lebih mendekati<br />

kebenaran.<br />

Kelebihan lain KSA:<br />

“Menekan moral hazard, karena<br />

waktu pengamatan, foto keadaan<br />

di lapangan, dan koordinat segmen<br />

yang menjadi wilayah tugas sudah<br />

ditentukan, sehingga tidak bisa<br />

dimanipulasi dengan kondisi lain yang<br />

berbeda koordinat.<br />

Aplikasi KSA hanya bisa dibuka pada<br />

rentang waktu pengamatan yang telah<br />

ditentukan. “<br />

“Tahun 2018 memang tahun cukup padat di kedeputian bidang statistik<br />

produksi, dimana ada beberapa proyek prioritas nasional harus dilakukan.<br />

Pertama, Kerangka Sampel Area (KSA), salah satu kegiatan yang<br />

merupakan harapan berbagai pihak dalam rangka perbaikan data pangan.<br />

Berikutnya ada Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS 2018), momen pertama<br />

juga, potret tengah pertanian antar sensus. Selanjutnya Survei Konversi Gabah<br />

ke Beras (SKGB 2018), itu juga dalam rangka memperbaiki konversi-konversi<br />

dari gabah kering panen sampai menjadi beras. Saat ini masih menggunakan<br />

konversi yang sudah lama (hasil survei 2005-2007), tidak kekinian,” jelas<br />

Hermanto, Direktur Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura.<br />

Selama ini, pengumpulan data luas panen menggunakan metode<br />

konvensional yang didasarkan pada hasil eye estimate sehingga cenderung<br />

menghasilkan data dengan akurasi rendah dan waktu pengumpulan yang<br />

relatif lama. Dugaan overestimate pada data luas panen muncul karena<br />

fenomena data produksi tidak konsisten dengan kenyataan yang ada. Misal,<br />

harga beras tidak terkendali, masih adanya impor, hasil cadangan/survei stok<br />

beras tidak menunjukkan konsistensi karena ternyata stoknya tinggal sedikit,<br />

hingga pengadaan Bulog tidak mencapai target yang dicanangkan. Hermanto<br />

menyebutkan bahwa untuk merumuskan kebijakan pertanian yang tepat<br />

sasaran, dibutuhkan data pertanian yang tepat waktu dan akurat, sehingga<br />

perlu adanya perbaikan metodologi dalam pengumpulan data pertanian.<br />

18<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Salah satu perbaikan metodologi untuk<br />

