06.03.2017 Views

Susunan Liturgi Ibadah Minggu

2lROpCS

2lROpCS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER<br />

<strong>Susunan</strong> <strong>Liturgi</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Minggu</strong><br />

Panggilan Beribadah<br />

Pengkhotbah<br />

Votum<br />

Pengkhotbah<br />

Bacaan Bertanggapan<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pujian Pengakuan Dosa<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Doa Pengakuan Dosa Secara<br />

Pribadi<br />

Jemaat<br />

Doa Pengakuan Dosa<br />

Liturgos<br />

Berita Anugerah<br />

Liturgos<br />

Petunjuk Hidup baru<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pujian “Salam Damai” / “Shalom<br />

shalom”<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pujian Syukur 1<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pujian Syukur 2<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pengakuan Iman<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Pujian<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Doa Firman Tuhan<br />

Pengkhotbah<br />

Khotbah<br />

Pengkhotbah<br />

Persembahan<br />

Liturgos & Jemaat<br />

Doa Persembahan & Doa Syafaat Petugas Doa<br />

Pengumuman & Seri Pembinaan Pengkhotbah<br />

Doxology /<br />

“Kami memuji Kebesaran-Mu”<br />

Pengkhotbah<br />

Doa berkat<br />

Pengkhotbah<br />

Amin / “Thank You Lord” Pengkhotbah<br />

Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah<br />

2


Hamba Tuhan REC<br />

GEMBALA SIDANG SENIOR<br />

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

Telp : 0815 5055 985<br />

Email: yth1123@hotmail.com<br />

GEMBALA LOKAL NGINDEN<br />

Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.<br />

Telp. 081-233780070<br />

Email: ev.yohanesdodik@yahoo.com<br />

GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE<br />

Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.<br />

Telp.081-331515954<br />

Email: cho2w@yahoo.co.id<br />

GEMBALA LOKAL POS PI BATAM<br />

Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.<br />

Telp. 081-931003006<br />

Email: budiman3006@gmail.com /<br />

reformed.exodus.church.batam@gmail.com<br />

GEMBALA LOKAL CABANG BAVARIAN<br />

Pdt. Novida Lassa, M.Th.<br />

Telp. 081-13321904<br />

Email: novidalassa@yahoo.co.id<br />

3


e<br />

MAGZ<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

Kasih Yang Besar Untuk Umat Yang Kecil<br />

(Ulangan 7:6-8)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

Kita semua pasti sudah tahu bahwa kitab terakhir dari tulisan Musa<br />

disebut Kitab Ulangan. Namun, sebagian dari kita mungkin belum<br />

tahu apa yang diulang. Sesuai dengan namanya - kitab ini kerap kali disebut<br />

“Hukum Kedua” (Deuteronomy; deuteros = kedua dan nomos = hukum)<br />

– yang diulang adalah penyataan hukum atau perintah-perintah Allah.<br />

Pengulangan ini merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. Hampir<br />

semua generasi bangsa Israel yang keluar dari Mesir sudah mati di padang<br />

gurun. Generasi yang baru perlu mendengarkan ulang sekali lagi secara<br />

utuh dengan penekanan di sana-sini.<br />

4


e<br />

MAGZ Di samping itu, bangsa<br />

Israel sebentar lagi akan<br />

memasuki negeri Kanaan (7:1-5).<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

