07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
07. Senja Kala di Tebing Tinggi.pdf - tiarrahman
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Mengurai Benang Kusut<br />
23 November 2008<br />
Ini bukan kata kiasan, tapi memang makna sebenarnya. Aku punya<br />
kemampuan dan kesabaran untuk mengurai benang kusut. Dulu sekali<br />
karena keterbatasan dana dan gak berani minta ke ortu untuk beli<br />
benang layangan. Maka untuk benang layangan, selain nge-gelas<br />
sen<strong>di</strong>ri, kadang aku nutur benang kusut yang <strong>di</strong>putuskan oleh<br />
pemiliknya. Benang itu aku urai, aku sambung kembali dan kugulung<br />
untuk menerbangkan layang-layang. Tapi jangan salah, biar benang<br />
sambungan selain bisa menyebabkan layangan “putus tangan” karena<br />
sambungannya kurang bagus, aku pernah “nyelek” layangan orang dari<br />
pangkal benangnya karena layanganku nyeluruk tak terkendali ke tanah.<br />
Jelaslah yang punya-nya marah berat.<br />
Mengurai benang kusut juga pernah kulakukan waktu kelas 1 sma. Biar<br />
sudah remaja aku gak malu main bareng bocah kecil. Lagian warung<br />
bapakku juga jualan layangan pas musimnya dan aku juga yang belanja<br />
ke pasar. Sedang asyik-asyiknya mengurai benang <strong>di</strong> bawah pohon<br />
jambu tetangga, lewatlah kecenganku waktu aku smp kelas 3 (<strong>di</strong>a<br />
sen<strong>di</strong>ri waktu itu kelas 2). Halah… tengsin juga aku. Besoknya aku<br />
sudah bergaya dengan bawahan abu-abu, aku tungguin malah ga lewat.<br />
Aseemmm!!<br />
Sekarang aku juga masih suka menerbangkan layangan, nemenin Fariz<br />
dan Salman, 2 energizer alkaline pertama kami, <strong>di</strong> lapangan bola dekat<br />
sawah <strong>di</strong> rawa kalong. Benang kusut kadang aku benerin kadang<br />
langsung <strong>di</strong>putusin aja. Sebab kalo terlalu serius mengurainya, bisa<br />
kabur ni bocah dua.<br />
Ternyata <strong>di</strong> sini, <strong>di</strong> site hutan tebing tinggi kemampuan itu berguna<br />
juga. Ceritanya kita mau setting anchor bolt dengan menggunakan<br />
piano wire. Baru dapat dua dari tiga, karena megang atau nariknya tidak<br />
bener, kawat ini kusut. Dan tidak seperti benang layangan, kawat ini<br />
mempunyai kelenturan. Sambil <strong>di</strong>gulung, kawat malah melawan ke arah<br />
yang lain. Harus bener-bener sabar, dan mengikuti arah puntiran <strong>di</strong>a.<br />
Diteliti dan <strong>di</strong>urai dengan sabar. Berhasil. It works. Ternyata masih bisa<br />
jago juga aku ni. Ayyy…