penghitungan luas panen adalah KSA.<br />

Rekomendasi Para Stakeholder<br />

Menurut Hermanto, KSA juga<br />

direkomendasikan oleh Forum Masyarakat<br />

Statistik (FMS) untuk memperbaiki<br />

metodologi pengumpulan data pertanian.<br />

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) juga<br />

mengusulkan pembangunan kerangka<br />

sampel di seluruh provinsi di Indonesia<br />

yang dimulai dari Pulau Jawa kemudian<br />

dilanjutkan di seluruh provinsi di luar<br />

Jawa. Kajian metode KSA yang terintegrasi<br />

dengan pendataan statistik tanaman pangan<br />

ini buah kerjasama BPS dengan Badan<br />

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)<br />

dan mulai dilaksanakan secara serentak<br />

pada bulan Januari tahun 2018 ini.<br />

Hermanto menjelaskan bahwa<br />

metode KSA ini lebih cocok diterapkan di<br />

Indonesia, mengingat ketidakberaturan<br />

blok-blok sawah, cuaca yang tidak menentu,<br />

dan keadaan geografis persawahan di<br />

Indonesia yang berbentuk terasering (teknik<br />

cocok tanam dengan sistem bertingkat<br />

atau berteras-teras, red). Metode KSA<br />

melibatkan peranan teknologi di dalamnya<br />

dengan tujuan untuk menghasilkan data<br />

yang obyektif, modern, lebih akurat, dan<br />

tepat waktu.<br />

Persiapan KSA telah dilaksanakan<br />

selama setahun terakhir, mulai dari<br />

pelatihan instruktur nasional dan<br />

instruktur daerah. Sedangkan pelatihan<br />

petugas dilaksanakan pada Januari 2018.<br />

Penyusunan kerangka sampel untuk wilayah<br />

luar Jawa juga telah diselesaikan oleh<br />

BPPT. Metode Kerangka Sampel Area akan<br />

Pelaksanaan KSA di Sulawesi Selatan<br />

dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dan<br />

komoditas yang dicakup untuk sementara<br />

ini hanya padi. Nantinya, Hermanto<br />

menyebutkan BPS juga akan menerapkan<br />

metode KSA untuk komoditas jagung dan<br />

kedelai.<br />

Januari ini, secara rutin sudah<br />

diterapkan pengambilan data luas fase<br />

pertanaman padi dengan KSA. Pengambilan<br />

data lapangan dilaksanakan pada tujuh<br />

hari terakhir setiap bulannya, sementara<br />

pengolahan data dan tabulasi dilakukan<br />

pada tanggal 1 hingga 5 di bulan berikutnya.<br />

Petugas Pencacah Sampel (PCS) akan<br />

mengamati sekitar 3-8 sampel segmen<br />

dan mengirim hasil pengamatan melalui<br />

aplikasi berbasis android ke server KSA.<br />

Sementara Pengawas/Pemeriksa Sampel<br />

(PMS) bertugas melakukan pengawasan<br />

pengamatan segmen dan pemeriksaan hasil<br />

pengamatan PCS. Dari website http://ksa.<br />

bps.go.id, diketahui bahwa status data yang<br />

masuk pada pelaksanaan ujicoba KSA di<br />

Pulau Jawa tahun 2017 mencapai lebih dari<br />

95 persen. “Sementara kita PD (percaya diri,<br />

red) dengan KSA,” imbuh Hermanto.<br />

Kendala-kendala yang muncul<br />

pada pelaksanaan uji coba terus dicarikan<br />

solusinya. Salah satu hal yang diperjuangkan,<br />

menurut Hermanto adalah ketiadaan<br />

asuransi jiwa dan peralatan yang digunakan<br />

oleh petugas. Ketika pengamatan dengan<br />

KSA, petugas riskan dengan bahaya jatuh,<br />

terpeleset, yang mengakibatkan cidera<br />

badan atau rusaknya alat/smartphone.<br />

Terukur Secara Objektif<br />

Poin penting yang harus diketahui<br />

oleh masyarakat mengenai KSA adalah<br />

metodologi ini terukur secara objektif<br />

(objectively measured), karena KSA<br />

secara intens melakukan pengamatan<br />

fase pertumbuhan padi (masa vegetatif,<br />

generatif, dan panen) tanaman padi secara<br />

langsung dan berkelanjutan di setiap<br />

titik pengamatan yang menjadi sampel.<br />

Metode ini juga sudah dibicarakan dengan<br />

kementerian/lembaga terkait dengan<br />

semangat bersama memperbaiki data<br />

pangan yang selama ini menimbulkan<br />

polemik. KSA menjadi langkah BPS<br />

mewujudkan integritas sebagai lembaga<br />

independen penyedia data terpercaya<br />

sehingga dapat menjadi dasar kebijakan<br />

bagi pemerintah mencapai cita-cita<br />

kemandirian pangan.<br />

Adapun penyusunan awal KSA<br />

dilakukan dengan overlay terhadap peta<br />

rupa bumi Indonesia (RBI) dari Badan<br />

Informasi Geospasial (BIG), pemyiapan<br />

peta luas baku lahan sawah tahun 2015<br />

yang sudah di-update dengan data<br />

Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan<br />

juga peta administrasi. dimulai dengan<br />

mengumpulkan data Langkah selanjutnya<br />

adalah pembuatan kerangka sampel<br />

sawah dengan stratifikasi, pembuatan grid<br />

6 kilometer x 6 kilometer dan segmen<br />

berukuran 300 meter x 300 meter. Dalam<br />

satu segmen, selanjutnya dibuat sub<br />

segmen berukuran 100 meter x 100 meter.<br />

Dilanjutkan dengan mengekstraksi sampel<br />

segmen menggunakan metode Aligned<br />

Systematic Random Sampling. Titik-titik<br />

tengah sub segmen tersebut merupakan<br />

titik-titik pengamatan, sehingga total titik<br />

pengamatan dalam satu segmen adalah<br />

sembilan buah. Titik-titik pengamatan inilah<br />

yang kemudian secara regular disurvei untuk<br />

dilakukan pengamatan terhadap fase-fase<br />

pertumbuhan padi.<br />

Fase tumbuh dan kondisi segmen<br />

yang diamati petugas KSA adalah fase<br />

vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif,<br />

panen, persiapan lahan, puso, sawah yang<br />

tidak ditanami padi, dan bukan sawah. Data<br />

fase pertumbuhan tanaman padi beserta<br />

foto akan langsung dikirim ke server pusat<br />

melalui aplikasi survei KSA yang telah<br />

terpasang di smartphone android. Sekitar 5<br />

hari setelah data masuk server, akan muncul<br />

angka estimasi luas tanam, panen, serta<br />

perkiraan panen untuk dua bulan ke depan.<br />

• Nurdj & Susanti<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

19


Berita Utama<br />

sutas:<br />

Dasar Kegiatan Pertanian<br />

Pembangunan di sektor pertanian<br />

masih dianggap yang terpenting dari<br />

keseluruhan awal awal pembangunan<br />

ekonomi. Selain karena menyerap banyak<br />

tenaga kerja, sektor ini juga berperan<br />

dalam memenuhi konsumsi dalam negeri,<br />

meningkatkan devisa negara, dan lainlain.<br />

“Sektor pertanian adalah sektor<br />

primer karena berhubungan langsung<br />

dengan alam. Sektor primer ini sangat<br />

diharapkan datanya seakurat mungkin<br />

karena akan diolah dan dipakai untuk<br />

sektor sekunder seperti manufaktur atau<br />

industri pengolahan, konstruksi, dan<br />

sebagainya. Ibarat kata, sektor primer ini<br />

pondasi rumah, harus sebagus mungkin.<br />

Jika tidak akan berdampak ke segala sisi<br />

rumah pada tahap selanjutnya,” ujar<br />

Yomin Tofri, Direktur Statistik Peternakan,<br />

Perikanan, dan Kehutanan.<br />

Data terkait sektor pertanian<br />

cepat berubah karena perkembangan<br />

teknologi, perubahan musim, dan harga.<br />

Sedangkan penyediaan data pertanian<br />

yang berbasis sensus dilakukan setiap<br />

sepuluh tahun sekali, sehingga Survei<br />

Pertanian Antar Sensus (SUTAS) yang<br />

dilaksanakan pada Mei-Juni 2018 menjadi<br />

salah satu solusi untuk mendapatkan<br />

update terkini data pertanian. “Output<br />

SUTAS dan ST2013 tidak ada perbedaan.<br />

SUTAS bertujuan untuk updating data<br />

sensus pertanian karena data pertanian<br />

dapat berubah dengan cepat seperti<br />

rumah tangga yang beralih komoditas,”<br />

ungkap Eko Haryono Subagya, Kepala<br />

Subdirektorat Statistik Kehutanan. Lebih<br />

lanjut Eko menjelaskan ada tujuh kegiatan<br />

yang menjadi cakupan pada SUTAS2018<br />

yaitu tanaman pangan, hortikultura,<br />

perkebunan, peternakan, kehutanan,<br />

perikanan, dan jasa pertanian.<br />

SUTAS merupakan rekomendasi<br />

dari Food and Agriculture Organization<br />

(FAO) dan kali pertama dilaksanakan<br />

BPS. Persiapan matang sudah dilakukan<br />

dengan Uji Coba SUTAS2018 di akhir<br />

Yomin Tofri,<br />

Dir. Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan<br />

tahun 2017. Pelaksanaan uji coba ini<br />

dilakukan di dua kabupaten di Provinsi<br />

Lampung dan Sulawesi Selatan. Yomin<br />

mengakui dari hasil uji coba tersebut, ada<br />

beberapa hal yang perlu menjadi perhatian<br />

untuk perbaikan pada pelaksanaan<br />

SUTAS2018. “Perubahan transisi antar<br />

subsektor yang lumayan banyak dan waktu<br />

wawancara petugas dengan responden<br />

yang sangat berbeda dengan waktu estimasi<br />

perlu mendapat perhatian khusus. Ada<br />

petugas yang mewawancarai dengan waktu<br />

yang sangat lama sehingga menyita waktu<br />

responden dan ada petugas yang wawancara<br />

dengan cepat sehingga dicurigai petugas<br />

tidak menanyakan semua pertanyaan yang<br />

ada. Sedangkan estimasi waktu wawancara<br />

sekitar 45 menit,” ucap pria berdarah Minang<br />

ini. Eko Haryono menambahkan bahwa dari<br />

hasil uji coba SUTAS tahun lalu, pengawasan<br />

lapangan harus lebih ditingkatkan sehingga<br />

diberikan penambahan lembar kerja agar<br />

dapat melihat hasil kerja yang telah dilakukan.<br />

“Monitoring perlu diperbaiki karena dari uji<br />

coba, monitoring dilaksanakan pada saat<br />

pencacahan sudah hampir selesai sehingga<br />

tidak maksimal.”<br />

Tidak sedikit anggaran yang<br />

dikeluarkan untuk SUTAS2018. Dana sebesar<br />

Rp342 miliar dipersiapkan khusus untuk<br />

pelaksanaan SUTAS tahun ini yang dimulai<br />

dari persiapan, pelatihan innas,inda dan<br />

petugas lapangan di Maret-April, pelaksanaan<br />

lapangan di Mei-Juni, editing coding di Juni-<br />

Juli, entry data di provinsi pada Juli-Agustus,<br />

verifikasi data hasil pengolahan di Agustus-<br />

September, penyusunan publikasi pusat<br />

dan provinsi pada Oktober-November 2018,<br />

sehingga hasil SUTAS2018 akan dapat dirilis di<br />

November tahun ini.<br />

SUTAS yang dilaksanakan di 34 provinsi<br />

di Indonesia ini membutuhkan petugas cacah<br />

sebanyak 18.721 orang yang semuanya<br />

adalah mitra statistik dan 6.416 orang<br />

sebagai pengawas atau pemeriksa<br />

untuk mensurvei sebanyak 55.679 blok<br />

sensus. Ada dua jenis kuesioner yaitu<br />

Daftar SUTAS2018-L1 untuk pendaftaran<br />

bangunan sensus dan identifikasi rumah<br />

tangga pertanian. Sedangkan untuk<br />

pendataan lengkap rumah tangga yang<br />

teridentifikasi sebagai rumah tangga<br />

usaha pertanian menggunakan Daftar<br />

SUTAS2018-L2. Yomin menambahkan<br />

bahwa kuesioner yang telah disusun<br />

secara terperinci ini tidak hanya mencakup<br />

komoditas saja namun juga meliputi<br />

penguasaan, kepemilikan tanah serta<br />

teknologi pertanian yang dipakai.<br />

Pengadaan dokumen dan<br />

instrumen lain menjadi salah satu kendala<br />

dalam pelaksanaan SUTAS2018 karena BPS<br />

belum bisa memprediksi jumlah rumah<br />

tangga usaha pertanian di setiap daerah.<br />

“Untuk mengantisipasinya, pengadaan<br />

dokumen dan instrumen lain disiapkan di<br />

BPS provinsi sehingga memudahkan untuk<br />

melakukan relokasi jika ada perbedaan<br />

jumlah kuesioner dengan jumlah rumah<br />

tangga pertanian,” ucap Eko Haryono.<br />

Kegiatan SUTAS2018 yang berada<br />

di bawah koordinator Direktorat Statistik<br />

Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan<br />

dan Direktorat Statistik Tanaman Pangan,<br />

Hortikultura, dan Perkebunan sangat<br />

diharapkan akan menjadi benchmarking<br />

bagi kegiatan survei lainnya. “Concern<br />

BPS dalam SUTAS2018 adalah bagaimana<br />

mendapatkan data yang cakupannya<br />

lengkap dan berkualitas, sehingga hasil<br />

dari SUTAS dapat menjadi dasar untuk<br />

semua kegiatan yang berkaitan dengan<br />

pertanian,” tutup Yomin.<br />

• Gita & Arlan Yulianto<br />

20<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Pusat<br />

Serah Terima kenaikan grade BPS<br />

Berita menggembirakan datang di<br />

awal tahun bagi kita, pegawai BPS.<br />

Kementerian Pendayagunaan Aparatur<br />

Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN<br />

RB) baru menaikan grade untuk jabatan<br />

eselon III pusat dan fungsional umum<br />

(bendahara dan pengelola BMN), serta KSK.<br />

Serah terima kenaikan grade ini<br />

dilakukan di Gedung 1 Lantai 5, (16/1).<br />

Pihak Kemenpan RB dihadiri oleh Salman<br />

Sijabat (Asisten Deputi Kesejahteraan SDM<br />

Aparatur). Dari BPS sendiri hadir Sekretaris<br />

Utama, Adi Lumaksono yang juga didampingi<br />

oleh Inspektur Wilayah II, Yani Kurniani.<br />

Menurut Salman, kenaikan grade ini<br />

fokusnya bukan untuk kepentingan BPS saja<br />

tapi untuk Indonesia. “Hasil kenaikan grade<br />

ini prosesnya sangat panjang, komunikasi<br />

secara intens dan kerja keras dari setiap<br />

pihak BPS maupun Kemenpan RB,” ujarnya.<br />

Diawali dengan usulan sederhana, sebagai<br />

contoh untuk usulan Esselon III (pusat)<br />

dengan kenaikan grade dari 11 menjadi 12,<br />

namun akhirnya terealisasi dengan kenaikan<br />

grade 13. dan untuk esselon III (provinsi)<br />

menjadi grade 12.<br />

Kenaikan juga diperuntukkan bagi<br />

garda terdepan BPS, KSK. Awalnya KSK hanya<br />

mencapai grade 7 (Pelaksana), sekarang ini<br />

bisa sampai ke grade 8 sesuai kompetensi.<br />

Sedangkan untuk bendahara, baik di pusat<br />

maupun satker, BPS kenaikan grade menjadi<br />

kelas 8. Perlunya penatausahaan anggaran<br />

yang akuntabel dan sistematis untuk BPS<br />

menjadi pertimbangan utama menaikkan<br />

kelas jabatan ini.<br />

Menurut Yani Kurniani, “Untuk<br />

tindak lanjutnya, ini masa sosialisasi<br />

bagi mereka dengan grade 13. Perlu<br />

sosialisasi dengan BPS daerah bagaimana<br />

kenaikan grade 12 (untuk eselon III, red)<br />

dan bagaimana kelanjutan bagi kenaikan<br />

grade ke bawah seperti apa ke depannya.<br />

Untuk pegawai yang baru promosi, tidak<br />

bisa langsung ke grade 13, tetapi harus<br />

berjenjang dimulai dari grade 12, sehingga<br />

ada pembeda antara eselon III baru dengan<br />

yang lama.”<br />

• Amiruli D. Listiarso, Inspektorat Wilayah II BPS<br />

Berita Duka Cita<br />

Pimpinan dan segenap pegawai BPS mengucapkan<br />

turut berdukacita atas meninggalnya:<br />

1. Elvisari, Staf Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Bandar Lampung, Lampung<br />

2. Henhen, KSK BPS Kota Cimahi, Jawa Barat<br />

3. La Nurdin, Staf Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kota Ambon, Maluku<br />

4. Acros Abas, Pensiunan BPS Kota Pangkalpinang, Ayahanda dari Dewi Savitri, Kabid Nerwilis BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung<br />

5. Hj. Yayah Rukanah binti Sukarnawinata, Ibunda dari Noneng Komara Nengsih, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Jawa<br />

Barat<br />

6. Mijatun, Ibu dari Sunarmi, Kepala BPS Kabupaten Ngada, NTT<br />

7. Ananda ke-2 dari Prihanto Widyan Aribowo, Kasi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah<br />

8. Muhammad Naufal Zuhri Harahap, Ananda dari M. Iriansyah Harahap, Kasi Statistik Sosial BPS Kota Medan, Sumatera Utara<br />

9. Indra Darma Lubis, Suami dari Lulu Lutfiasari, Kasi Nerwilis BPS Kabupaten Jember, Jawa Timur<br />

10. H. Sadiran bin Somoprawiro, Ayahanda dari Eny Martisasiwi, Kepala Subbagian Tuntutan Perbendaharaan dan Ganti Rugi BPS dan Tuti<br />

Mayawati, Staf Subdit Statistik Pertambangan dan Energi BPS<br />

11. Sudjito bin Suko, Ayahanda dari Cahya Wisnu Wardana, Kasi Statistik Produksi BPS Kota Pekalongan dan Ayah Mertua dari Nur Saidah, Staf<br />

Seksi Nerwilis BPS Kabupaten Batang, Jawa Tengah<br />

12. Bukran Bin Tuntut, Ayahanda dari Melindawati, Kasubbag Tata Usaha BPS Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur<br />