mereka penuh, hukuman ilahi akan<br />

menimpa mereka (Kej 15:16). Kini<br />

hukuman itu semakin dekat.<br />

Mereka akan menjumpai begitu<br />

banyak agama dan moralitas<br />

mereka yang menyimpang di sana.<br />

Ini bahaya yang luar biasa. Bangsa<br />

Israel memerlukan pegangan hidup,<br />

yaitu Hukum Taurat.<br />

Salah satu yang berkali-kali diulang<br />

adalah identitas mereka sebagai<br />

umat pilihan. Mereka berbeda<br />

dengan bangsa-bangsa lain. Identitas<br />

yang berbeda ini merupakan alasan<br />

mengapa mereka tidak boleh<br />

mengikuti cara hidup bangsabangsa<br />

di tanah Kanaan (ayat 6<br />

“sebab engkaulah umat yang kudus<br />

bagi TUHAN, Allahmu”). Siapa kita<br />

menentukan perilaku kita.<br />

Umat yang spesial (ayat 6)<br />

Bangsa Israel diperintahkan<br />

untuk membasmi bangsa-bangsa<br />

lain yang diam di Kanaan (7:1-<br />

2). Seperti yang sudah dikatakan<br />

TUHAN kepada Abraham ratusan<br />

tahun sebelumnya, dosa penduduk<br />

Kanaan sejak dahulu sudah<br />

sedemikian besar. Jika kedurjanaan<br />

Sebelum penaklukan itu seluruhnya<br />

dilakukan, bangsa Israel harus<br />

menghadapi kenyataan bahwa<br />

mereka hanyalah salah satu<br />

dari sekian banyak bangsa yang<br />

mendiami Kanaan. Di tengah<br />

keragaman seperti ini, mereka perlu<br />

memahami keunikan diri sendiri.<br />

Apa yang membedakan mereka dari<br />

bangsa-bangsa lain?<br />

Mereka adalah umat yang kudus<br />

(ayat 6a). Kata sifat qādôsh di<br />

dalam Alkitab dapat berarti “kudus”<br />

(sebagai kontras terhadap dosa) atau<br />

“khusus” (sebagai kontras terhadap<br />

hal-hal yang umum). Yang pertama<br />

merujuk pada kekudusan secara<br />

moral. Yang kedua lebih ke arah<br />

pembedaan dengan hal-hal lain yang<br />

sejenis. Misalnya, X disebut barang<br />

kudus karena X telah dipilih dari<br />

sekian banyak barang yang sejenis,<br />

dan juga dikhususkan untuk tujuan<br />

tertentu.<br />

Yang dimaksud di ayat 6a ini adalah<br />

arti yang terakhir. Bangsa Israel<br />

5


e<br />

MAGZ jelas bukan bangsa yang<br />

suci. Berbagai pelanggaran<br />

terhadap Taurat telah dilakukan<br />

selama perjalanan di padang<br />

gurun. Selain itu, keseluruhan<br />

ayat 6 sendiri memberi dukungan<br />

yang senada. Mereka dipilih dari<br />

segala bangsa (ayat 6b). Mereka<br />

dikhususkan “bagi TUHAN” (ayat<br />

6a).<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

Mereka adalah umat kesayangan<br />

(ayat 6b). Dalam teks Ibrani, kata<br />

segūllâ (LAI:TB “kesayangan”)<br />

mengandung arti “kepunyaan<br />

atau harta sendiri” (ASV/RSV/<br />

NASB). Beberapa versi Inggris<br />

mencoba memberi makna yang<br />

lebih mendalam dengan memilih<br />

terjemahan “harta yang disimpan”<br />

(NRSV/NIV/ESV). Arti manapun<br />

yang diambil, pesan yang<br />

disampaikan tetap sama: bangsa<br />

Israel adalah milik pribadi Allah.<br />

Jika TUHAN telah menjadikan<br />

mereka sebagai milik-Nya, mereka<br />

adalah umat yang berharga. Dia akan<br />

memelihara dengan segala perhatian.<br />

Maleakhi 3:17 menyamakan kualitas<br />

perhatian ini dengan perhatian<br />

seorang ayah kepada anak lakilaki<br />

yang melayaninya: “Mereka<br />

akan menjadi milik kesayangan-Ku<br />

sendiri, firman TUHAN semesta<br />

alam, pada hari yang Kusiapkan.<br />

Aku akan mengasihani mereka<br />

sama seperti seseorang menyayangi<br />

anaknya (semua versi Inggris “his<br />

son”) yang melayani dia”. Bagi bangsa<br />

Yahudi yang berbudaya patriakhal,<br />

anak laki-laki begitu berharga,<br />

apalagi seorang anak laki-laki<br />

yang melayani orang tuanya. Sang<br />

ayah pasti akan membanggakan<br />

dan memperhatikan anaknya itu.<br />

Begitulah TUHAN memperlakukan<br />

umat-Nya.<br />

Kita adalah Israel yang baru, milik<br />

Allah (Gal 6:16; Ef 1:14; Yak 2:7).<br />

Kita telah dibeli dengan harga yang<br />

mahal, yaitu dengan darah Anak<br />

Domba yang sempurna (1 Pet 1:18-<br />

19). Karena itu, kita harus hidup<br />

berbeda dengan dunia (Rm 12:2).<br />

Sadarkah kita tentang keunikan ini?<br />

Sudahkah kita mensyukuri identitas<br />

ini?<br />

6


7<br />

e<br />

MAGZ<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

Pilihan<br />

yang<br />

beranugerah (ayat 7-8)<br />

Status yang khusus seringkali<br />

membuat orang terlena.<br />

Keistimewaan menjadi jerat yang<br />

menenggelamkan orang pada<br />

kesombongan. Itulah sebabnya<br />

TUHAN memberitahu bangsa<br />

Israel mengapa mereka bisa menjadi<br />

umat yang spesial. Posisi ini tidak<br />

ditentukan oleh siapa mereka,<br />

melainkan siapa Allah. Tidak<br />

didasarkan pada apa yang mereka<br />

lakukan bagi Allah, melainkan apa<br />

yang Allah lakukan bagi mereka.<br />

Rahasianya terletak pada pilihan<br />

Allah. Kata “memilih” muncul<br />

dua kali di ayat 6-7. TUHAN<br />

tidak memilih bangsa Israel garagara<br />

mereka adalah umat yang<br />

spesial. Sebaliknya, pilihan ilahi<br />

yang membuat mereka menjadi<br />

spesial. Ayat 6b mengatakan:<br />

“engkaulah yang dipilih oleh<br />

TUHAN, Allahmu, dari segala<br />

bangsa di atas muka bumi untuk<br />

menjadi umat kesayangan-Nya”.<br />

Pendeknya, pemilihan mendahului<br />

keberhargaan. Apa yang dilakukan<br />

Allah menentukan siapa umat-<br />

Nya.<br />

Mengapa TUHAN menjatuhkan<br />

pilihan pada bangsa Israel? Ada<br />

begitu banyak di bumi ini, mengapa<br />

Dia memilih bangsa Israel? Adakah<br />

keistimewaan dalam diri mereka<br />

yang mendorong TUHAN untuk<br />

memilih mereka? Sama sekali tidak!<br />

Musa memberikan alasan secara<br />

negatif maupun positif tentang hal<br />

ini.<br />

Secara negatif, pilihan ini tidak<br />

didasarkan pada kelebihan bangsa<br />

Israel (ayat 7). Dalam konteks<br />

kuno pada waktu itu, kekuatan<br />

suatu bangsa sangat ditentukan<br />

Posisi ini tidak<br />

ditentukan oleh siapa<br />

mereka, melainkan<br />

siapa Allah. Tidak<br />

didasarkan pada apa<br />

yang mereka lakukan<br />

bagi Allah, melainkan<br />

apa yang Allah lakukan<br />

bagi mereka.


e<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

MAGZ oleh jumlah mereka. Jumlah yang banyak berarti ketersediaan<br />

pasukan yang melimpah untuk peperangan. Jumlah yang banyak<br />

berarti ketersediaan tenaga yang melimpah untuk berbagai pekerjaan.<br />

Poin di atas sangat dipahami oleh para pemimpin Mesir pada waktu<br />

bangsa Israel tinggal di sana. Penambahan populasi bangsa Israel di<br />

Mesir yang cukup pesat menimbulkan keresahan bagi Firaun (Kel 1:7-<br />

10). Mereka pun melakukan berbagai cara untuk mengatasinya (Kel 1:11-<br />

15). Mereka benar-benar paham bahwa jumlah yang besar akan menjadi<br />

bencana besar pula bagi bangsa Mesir.<br />

Jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, jumlah umat Israel di<br />

