05.06.2017 Views

MODUL 1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PUNYA IDE BISNIS<br />

KAPAN HARUS ACTION?<br />

Rencana bisnis memberikan benefit sebagai berikut (Frederick, Kuratko,<br />

Hodgetts, 2006)<br />

Bagi entrepreneur:<br />

. Menguraikan waktu, usaha, riset dan disiplin yang dibutuhkan<br />

untuk bisnis tersebut.<br />

2. Berbagai analisis menempatkan entrepreneur untuk teliti dan<br />

berhati-hati.<br />

. Membantu mengembangkan dan menen tukan strategi operasi<br />

dan hasil yang diharapkan.<br />

. Menyediakan benchmark.<br />

. Sebagai alat komunikasi untuk investor.<br />

Bagi pemilik dana :<br />

. Menguraikan potensi pasar dan rencana untuk mengamankan<br />

pasar.<br />

2. Mengilustrasikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban.<br />

. Mengidentifikasi resiko kritis dan peristiwa krusial serta rencana<br />

kontingensi.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


.<br />

.<br />

Menyediakan informasi untuk evaluasi bisnis dan keuangan.<br />

Panduan untuk menilai kemampuan perencanaan dan manajerial<br />

entrepreneur.<br />

Selain itu bagaimana langkah praktis menyusun rencana bisnis?<br />

.<br />

2.<br />

.<br />

.<br />

.<br />

6.<br />

Menentukan karakteristik usaha dan industri<br />

Menentukan struktur keuangan (jumlah utang, modal yang diinginkan)<br />

Membaca neraca keuangan terakhir untuk menentukan likuiditas,<br />

harta bersih dan utang/modal).<br />

Menentukan kualitas entrepreneur dalam usaha tersebut.<br />

Menetapkan vitur unik dalam usaha tersebut.<br />

Membaca seluruh rencana bisnis secara cepat.<br />

<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


SUDAH BERJALAN<br />

MENGAPA BISNIS<br />

TERUS MERUGI?<br />

Perusahaan yang baru berjalan beberapa tahun terus merugi.<br />

Berbagai pertanyaan muncul, apa penyebab perusahaan-perusahaan<br />

tersebut merugi padahal sudah beberapa tahun berjalan. Sementara<br />

perusahaan lain mampu bertahan dan bahkan berkembang<br />

dengan penghasilan setiap tahun terus meningkat.<br />

Berikut beberapa faktor penyebab perusahaan mengalami kerugian:<br />

1. Tidak mampu menangkap kebutuhan konsumen<br />

Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen<br />

agar layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun,<br />

jika hal itu diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan<br />

sia-sia karena tidak dapat diserap konsumen akibat tidak sesuai<br />

dengan kebutuhan mereka.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


2. Terlalu fokus pada pengembangan produk<br />

Fokus terhadap pengembangan produk merupakan hal yang baik<br />

dan harus dipertahankan. Namun, apa jadinya jika terlalu fokus terhadap<br />

hal tersebut? Selain melupakan kebutuhan konsumen, perusahaan<br />

yang terlalu fokus pada pengembangan produk akan kehilangan<br />

kepekaan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan,<br />

situasi di luar, dan lain-lain.<br />

3. Ketakutan berlebihan<br />

Ketakutan bangkrut, ketakutan rugi, ketakutan tidak dapat melayani<br />

konsumen, ketakutan ketidakmampuan mengatasi masalah, semua<br />

itu wajar asal masih dalam porsinya. Namun, apabila ketakutan itu<br />

melebihi batas normal, kondisi tersebut harus diwaspadai karena<br />

akan menghambat kinerja perusahaan dan membawa kehancuran.<br />

4. Berhenti melakukan inovasi<br />

Kasus bangkrutnya Kodak bisa menjadi pelajaran bagaimana penting<br />

sebuah inovasi dalam berbisnis. Inovasi merupakan hal yang wajib<br />

dilakukan oleh setiap pengusaha. Tanpa inovasi, produk-produk<br />

yang dijual lama kelamaan akan membosankan bagi masyarakat<br />

yang menjadi target pasar.<br />

5. Kurang mengamati pergerakan kompetitor<br />

Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah<br />

perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang.<br />

<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Sebuah perusahaan harus<br />