13. Moehadi, Ayahanda dari Hadi Sulistiyono, Kasi Statistik Distribusi BPS Kabupaten Blitar, Jawa Timur<br />

Semoga amal ibadah almarhum/almarhumah diterima Tuhan Yang Maha Esa<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

21


Berita Foto<br />

s<br />

ebagai bentuk kepedulian dan solidaritas<br />

terhadap penderitaan yang dialami muslim<br />

Rohingya, BPS Kabupaten Aceh Utara<br />

menggalang donasi dari seluruh pegawainya.<br />

Donasi yang sudah terkumpul sekitar Rp 4,4<br />

juta ini diserahkan langsung kepada penanggung<br />

jawab Aksi Cepat Tanggap Aceh. Dewantara, KSK BPS Kabupaten Aceh<br />

Utara mewakili BPS Kabupaten Aceh Utara menyerahkan kepada<br />

penanggung jawab ACT Aceh, Thariq Farline. (Afrizal, BPS Kab. Aceh<br />

Utara)<br />

BPS aceh utara bantu rohingnya<br />

s<br />

penghargaan dipa terbaik bps bangka<br />

barat<br />

etelah tahun lalu mendapatkan penghargaan<br />

sebagai satker terbaik I dalam kinerja<br />

rekonsiliasi, BPS Bangka Barat kembali<br />

mendapatkan penghargaan sebagai<br />

satker terbaik I dari 296 satker se-provinsi<br />

Bangka Belitung dalam pengelolaan DIPA 2017,<br />

(11/12). Penghargaan yang berasal dari Kanwil Direktorat Jenderal<br />

Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung diberikan langsung oleh<br />

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung kepada Kepala BPS Kabupaten<br />

Bangka Barat, Rizanal Mahmudin. (Betik E, BPS Kab. Bangka Barat)<br />

b<br />

uah kerja keras yang manis, akhirnya<br />

dituai oleh BPS Provinsi Sumatera Barat di<br />

penghujung tahun 2017, (27/12). BPS Provinsi<br />

Sumatera Barat menerima Penganugerahan<br />

Pemeringkatan Badan Publik oleh Komisi Informasi<br />

di Auditorium Gubernur Sumatera Barat. Juara 1 Kategori Instansi<br />

Vertikal Tingkat Provinsi Sumatera Barat diterima oleh Kepala BPS<br />

Provinsi Sumatera Barat, Sukardi, yang diberikan oleh Wakil Gubernur<br />

Sumatera Barat, Nasrul Abit. Pada tahun lalu, BPS Provinsi Sumatera<br />

Barat berada di peringkat ketiga. (Rakhmi Agusti, Humas BPS Prov.<br />

Sumatera Barat)<br />

Prestasi BPS Sumbar di Akhir 2017<br />

s<br />

ecara rutin Pusdiklat BPS mengadakan<br />

capacity building dengan berbagai topik<br />

menarik. Selasa lalu, (9/1), capacity building<br />

diadakan dalam bentuk seminar dengan<br />

tema “Big Data, Solusi Informasi Zaman Now”,<br />

dengan narasumber Setia Pramana, praktisi Big<br />

Data sekaligus dosen di Politeknik Statistika STIS. Dalam seminar ini<br />

ditekankan bagaimana peran big data dan implementasinya dalam<br />

kebijakan pemerintah. Capacity building selanjutnya diadakan akhir<br />

bulan, (30/1) dalam bentuk bedah buku yang berjudul ‘Inovasi Harga<br />

Mati’ karya Tri Widodo Wahyu Utomo. (Arlan Yulianto)<br />

Seminar Big Data Pusdiklat BPS<br />

22<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


d<br />

Baksos DWP BPS Provinsi DIY untuk<br />

Korban Banjir Semanu Gunungkidul<br />

alam rangka membantu meringankan korban<br />

banjir, DWP BPS Provinsi DIY mengadakan<br />

bakti sosial ke Desa Pacarejo, Semanu,<br />

Gunungkidul, (6/12). Desa Pacarejo merupakan<br />

wilayah yang paling parah tergenang banjir akibat<br />

hujan lebat yang terjadi di akhir tahun. Rombongan diwakili<br />

oleh Winarti, Dita Andian, Ismiyati, Hardana, dan Widiatmoko<br />

tersebut disambut oleh Sumadiyanto selaku pemerintah Desa<br />

Pacarejo, yang menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian dan<br />

bantuan yang diberikan. (Galuh W, BPS Prov. DIY)<br />

s<br />

Forum Masyarakat Statistik (FMS) Masa<br />

Kerja 2017-2018 melaksanakan rapat pleno<br />

perdana di tahun 2018 di BPS, (17./1). Selain<br />

membahas rencana kerja untuk setahun ke<br />

depan, terkait upaya peningkatan kualitas data<br />

statistik BPS, rapat pleno ini mendatangkan narasumber<br />

Prof. Khairil Anwar Notodiputro , Guru Besar IPB, yang menyampaikan<br />

Rapat pleno FMS di awal tahun<br />

paparan “Peningkatan Kualitas Data melalui Pendugaan Area Kecil<br />

(Small Area Estimation)”. (Eko Rahmadian, Kasubbag Penyiapan<br />

Materi Pimpinan BPS)<br />

p<br />

PENGHARGAAN TREASURY AWARD 2017<br />

UNTUK BPS SULBAR<br />

enghargaan Treasury Award tahun 2017<br />

diterima oleh BPS Provinsi Sulawesi Barat,<br />

(19/12). Penghargaan ini diberikan oleh<br />

Gubernur Provinsi Sulawesi Barat dan dihadiri oleh<br />

pejabat dari Kementerian Keuangan. Penghargaan<br />

Treasury Award adalah penghargaan untuk satker pengelola anggaran<br />

pendapatan dan belanja (APBN) terbaik yang diselenggarakan oleh<br />

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Provinsi<br />

Sulawesi Barat. Penghargaan tersebut diberikan sebelum acara<br />

penyerahan DIPA kepada seluruh satker se-Sulawesi Barat. (S. Sabrang,<br />

Humas BPS Prov Sulawesi Barat)<br />

b<br />

BPS Kolaka Terbaik 1 Pengelolaan APBN<br />

2017<br />

PS Kabupaten Kolaka mendapatkan<br />

penghargaan sebagai satuan kerja pengelola<br />

APBN terbaik 1 se-KPPN Kolaka yang<br />

membawahi Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara dan<br />

Kolaka Timur, (18/12). Penghargaan diserahkan di<br />

Aula Sasana Praja Kabupaten Kolaka. Wakil Bupati Kolaka, Jayadin,<br />

menyerahkan penghargaan kepada Kepala BPS Kabupaten Kolaka,<br />

Muhlis. (Arsyad Kadir, BPS Kab. Kolaka)<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