padang gurun tergolong sedikit. Masih banyak bangsa lain yang lebih<br />

besar. Masih banyak bangsa lain yang memiliki sejarah lebih panjang<br />

daripada mereka. Masih banyak bangsa lain yang kebudayaannya lebih<br />

maju daripada bangsa Israel.<br />

Puji TUHAN! Pilihan Allah memang tidak didasarkan pada kehebatan<br />

manusia. Musa berusaha menyatakan kebenaran ini secara eksplisit<br />

kepada bangsa Israel supaya mereka tidak sombong. Sebaliknya, mereka<br />

dapat mensyukuri hal ini.<br />

Secara positif, pilihan TUHAN didasarkan pada sifat-Nya sendiri (ayat<br />

7-8). Yang pertama adalah kasih-Nya. Hati TUHAN terpikat pada bangsa<br />

Israel (ayat 7). TUHAN mengasihi mereka (ayat 8a). Pengulangan dua<br />

kali seperti ini menyiratkan sebuah penegasan.<br />

Terjemahan “hati TUHAN terpikat” (LAI:TB) sebenarnya tidak terlalu<br />

tepat. Ungkapan ini dapat menimbulkan kesan yang salah, seolaholah<br />

ada sesuatu yang positif dalam diri bangsa Israel yang membuat<br />

TUHAN akhirnya jatuh hati kepada mereka. Terjemahan ini seolah-olah<br />

menyiratkan kepasifan dari pihak TUHAN. Hampir semua versi Inggris<br />

dengan tepat menerjemahkan: “TUHAN telah menetapkan kasih-Nya<br />

8


e<br />

MAGZ<br />

Khotbah <strong>Minggu</strong> | #TEACHING<br />

atas kalian”.<br />

Prinsip yang sama berlaku di Perjanjian Baru. Pilihan Allah tidak<br />

didasarkan pada perbuatan manusia (2 Tim 1:9). Semua bersumber dari<br />

kasih-Nya (Ef 1:5). Kasih ini berada di luar segala ukuran dan pengetahuan<br />

(Ef 3:18-19). Bagaimana bisa orang-orang yang hina, berdosa, dan pantas<br />

menerima murka seperti kita justru dijadikan harta-Nya yang berharga?<br />

Yang kedua adalah kesetiaan-Nya (ayat 8b). Dalam kasih-Nya yang besar,<br />

TUHAN berkenan memberikan janji kepada nenek moyang Israel yang<br />

kecil. Tidak ada keharusan bagi Allah untuk melakukan itu. Kasih-Nya<br />

sendiri yang mendorong Allah untuk mengambil inisiatif dan mengikat<br />

diri-Nya dengan mereka Israel dalam sebuah sumpah. Ia berjanji kepada<br />

Abraham untuk memberikan tanah Kanaan, keturunan yang banyak,<br />

dan nama yang besar (Kej 12:1-3). Dia pun sudah menetapkan rencana<br />

dan waktu untuk realisasi janji itu, yaitu sesudah keturunan keempat dan<br />

tatkala keberdosaan bangsa Kanaan semakin penuh (Kej 15:13-16).<br />

Kasih TUHAN tidak berhenti sampai di situ saja. Dia berkomitmen untuk<br />

memelihara apa yang Ia sudah janjikan kepada nenek moyang Israel. Waktu<br />

yang panjang tidak membuat TUHAN lupa. Kelemahan para patriakh<br />

tidak melemahkan kesetiaan-Nya (bdk. 2 Tim 2:13).<br />

Pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir adalah salah satu bukti<br />

kesetiaan TUHAN (Ul 7:8b). Kelepasan dari perbudakan Firaun ini terjadi<br />

karena “Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada<br />

perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub” (Kel 2:24). Kumpulan<br />

