19.09.2017 Views

TravelXpose.com - Edisi Februari 2017

TravelXpose.com - Edisi Februari 2017

TravelXpose.com - Edisi Februari 2017

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ketika Kampung Jodipan<br />

Bersolek<br />

Suatu sore sekitar 6 tahun lalu,<br />

saya mulai memasuki Kota Malang<br />

dengan menumpang kereta api.<br />

Kereta api yang saya tumpangi<br />

terasa seperti sedang mendaki<br />

sebuah punggungan bukit dan ketika<br />

menengok ke arah jendela kereta<br />

tiba-tiba mata saya disuguhkan<br />

oleh hamparan pemandangan Kota<br />

Malang yang berada di bawah kereta<br />

yang saya tumpangi lengkap dengan<br />

pemukiman padat berundak yang<br />

terkesan kumuh namun tersusun rapi<br />

mengikuti aliran sungai. Ciri khas<br />

pemukiman urban yang terdapat di<br />

wilayah yang berada di ketinggian<br />

dengan kontur yang berbukit-bukit.<br />

4<br />

Salah satu pemukiman yang saya<br />

liat dari atas kereta itulah yang<br />

kini menjadi Rio de Jodipan Neiro<br />

(Kampung Jodipan), salah satu<br />

pemukiman kumuh yang kini telah<br />

bersolek dan berhias dengan<br />

permainan warna cat pada setiap<br />

rumah. Keberadaan Rio de Jodipan<br />

Neiro ini bukanlah suatu hal yang<br />

tiba-tiba apalagi diprakrasai oleh<br />

pemerintah setempat. Gagasan<br />

untuk mengecat kampung ini muncul<br />

dari salah satu kelompok praktikum<br />

Public Relation (PR) yang terdiri<br />

dari Delapan orang mahasiswa<br />

Ilmu Komunikasi Universitas<br />

Muhammadiyah Malang (UMM)<br />

yang tergabung dalam kelompok<br />

‘Guys Pro’ dalam mengawal sebuah<br />

event perusahaan cat yang sedang<br />

melakukan program Corporate Social<br />

Responsibility (CSR).<br />

Menurut data yang saya dapat<br />

dari beberapa referensi bacaan,<br />

sebelum Kampung Jodipan atau Rio<br />

de Jodipan Neiro menjadi terkenal<br />

karena fotonya telah dibagikan oleh<br />

beberapa orang di sosial media dan<br />

akhirnya menjadi destinasi wisata<br />

alternatif di Kota Malang sekarang ini<br />

yang diprakarsai oleh kelompok Guys<br />

Pro, awalnya mereka berkeinginan<br />

untuk mengubah perilaku warga<br />

di sekitaran bantaran sungai yang<br />

membuang sampah ke sungai.<br />

64 | <strong>Februari</strong> <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!