23


Profil<br />

bps kABUPATEN TANA Lombok TORAJA Timur<br />

cerdas dan ikhlas<br />

Slogan “Kerja Keras! Kerja Cerdas! Kerja<br />

Tuntas! Kerja Ikhlas! Menghasilkan Data<br />

Berkualitas!” menjadi penyemangat<br />

pegawai BPS Kabupaten Lombok Timur yang<br />

selalu dikumandangkan setiap apel pagi<br />

dilaksanakan.<br />

Kabupaten Lombok timur merupakan<br />

salah satu daerah yang memiliki kegiatan<br />

statistik yang banyak di Provinsi Nusa<br />

Tenggara Barat (NTB). Ketika kegiatan di<br />

Lombok Timur tidak bergerak, maka daerahdaerah<br />

lain di provinsi ini akan kurang<br />

maksimal. Penduduk di wilayah Lombok Timur<br />

sekitar 1.187.000 jiwa dengan luas wilayah<br />

1505 meter 2 , membuat wilayah Lombok<br />

Timur merupakan wilayah dengan luas paling<br />

besar di Pulau Lombok. Di Lombok Timur<br />

banyak terdapat gili-gili (pulau) yang notabene<br />

merupakan daerah sulit di Kabupaten Lombok<br />

Timur. Di daerah pulau-pulau tersebut<br />

kebanyakan masyarakatnya berprofesi sebagai<br />

petani, sehingga untuk survei-survei yang<br />

berkaitan dengan pertanian penduduk di<br />

daerah tersebut sering terkena sampel.<br />

Lombok Timur sering dijadikan<br />

percontohan mengenai jumlah penduduk<br />

dan kegiatan-kegiatan lainnya dibanding<br />

kabupaten lain di provinsi NTB. Di wilayah<br />

utara merupakan daerah pertanian yang subur<br />

dan lereng gunung Rinjani, daerah ini sangat<br />

berpotensi untuk pengembangan agroindustri.<br />

Sementara itu daerah selatan merupakan<br />

daerah lahan kering dengan curah hujan<br />

relatif rendah, namun daerah tersebut<br />

sangat potensial untuk pengembangan<br />

komoditas pertanian seperti tembakau.<br />

Terdapat dua perusahaan besar yang menjadi<br />

pengepul untuk petani-petani tembakau.<br />

Dari Rumah Dinas Menjadi Kantor<br />

Saat ini komposisi pegawai di BPS<br />

Kabupaten Lombok Timur berjumlah 34,<br />

ditambah dengan pegawai non organik, dua<br />

orang kpetugas keamanan dan seorang juru<br />

bersih. Di Kabupaten Lombok Timur sendiri<br />

terdapat 20 kecamatan dan hanya satu<br />

kecamatan yang tidak memiliki KSK. Kepala<br />

BPS Kabupaten Lombok Timur Muhamad<br />

Saphoan mengungkapkan kantor BPS<br />

Kabupaten Lombok Timur dulunya merupakan<br />

rumah dinas, letak rumah dinas ini dianggap<br />

strategis dan cocok untuk dijadikan kantor<br />

BPS, sehingga akhirnya merubah rumah dinas<br />

menjadi kantor BPS Kabupaten Lombok Timur.<br />

Luas kantornya sekitar 300 meter 2 ,<br />

tidak menjadi penghalang pegawai untuk<br />

bekerja dan berdiskusi ketika rapat. Ketika<br />

ruang rapat tidak cukup memadai untuk<br />

dihadiri oleh banyak orang, ruangan KSK<br />

dimanfaatkan untuk acara rapat. Saphoan<br />

yang baru bertugas satu tahun setelah<br />

sebelumnya menjadi Kepala BPS Kabupaten<br />

Sumbawa ini juga mengungkapkan selama<br />

ini dia belum mengalami kendala yang<br />

berarti selama bertugas di Lombok Timur.<br />

Jika terdapat kendala ia cenderung memilih<br />

untuk transparan kepada pegawai-pegawainya<br />

agar mendapatkan solusi masalah secara<br />

bersama.<br />

Sudah menjadi agenda rutin<br />

setiap pagi selalu dilaksanakan apel pagi.<br />

Selain memberikan arahan, Saphoan juga<br />

mengevaluasi kegiatan rutin yang dilakukan<br />

pegawai setelah sebelumnya menanyakan<br />

pekerjaan-pekerjaan yang belum tertib di<br />

subject matter. Hubungan dengan dinas<br />

terkait selama ini juga berjalan baik. Bahkan<br />

selama ini Pemerintah Kabupaten Lombok<br />

Timur sering meminta masukan dari BPS<br />

Kabupaten Lombok Timur baik mengenai<br />

data, maupun yang lainnya.<br />

Sayangnya saat ini BPS Kabupaten<br />

Lombok Timur belum mempunyai akun<br />

Media Sosial (facebook, twitter, instagram),<br />

yang efektif dan murah meriah untuk lebih<br />

mengenalkan produk BPS di masyarakat<br />

umum. Meskipun demikian BPS Kabupaten<br />

Lombok Timur akan berusaha untuk<br />

membuat akun media sosial apalagi kedepan<br />

banyak agenda BPS yang perlu digaungkan<br />

ke masyarakat seperti kegiatan Podes, SBH,<br />

Sensus Penduduk 2020, dan kegiatan BPS<br />

yang lainnya.<br />

• Kurva<br />

24<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Profil<br />

bps kABUPATEN bangka barat<br />

Masyarakat belum statistic-minded<br />

Negeri Sejiran Setason menjadi semboyan<br />

yang melekat pada Kabupaten Bangka Barat.<br />

Jika ditelisik, kata tersebut mengandung<br />

makna sebagai wilayah yang memiliki<br />

masyarakat berdasarkan kekeluargaan dan<br />

kebersamaan. Hal itulah yang dipedomani<br />

BPS Kabupaten Bangka Barat dalam<br />

menjalankan kegiatan perstatistikannya.<br />

Perjalanan menuju Kabupaten Bangka<br />

Barat lumayan jauh sekitar 140<br />

kilometer dari Kota Pangkal Pinang dan<br />

memakan waktu selama 3 – 4 jam perjalanan<br />

darat. “Kabupaten Bangka Barat merupakan<br />

wilayah terjauh di Pulau Bangka dan<br />

terluas kedua setelah Kabupaten Bangka,”<br />

ujar Kepala BPS Kabupaten Bangka Barat,<br />

Rizanal Mahmudin. Kota Muntok, ibukota<br />

Kabupaten Bangka Barat merupakan pusat<br />

peleburan biji timah pertama dan terbesar<br />

yang ada di Indonesia. Tidak heran jika<br />

sektor pengolahan menjadi penyumbang<br />

perekonomian terbesar dan termasuk sektor<br />

yang banyak menampung tenaga kerja.<br />

Hal itu menjadi salah satu yang membuat<br />

angka kemiskinan di Kabupaten Bangka<br />

Barat terendah di Provinsi Kepulauan Bangka<br />

Belitung selama tiga tahun berturut-turut<br />

sejak tahun 2014.<br />

Responden yang belum statisticminded<br />

menjadi kendala yang dihadapi<br />

oleh BPS Kabupaten Bangka Barat.<br />

Rizanal mengungkapkan bahwa<br />

hambatan yang ada bukanlah<br />

daerah sulit dimana petugas harus<br />

menyeberang pulau, namun ada<br />

beberapa penolakan responden yang<br />

tidak mau didata. Sehingga petugas<br />

pengawas harus ikut menemani petugas<br />

dalam pendataan di lapangan sekaligus<br />

memberikan penjelasan terkait kegiatan<br />

statistik yang sedang dilaksanakan.<br />

Melihat besarnya potensi rintangan<br />

tersebut, BPS Kabupaten Bangka Barat<br />

mengandalkan media sosial. Pemanfaatan<br />

Facebook (FB) diklaim Rizanal sebagai media<br />

yang mampu menjembatani informasi<br />

yang disampaikan oleh BPS Kabupaten<br />

Bangka Barat kepada masyarakat. Sebagai<br />

pemain baru di media sosial FB (dibuat pada<br />

April 2016, red), akun nama BPS Kabupaten<br />

Bangka Barat berhasil menggaet jumlah likers<br />

sebanyak 500-an. Informasi yang disuguhkan<br />

juga cukup beragam, tidak melulu mengenai<br />

padatnya kegiatan statistik yang dilaksanakan<br />

di Kabupaten Bangka Barat. Kegiatan yang<br />

menyatukan kebersamaan para pegawai<br />

menjadi informasi yang cukup menarik untuk<br />

dibaca oleh para netizen.<br />

Peranan Humas di Kabupaten Bangka<br />

Barat mendapat perhatian lebih oleh pria<br />

yang juga pernah memimpin BPS Kota Pangkal<br />

Pinang ini. Ia menunjuk satu orang sebagai<br />

penanggung jawab (PJ) kehumasan yang<br />

juga merupakan administrator media sosial<br />

agar dapat dikelola dengan baik. Rizanal<br />

meminta kepada PJ kehumasan untuk selalu<br />

meningkatkan kapasitas di kehumasan, salah<br />

satunya dengan mengikuti pelatihan seperti<br />

workshop menulis yang diselenggarakan oleh<br />

BPS Provinsi Bangka Belitung. “Data yang<br />

dirilis oleh BPS sangat melimpah dan sayang<br />

kalau tidak dimanfaatkan. Saya mengarahkan<br />

kepada pegawai BPS disini untuk rajin menulis,<br />

sehingga data BPS dapat lebih dibunyikan oleh<br />

internal BPS,” tutur pria yang telah memimpin<br />

BPS Kabupaten Bangka Barat sejak Mei 2014.<br />

Ingin BPS Lebih Eksis<br />

BPS Kabupaten Bangka Barat<br />

berbangga diri, di penghujung tahun 2017<br />

sebuah prestasi terukir dengan mendapat<br />

penghargaan Terbaik I Satker Pengelola<br />

DIPA Tahun Anggaran 2017. BPS Kabupaten<br />

Bangka Barat berhasil mengalahkan 295<br />

satker yang ada di Provinsi Bangka Belitung.<br />

Di tahun sebelumnya yaitu di tahun 2016<br />

juga mendapat penghargaan atas Kinerja<br />

Rekonsiliasi Terbaik Peringkat I.<br />

Usaha Rizal untuk membuat<br />

BPS lebih dikenal lumayan getol. Selain<br />

selalu menghadiri coffee morning yang<br />

diadakan oleh pemerintah setempat<br />

untuk menyosialisasikan kegiatan BPS dan<br />

penyerahan publikasi BPS serta aktif di media<br />

sosial, ia mempunyai jurus jitu lainnya.<br />

“Saya membuat papan nama kantor tinggi<br />

hingga 12 meter, sehingga masyarakat bisa<br />

membaca dan mengetahuinya. Saya ingin<br />

BPS lebih dikenal masyarakat dan prestise<br />

BPS makin meningkat dengan tampilan fisik<br />

kantor yang bagus,” pungkas Rizanal diakhir<br />

wawancara.<br />

• Gita<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

25


Daerah<br />

Rakor daerah<br />

Rapat koordinasi (Rakor) agaknya masih<br />

diharapkan mampu menjembatani<br />

komunikasi untuk menyamakan persepsi.<br />

Rakor di bulan-bulan terakhir tahun 2017<br />

dimanfaatkan untuk mensinergikan baik dari<br />

internal maupun dengan pihak eksternal.<br />

Tak melulu serius, lebih tepatnya ‘sersan’,<br />