budak di Mesir telah menikmati kesetiaan TUHAN semesta alam. Bangsa<br />

yang hina telah mengalami lawatan dari TUHAN yang berkuasa. Kasih<br />

yang besar diberikan pada umat yang kecil. Soli Deo Gloria.<br />

9


e<br />

MAGZ<br />

Pokok Doa Syafaat | #TEACHING<br />

POKOK DOA SYAFAAT<br />

1. Doakan untuk pasangan-pasangan yang akan menikah<br />

dan akan menikah (Vincent-Evelyn; Denny & Josefin) agar<br />

mereka memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan,<br />

yaitu sikap hati yang mau terus menerus belajar menerapkan<br />

prinsip-prinsip kristiani di dalam rumah tangga mereka.<br />

2. Doakan untuk persiapan pelayanan di Sorong. Doakan<br />

kiranya Tuhan memberikan hikmat bagi semua yang akan<br />

terjun dalam pelayanan agar dapat mempersiapkan diri<br />

dengan baik.<br />

• Bersyukur untuk pembangunan tower radio yang hampir<br />

selesai.<br />

• Doakan agar pelayanan radio segera dimulai.<br />

• Doakan persiapan pembukaan sekolah dan juga gereja.<br />

10


e<br />

MAGZ<br />

Katekismus Westminster | #TEACHING<br />

KATEKISMUS WESTMINSTER<br />

Pertanyaan 105:<br />

Apa yang secara khusus diajarkan kepada kita melalui perkataan<br />

‘dihadapan-Ku’ dalam hukum yang pertama?<br />

Jawaban :<br />

Perkataan ‘di hadapan-Ku’ atau ‘di hadirat-Ku’ dalam hukum yang<br />

pertama mengajarkan kepada kita bahwa Allah, yang melihat segala<br />

sesuatu, secara khusus memperhatikan dan sangat tidak menyenangi<br />

dosa memiliki allah lain. Maka perkataan itu dapat merupakan<br />

alasan yang mendorong kita untuk tidak melakukan dosa itu, dan<br />

yang menonjolkannya sebagai perbuatan yang menantang Allah<br />

dengan tidak tahu malu. Lagi pula, perkataan itu berguna juga karena<br />

mendorong kita mengerjakan apa saja yang kita lakukan bagi-Nya<br />

seakan-akan kita melakukannya di depan mata-Nya.<br />

a. Yeh 8:6-18; Maz 44:21-22. b. 1Ta 28:9.<br />

11


e<br />

MAGZ<br />

All About Marriage | #CARE<br />

SEBUAH BENTUK KETAATAN YANG BERBEDA<br />

Maria | Kekuatan Dari Kesucian<br />

Nyanyian Pujian Maria<br />

Jiwaku memuliakan Tuhan,<br />

dan hatiku bergembira karena<br />

Allah, Juruselamatku, sebab Ia<br />

telah memperhatikan kerendahan<br />

hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai<br />

dari sekarang segala keturunan akan<br />

menyebut aku berbahagia, karena<br />

Yang Mahakuasa telah melakukan<br />

perbuatan-perbuatan besar<br />

kepadaku dan nama-Nya adalah<br />

kudus. Dan rahmat-Nya turun<br />

temurun atas orang yang takut akan<br />

Dia.<br />

Ia memperlihatkan kuasa-Nya<br />

dengan perbuatan tangan-Nya dan<br />

mencerai-beraikan orang-orang<br />

yang congkak hatinya;<br />

Ia menurunkan orang-orang<br />

yang berkuasa dari takhtanya dan<br />

meninggikan orang-orang yang<br />

rendah;<br />

Ia melimpahkan segala yang baik<br />

kepada orang yang lapar, dan<br />

menyuruh orang yang kaya pergi<br />

dengan tangan hampa;<br />

12


e<br />

MAGZ Ia menolong Israel hamba-<br />

Nya, karena Ia mengingat<br />

rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-<br />

Nya kepada nenek moyang kita,<br />

kepada Abraham dan keturunannya<br />

untuk selama-lamanya.<br />

LUKAS 1:46-55<br />

All About Marriage | #CARE<br />

Maria sungguh-sungguh menyadari<br />

kehormatan yang dianugerahkan<br />

Allah kepadanya. Pilihan yang<br />

dijatuhkan kepadanya untuk<br />

menjadi wanita yang melahirkan<br />

Anak Allah – Mesias – merupakan<br />

sebuah peristiwa yang belum dan<br />

tidak akan pernah lagi terjadi di<br />

dalam sejarah manusia. Allah tidak<br />

akan memilihnya jika dia tidak<br />

berkenan kepada-Nya – berkenan<br />

di dalam sikap dan tindakannya,<br />

di dalam kepercayaannya dan<br />

penyembahannya terhadap-Nya, di<br />

dalam wataknya, dan khususnya, di<br />

dalam karakternya.<br />

Ini menunjukkan bahwa Maria<br />

bukanlah gadis bodoh. Bahasanya<br />

tinggi dan halus, dan pikirannya<br />

dipenuhi oleh pengajaran hukum<br />

Taurat dan para nabi.<br />

Maria memandang Allah di dalam<br />

suatu hubungan yang bersifat<br />

pribadi: Juruselamatku yang telah<br />

melakukan perbuatan-perbuatan<br />

besar kepadaku. Tetapi dengan<br />

segera dia menyeimbangkan dengan<br />

sudut pandang yang penuh rasa<br />

hormat dan kekaguman: “Nama-<br />

Nya adalah kudus.”<br />

Maria bisa melihat implikasi dari<br />

fakta yang menyebutkan bahwa<br />

Allah adalah kudus: kecuali karena<br />

kebesaran, belas kasihan, dan<br />

kemurahan hati-Nya, kita akan<br />

terpisah dari-Nya karena dosa-dosa<br />

kita dan membuat hidup kita tanpa<br />

pengharapan.<br />

Nama-Nya adalah Kudus<br />

Di dalam Nyanyian Pujian Maria kita<br />

bisa belajar banyak hal tentang diri<br />

Maria. Hal pertama adalah bahasa<br />

yang penuh dengan keindahan<br />

puisi, serta banyaknya rujukan pada<br />

tulisan di dalam Perjanjian Lama.<br />

Tiada Kata-kata<br />

Di dalam pengertian literal yang<br />

bagaimana, kita, yang merupakan<br />

manusia biasa saja, bisa memuliakan<br />

dan mengagungkan Yang<br />

Mahakuasa? Kita bisa, dan kita<br />

harus, menyerukan kemuliaan-Nya<br />

13


e<br />

MAGZ dan memuji keagungan-<br />

Nya yang besar, namun<br />

pujian kita sepertinya<br />

tidak akan menambah apa-apa pada<br />

kemuliaan Allah. Tetapi, mereka<br />

yang telah mengalami anugerah dan<br />

rahmat Allah akan berseru sekuat<br />

tenaga dalam mengekspresikan<br />

penghargaan dan ucapan syukur<br />

atas segala kebaikan Allah.<br />

All About Marriage | #CARE<br />

Ditahbiskan oleh Kerendahan<br />

Hati<br />

Keterbatasan kemampuan kita untuk<br />

menyampaikan makna dengan katakata<br />

tidak membatasi upaya kita<br />

untuk berinteraksi dengan Allah.<br />

Ada waktu-waktu yang sangat<br />

penting pada saat kita, sebagai<br />

manusia biasa, menggunakan<br />

semua keterbatasan bahasa kita.<br />

Hal semacam ini terjadi saat<br />

Presiden Abraham Lincoln menuju<br />

Gettysburg, Pennsylvania, untuk<br />

memberikan pidato peresmian<br />

sebuah makam pahlawan yang<br />

tadinya merupakan medan perang.<br />

Lincoln yakin bahwa tiada kata<br />

yang bisa menambahkan makna<br />

sesungguhnya dari apa yang telah<br />