tetap memperhatikan langkah-langkah<br />

yang dilakukan<br />

kompetitor.<br />

6. Harga terlalu mahal<br />

Beberapa orang percaya<br />

bahwa harga mahal akan<br />

membuat produk sebuah<br />

perusahaan tampak lebih<br />

bagus dan lebih mewah dari<br />

aslinya.<br />

Namun, apa jadinya jika<br />

ada perusahaan baru yang<br />

mengeluarkan produk mirip<br />

dengan barang perusahaan<br />

Anda dan menjualnya jauh<br />

lebih murah?<br />

Kemungkinan akan ditinggal<br />

konsumen sangat besar.<br />

Penyebab Lain:<br />

Terlilit utang<br />

Ekspansi berlebihan<br />

Penipuan dilakukan CEO<br />

•<br />

•<br />

•<br />

•<br />

Kesalahan manajemen<br />

perusahaan<br />

Pengeluaran tidak terkendali<br />

•<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


BAGAIMANA MENGENAL<br />

PRODUK YANG ANDA<br />

JUAL?<br />

(ANALISIS KELAYAKAN PRODUK)<br />

Dalam teori uji coba kelayakan terdapat dua cara yakni melalui concept<br />

testing, dan usability testing. Pada concept testing, tes dilakukan<br />

untuk mengetahui minat, hasrat dan maksud pembelian produk.<br />

Lihat kritik pelanggan. Lho, belum luncur produk kenapa langsung<br />

membaca kritik dari pelanggan? Maksudnya, kritik pelanggan terhadap<br />

pengusaha lain yang bidang bisnisnya sama denganmu.<br />

Cara yang baik untuk menemukan kesalahan pada rencana<br />

bisnis adalah dengan membaca review pelanggan pada bisnis<br />

yang sektornya sama dengan lingkungan Anda.<br />

Pelanggan yang tidak puas akan mengeluarkan unek-uneknya dengan<br />

cepat. Mereka akan bilang apa yang mereka tidak suka, apa<br />

yang membuat mereka k ecewa, dan hal ini bisa menjadi bahan<br />

pelajaranmu ke depan.<br />

<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Triknya gunakan iklan ‘bohongan.’ Kamu pasti tahu Facebook. Nah,<br />

gunakan saja fitur ads di media sosial tersebut untuk melakukan<br />

pengetesan. Jadi, buat sebuah iklan “palsu” tentang produkmu.<br />

Lihat berapa jumlah orang yang tertarik dengan produk atau bisnis<br />

yang kamu tawarkan. Kalau masih belum banyak orang antusias,<br />

artinya ada yang salah dengan perencanaan bisnismu itu.<br />

Bikin sendiri focus group. Anda pasti tahu yang namanya focus<br />

group. Nah, untuk mengadakan sebuah focus group, pasti akan memakan<br />

biaya yang lumayan banyak.<br />

Sementara, Anda yang baru ingin berwirausaha mungkin tak punya<br />

uang yang begitu banyak. Karena itu, lebih baik buat sendiri focus<br />

group-mu.<br />

Caranya, Anda tawarkan teman-teman Anda atau presentasikan ide<br />

bisnis Anda. Pastikan teman-teman atau keluarga yang Anda adalah<br />

menggambarkan target yang memang jadi sasaran. Kalau hasilnya<br />

bagus dan mereka sangat antusias dengan ide, Anda bisa langsung<br />

meluncurkan produk.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


INVESTASI BISNIS<br />

ANDA TERLALU<br />

BESAR ATAU<br />

SEDIKIT ?<br />

Cost to duplicate<br />

Seperti namanya, pendekatan ini melibatkan menghitung<br />

berapa banyak biaya untuk membangun bisnis<br />

lain yang sama dengan bisnis Anda dari awal.<br />

Investor tidak akan membayar lebih dari angka<br />

Cost to duplicate.<br />

Pendekatan ini akan melihat aset-aset<br />

fisik yang Anda miliki untuk mernghitung<br />

fair market value bisnis<br />

Anda.<br />

<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Cost to duplicate dari bisnis software, misalnya, dapat digambarkan<br />