serius tapi berkesan, suasana Rakor dapat<br />

merilekskan pikiran yang jenuh dengan<br />

pekerjaan di akhir tahun. Tim Humas daerah<br />

melaporkan suasana Rakor di provinsi masingmasing.<br />

Jateng: Tingkatkan Budaya Kerja untuk Data<br />

Berkualitas<br />

Penataan panggung yang apik serta<br />

penampilan memukau Keluarga Kesenian<br />

Mahasiswa Universitas Gajah Mada dengan<br />

judul tarian Tari Tamprah Bubrah dan paduan<br />

suara Voca Erudita Universitas Sebelas Maret<br />

Surakarta mengiringi pembukaan Rakor<br />

Evaluasi Susenas, Statistik Tanaman Pangan<br />

dan Statistik Harga BPS Provinsi Jawa Tengah<br />

(Jateng). Acara Rakor kali ini digelar pada<br />

tanggal 4-8 Desember 2017 bertempat di<br />

Paragon Hotel and Residences, Solo. Acara<br />

pembukaan juga turut dihadiri oleh Sekretaris<br />

Utama, Adi Lumaksono dan Ketua DPRD<br />

Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Ketua<br />

Komisi B, Chamim Irfani. Sesuai dengan tema<br />

Rakor yaitu “Kerja Bersama Wujudkan Data<br />

Berkualitas”, BPS Provinsi Jawa Tengah terus<br />

berupaya meningkatkan budaya kerja, cermat,<br />

cepat dan tepat untuk menghasilkan data<br />

berkualitas.<br />

Saat pembukaan Rakor, Kepala BPS<br />

Provinsi Jateng, Margo Yuwono mengatakan<br />

BPS Provinsi Jateng pada tahun 2017 ini<br />

banyak meraih penghargaan, peringkat<br />

kedua dengan alokasi BPS terteguh sebagai<br />

badan yang terinfomatif serta juara 3 tingkat<br />

nasional terkait hasil evaluasi secondary<br />

dari kegiatan SDKI. BPS Provinsi Jateng juga<br />

sudah melaunching OTS Generasi 2, selain<br />

itu dari BPS Kabupaten Tegal juga baru saja<br />

melaunching sebuah aplikasi Kamar Data yang<br />

merupakan wujud pelayanan BPS di level<br />

kabupaten/kota.<br />

Chamim Irfani menyambut baik<br />

terselenggaranya<br />

Rakor ini,<br />

menurutnya<br />

data BPS tidak<br />

hanya sebatas<br />

‘ada’, melainkan<br />

harus lebih<br />

Sestama Adi Lumaksono membuka<br />

diperhatikan<br />

Rakortekda di Jateng<br />

tingkat akurasi,<br />

kelengkapan,<br />

cepat,<br />

serta dapat<br />

dipertanggungjawabkan.<br />

Data tersebut dapat<br />

dimanfaatkan untuk<br />

mendukung atau<br />

merancang keputusan<br />

yang tepat, guna<br />

mewujudkan tujuan<br />

pembangunan berupa<br />

kesejahteraan rakyat.<br />

Agenda utama Rakor kali ini<br />

mengevaluasi dan monitoring<br />

data hasil dari beberapa survei.<br />

“Susenas, Statistik Tanaman Pangan<br />

dan Statistik Harga merupakan data<br />

yang sangat penting untuk mengisi ke arah<br />

mana pembangunan kita nantinya, oleh<br />

karena itu tepat sekali jika BPS Provinsi Jateng<br />

menggunakan ketiga data tersebut untuk<br />

dievaluasi dan dimonitoring sehingga untuk<br />

tahun mendatang apa yang kita lakukan akan<br />

semakin mantap dengan hasil karya kita untuk<br />

disampaikan kepada pemerintah.” Ujar Adi<br />

Lumaksono disela pembukaan acara. Selain itu<br />

kedepan banyak sekali tantangan yang harus<br />

dihadapi oleh BPS, oleh karena itu secara<br />

bersama-sama BPS harus mampu mengatasi<br />

dan memecahkan masalah tersebut. Nampak<br />

hadir pada Rakor kali ini yakni pejabat eselon<br />

II, III dan IV di lingkungan BPS Provinsi dan BPS<br />

Kabupaten/Kota se-Jateng serta staf terkait<br />

yang ditunjuk.<br />

Aceh: Berkomitmen dan Berintegritas<br />

Di penghujung tahun 2017, BPS<br />

Provinsi Aceh juga menyelenggarakan kegiatan<br />

dua Rakor, yakni Rakor terbatas (Rakortas)<br />

pembahasan Sensus Ekonomi 2016–Lanjutan<br />

Pembukaan Rakortekda di Kalteng<br />

dan Rakor teknis (Rakortek) Koordinator<br />

Statistik Kecamatan (KSK) Se-Provinsi Aceh.<br />

Agenda Rakortas SE2016-Lanjutan yang<br />

diselenggarakan pada 11 – 14 Desember<br />

2017 di Mata Ie Resort, Sabang, dihadiri<br />

oleh seluruh kepala, kepala seksi statistik<br />

distribusi, dan kepala subbagian tata usaha<br />

BPS kabupaten/kota. Pimpinan dan subject<br />

matter BPS Provinsi Aceh mengevaluasi<br />

kebijakan dan pelaksanaan SE2016 dari<br />

sisi teknis dan administrasi. Hasil evaluasi<br />

bukan sekadar catatan perbaikan untuk<br />

pelaksanaan kegiatan di tahun mendatang<br />

yang lebih terencana, terarah, dan berjalan<br />

baik tetapi juga menorehkan komitmen<br />

bersama dalam upaya meraih kemajuan<br />

BPS. Komitmen ini menjadi titik tolak bagi<br />

segenap satuan kerja BPS di wilayah Aceh<br />

untuk lebih berkinerja dengan motivasi<br />

dan ritme kerja yang seirama diiringi<br />

26<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Rakor KSK di Aceh<br />

Sestama, Adi Lumaksono memberi arahan di<br />

Rakor Jawa Barat<br />

dengan peningkatan komunikasi, koordinasi,<br />

dan kepedulian yang tinggi terhadap kualitas<br />

datanya.<br />

Berbeda dengan Rakortas yang<br />

kepesertaannya terbatas, Rakortek KSK Se-<br />

Provinsi Aceh diikuti oleh 200 KSK seantero<br />

Aceh yang perhelatannya dipusatkan di<br />

Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, pada<br />

15 – 18 Desember 2017. Dalam ajang yang<br />

belum tentu dua tahun sekali terlaksana ini,<br />

komunikasi dua arah pun dibangun dengan<br />

format acara “KSK berkisah, pimpinan<br />

mendengar”. Pengalaman susah senang<br />

KSK di lapangan menjadi masukan bagi<br />

perumusan kebijakan di level pimpinan.<br />

Dedikasi KSK pun diakui dengan digelarnya<br />

penganugerahan dokumentasi foto terbaik,<br />

dibingkai dalam topik “KSK dalam tugas”. Pada<br />

gilirannya pimpinan meminta KSK untuk lebih<br />

profesional menjalankan tugasnya melalui<br />

penandatanganan pakta integritas. Ada 6<br />

klausul di dalamnya yang mengikat KSK<br />

untuk amanah bekerja secara profesional<br />

dan berintegritas. Sebagai penutup,<br />

konsolidasi melalui aktivitas outbound<br />

bertemakan team building dilaksanakan<br />

di Dian Rana Bungalow, Lampuuk, Aceh<br />

Besar.<br />

Kalteng: Kelola Stres Pegawai<br />

Senada dengan Aceh, pada 11 – 15<br />

Desember 2017, BPS Provinsi Kalimantan<br />

Tengah (Kalteng) juga menggelar Rakor Teknis<br />

Daerah (Rakortekda) yang diselenggarakan<br />

di Hotel Swiss Bellhotel. Kali ini Rakortekda<br />

tak melulu membahas masalah teknis,<br />

juga diselipkan materi manajemen<br />

stres. Peserta Rakortekda sejumlah 153<br />

orang dari Provinsi, Kabupaten dan Kota<br />

Se-Kalteng. Seluruh peserta dan panitia<br />

melakukan serangkaian tes dan rupanya<br />

stres telah hinggap pada sebagian<br />

besar peserta Rakortekda. Hal ini tidak<br />

mengherankan karena beban kerja<br />

pegawai dan rangkaian pekerjaan BPS<br />

yang saling beririsan di daerah. Stres akan<br />

meningkat jika penempatan tidak sesuai<br />

keinginan.<br />

“Hidup ini sebuah ketidakpastian,<br />

betul. Kita cenderung ingin mengubah<br />

situasi kita, tempat dimana kita berada.<br />

Sehingga kita lupa menikmatinya”,<br />

begitu disampaikan oleh Estherina Pasaribu,<br />

narasumber Rakortekda pada sesi tersebut.<br />

Beliau menginspirasi peserta dengan<br />

menceritakan perjalanan karirnya. Suatu<br />

kali, beliau ditempatkan di bagian yang tidak<br />

disukainya. Ternyata, tempat itu merupakan<br />

jembatan menuju tempat yang jauh lebih baik<br />

dari yang beliau duga.<br />

Estherina Pasaribu juga menyebutkan<br />

penyebab stres eksternal lainnya, yaitu,<br />

lingkungan fisik, perbedaan karakter/<br />

kepribadian/ latar belakang/ kompetensi antar<br />

pegawai, serta struktur dan kepemimpinan<br />

pada organisasi. Jika ditelaah, penyebab<br />

stres tersebut merupakan variabel penentu<br />

keberhasilan RB BPS, yaitu kepemimpinan,<br />

lingkungan kerja, mental model, dan cinta<br />

data.<br />

Pimpinan BPS Provinsi Kalteng, Hanif<br />

Yahya menyadari bahwa stres di tempat kerja<br />

akan mempengaruhi kesehatan dan kinerja<br />

organisasi. Berdasarkan hal itu, dirancang<br />

acara dialog bertajuk “BPS Zaman Now”.<br />

Sebuah kesempatan baik, dimana setiap<br />

orang dapat menyampaikan saran, kritikan,<br />

dan rekomendasi secara langsung kepada<br />

unsur pimpinan.<br />

Pada sesi sepanjang empat jam<br />

tersebut menghasilkan komitmen bersama.<br />

Salah satunya adalah memberikan fokus<br />

yang berimbang terhadap semua kegiatan<br />

BPS. “Tidak hanya mother of the survey<br />

saja, father and children juga harus<br />

diperhatikan”, begitu curhat salah satu<br />

peserta disambut gelak tawa peserta.<br />

Hanif Yahya menyatakan perasaan<br />

bangga atas keberanian setiap orang<br />

mengungkapkan uneg-unegnya dengan<br />

konstruktif. Artinya BPS Kalteng menuju<br />

organisasi yang sehat karena telah terjadi<br />

komunikasi dua arah. Bawahan dapat<br />

secara leluasa mengemukakan pendapat<br />

dan pemimpin bersedia mendengar. Beliau<br />

berjanji untuk mengambil langkah-langkah<br />

konkrit atas rekomendasi yang telah<br />

dipaparkan. Beliau juga mengharapkan<br />

setiap individu untuk mengelola stres,<br />

introspeksi diri, dan kemudian secara terus<br />

menerus memperbaiki diri.<br />

Jabar : Rakor BPS-KemenPan RB<br />

Kali ini BPS Provinsi Jawa Barat<br />

(Jabar) menggandeng Kementerian<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi (KemenPan RB)<br />