terjadi di dalam pertempuran<br />

sengit di awal Juli 1863. Dia<br />

hanya menggunakan sedikit kata,<br />

tetapi kata-kata itu dipilihnya<br />

dengan sangat cermat. Lincoln<br />

menyampaikan pidatonya dengan<br />

sangat hati-hati dan serius:<br />

. . . kita tidak dapat mendedikasikan<br />

– kita tidak dapat mentahbiskan –<br />

kita tidak dapat menyucikan tanah<br />

ini. Para prajurit yang gagah berani,<br />

hidup atau mati, yang sudah berjuang<br />

di sini, telah mentahbiskannya jauh<br />

melebihi kekuatan kita yang lemah<br />

untuk menambahi atau mengurangi.<br />

Di sini kita melihat inti dari<br />

kerendahan hati – yaitu sebuah<br />

penilaian yang tepat dari bobot<br />

sumbangan kita yang terbatas<br />

untuk menggenapi rencana dan<br />

tujuan Allah yang kekal. Ini juga<br />

merupakan kekuatan Maria yang<br />

sangat luar biasa. Namun, dia tetap<br />

memandang rendah pada arti<br />

14


e<br />

MAGZ penting dirinya sendiri.<br />

Meskipun dia adalah satusatunya<br />

wanita di dalam sejarah<br />

manusia yang dipilih oleh Allah<br />

sendiri untuk mengandung dan<br />

melahirkan Anak-Nya.<br />

All About Marriage | #CARE<br />

Perjanjian untuk Menjalin<br />

Hubungan yang Intim<br />

Maria mengakhiri nyanyian<br />

pujiannya dengan merujuk pada<br />

keturunan Abraham. Hal yang<br />

paling menakjubkan yang bisa kita<br />

pahami adalah bahwa Allah Yang<br />

Mahakuasa memberikan kepada<br />

kita sebuah perjanjian untuk bisa<br />

memiliki hubungan dengan Diri-<br />

Nya sendiri, sebuah perjanjian<br />

yang dengan mana Dia menjadi<br />

Allah kita dan kita menjadi umat-<br />

Nya. Kita bertindak bodoh jika kita<br />

meremehkan tawaran Allah untuk<br />

menjadi Allah kita.<br />

Memahami Kerendahan Hati<br />

yang Sejati<br />

Maria setia, tetapi pada saat<br />

yang sama dia juga kuat. Kedua<br />

kualitas ini memampukannya<br />

untuk melaksanakan panggilannya<br />

menjadi ibu Yesus. Namun,<br />

kekuatannya yang sejati lahir dari<br />

kerendahan hatinya di hadapan Allah<br />

dan pengabdiannya kepadaNya.<br />

Nyanyian Maria didominasi<br />

oleh kerendahan hatinya. Maria<br />

bersukacita bahwa Allah “telah<br />

memperhatikan kerendahan<br />

hambaNya.” Sekali lagi, Allah<br />

memutarbalikkan nilai-nilai<br />

manusia. Melalui respon Maria,<br />

Dia menunjukkan bahwa kerajaan-<br />

Nya dipenuhi dengan orang-orang<br />

yang memiliki sebuah bentuk<br />

kekuatan yang berbeda, yaitu orang<br />

yang tidak berarti menjadi orang<br />

Hal yang paling<br />

menakjubkan yang<br />

bisa kita pahami<br />

adalah bahwa Allah<br />

Yang Mahakuasa<br />

memberikan kepada<br />

kita sebuah perjanjian<br />

untuk bisa memiliki<br />

hubungan dengan Diri-<br />

Nya sendiri<br />

15


e<br />

All About Marriage | #CARE<br />

MAGZ yang penuh kuasa, mereka yang miskin menjadi kaya. Mereka<br />

yang tidak pada tempatnya di Israel, mereka yang mengakui<br />

ketergantungan mereka kepada Allah, dan mereka yang haus dan lapar<br />

akan kebenaran-Nya akan ditinggikan.<br />

Jalan Menuju Kerendahan Hati<br />

Respon Maria terhadap malaikat merupakan teladan kerendahan hati yang<br />

sejati bagi kita: Allah memiliki hak untuk mengatur hidupku sebagaimana<br />

yang dipilih-Nya dan untuk campur tangan kapanpun diinginkan-<br />

Nya. Apa yang dapat Dia lakukan di dalam diri kita jika kita bersedia<br />

datang menghadap-Nya dengan kerendahan hati untuk berkata, “Jadilah<br />

kepadaku menurut kehendak-Mu, Tuhan.”<br />

Maria mengetahui bahwa hanya mereka yang taat dan rendah hatilah<br />

yang akan melihat Allah. Dia bersedia untuk menerima peran itu dan<br />

merasa bangga melayani Dia – apapun peran itu dan apapun kapasitasnya.<br />

Pikiran dan hati yang merendah seperti itulah yang kita perlukan saat kita<br />

datang menghadap Yang Mahakuasa. Maria mengetahui bahwa hanya Dia<br />

yang maha bijaksana dan maha tahu. Siapakah diri kita, hanya dengan<br />

perspektif manusiawi kita, berani untuk berpikir bahwa kita mengetahui<br />

yang terbaik? Pada saat kita menjadikan pandangan sorgawi ini sebagai<br />

bagian dari diri kita, maka Allah bisa memakai kita dengan penuh kuasa<br />

untuk melakukan tujuan dan rencana-Nya.<br />

Itulah sebuah bentuk kekuatan yang berbeda yang dibawa oleh Kristus ke<br />

dalam hidup kita saat kita bersedia untuk sujud di hadapan-Nya dengan<br />

penuh kerendahan hati dan pengagungan kepada-Nya.<br />

Ringkasan tentang Maria: A Different Kind of Strength<br />

Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse<br />

bersambung . . .<br />

16


e<br />

MAGZ<br />

Apakah bayi yang mati masuk surga?#QandA<br />

APAKAH BAYI YANG MATI MASUK SURGA?<br />

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

(Lanjutan tgl 26 Februari 2017)<br />

Sebagian orang meyakini bahwa semua bayi pasti diselamatkan dengan<br />

dasar Matius 19:14 (juga Markus 10:14 dan Lukas 19:16): “Biarkanlah<br />

anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku;<br />

sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga”.<br />

Argumentasi seperti ini sulit untuk dipertahankan. “Anak-anak” di sini<br />

jelas bukan “bayi-bayi”. Mereka mungkin sudah bisa mengambil keputusan<br />

moral sendiri, sedangkan bayi-bayi tidaklah demikian. Di samping itu,<br />

anak-anak di sini berfungsi sebagai ilustrasi. Ungkapan “orang-orang<br />

yang seperti itulah” jelas mengarah pada kesimpulan ini. Orang-orang<br />

yang mempunyai kerajaan surga adalah mereka yang seperti anak-anak.<br />

Maksudnya, memiliki kesadaran tentang keterbatasan dan kehinaan<br />

17


e<br />

MAGZ mereka (Matius 18:1-5).<br />

Dalam budaya Yahudi<br />

kuno, anak-anak benarbenar<br />

tidak dipandang sama sekali.<br />

Itulah sebabnya murid-murid<br />

Tuhan Yesus sendiri menghalangi<br />

orang tua yang hendak membawa<br />

anak-anak mereka kepada Tuhan<br />

Yesus, karena mereka beranggapan<br />

bahwa Sang Guru sedang sibuk<br />

dengan urusan lain yang lebih<br />

penting.<br />

Apakah bayi yang mati masuk surga?#QandA<br />

Alkitab mengajarkan<br />

bahwa orang-orang<br />

berdosa akan dihukum<br />

berdasarkan motivasi<br />

dan perilaku mereka<br />

yang berdosa<br />