sebagai total biaya dari waktu pemrograman dalam merancang perangkat<br />

lunak. Sedangkan untuk startup hitech,<br />

bisa jadi biayanya meliputi penelitian dan<br />

pengembangan, perlindungan paten,<br />

dan pengembangan prototipe.<br />

Pendekatan ini cukup objektif. Akan<br />

tetapi, masalah besarnya adalah<br />

pendekatan ini tidak mencerminkan<br />

potensi masa depan perusahaan<br />

untuk menghasilkan penjualan,<br />

keuntungan dan laba atas investasi.<br />

Terlebih lagi, pendekatan ini tidak<br />

mempertimbangkan aset-aset tidak<br />

berwujud, seperti brand value, yang<br />

mana mungkin dimiliki bisnis Anda bahkan<br />

pada tahap awal pengembangan. Aset-aset<br />

fisik perusahaan dan peralatan, mungkin hanyalah<br />

komponen kecil dari net worth bisnis Anda<br />

yang sebenarnya.<br />

Market multiple<br />

Investor, venture capital, menyukai pendekatan ini.<br />

Karena pendekatan ini memberikan mereka indikasi<br />

yang cukup baik dari harga yang berse-<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


dia ditawarkan pasar untuk membayar sebuah perusahaan. Pada<br />

dasarnya, pendekatan ini menilai perusahaan sesuai akuisisi yang<br />

baru-baru ini terjadi di perusahaan sejenis.<br />

Katakanlah perusahaan perangkat lunak aplikasi mobile bisa terjual<br />

seharga lima kali angka penjualan mereka. Mengetahui harga yang<br />

bersedia dibayarkan investor untuk perangkat lunak mobile, Anda<br />

bisa menggunakan ‘lima kali’ ini sebagai dasar untuk menilai bisnis<br />

aplikasi mobile Anda.<br />

Sedangkan untuk bisnis dengan karakteristik yang berbeda, tentu<br />

saja harus menyesuaikan. Misalnya perusahaan software ponsel<br />

Anda, berada pada tahap awal pengembangan daripada bisnis lain<br />

yang sebanding, maka lebih baik Anda mengambil kelipatan lebih<br />

rendah dari lima, mengingat bahwa investor akan mengambil lebih<br />

banyak risiko.<br />

Pendekatan ini, bisa dibilang,<br />

memberikan perkiraan nilai<br />

yang cukup matang<br />

untuk harga yang<br />

bersedia dibayarkan<br />

investor.<br />

Sayangnya, ada<br />

pula halangannya.<br />

Yaitu transaksi<br />

pasar untuk<br />

bisnis yang<br />

s e b a n d i n g<br />

m u n g k i n<br />

bisa sangat<br />

sulit untuk<br />

ditemukan.<br />

10 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Tidak selalu mudah untuk menemukan perusahaan dengan perbandingan<br />

yang dekat, terutama di pasar startup, yang mana seluruh ide<br />

bisnisnya unik. Bahkan, kesepakatan seringkali dirahasiakan.<br />

Discounted Cash Flow (DCF)<br />

Bagi kebanyakan startup, terutama mereka yang belum mulai menghasilkan<br />

laba, nilai mereka bisa bertumpu pada potensi masa depan<br />

mereka. Analisa DCF kemudian menjadi pendekatan penilaian yang<br />

penting.<br />

DCF melibatkan proyeksi berapa banyak arus kas yang akan dihasilkan<br />

perusahaan di masa depan, dan kemudian, menggunakan<br />

tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi, menghitung<br />

berapa banyak arus kas tersebut bernilai.<br />

Masalahnya dengan DCF adalah kualitasnya tergantung pada kemampuan<br />

analis untuk meramalkan kondisi pasar di masa depan<br />

dan membuat asumsi yang tepat tentang tingkat pertumbuhan jangka<br />

panjang.<br />

Dalam banyak kasus, memproyeksikan penjualan dan laba di beberapa<br />

tahun ke depan menjadi sebuah permainan tebak-tebakan.<br />

Valuation by stage<br />

Terakhir, adalah pendekatan Valuation by stage. Sering digunakan<br />

oleh perusahaan ventura capital dan angel investor untuk menilai<br />

sebuah startup. Mereka memiliki aturan mengenai nilai-nilai yang<br />

telah mereka tetapkan terhadap sebuah bisnis, tergantung pada di<br />

tahap mana startup itu berada.<br />

Semakin jauh perusahaan berkembang, risiko perusahaan lebih<br />

rendah, dan nilainya jadi lebih tinggi. Sebuah model valuation by<br />

stage mungkin akan terlihat seperti ini:<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