untuk duduk bersama dalam Rakor<br />

yang membahas seputar tantangan/<br />

permasalahan manajemen Sumber<br />

Daya Manusia (SDM) aparatur di masa<br />

mendatang. Rakor SDM ini terselenggara<br />

pada tanggal 8 Oktober 2017. Bertempat<br />

di Aula Lantai 5 Kantor BPS Provinsi Jawa<br />

Barat, acara ini dihadiri oleh pejabat<br />

struktural BPS Provinsi Jawa Barat, Kepala<br />

BPS Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, dan<br />

pejabat dari lingkungan Kemenpan-RB.<br />

Rakor ini juga dihadiri oleh<br />

Adi Lumaksono, dan Instruktur Utama<br />

Akhmad Jaelani. Inti dari Rakor ini adalah<br />

penyampaian paparan dari Deputi<br />

Bidang SDM Aparatur KemenPan RB,<br />

Setiawan Wangsaatmaja terkait SDM di<br />

instansi pemerintah. Paparan Setiawan<br />

menjelaskan kondisi Aparatur Sipil Negara<br />

(ASN) yang ada saat ini serta tantangannya<br />

di masa yang akan datang.<br />

• PJ Humas Terkait<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

27


Opini<br />

Lelang Jabatan:<br />

Turnamen atau Kompetisi?<br />

Oleh: Kusuma Agung Handaka, Kasi IPDS BPS Kota Pekalongan, jawa tengah<br />

Dalam dunia olah raga, turnamen dan<br />

kompetisi mengacu pada satu istilah<br />

yang sama, yaitu persaingan. Turnamen<br />

biasanya hanya melibatkan beberapa pemain/<br />

klub saja. Tidak peduli pemain/klub berasal<br />

dari level yang berbeda, asal memenuhi<br />

kriteria dan tujuan penyelenggaraan sebuah<br />

turnamen maka pemain atau klub itu menjadi<br />

peserta turnamen. Waktu pelaksanaannya<br />

juga singkat. Dalam turnamen tidak terdapat<br />

promosi atau degradasi. Kalah ya kalah<br />

saja. Yang menang ya menjadi juara. Begitu<br />

turnamen berakhir, ya sudah berakhir saja.<br />

Adapun kompetisi atau liga biasanya<br />

diselenggarakan dalam jangka waktu lebih<br />

panjang. Antarklub saling bertemu dan<br />

bertanding. Inilah kenapa membutuhkan<br />

waktu yang lebih lama. Di dalam sebuah<br />

kompetisi terdapat promosi dan degradasi.<br />

Muara sebuah kompetisi adalah ditemukannya<br />

pemain-pemain terbaik.<br />

Lelang Jabatan<br />

Saat ini, pemerintah sedang dalam era<br />

transisi menuju penerapan Undang-Undang<br />

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil<br />

Negara (ASN). Undang-Undang ini menjadi<br />

payung hukum pelaksanaan lelang jabatan.<br />

Peran lelang jabatan diharapkan dapat<br />

menjadi katalisator Reformasi Birokrasi.<br />

BPS juga melaksanakan Reformasi<br />

Birokrasi melalui STATCAP-CERDAS. Salah<br />

satu dari empat rencana strategis Reformasi<br />

Birokrasi di BPS adalah pengembangan<br />

kapasitas sumber daya manusia. BPS telah<br />

menyelenggarakan lelang jabatan sebagai<br />

salah satu upaya mencari sumber daya<br />

manusia yang kompeten dan profesional.<br />

Sebelum Reformasi Birokrasi<br />

digulirkan, promosi jabatan adalah sebuah<br />

misteri yang hanya diketahui oleh Tuhan,<br />

Pimpinan, dan Baperjakat. Dengan adanya<br />

lelang jabatan maka kesempatan meraih<br />

promosi jabatan menjadi terbuka untuk<br />

siapapun. Bukan hanya pegawai di sekitar<br />

Pimpinan/Baperjakat saja yang memiliki<br />

peluang, tetapi semua pegawai sampai<br />

pelosok daerah bisa ikut seleksi. DUK<br />

yang sebelumnya dipelesetkan Daftar<br />

Urut Kedekatan, kembali ke khitah yang<br />

seharusnya.<br />

Ada beberapa catatan ringan yang<br />

mengiringi pelaksanaan lelang jabatan<br />

tersebut. Tulisan ini membatasi pada lelang<br />

jabatan untuk jabatan administrasi. Pertama,<br />

lelang jabatan masih menitikberatkan<br />

kemampuan otak kiri. Diselenggarakan<br />

dalam waktu singkat dengan beberapa<br />

tahapan. Biasanya terdiri atas seleksi<br />

administrasi, seleksi tertulis, kemudian<br />

presentasi dan diskusi dari tulisan yang<br />

dibikin. Sistem seleksi yang ditempuh hanya<br />

mengukur kompetensi personal berdasar<br />

kemampuan teoritis. Hal-hal yang bisa<br />

dipelajari dari text book. Kedua, proses<br />

lelang jabatan yang ada belum menghargai<br />

individu-individu terbaik dari yang baikbaik.<br />

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor<br />

13 Tahun 2014 mengamanatkan untuk<br />

mempertimbangkan hal ini: kompetensi,<br />

integritas, dan rekam jejak jabatan.<br />

Saran<br />

Lelang jabatan dengan segala<br />

kekurangan yang ada saat ini, adalah<br />

sebuah keberhasilan dalam satu tahapan.<br />

Sudah jauh lebih transparan dan akuntabel<br />

daripada model ‘tertutup’ di mana hanya<br />

pimpinan yang tahu. Namun harus disadari,<br />

masih ada tahapan-tahapan berikutnya yang<br />

bisa dilakukan untuk menjadi lebih baik.<br />

Jika saat ini pelaksanaannya masih seperti<br />

sebuah turnamen, maka ke depan hendaklah<br />

mengkombinasikan turnamen itu dengan<br />

kompetisi. Untuk lelang jabatan administrasi<br />

setingkat Pengawas, model turnamen<br />

mungkin sudah mencukupi. Untuk lelang<br />

jabatan Administrator harus dibedakan.<br />

Para ‘manajer’ yang telah teruji dalam<br />

sebuah kompetisi yang panjang, menjadi<br />

yang terbaik dari yang baik, merekalah<br />

yang pantas mendapat reward untuk<br />

mengikuti turnamen (lelang jabatan).<br />

Saat seorang pegawai akan diberi<br />

kesempatan mengikuti lelang jabatan<br />

Administrator, bukan hanya pimpinan<br />

langsung yang ditanya, tetapi juga pesuruh<br />

kantor. Bagaimana sosok pegawai yang<br />

akan mengikuti lelang jabatan tersebut<br />

memperlakukan para pesuruh itu? Janganjangan<br />

pegawai tersebut biasa bermain<br />

‘belah bambu’. Mengangkat satu sisi, tetapi<br />

menginjak sisi yang lain. Baik di mata<br />

atasan, namun sebenarnya public enemy<br />

bagi teman dan bawahannya. Kepergiannya<br />

adalah sebuah berkah bagi yang lain,<br />

meski itu berwujud promosi bagi yang<br />

bersangkutan.<br />

28<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Sharing<br />

Resolusi yang tercapai dan belum di 2017<br />

Tahun baru erat kita berbicara tentang resolusi ke depan. Namun, bagaimana dengan resolusi di belakang??<br />

Apakah semua yang direncanakan terlaksana dengan lancar, atau malah sebaliknya, belum berjalan sesuai keinginan.<br />

Seperti pepatah bilang, kegagalan adalah awal kesuksesan, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.<br />

“Target yang tercapai di tahun 2017, ada yang bersifat kerjaan dan di luar pekerjaan. Pertama, saya bisa<br />

keliling Indonesia, khususnya ke Indonesia Timur. Kedua, saya ingin tembus konferensi internasional<br />

dan alhamdulillah di sela-sela kesibukan, saya sempat submit abstrak untuk konferensi Asian<br />

Population Association (APA). Submit abstraknya di September 2017 saat padatnya pekerjaan SDKI<br />

(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, red). Alhamdulillah, diterima untuk dipresentasikan<br />

pada tahun 2018. Yang ketiga adalah target jalan-jalan keluar negeri setelah beberapa tahun bekerja<br />

juga bisa terlaksana untuk ke Korea. Dan yang membuat hal itu menjadi pengalaman yang tidak<br />

terlupakan adalah dengan tidak menggunakan tour and travel. Saya backpacker dan mengatur sendiri<br />

perjalanan disana.”<br />

Tika Agustin, Staf Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Demografi BPS<br />

“Ada dua target yang belum tercapai. Yang pertama mempresentasikan paper di seminar internasional yaitu<br />

2017th International Workshop on Finance, Innovation, and Green Growth di Seoul, Korea Selatan. Jadi, pada<br />

awalnya saya submit paper dan diterima. Saya juga sudah dipanggil dan seluruh biaya ditanggung panitia.<br />

Eselon II pun sudah mengizinkan, jadi saya hanya tinggal berangkat saja. Akan tetapi, saya memutuskan untuk<br />

tidak berangkat karena alasan yang sifatnya personal. Target lain yang belum tercapai adalah menjuarai<br />

kompetisi internasional FBS UNNES International Novel Writing Contest 2017. Karena kesibukan di kantor<br />

dan ini merupakan kompetisi menulis yang membutuhkan waktu yang panjang, saya memutuskan untuk<br />

tidak ikut dan lebih memilih untuk beristirahat. Nah ini adalah kesalahan terbesar saya karena tidak mau<br />

mengorbankan waktu luang dan tidak mau lebih berusaha.”<br />

Zanial Fahmi Firdaus, Staf Seksi Konsolidasi Neraca Barang Regional BPS<br />

“Di awal menikah, Maret 2016, kami long distance relationship selama 6 bulan, saya di BPS Kabupaten<br />

Pakpak Barat dan suami di BPS Kabupaten Labuhan Batu Utara. Setelah dipindah ke BPS Provinsi<br />

Sumatera Utara dan suami ke BPS Kota Medan, memiliki momongan menjadi resolusi di 2017. Kami<br />

mulai mempraktekkan gaya hidup sehat, lebih banyak berolahraga, banyak makan sayur dan buah,<br />

minum madu, ramuan herbal, banyak membaca artikel di internet, hingga download aplikasi masa<br />

subur wanita. Memasuki bulan Juli 2017, belum ada tanda-tanda kehamilan saya mulai pasrah dan<br />

ikut dalam kegiatan SDKI. Di bulan September, saya merasa pusing dan mual-mual, ketika periksa ke<br />

dokter Alhamdulillah saya dinyatakan positif hamil. Sekarang sudah masuk usia kehamilan 7 bulan.<br />

Semoga selalu diberi kesehatan hingga melahirkan nanti.”<br />

Maghfirah, Staf Bagian Tata Usaha BPS Provinsi Sumatera Utara<br />

Foto menyusul<br />

“Salah satu resolusi saya yang belum tercapai di tahun 2017 adalah membuat aplikasi database mitra statistik. Ide<br />

ini sudah terpikirkan sejak tahun 2016, dari melihat sulitnya mencari mitra yang bagus dan bisa direkrut untuk<br />

kegiatan survei tertentu. Selama ini kasi selalu menanyakan kepada KSK mitra mana saja yang kompeten untuk<br />

diikutkan pada kegiatan survei. Dengan adanya aplikasi ini tentunya akan sangat terbantu untuk mengetahui<br />

mitra yang berkualitas dan diketahui track record nya. Saya belajar pemrograman secara otodidak dengan<br />

mempelajari materi-materi apa yang ingin dimasukkan dalam aplikasi tersebut, belajar tutorial dari internet,<br />

membaca handbook terkait software yang akan digunakan. Dan semuanya saya lakukan di luar jam kerja dan<br />

di waktu weekend. Target selesai di tahun ini dan dapat segera dipergunakan.”<br />

Abialam Koesnandy Hardjantho, Staf IPDS BPS Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