Walaupun argumentasi di atas tidak kuat, tetapi saya sepakat dengan<br />

kesimpulan yang diambil. Dalam anugerah Allah, semua bayi yang<br />

meninggal dunia akan masuk ke dalam surga. Kita sudah melihat beberapa<br />

contoh di dalam Alkitab bahwa Allah dapat bekerja secara khusus pada diri<br />

bayi-bayi sejak mereka di dalam kandungan. Tidak tertutup kemungkinan<br />

bahwa Dia akan melakukan hal yang sama pada semua bayi.<br />

Alasan lain berhubungan dengan keadilan Allah. Alkitab mengajarkan<br />

bahwa orang-orang berdosa akan dihukum berdasarkan motivasi dan<br />

perilaku mereka yang berdosa (Roma 2:6, 16, 27; 2 Korintus 5:10). Hal<br />

ini tidak berarti bahwa keselamatan seseorang ditentukan oleh perbuatan<br />

baik. Keselamatan adalah murni pemberian Allah di dalam Kristus Yesus.<br />

Perbuatan baik orang Kristen merupakan tujuan, bukan syarat, keselamatan<br />

(Efesus 2:10). Perbuatan baik hanya berdampak pada pujian atau pahala<br />

dari Allah (1 Korintus 4:5), bukan keselamatan. Namun, kebinasaan<br />

merupakan upah dosa (Roma 6:23; 1 Korintus 1:18). Orang-orang yang<br />

dihukum kekal dihakimi berdasarkan perbuatan mereka (Wahyu 20:12).<br />

Sehubungan dengan hal ini, kita juga perlu mengingat bahwa murka<br />

Allah turun atas mereka yang “menindas kebenaran dengan kelaliman”<br />

18


e<br />

Apakah bayi yang mati masuk surga?#QandA<br />

MAGZ<br />

(Roma 1:18). Artinya, mereka seharusnya sudah mengetahui<br />

keberadaan Allah melalui ciptaan (Roma 1:19-20) maupun<br />

hukum moral yang ditaruh Allah dalam hati setiap manusia (Roma 2:12-<br />

15). Mereka seharusnya memuliakan Allah berdasarkan penyataan ilahi<br />

itu. Dalam kenyataannya, mereka justru menindas kebenaran itu. Pada<br />

waktu mereka dihakimi oleh Allah, mereka “tidak dapat berdalih” (Roma<br />

1:20).<br />

Kesalahan ini tidak berlaku untuk bayi-bayi. Mereka belum dapat<br />

membedakan yang baik dan yang jahat. Mereka belum bisa mengetahui<br />

kebenaran. Mereka belum dapat dikatakan “menindas kebenaran”. Allah<br />

yang penuh kasih, di dalam kedaulatan, hikmat, dan kemurahan-Nya<br />

yang melampaui segala pengetahuan, berkenan menyelamatkan semua<br />

bayi. Soli Deo Gloria.<br />

19


e<br />

MAGZ<br />

Doctrine Does Matter | #TEACHING<br />

MISTERI YANG AGUNG<br />

(Lanjutan tgl 26 Februari 2017)<br />

III. DALAM PRAKTIK<br />

Membicarakan teori memang baik, tetapi memperhatikan apa yang terjadi<br />

dalam praktik juga sangat bermanfaat. Apakah Calvinisme memadamkan<br />

dorongan untuk berbuat baik? Bilaseseorang mengetahui bahwa dirinya<br />

telah dipilih Allah, apakah keinginannnya untuk bekerja giat bagi Allah<br />

tidak akan menjadi berkurang? Jawabannya dapat kita lihat pada kehidupan<br />

dua orang yang percaya akan kedaulatan Allah dengan segenap hati<br />

mereka: John Calvin dan Paulus.<br />

A. Calvin<br />

Energi dan semangat Calvin sulit untuk dipercaya. Didalam diri Calvin kita<br />

melihat seseorang yang begitu besar kepercayaannya akan kedaulatan Allah<br />

sehingga generasi-generasi setelah dia sangat mengindentikkan namanya<br />

20


e<br />

MAGZ denga predestinasi.<br />

Tetapi marilah kita<br />

memperhatikan hidupnya,<br />

energinya, dan semangatnya untuk<br />

bergiat bagi Tuhan.<br />

Doctrine Does Matter | #TEACHING<br />

Dalam mengisahkan riwayat hidup<br />

Calvin di Jenewa, Stickelberger<br />

menulis: “Ia seorang pekereja keras<br />

dalam mengabarkan Firman Tuhan.<br />

Selain melayani pemberitaan Firman<br />

dalam ibadah di setiap hari minggu,<br />

setiap minggu kedua ia melayangkan<br />

kebaktian harian. Lebih dari 2000<br />

khotbah telah dibawakannya....<br />

di samping berkhotbah, dia<br />

menyampaikan tiga kuliah tentang<br />

theologi setiap minggu. Dia juga<br />

sering mengunjungi anggota<br />

jemaat yang sakit dan yang mundur<br />

imannya. Setiap hari kamis ia<br />

memimpin rapat penatua gereja,<br />

dan setiap hari jumat ia memimpin<br />

pertemuan para pengkhotbah yang<br />

membahas Firman Tuhan. Tak ada<br />

hari dimana ia tidak dikunjungi<br />

oleh orang-orang asing yang ingin<br />

memperoleh penguatan. Malammalam<br />

harinya lebih banyak dilewati<br />

dengan menulis daripada tidur.<br />

Seorang penulis Katholik yang<br />

menulis biografi Calvin menyatakan<br />

dengan tajam: “hampir tak dapat<br />

dipercaya bagaimana seseorang<br />

yang terus-menerus harus berjuang<br />

melawan kelemahan-kelemahan<br />

fisik yang serius sanggung melakukan<br />

begitu banyak aktivitas yang<br />

beraneka ragam dan melelahkan.<br />

Orang-orang semasanya dengan<br />

tepat melukiskan dia seperti sebuah<br />

busur yang selalu terpentang. Ia<br />

mengurangi waktu tidurnya agar<br />

dapat menggunakan lebih banyak<br />

waktu untuk bekerja. Diktenya<br />

yang terus-menerus membuat para<br />

sekretarisnya sangat lelah. Rumahnya<br />

selalu terbuka bagi setiap orang<br />

yang memerlukan nasihat. Ia terus<br />

menerima informasi mengenai<br />

semua hal tentang gereja dan negara,<br />

sampai pada detail-detail yang<br />

paling tidak penting. Meskipun ia<br />

sedikit sekali berhubungan dengan<br />

dunia luar, namun ia mengenal<br />

hampir semua warganya.”<br />

Kerja raksasa itu menjadi lebih luar<br />

biasa bila kita mengingat bahwa<br />

Calvin menderita begitu banyak<br />

penyakit. Stickelberger menulis:<br />

“Sebagai akibat dari kurang maka<br />

21


e<br />

Doctrine Does Matter | #TEACHING<br />

MAGZ dan kurang tidur pada masa mudanya, dari muda Calvin diserang<br />

sakit kepala pada sebagian sisi kepalanya yang terjadi berulangulang<br />

selama hidupnya. Rasa sakit yang dideritanya itu begitu<br />

mengganggu emosinya sehingga banyak malam dilewatinya dengan<br />

siksaan ‘yang tidak manusiawi’.<br />

“Karena penyakit tenggorokan, ia sering kali dengan rasa sakit harus<br />

mengeluarkan ludah bercampur darah bila terlalu banyak menggunakan<br />

suaranya di mimbar. Radang selaput dada yang terus-menerus kambuh<br />

menyebabkan ia menjadi korban penyakit paru-paru pada usia 51 tahun. Ia<br />

terus-menerus menderita pendarahan pembuluh vena, yang rasa sakitnya<br />

semakin bertambah sa,apai tak tertahankan karena bisul menanah di<br />