11


• 25 juta – 50 juta: Memiliki ide bisnis atau rencana bisnis yang<br />

menarik.<br />

• 50 juta – 100 juta: Memiliki tim manajemen yang kuat untuk<br />

melaksanakan rencana tersebut.<br />

• 100 juta – 200 juta: Memiliki produk atau teknologi prototipe final.<br />

• 200 juta – 500 juta: Memiliki partner strategis, atau tanda-tanda<br />

basis pelanggan.<br />

• 500 juta dan seterusnya: Memiliki tanda-tanda pertumbuhan<br />

pendapatan dan jalur profitabilitas yang jelas.<br />

12 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


TENTUKAN MODEL<br />

BISNIS ANDA?<br />

Apa Itu Model Bisnis?<br />

Pengertian model bisnis sebagai metode, bisa dilihat dari pendapat<br />

(Wheelen dan Hunger, 2010, hal.110) yang mendefinisikan model<br />

bisnis sebagai “metode yang digunakan oleh perusahaan untuk<br />

menghasilkan uang du lingkunagn bisnis dimana perusahaan<br />

beroperasi”.<br />

Sebelumnya Rappa (2000) juga memberikan definisi serupa, yaitu<br />

“metode yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya,<br />

yang membuat perusahaan dapat bertahan.”<br />

Pendek kata, menurut definisi tersebut, model bisnis adalah metode<br />

atau cara, yaitu cara menciptakan nilai.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

13


Pengertian model bisnis dilihat dari komponen-komponennya, misalnya<br />

adalah bahwa model bisnis terdiri dari komponen produk,<br />

manfaat dan pendapatan, atau konsumen, aset, dan pengetahuan,<br />

ada pula content, struktur, dan governance.<br />

Pengertian lain model bisnis dikaitkan dengan strategi bisnis. Apabila<br />

kita menggunakan google untuk mencari aneka tulisan artikel dan<br />

pendapat mengenai model bisnis, hampir selalu ada bagian yang<br />

mempertanyakan dan kemudian mencoba menjelaskan perbedaan<br />

(atau persamaan) antara model bisnis dengan strategi bisnis.<br />

Tidak heran bila da penulis dengan definisi yang bersifat menegaskan<br />

kesamaan antara model bisnis dengan strategi bisnis.<br />

Untuk buku ini, kita akan mengambil defifisi praktis yang merujuk<br />

pada komponen model bisnis dan hasil. Jadi model bisnis adalah<br />

Gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya<br />

yang dimiliki perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan<br />

untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang membuat<br />

perusahaan mampu menghasilkan laba.”<br />

Ada 2 hal utama yang perlu distandarkan dalam melakukan standarisasi<br />

model bisnis, yaitu standarisasi bentuk dan standarisasi<br />

proses. Berikut standarisasi model bisnis yang<br />

perlu dilakukan:<br />

14 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Standar-Model-Bisnis<br />