29


Dari KSK<br />

KSK “Ideal” Zaman Now<br />

Oleh: Sugeng Pujiono, KSK BPS Kabupaten Tangerang<br />

Hari berganti hari, zaman silih berganti,<br />

pekerjaan lapangan beragam,<br />

responden semakin multi karakter,<br />

unpredictable, cerdas, dan kritis. Koordinator<br />

Statistik Kecamatan (KSK) sebagai public<br />

relations of BPS, enumerator, sekaligus<br />

sebagai penghubung pada tataran akar<br />

rumput dituntut memiliki kecakapan dalam<br />

menaklukkan tantangan tersebut.<br />

Responden yang kritis sering<br />

melontarkan pertanyaan. Berbagai pertanyaan<br />

seperti untuk apa informasi atau data yang<br />

diberikannya, bagaimana mengolah informasi,<br />

hingga manfaat data BPS. Kemampuan untuk<br />

mengkarifikasi suatu polemik atau salah<br />

tafsir terhadap data juga harus dikuasai KSK<br />

manakala beredar interpretasi yang tidak<br />

sebenarnya atas suatu data akibat tercampur<br />

dengan interpretasi pribadi (mutant statistics).<br />

Memperluas Cakrawala<br />

Tugas di lapangan harus sesuai<br />

Standard Operational Procedures (SOP).<br />

Pelanggaran SOP dan informasi dari berbagai<br />

sumber cepat beredar di masyarakat. Zaman<br />

now, KSK harus mampu menjelaskan dan<br />

meluruskan informasi yang beredar di<br />

masyarakat. Selain itu, KSK juga dituntut bisa<br />

menginfokan bahwa data atau informasi<br />

yang dihasilkan sudah memenuhi kaidah<br />

statistik dan keilmuan yang terjamin. Tahapan<br />

pengelolaan, pengolahan hingga diseminasi<br />

patut diketahui KSK sebagai bekal memberi<br />

penjelasan informasi statistik yang mudah<br />

dipahami kepada masayarakat.<br />

Responden sangat beragam,<br />

terkadang KSK bertemu pejabat negara,<br />

direktur, company expert, ekspatriat, tukang<br />

becak, petani, peternak, dosen, dokter,<br />

profesor, kritikus, atau ilmuwan. Cakrawala<br />

yang luas juga harus dikuasai KSK, untuk<br />

membuka obrolan dengan responden.<br />

Pengetahuan atau cakrawala bisa didapatkan<br />

dengan meningkatkan kapasitas diri melalui<br />

pendidikan formal atau banyak membaca<br />

literatur.<br />

Selain cakrawala, juga penting<br />

menguasai teknologi. Objek kegiatan KSK<br />

sebagian besar adalah masyarakat, yang<br />

selalu berkembang dan berkeinginan<br />

menjadi lebih maju. Tidak elok apabila<br />

responden menanyakan kuesioner<br />

berupa softcopy namun KSK tidak dapat<br />

menjelaskan. KSK harus bijak, efektif dan<br />

menguasai pengggunaan media komunikasi<br />

berbasis internet sebagai sarana pendukung<br />

pekerjaan. Esok, kegiatan lapangan BPS akan<br />

banyak menggunakan teknologi berbasis<br />

internet dan teknologi tinggi, contohnya<br />

pencacahan KSA, Kerangka Sampel Area.<br />

Pandai mengatur waktu dan Keuangan<br />

Pengaturan waktu juga kunci sukses<br />

KSK. Semua subject matter selalu ingin<br />

didahulukan dan memiliki deadline yang<br />

nyaris bersinggungan. Pengaturan waktu<br />

yang baik diharapkan dapat merampungkan<br />

pekerjaan KSK. Saat ini beban KSK masih<br />

mengandalkan asas kewilayahan berbasis<br />

kecamatan. Kemampuan setiap orang<br />

bebeda dalam memanage beban kerja.<br />

Seorang KSK yang bertugas di kecamatan<br />

padat penduduk biasanya akan mendapat<br />

target pekerjaan lebih banyak dibandingkan<br />

KSK di kecamatan dengan penduduk sedikit.<br />

Apakah KSK yang berbasis kecamatan sudah<br />

tidak relevan lagi dengan kondisi beban kerja<br />

BPS? Beberapa daerah nampaknya telah<br />

menerapkan sistem membagi pekerjaan<br />

sama rata, namun beberapa daerah lain<br />

kabarnya belum dapat menerapkannya<br />

karena berbagai faktor.<br />

Kemampuan mengatur waktu<br />

harus diimbangi dengan kemampuan<br />

manajemen keuangan. Pendapatan KSK<br />

terukur, gaji dan tunjangan kinerja jelas.<br />

Beberapa survei sudah tidak menerapkan<br />

sistem honor, income cenderung stagnan,<br />

sementara pekerjaan lapangan terus<br />

bertambah, menuntut seorang KSK mampu<br />

mengatur keuangan agar tidak kedodoran<br />

dalam menjalankan tanggung jawab.<br />

Pandai mengatur operasional kegiatan<br />

lapangan serta menyeimbangkan take<br />

home pay.<br />

Sehat dan Berserah Diri<br />

Hal lain yang harus diperhatikan<br />

KSK, yakni menjaga kondisi tubuh sehat,<br />

asupan gizi seimbang, dan cukup istirahat.<br />

Asuransi kesehatan KSK hanyalah BPJS,<br />

padahal KSK bertugas di lapangan dengan<br />

resiko yang tidak dapat disamakan dengan<br />

pegawai yang bekerja di dalam ruangan.<br />

Lapangan, cuaca, dan responden sangat<br />

unpredictable. Hasil pekerjaan yang<br />

unpredictable berpeluang memicu stres.<br />

Apabila KSK sakit, maka pekerjaan akan<br />

tertunda dan menumpuk.<br />

Semua hal ideal di zaman now<br />

itu harus disertai rasa syukur dan sikap<br />

berserah diri kepada Allah. Spirit ini<br />

menjadi kekuatan tersendiri bagi KSK.<br />

Kesulitan di lapangan, tekanan dari<br />

berbagai pihak, dapat di-pinta-kan dan<br />

berserah diri kepada Sang Pencipta, tempat<br />

menuangkan keluh kesah. KSK merupakan<br />

bagian tak terpisahkan dari upaya<br />

perbaikan dalam tubuh BPS, membangun<br />

bangsa dengan data. KSK Jaman Now,<br />

Together We Can.<br />

30<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

31


Wisata<br />

PUNCAK<br />

HUTAN PINUS<br />

DULAMAYO<br />

Oleh: Abd. Rahman Wantu, KSK BPS Kota Gorontalo<br />

THE HIDDEN PARADISE, merupakan<br />

salah satu julukan Provinsi Gorontalo. Ya,<br />

dikarenakan di Provinsi Gorontalo memiliki<br />

begitu banyak destinasi wisata tersembunyi<br />

yang tidak kalah menarik dari daerah lain di<br />

Indonesia.<br />

Memang wisata di Gorontalo belum<br />

lah sementereng destinasi wisata di<br />

Bali atau Raja Ampat, namun sebut<br />

saja nama Pantai Olele, Benteng Otanaha,<br />

atau hiu paus yang menjadi primadona baru<br />

Gorontalo di Desa Botubarani. Kali ini salah<br />

satu alternatif wisata yang juga berada di<br />

sekitaran Gorontalo adalah wisata Puncak<br />

Hutan Pinus Dulamayo.<br />

Wisata alam ini tepatnya berada<br />

di Desa Dulamayo, Kecamatan Telaga,<br />

Kabupaten Gorontalo. Sekitar 30 kilometer<br />

dari pusat Kota Gorontalo atau satu jam<br />

dari Bandar Udara Jalaludin Gorontalo<br />

melalui jalur darat dan dapat diakses dengan<br />

menggunakan sarana angkutan umum<br />

maupun kendaraan pribadi. Akses ke tempat<br />

tujuan tidak perlu diragukan lagi, karena<br />

jalan menuju Desa Dulamayo sudah beraspal.<br />

Dari desa, perjalanan menuju puncak<br />

hutan dapat dijangkau dengan berjalan kaki<br />

dengan memakan waktu 20 menit. Bagi<br />

yang membawa kendaraan pribadi bisa<br />

dititipkan di tempat penitipan yang sudah<br />

disediakan masyarakat setempat. Untuk<br />

memasuki kawasan ini tidak dipungut biaya<br />

alias gratis. Dengan suasana yang begitu asri<br />

khas pedesaan dapat kita rasakan sepanjang<br />

perjalanan menuju puncak. Walau jalan agak<br />

sedikit mendaki namun rasa lelah terbayarkan<br />

oleh keindahan suasana di puncak. Sesekali<br />

kabut tebal menyelimuti tempat ini<br />

dikarenakan tempat ini berada di ketinggian.<br />

Objek Wisata Puncak Hutan Pinus<br />

Dulamayo menyajikan keindahan alam<br />

Gorontalo, ketika kita berdiri puncak kita<br />

bagaikan berada di “negeri di atas awan”.<br />

Pegunungan yang berjejer diselimuti awan<br />

putih, serta lebatnya hutan pinus ditambah<br />

perkebunan cengkeh yang begitu subur<br />

menambah kecantikan yang tiada tara. Pagi<br />

hari merupakan waktu terbaik agar kita bisa<br />

menyaksikan indahnya matahari terbit dan<br />

kicauan burung yang menenangkan hati<br />

dan pikiran. Dari puncak ini juga kita dapat<br />

melihat hamparan luas Kota Gorontalo dan<br />

Kabupaten Gorontalo sekaligus. Bagi yang<br />

hobi bertualang tempat ini merupakan<br />

tempat terbaik untuk kegiatan alam.<br />

Mengenai fasilitas di puncak, masyarakat<br />

setempat telah menyediakan berbagai<br />

fasilitas seperti toilet umum, warung makan,<br />

menara pohon, dan musala.<br />

32<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Terdapat juga fasilitas vila di puncak<br />

pegunungan yang dapat kita sewa untuk<br />

bermalam. Fasilitas yang ada di vila yang<br />

menggunakan tenaga surya ini cukup<br />

lengkap, mulai dari televisi, kulkas, hingga<br />

pemanas air tersedia untuk memanjakan<br />

pengunjung yang ingin bermalam di sini. Bagi<br />

pengunjung yang ingin menikmati suasana<br />

bermalam di alam, di sini disediakan juga<br />

tempat untuk berkemah di sekitar area hutan<br />

pinus, dengan catatan pengunjung membawa<br />

peralatan berkemah.<br />

Masyarakat Dulamayo yang begitu<br />

ramah menyambut para tamu yang datang<br />

menambah nilai lebih bagi objek wisata alam<br />

ini. Mereka tidak sungkan untuk membantu<br />

jika ada pengunjung yang membutuhkan<br />

bantuan. Masyarakat di desa ini rela menjaga<br />

keasrian dan kelestarian tempat ini secara<br />

sukarela.<br />

Dengan biaya relatif murah dan jarak<br />

tidak begitu jauh dari pusat Kota Gorontalo<br />

kita bisa menikmati kesempurnaan ciptaan<br />

Tuhan, sekaligus melepaskan kepenatan dari<br />

aktifitas pekerjaan sehari-hari. Jadi ayo ke<br />

Gorontalo dan nikmati The Hidden Paradise<br />

Puncak Hutan Pinus Dulamayo.<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