bagian dalam yang tak kunjung sembuh. Demam yang datang dan pergi<br />

membuatnya lemah tak berdaya dan secara perlahan mengurangi kekuatan<br />

tubuhnya. Kejang-kejang perut dan influenza usus yang dialaminya masih<br />

ditambah lagi oleh batu empedu dan batu ginjal. Semua itu diperberat lagi<br />

dengan adanya penyakit radang sendi. Sungguh tidak berlebihan ketika<br />

ia menulis dalam sebuah suratnya: ‘Seandainya saya tidak terus-menerus<br />

berada dalam perjuangan dengan maut....’”<br />

Bersambung……...<br />

Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer<br />

22


e<br />

MAGZ<br />

Penciptaan manusia dan teori evolusi|#DOYOUKNOW<br />

Penciptaan Manusia dan Teori Evolusi<br />

(Lanjutan tgl 26 Februari 2017)<br />

Berikut ini adalah beragam<br />

argumen yang membuktikan<br />

bahwa hipotesa evolusi bukanlah<br />

sebuah kebenaran, bahkan menurut<br />

kaca mata ilmu pengetahuan<br />

sekalipun. Pertama, manipulasi<br />

data fosil. Sejak pandangan evolusi<br />

bergulir para ahli semakin giat<br />

mencari berbagai fosil dengan<br />

harapan menemukan “mata rantai<br />

yang hilang” yang bisa menjelaskan<br />

transisi dari binatang ke manusia<br />

atau dari suatu tahapan evolusi ke<br />

tahapan yang lain. Setelah berjalan<br />

puluhan dekade, mata rantai yang<br />

hilang itu tidak pernah ditemukan.<br />

Sebagian dari mereka terpaksa<br />

memanipulasi data dan melebihlebihkannya<br />

supaya mendapatkan<br />

rekonstruksi kerangka makhluk<br />

hidup kuno yang mendukung<br />

evolusi. Berikut ini adalah beberapa<br />

“penipuan” ilmiah sehubungan<br />

dengan keberadaan fosil-fosil yang<br />

diduga sebagai mata rantai yang<br />

hilang.<br />

23


e<br />

MAGZ<br />

1. Manusia Piltdown:<br />

hasil rekayasa rekonstruksi<br />

yang menggabungkan sebuah<br />

rahang kera dengan tengkorak<br />

manusia, kemudian diberi warna<br />

yang sama.<br />

Penciptaan manusia dan teori evolusi|#DOYOUKNOW<br />

2. Manusia Jawa: para ahli modern<br />

menolak istilah ini. Mereka meyakini<br />

bahwa yang terjadi sebenarnya<br />

hanyalah seorang manusia dan kera<br />

ditemukan di tempat yang sama.<br />

Fosil-fosil keduanya kemudian<br />

direkonstruksi menjadi “manusia<br />

Jawa purba” yang dipercaya menjadi<br />

mata rantai dari binatang ke manusia.<br />

3. Manusia Peking: alat-alat dan<br />

tulang-tulang manusia ditemukan<br />

di dekat kera-kera yang otaknya<br />

dimakan manusia (orang di<br />

daerah tersebut memang memiliki<br />

kebiasaan memakan otak kera).<br />

4. Lucy: ia diklasifikasi ulang<br />

sebagai salah satu jenis kera yang<br />

sudah punah.<br />

5. Ramapithecus: sebuah rahang<br />

dan geligi-geligi yang akhirnya<br />

dinyatakan bukan berasal dari<br />

manusia, melainkan dari orang utan.<br />

Kedua, kemustahilan mutasi gen<br />

yang positif. Ilmu pengetahuan<br />

mengakui adanya mutasi gen<br />

akibat suatu radiasi atau gejala<br />

alam lainnya. Gen yang mengalami<br />

perubahan kadangkala diwariskan<br />

pada keturunan berikutnya.<br />

Walaupun mutasi gen memang<br />

sungguh-sunggguh terjadi, namun<br />

kita tidak boleh melupakan bahwa<br />

mutasi sebagian besar bersifat<br />

negatif (merusak). Dari sekian<br />

ribu mutasi yang diselidiki, hanya<br />

beberapa saja yang berguna (positif)<br />

bagi spesies yang bersangkutan.<br />

Pandangan evolusi mengasumsikan<br />

adanya ribuan mutasi positif dan<br />

berkesinambungan yang terjadi<br />

secara kebetulan. Dugaan ini jelas<br />

tidak bisa dibenarkan secara ilmiah.<br />

Kemungkinan bagi terjadinya<br />

hal ini hampir mendekati tidak<br />

mungkin. Mutasi yang dipikirkan<br />

penganut evolusi menuntut adanya<br />

suatu bumi yang sempurna, padahal<br />

kenyataannya keadaan bumi tambah<br />

kurang kondusif dan berpotensi<br />

lebih besar untuk menghasilkan<br />

mutasi gen yang merusak.<br />

Bersambung......... (NK_P)<br />

24


e<br />

MAGZ<br />

BAB V | #MISSION<br />

HAK UNTUK MENGATUR SEGALANYA<br />

(Lanjutan tgl 26 Februari 2017)<br />

Sebuah pos misi baru sudah<br />

dibuka! Suatu kemenangan bagi<br />

Injil! Pernahkah Anda bertanya,<br />

bagaimana cara melakukannya?<br />

Andaikan Anda sebagai misionaris<br />

ditugaskan di sana, apa yang<br />

harus dilakukan? Bagaimana cara<br />

memulainya?<br />

Mari kita lihat apa yang Bapak<br />

Beaver lakukan. Ketika ia dan<br />

istrinya ditugaskan di ladang misi<br />

yang belum terjamah Injil, hati<br />

mereka sangat terharu, karena di<br />

sana terdapat sepuluh ribu jiwa lebih<br />

dan mungkin tidak seorangpun<br />

di antara mereka orang percaya<br />

dan pernah mendengar tentang<br />

Injil. Injil yang diberitakan dengan<br />

cara yang benar. Sungguh sebuah<br />

peluang yang sangat bagus, sebuah<br />

tantangan yang besar!<br />

Tantangan ini menuntut Bapak<br />

Beaver untuk bertindak seketika,<br />

25


e<br />

BAB V | #MISSION<br />

MAGZ tetapi setiap tindakan harus direncanakan dengan baik dan<br />

harus seefektif mungkin. Bagaimana caranya agar mereka bisa<br />

menjangkau sebanyak mungkin jiwa bagi Kristus dalam waktu<br />

yang sesingkat mungkin? Tetapi apa yang dapat dilakukan oleh berdua<br />

saja? Mereka harus memiliki penolong! Langkah yang pertama, mereka<br />

harus memiliki gedung gereja dan satu atau dua orang penginjil lokal.<br />

Mereka juga harus memiliki sekolah Kristen, sebab melalui sekolah<br />

tersebut, dapat menjangkau tak terhitung banyaknya anak-anak muda.<br />

Gereja dan sekolah tentu saja harus didirikan di tengah kota, di antara<br />

desa-desa terpencil. Begitu pekerjaan mulai lancar di pusat kota, mereka<br />

harus mulai bergerak ke desa-desa sekitar untuk membuka pos-pos kecil di<br />

desa-desa. Mereka harus menyelenggarakan KKR di tenda, menggunakan<br />

peralatan yang modern dengan sistem pengeras suara, rekaman, film<br />

dan lain sebagainya. Mereka juga harus memulai program kesejahteraan<br />

social, yang akan membantu untuk menjangkau kelompok masyarakat<br />

miskin, yang merupakan ciri khas penduduk di pedalaman. Dana yang<br />

diterima harus dibagikan secara tepat untuk digunakan dengan sebaikbaiknya,<br />