1. Standarisasi Bentuk<br />

Standarisasi bentuk adalah standarisasi yang dilakukan terhadap<br />

hal-hal yang berwujud yang ada dalam model bisnis, Misalnya kriteria<br />

lokasi; perijinan dan legalitas; Desain; Ukuran bangunan; spesifikasi<br />

bangunan; perlengkapan & atribut bangunan outlet/gerai; peralatan<br />

operasional hingga fasilitas dan kegiatan lainnya yang perlu<br />

ada sebelum bisnis berjalan.<br />

Bila standarisasi bentuk yang telah dijelaskan sebelumnya diuraikan<br />

dalam bentuk biaya pengadaannya, akan mencerminkan Biaya Investasi<br />

pada bisnis.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

15


2. Standarisasi Proses<br />

Standarisasi proses adalah standarisasi yang dilakukan terhadap<br />

proses-proses yang ada pada unit bisnis yang akan diduplikasi.<br />

Standarisasi proses umumnya dapat dibagi secara sederhana,<br />

menjadi 3 proses:<br />

• Proses pengelolaan Pemasaran (marketing):<br />

branding, promosi, dan penjualan.<br />

• Proses pengelolaan Operasional: penerimaan<br />

pelanggan, produksi, penyajian/pelayanan<br />

pelanggan, transaksi,<br />

dan pembinaan hubungan<br />

pelanggan.<br />

• Proses pengelolaan Administrasi &<br />

Keuangan: kesekretariatan, HRD,<br />

Legal, General Affair/biro umum, &<br />

Keuangan.<br />

Bila uraian standarisasi proses ini dilengkapi<br />

dengan jumlah kebutuhan orang dan<br />

dikonversikan ke biaya,<br />

maka akan mencerminkan<br />

besarnya<br />

Biaya Operasional<br />

bulanan.<br />

Selain standarisasi<br />

proses pada unit<br />

bisnis, untuk jenis<br />

bisnis tertentu<br />

yang berbasis<br />

produk maka<br />

akan butuh<br />

proses produksi.<br />

Pada unit produk-<br />

16 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


si ini juga memiliki proses-proses. Proses pada unit produksi dapat<br />

disederhanakan menjadi:<br />

•<br />

•<br />

•<br />

Pengelolaan Sumberdaya Bahan Baku (raw material)<br />

Proses pengelolaan Produksi<br />

Proses Pengelolaan Distribusi<br />

Standarisasi bentuk dan standarisasi proses yang telah diuraikan<br />

dengan jelas sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis. Hal ini bertujuan<br />

sebagai arsip dan menjaga keutuhannya.<br />

Apabila bisnis yang sedang ingin di-franchise-kan memiliki 2 ukuran<br />

yang berbeda atau 2 kriteria lokasi yang berbeda, maka penjabaran<br />

proses bisnisnya akan ada 2 pula.<br />

Umumnya model bisnis dibuat dalam beberapa jenis bertujuan<br />

untuk menyesuaikan dengan target market yang ingin dituju.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

17


KENALI PERPUTARAN<br />

PENDAPATAN ANDA<br />

18 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Bisnis Untung Tapi Kas Tersendat? Manajemen Arus Kas Jawabannya<br />

Bagi Anda yang menjalankan bisnis, tentu seringkali menemui berbagai<br />

tantangan dan kendala terkait pengembangan bisnis tersebut.<br />

Dibutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang untuk membawa<br />

