11.12.2012 Views

07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman

07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman

07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

El-El-Es-Es<br />

5 Agustus 2009<br />

Diban<strong>di</strong>ngkan dengan field service <strong>di</strong> tempat lain, field service kali ini<br />

terasa beda. Baik <strong>di</strong> Keramasan dan Bukit Asam (Sumsel), Ombilin<br />

(Sumbar), maupun Dieng (Jateng). Bahkan dengan kedatangan<br />

pertama dan kedua ke <strong>Tebing</strong> <strong>Tinggi</strong> juga beda. Di kedatangan yang<br />

ketiga ini memang beda. Beda sekali.<br />

Satu. Crew yang berangkat selalu berbeda, kecuali bossnya aja. Dua.<br />

Tidak semua kumpul dalam satu mess. Karena lebih dari 5 maka, yang<br />

3 orang harus tinggal <strong>di</strong> mess tamu. Tiga. Karena kombinasi yang<br />

kedua ini menimbulkan yang ketiga ini. eL-eL-eS-eS.<br />

Karena 2 alasan, maka pusat pertemuan crew kami yang paling<br />

strategis ya pasar itu.Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya,<br />

kehidupan <strong>di</strong> pasar <strong>Tebing</strong> <strong>Tinggi</strong> malah lebih ramai <strong>di</strong> malam hari.<br />

Karena listrik yang <strong>di</strong>gunakan berasal dari genset, yang sebagian besar<br />

<strong>di</strong>jalankan saat menjelang maghrib. (Sekedar pengingat untuk biasa<br />

solar genset saja bisa sampai 2 juta lebih sebulan. Sedangkan yang<br />

tidak punya genset untuk nyambung listrik <strong>di</strong>kenakan 75 ribu/titik<br />

lampu/bulan. Kalo tivi kena 100 ribu/tivi/bulan. Kulkas jelas beda lagi.<br />

Air kebanyakan harus beli. Bayangkan deh biaya hidup <strong>di</strong> sini).<br />

Yup malam hari terasa seperti siang. Lampu nyala semua. Ya.. iyalah<br />

ngapain juga siang-siang nyalain lampu. Dan setiap sehabis makan<br />

malam, anak buahku jalan-jalan <strong>di</strong> pasar itu. Ya kadang aku ikut<br />

kadang ngeliatin aja. Didatangilah semua toko baju, toko sepatu, toko<br />

handphone dan pulsa. Kadang-kadang cuma melihat-lihat aja. Kadang<br />

serius nawar. Kadang ja<strong>di</strong> beli, kasbon dulu biasanya. Ini tidak pernah<br />

terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> tempat lain dan sebelumnya. Mereka menja<strong>di</strong> Laki-Laki<br />

yang Suka Shoping (LLSS). <strong>Kala</strong>u <strong>di</strong>nas <strong>di</strong> tempat lain, pulang<br />

kerja… langsung ke mess atau hotel. <strong>Kala</strong>u makan <strong>di</strong> luar ya makan<br />

aja, langsung balik lagi. Ga pake keluar-masuk toko.<br />

Ternyata bukan wanita saja yang suka cuci mata liat barang baru,<br />

masuk-keluar toko, dan belanja-belanji. Aku sen<strong>di</strong>ri heran dan<br />

bertanya dalam hati. Kenapa bisa terja<strong>di</strong> seperti ini :P Aku sih, jika tak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!