33


Kaka simon<br />

Oleh: abs<br />

“Sepertinya hari ini akan menjadi<br />

hari yang cerah untuk beraktivitas,” pikir<br />

Bolu sembari meregangkan otot-ototnya<br />

yang terasa kaku sehabis beristirahat malam.<br />

Bolu (bukan nama sebenarnya) merupakan<br />

anak magang di BPS Pusat yang sedang<br />

menunggu waktu untuk ditempatkan ke<br />

daerah. Pagi itu tidak seperti biasanya, Bolu<br />

terbangun sebelum azan subuh. Bangun<br />

sepagi itu membuat Bolu masih memiliki<br />

waktu untuk menyeruput cokelat panas<br />

sehabis menyiapkan diri untuk berangkat<br />

ke kantor. Ya, cokelat panas, tidak seperti<br />

pria kebanyakan yang menyukai kopi untuk<br />

mengawali hari, Bolu lebih memilih cokelat<br />

panas karena sakit mag yang dideritanya.<br />

Seusai menghabiskan minuman penyemangat<br />

paginya itu, Bolu pun berangkat dengan<br />

membawa semangat positif, "Semoga hari<br />

ini berjalan dengan baik," doa Bolu sambil<br />

mengunci pintu kos-an.<br />

Waktu menunjukan pukul 5:50,<br />

yang berarti perjalanan ke kantor masih<br />

nyaman jika memakai transjakarta, masih<br />

sepi dan banyak tempat duduk kosong. Jarak<br />

tempuh perjalanan yang hanya memakan<br />

waktu kurang lebih 30 menit membuat Bolu<br />

yang pertama tiba di ruangan kantor. “Jadi<br />

gini ya rasanya jadi yang pertama datang<br />

di ruangan,” Bolu takjub. Waktu berlalu,<br />

pegawai yang lain pun tiba.<br />

Jam dinding di ruangan menunjukan<br />

pukul 7.30, pegawai pun sudah lengkap di<br />

dalam ruangan. Tidak lama berselang, Bolu<br />

bersama Yafri (bukan nama sebenarnya)<br />

mendapat tugas untuk membantu pak KW<br />

(nama disamarkan) meliput wawancara<br />

salah satu media dengan pak Kecuk. “Bolu,<br />

Yafri, tolong bantu saya ya untuk meliput<br />

wawancara dari salah satu media di ruangan<br />

Pak Kecuk, nanti jam 10,” kata pak KW. “Siap<br />

Pak,” sahut mereka berdua serentak.<br />

Waktu menunjukan 9:50, mereka<br />

pun bersiap dan bergegas menuju ruangan<br />

Pak Kecuk. Wawancara dimulai, semua<br />

dengan tenang menyimak setiap pertanyaan<br />

dan jawaban yang terlontar dari media<br />

dan Pak Kecuk. Bolu yang saat itu sudah<br />

mengidolakan Pak Kecuk karena kerendah<br />

hatiannya, semakin merasa kagum dengan<br />

beliau. Jawaban demi jawaban yang<br />

disampaikan orang nomor satu BPS tersebut<br />

membuat Bolu belajar bagaimana cara<br />

berbicara di depan umum dengan tegas<br />

tanpa harus menyudutkan atau ‘melukai’<br />

salah satu pihak. Sebuah pelajaran yang<br />

mungkin tidak akan didapatkan oleh orang<br />

lain. Wawancara selesai, tugas mereka pun<br />

selesai. Bolu merasa hari itu sepertinya akan<br />

sangat berpihak kepadanya, dimulai dari<br />

bangun pagi yang menyenangkan hingga bisa<br />

mendapatkan pelajaran berharga dari sosok<br />

pimpinan secara langsung. “Kejutan baik apa<br />

lagi yang akan ku dapatkan hari ini?,” pikir<br />

Bolu sembari tersenyum.<br />

Mereka pun kembali ke ruangan<br />

setelah berpamitan dengan pimpinan.<br />

Dalam perjalanan kembali menuju ruangan,<br />

mereka melewati ruangan cleaning service<br />

(CS) dan tiba-tiba pak KW berhenti. Pak KW<br />

berbisik, “Itu bukannya Kepala BPS Provinsi<br />

Papua ya?” “Ah, masa sih Pak?,” jawab Bolu<br />

dengan tidak percaya. “Masa sih Kepala<br />

BPS di ruangan CS?”, tanya Bolu dalam hati.<br />

Mereka pun berbalik, sedikit mengintip untuk<br />

memastikan. Dan mereka pun kaget, benar<br />

saja, di ruangan tersebut ada Kepala BPS<br />

Provinsi Papua. Ternyata beliau sedang ngopi<br />

bersama dengan CS di ruangan tersebut.<br />

“Wah, luar biasa,” pikir Bolu.<br />

“Benar kan apa kata saya. Yuk Bol,<br />

kamu sapa, itu kan nanti bos kamu di Papua,”<br />

kata Pak KW sembari tertawa kecil. Karena<br />

merupakan ikatan dinas dari Papua, sudah<br />

pasti Bolu akan kembali ke Papua.<br />

“Eh, jangan Pak, nanti dikira mau ngelobby<br />

penempatan lagi,” jawab Bolu dengan<br />

setengah tidak percaya.<br />

“Ya elah, gak nge-lobby itu nama Bol,<br />

kan cuma sapa. Yuk, saya yang buka, kalian<br />

ngikut dari belakang,” kata Pak KW.<br />

Pak KW pun masuk ke ruangan<br />

diikuti Bolu dan Yafri. Tiba-tiba perut<br />

Bolu bergejolak, sepertinya karena gugup<br />

ditambah dengan efek minum cokelat panas<br />

pagi itu. “Wah, kenapa harus sekarang<br />

sih sakit perutnya!?,” pikir Bolu. Pak KW<br />

membuka percakapan dengan menyapa<br />

semua orang yang ada di ruangan tersebut.<br />

Untungnya Pak KW kenal dan akrab dengan<br />

CS di ruangan tersebut sehingga membuat<br />

suasana tidak canggung. Kemudian Pak KW<br />

memulai aksinya dengan memperkenalkan<br />

Bolu dan Yafri.<br />

Dengan menahan sakit perut dan<br />

gugup, Bolu memberanikan diri untuk<br />

menyapa Pak Simon, Kepala BPS Provinsi<br />

Papua tersebut. Setelah memulai perkenalan,<br />

mereka pun mulai berbincang. Cukup<br />

lama, hingga sampai pada percakapan<br />

yang mungkin tidak akan dilupakan seumur<br />

hidup oleh Bolu. (Percakapan terjadi dengan<br />

menggunakan logat Papua)<br />

"O iyo bapa, ada sa pu kaka juga di<br />

BPS Provinsi," (Oh iya pak, di BPS Provinsi<br />

juga ada kakak saya) Bolu membuka<br />

percakapan. "Oh iyo kah? de pu nama<br />

siapa?," (Oh ya? namanya siapa?) sambung<br />

Simon.<br />

Dengan rasa gugup dan masih<br />

menahan rasa sakit perut, Bolu pun<br />

menjawab, “De pu nama kaka Simon”<br />

(namanya kak Simon)<br />

“Hehh!?”, tiba-tiba pak Simon<br />

bingung.<br />

“Ah, ko yakin de pu nama Simon?<br />

di BPS Provinsi cuma sa yang nama Simon,<br />

kayanya sa tra pu ade yang nama Bolu,”<br />

(ah, kamu yakin namanya Simon? di BPS<br />

Provinsi (Papua) hanya saya yang bernama<br />

Simon, sepertinya saya tidak punya adik yang<br />

namanya Bolu). Tanya pak Simon sembari<br />

menahan tawa.<br />

“Eh, maaf bapa, de pu nama Raul<br />

(bukan nama sebenarnya) bukan Simon,<br />

sa gugup sekali jadi, sa sampe salah bilang<br />

nama”, (Eh, maaf Pak, namanya Raul bukan<br />

Simon, saya sangat gugup, sampai salah sebut<br />

nama), jawab Bolu dengan panik sembari<br />

tertunduk malu. Seisi ruangan pun tertawa<br />

lepas karena percakapan tersebut.<br />

“Adoh, parah ini, ko macam ketemu<br />

siapa saja sampe gugup begini,” (Duh, parah<br />

nih, kamu seperti ketemu siapa aja sampai<br />

gugup seperti ini), tambah Pak Simon dengan<br />

tertawa.<br />

“Ah, pengen tiba-tiba menghilang,<br />

sepertinya hari ini tidak berpihak ke saya,”<br />

ucap Bolu dalam hati sambil menutupi<br />

mukanya karena melihat seisi ruangan masih<br />

tertawa.<br />

34<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018


Fotogenik<br />

Buat yang sudah pelatihan<br />

Kerangka Sampel Area pasti sudah<br />

bersahabat nih ya dengan makhluk<br />

melata yang satu ini...Jangan<br />

takut lagi ya kalau nanti ketemu di<br />

lapangan.<br />

Foto: Rakhmi Agusti, PJ Kehumasan<br />

BPS Provinsi Sumbar<br />

V A R I A<br />

StatistiK<br />

Januari 2018<br />

35


PENDATAAN POTENSI DESA<br />

(PODES)<br />

MEI 2018<br />

Tujuan<br />

Menyediakan data tentang keberadaan dan<br />

perkembangan potensi yang dimiliki desa/kelurahan<br />

Menyediakan data untuk berbagai keperluan yang<br />

berkaitan dengan perencanaan wilayah di tingkat<br />

nasional dan tingkat daerah<br />

Menyediakan data bagi penyusunan berbagai<br />

analisis seperti identikasi dan penentuan desa<br />

tertinggal, variabel konteks dalam PMT, dan<br />

identikasi desa rawan bencana dan identikasi desa<br />

yang mempunyai kesulitan geogras<br />

Ÿ<br />

Ÿ<br />

Manfaat<br />

Mengevaluasi program yang telah<br />

dibuat oleh kementerian/lembaga<br />

terkait<br />

Ÿ Menyusun kebijakan berbasis<br />

kewilayahan<br />

Menyusun strategi pembangunan<br />

berbasis kewilayahan<br />

Ÿ<br />

Ÿ<br />

Sasaran<br />

Desa/Kelurahan<br />

Ÿ Kecamatan<br />

Kabupaten/Kota

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!