sebuah bisnis pada kondisi yang stabil dengan sejumlah angka penjualan<br />

yang memadai.<br />

Hal ini akan membuat Anda menerapkan sejumlah kebijakan di<br />

dalam bisnis tersebut, dengan tujuan untuk mendatangkan sejumlah<br />

keuntungan. Namun, meski penjualan dan keuntungan telah<br />

berjalan, seringkali tidak didukung dengan kas yang memadai. Lalu,<br />

di mana sebenarnya letak kesalahannya?<br />

Target<br />

penjualan dan<br />

keuntungan telah tercapai<br />

bulan ini, tetapi sejumlah tagihan perusahaan<br />

bahkan tidak teratasi dengan baik. Sementara<br />

berbagai tagihan tersebut akan sangat berpengaruh<br />

pada kinerja perusahaan Anda, jika tagihan menunggak,<br />

maka kegiatan operasional perusahaan kemungkinan akan<br />

tersendat.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

19


Hal seperti ini bisa<br />

saja terjadi, terutama<br />

jika Anda tidak<br />

memiliki sejumlah<br />

antisipasi yang<br />

matang dalam<br />

menghadapinya.<br />

Kejadian ini sering<br />

disebut dengan<br />

cash flow gap, di<br />

mana perusahaan<br />

tidak memiliki sejumlah<br />

kas yang memadai<br />

untuk membayar semua<br />

tagihan yang datang.<br />

Jika tidak ditangani dengan<br />

tepat, maka besar kemungkinan<br />

cash flow gap akan selalu berulang<br />

dan menjadi masalah tetap di dalam perusahaan<br />

Anda.<br />

Proyeksi Cash Flow dan Komponennya<br />

Sebelum Anda selalu terjebak dalam masalah keuangan yang<br />

sama, maka tentu akan sangat tepat jika Anda mulai berupaya untuk<br />

mengatasi hal tersebut. membuat sebuah proyeksi cash flow adalah<br />

salah satu langkah yang tepat, di mana dengan hal ini Anda bisa<br />

melakukan prediksi cash flow tersebut dengan baik.<br />

Proyeksi cash flow merupakan catatan mengenai jumlah uang yang<br />

masuk dan yang keluar di dalam perusahaan Anda selama kurun<br />

waktu (periode) tertentu.<br />

20 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


Hal ini akan menunjukkan perkiraan jumlah cash inflow, jumlah cash<br />

outflow, dan juga jumlah selisih yang terdapat di antara keduanya.<br />

Dengan membuat proyeksi cash flow, maka Anda akan dapat memantau<br />

kapan saja perusahaan akan mengalami kelebihan cash<br />

dan kapan juga terjadi kekurangan cash di dalamnya. Informasi<br />

ini kemudian bisa Anda jadikan sebagai langkah pencegahan terjadinya<br />

cash flow gap, di mana Anda dapat mengalokasikan sejumlah<br />

kelebihan cash tersebut sebagai dana investasi atau tabungan,<br />

yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menutupi kekurangan<br />

cash yang mungkin terjadi kapan saja.<br />

Hal ini akan sangat berguna, sekalipun mungkin saja Anda akan<br />

membutuhkan pendanaan lainnya untuk mengatasi kekurangan<br />

cash di dalam perusahaan Anda. Pada dasarnya proyeksi cash flow<br />

akan disusun secara konsisten, dalam kurun 6 bulan hingga 1 tahun.<br />

Hal ini dimaksudkan untuk menjadi solusi bagi masalah cash<br />

perusahaan yang mungkin terjadi setiap waktu.<br />

Terdapat tiga komponen penting di dalam proyeksi cash flow, antara<br />

lain:<br />

1. Proyeksi Cash Inflow<br />

Cash inflow perusahaan dapat berasal<br />

dari beberapa macam sumber<br />

yang berbeda, antara lain: hasil penjualan<br />

produk, pendapatan dari investasi,<br />

pinjaman jangka pendek, dan<br />

pendapatan lainnya. Pada dasarnya<br />

komponen yang terbesar dari cash<br />

inflow perusahaan adalah penjualan<br />

produk, di mana hal ini memang menjadi<br />

pendapatan utama bagi perusahaan.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

21


Jika melihat kenyataan ini, maka sangat penting bagi Anda untuk<br />

membuat proyeksi penjualan, melihat dan memperhitungkan jumlah<br />

permintaan pasar, melihat kondisi ekonomi yang sedang terjadi,<br />

serta berbagai tindakan lainnya.<br />

Selain hal tersebut, Anda juga<br />

patut memperhitungkan dan<br />

mempertimbangkan sistem<br />

pembayaran yang Anda<br />

buat di dalam perusahaan.<br />

Bila perusahaan menerima<br />

sistem pembayaran cash<br />

untuk setiap produk yang<br />

terjual, maka tidak ada masalah<br />

dengan hal tersebut.<br />

Namun jika ternyata perusahaan<br />

memberlakukan pembayaran secara kredit, maka sangat<br />

penting bagi Anda untuk membuat aturan serta kebijakan khusus<br />

terkait dengan hutang piutang yang akan timbul atas penjualan<br />

produk yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam hal ini ada 2 rasio<br />

