07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kembali Ke Asal<br />
21 Juni 2009<br />
Sebelum berangkat ke jambi, aku merencanakan untuk membeli<br />
beberapa buku untuk kubaca <strong>di</strong> site untuk mengisi waktu. Tetapi saat<br />
jalan ke Grame<strong>di</strong>a dan Gunung Agung, kok ya belum ada buku yang<br />
sreg. Mungkin waktunya juga kurang karena, aku kesana setelah pulang<br />
kerja. Akhirnya aku malah membawa buku koleksi lamaku ke jambi.<br />
Mereka adalah:<br />
1. Abunawas Menja<strong>di</strong> Tabib<br />
2. Abunawas Dan Telur Unta<br />
3. Tafsir Al-Azhar Juzu XXX (Hamka)<br />
Ada yang kusuka dari tafsir Hamka ini. Karena beliau orang indonesia,<br />
maka cara bertutur dan contoh kisahnya juga lebih dekat dengan<br />
keseharian kita. Salah satu yang menja<strong>di</strong> favoritku adalah ketika beliau<br />
membahas surat At-Tiin ayat 5 – 6. Beginilah kisahnya:<br />
==============================================<br />
Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas dan Ikrimah:<br />
“Barangsiapa yang mengumpulkan (menghafal) Al-quran tidaklah akan <strong>di</strong>kembalikan<br />
kepada Ardzalil-‘umur (tua dan pikun). Insya Allah”<br />
Tentang ini penulis tafsir ini berpengalaman. ‘Ammati (saudara perempuan ayah), Uaik<br />
Tuo Aisyah meninggal dalam usia 86 tahun. Sejak beberapa tahun sebelum meninggal<br />
beliau telah pekak tuli, sehingga tidak mendengar lagi apa yang kita bicarakan dekat<br />
beliau.<br />
Tetapi sejak masih ga<strong>di</strong>snya beliau menuruti ajaran ayahnya, Tuanku Syaikh Amrullah<br />
yaitu mewiridkan membaca Alquran sekhatam-sekhatam. Dan kalau tidak ada<br />
kesempatan, namun surat-surat Yaa-Siin, Al-waqi’ah, Al-Kahfi, Al-Mulk dan beberapa<br />
surat lain yang beliau hafal <strong>di</strong> luar kepala. Dan surat-surat itulah yang selalu beliau baca.<br />
Maka meskipun sudah tua dan telinga sudah pekak, namun beliau tidak sampai pikun.<br />
Kerja beliau sehari-hari hanya membaca Al-quran sehingga pekaknya tidak menja<strong>di</strong><br />
rintangan baginya.<br />
Setelah <strong>di</strong>a sakit akan meninggal, mulutnya masih berkomat-kamit membaca Al-quran.<br />
Dan beberapa jam lagi akan menutup mata masih sempat dengan senyum <strong>di</strong>a berkata <strong>di</strong>a<br />
mendengarkan suara-suara merdu membaca Al-quran. Lalu beliau suruh anak-cucu yang