yang harus Anda pahami dan terapkan dengan tepat, yakni:<br />

Average collection period<br />

Ini merupakan waktu rata-rata yang akan dibutuhkan oleh perusahaan<br />

Anda untuk bisa menerima cash setelah transaksi penjualan<br />

terjadi.<br />

Receivables turnover ratio<br />

Rasio ini merupakan perhitungan seberapa efektifnya perusahaan<br />

Anda dalam melakukan penjualan kredit dan melakukan penagihan<br />

atas penjualan tersebut.<br />

22 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


2. Proyeksi Cash Outflow<br />

Cash outflow perusahaan dapat meliputi beberapa hal, seperti:<br />

berbagai pengeluaran rutin, pengeluaran mendadak / darurat, atau<br />

bahkan sejumlah pengeluaran yang bersifat investasi.<br />

Jika pembayaran Anda lakukan dengan tunai, maka hanya akan<br />

dibutuhkan perhitungan yang sederhana saja.<br />

Namun jika pembayaran dilakukan dengan kredit, maka Anda akan<br />

membutuhkan rasio perhitungan tersendiri, yakni:<br />

Payables Turnover Ratio<br />

Rasio ini adalah perhitungan kecepatan perusahaan Anda dalam<br />

membayar sejumlah tagihan / hutang kepada pihak luar.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

23


3. Cashflow Bottom Line<br />

Cashflow bottom line merupakan selisih yang terdapat di antara<br />

cash inflow dengan cash outflow, di mana hal ini akan didapatkan<br />

setelah dilakukannya sebuah proyeksi cashflow di dalam sebuah<br />

perusahaan.<br />

Di dalam sebuah perusahaan, selalu ada kemungkinan terjadinya<br />

cashflow bottom line. Jika hal ini terjadi di dalam perusahaan Anda,<br />

maka kemungkinan untuk terjadinya cash flow gap akan semakin<br />

besar, sehingga Anda perlu mengantisipasi hal tersebut dengan<br />

cepat dan tepat.<br />

Ada beberapa pilihan<br />

cara yang bisa Anda pilih<br />

untuk mengatasi hal<br />

tersebut, antara lain:<br />

• Meningkatkan angka<br />

penjualan produk. Hal ini<br />

bisa dilakukan dengan<br />

memaksimalkan kegiatan<br />

promosi atau berbagai<br />

kegiatan pemasaran<br />

lainnya.<br />

• Meningkatkan sales<br />

margin. Biasanya hal ini<br />

dilakukan dengan cara<br />

menekan biaya produksi<br />

dan juga biaya lainnya di<br />

dalam perusahaan.<br />

• Mempercepat terjadinya<br />

cash inflow. Berbagai<br />

tindakan bisa dilakukan<br />

untuk mendukung hal ini,<br />

misalnya: mengubah ke-<br />

24 <strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX


ijakan pembayaran di dalam perusahaan, atau bahkan dengan<br />

membatasi angka penjualan kredit di dalam perusahaan dan menambah<br />

angka penjualan tunai.<br />

• Mencari hutang jangka pendek dari pihak bank.<br />

Kelola Secara Keseluruhan<br />

Dalam melakukan proyeksi cash flow di dalam sebuah perusahaan,<br />

Anda tentu akan membutuhkan keterlibatan semua komponen yang<br />

terdapat di dalamnya.<br />

Tidak perlu takut untuk melakukan perubahan dan perbaikan di<br />

dalam keuangan perusahaan, sebab ini akan berdampak baik bagi<br />

kesuksesan usaha itu sendiri.<br />

Tangani cash flow perusahaan secara keseluruhan, sehingga<br />

proyeksi cash flow yang Anda rencanakan dapat berjalan dengan<br />

baik dan tepat.<br />

1.<br />

2.<br />

3.<br />

4.<br />

5.<br />

Cashflow Harian; segala bisnis yang dibayar tunai, seperti retail,<br />

minimarket, Rumah Makan, jual sayur, sewa lapangan futsal.<br />

Cashflow Bulanan; segala bisnis yang dibayar bulanan atau<br />

tempo 30 hari, seperti rumah kos, supplier tetap, sekolah, kursus,<br />

kreditan, fitness.<br />

Cashflow Semesteran; segala bisnis yang dibayar berkala, 3<br />

atau 6 bulanan, seperti tempat bimbingan belajar, kursus.<br />

Cashflow Tahunan; segala bisnis yang dibayar pertahun, seperti<br />

deviden, kontrakan, properti, sekolah Taman Kanak-kanak,<br />

playgroup.<br />

Cashflow Proyek; segala bisnis yang tidak pasti dapat ordernya,<br />

dibayar setelah selesai, seperti tender-tender konstruksi, perumahan,<br />

pengadaan, EO.<br />

<strong>MODUL</strong> 1 BUSINESS MATRIX<br />

25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!