untuk membantu mereka yang membutuhkan, sehingga mereka<br />

dapat melihat kasih Kristus, membuat orang penasaran dan mau datang<br />

ke gereja dan belajar tentang Kristus. Demikianlah yang telah dilakukan<br />

oleh bapak dan ibu Beaver. Semua itu dapat dilakukan karena mereka<br />

berdua memiliki inisiatif dan tekad yang kuat, sehingga rencana mereka<br />

bisa segera dilaksanakan.<br />

Orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan nyanyian,<br />

menonton film-film tentang Yesus dan mendengar Injil diberitakan<br />

dengan sederhana dan penuh kuasa. Tak lama kemudian, orang-orang<br />

mulai mendaftarkan nama-nama mereka sebagai peminat. Para pembantu<br />

pasangan misionaris itu termasuk dalam bilangan orang-orang petama<br />

yang merespon, diikuti oleh keluarga, teman serta kerabat mereka.<br />

Dibutuhkan pembantu-pembantu lain di tempat itu, seperti tukang kebun,<br />

penjaga pintu dan sebagainya, tentu saja mereka dipilih di antara para<br />

26


e<br />

BAB V | #MISSION<br />

MAGZ petobat pertama. Tak lama kemudian komplek misi itu menjadi<br />

sibuk, mereka bagaikan suatu keluarga besar – setiap pagi mereka<br />

berkumpul untuk berdoa dan bersama-sama menaikkan pujian<br />

kepada Tuhan, yang tiga bulan sebelumnya mereka sama sekali tidak<br />

pernah mendengar nama-Nya, yang telah menjadi juruselamat mereka.<br />

Enam bulan kemudian, diadakan baptisan untuk pertama kali. Sungguh<br />

besar suka cita bapak dan ibu Beaver, melihat cara Tuhan bekerja dengan<br />

mengubahkan hati begitu banyak orang.<br />

Bapak dan ibu Beaver hanya melayani beberapa tahun saja di pos misinya<br />

dan membiarkan pos misinya dikelola oleh para misionaris yang baru.<br />

Sebelum dipindahkan, ia diharuskan untuk melatih pekerja baru dalam<br />

mengelola rumah Allah. Beberapa kali dia merasa perlu untuk bertindak<br />

tegas, apabila salah seorang dari mereka yang agak kurang berpengalaman<br />

dan bertindak gegabah dan segera menyadarkan mereka. Saat ia pindah<br />

lagi ke pos yang baru, jauh dari tempat pelayanannya ini, maka ia tidak<br />

berhak lagi untuk mengatur bagaimana yang terbaik untuk mengurus<br />

gereja yang didirikannya. Di pos misi di daerah baru yang terpencil, ia<br />

harus mengulang lagi dari awal, mewujudkan ide-idenya, bagaimana<br />

mendirikan gereja dan membawa sebanyak mungkin orang lokal untuk<br />

mengenal Kristus. Bapak Beaver bukan seorang yang dinamis, namun dia<br />

juga tahu dengan jelas sekali apa rencananya untuk gereja yang masih<br />

belum terbentuk itu. “Gereja adalah tubuh-Nya” – tubuh Kristus!<br />

Bersambung………..<br />

27


e<br />

MAGZ<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

RENUNGAN HARIAN<br />

Senin, 6 Maret 2017<br />

BUKAN KARENA KUATMU<br />

(Bacaan: Hakim-hakim 6:11-24)<br />

Gideon hidup di mana bangsa Israel sedang dijajah oleh bangsa Midian.<br />

Mengapa Tuhan membiarkan bangsa Midian menjajah umat yang dipilih-<br />

Nya? Jawabannya adalah karena umat Israel memilih untuk tidak setia<br />

dan melakukan apa yang jahat (ay.1). Menghadapi masa-masa ini, orang<br />

Israel mencoba untuk mencari jalan keluar. Mereka mencoba mencari<br />

solusi dengan mengandalkan kekuatan manusia. Mereka coba untuk<br />

membangun tempat perlindungan (ay.2). Apakah solusi mereka ini<br />

menjawab persoalan mereka? ternyata tidak. Mereka menabur namun<br />

tidak dapat menuai. Hasil tanah mereka dimusnahkan oleh musuh. Di<br />

saat orang Israel telah kehabisan kekuatan, mereka datang dan berseru<br />

kepada Tuhan (ay.6).<br />

Tidak sedikit manusia akan menolak sesamanya yang telah mengabaikan<br />

peringatannya dan kembali mencarinya setelah dia berada dalam masamasa<br />

sulit. Namun syukur kepada Allah, saat Israel kehabisan kekuatan<br />

dan berseru kepada Tuhan, Ia memanggil dan mengangkat Gideon,<br />

seorang yang biasa bahkan berasal dari kaum dan suku yang kecil untuk<br />

mengerjakan pekerjaan besar yaitu untuk membebaskan bangsa Israel<br />

dari penjajahan Midian. Tentu Tuhan bisa memilih orang yang jauh lebih<br />

terkenal dan kuat dari pada Gideon. Namun Tuhan memilih orang yang<br />

jauh berbeda. Mengapa? agar bangsa Israel sadar bahwa mereka bisa<br />

diselamatkan bukan karena kegagahan manusia, namun karena kuasa<br />

Tuhan.<br />

Jangan pernah meremehkan Firman Tuhan yang telah disampaikan.<br />

Hiduplah dalam ketaatan. Kekerasan hati kita hanya akan menyeret kita<br />

ke dalam perbuatan yang jahat. Semuanya menghasilkan upah yang harus<br />

28


e<br />

MAGZ<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

ditanggung. Jika saat ini kita sedang berada dalam berbagai<br />

persoalan, berserulah kepada Tuhan. Jangan lagi mengandalkan<br />

kekuatan diri sendiri di dalam menyelesaikannya. Berserulah,<br />

Tuhan akan menolongmu.<br />

Selasa, 7 Maret 2017<br />

INGATLAH ANUGERAHNYA<br />

(Bacaan: I Samuel 9:15-21)<br />

Saat itu bangsa Israel menuntut Samuel menyediakan seorang raja bagi<br />

mereka sebagaimana bangsa lain. Karena ketegaran hati mereka, Tuhan<br />

memberikan apa yang mereka minta, yaitu seorang raja. Tuhan memilih<br />

Saul menjadi raja pertama atas Israel. Samuel diutus untuk mengangkat<br />

Saul. Mendengar panggilan tersebut, Saul terlihat tidak percaya diri, itu<br />

sebabnya dia bertanya: “bukankah aku berasal dari suku yang paling kecil?<br />

Pernyataan Saul menyiratkan konsep umum dari mayoritas orang jaman<br />

itu, bahwa orang yang dipilih menjadi pemimpin seringkali berasal dari<br />

suku yang dianggap besar. Asal usul seseorang seolah-olah menjadi modal<br />

utama bagi seorang pemimpin. Namun berbeda dengan cara kerja Allah.<br />

Tentu Tuhan memiliki tujuan khusus, mengapa Saul yang dipilih, yaitu<br />

supaya ia menyadari bahwa jabatan raja adalah pemberian dari Tuhan,<br />

sehingga ia tidak sombong. Saat itu Saul sepertinya “tahu diri”. Sifat “tahu<br />

diri” sebenarnya sifat yang baik. Dengan tahu diri, kita menyadari anugerah<br />

Allah bagi kita, sehingga kita tidak menjadi sombong dan takabur. Namun<br />

ternyata sikap “tahu diri” ternyata tidak selalu diikuti dengan sikap “rendah<br />

hati”. Saul adalah contohnya. Saat menerima panggilan, ia seolah-olah<br />

tahu diri, namun setelah ia menjabat sebagai raja ia menjadi orang yang<br />

penuh dengan kejahatan. Hampir semua kejahatan Saul muncul karena ia<br />

kurang menyadari anugerah Allah bagi dirinya. Perenungan yang dalam<br />

akan anugerah Allah akan menghasilkan sikap yang benar.<br />

29


e<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

MAGZ Saudara dan saya ada hanya karena anugerah Allah yang besar.<br />

Kesadaran ini perlu dipupuk agar kita menjadi orang yang rendah<br />

hati. Ketika kita melupakan anugerah Allah maka banyaklah<br />

kejahatan yang akan kita lakukan.<br />

Rabu, 8 Maret 2017<br />

JANGAN BERUBAH FOKUS<br />

(Bacaan: 1 Samuel 15:4-19)<br />

Ketidaktaatan seringkali muncul karena kita melupakan anugerah, lupa<br />

bahwa apa yang kita miliki itu berasal dari kasih karunia bukan karena<br />

kelayakan, apalagi jasa pribadi. Akibatnya, kita merasa diri tidak berhutang<br />

budi, dan tak jarang kita menyepelekan Tuhan, Sang Pemberi anugerah.<br />

Di dalam teks ini, Samuel mengingatkan Saul bagaimana sikapnya ketika<br />

menerima panggilan Tuhan. Saul merasa sebagai orang kecil, dari suku<br />

yang kecil, berasal dari kaum yang hina. Sayang sekali, Saul melupakan<br />

anugerah. Ia bertindak menurut kepentingannya sendiri. Jawaban Saul<br />

yang terkesan rohani (ayat 20-21), dibantah Samuel. Samuel menunjukkan<br />

bahwa sikap rohani bukan hanya berupa kepaTuhan pada kegiatan ritual,<br />

melainkan ketaatan melakukan firman Tuhan (ayat 22). Ketidaktaatan<br />

adalah sikap durhaka yang sama berat dengan dosa penyembahan berhala<br />

(ayat 23).<br />

Hitunglah anugerah Tuhan di dalam hidup saudara. Teruslah mengingat<br />

berkat-berkat Tuhan. Ini merupakan cara untuk tidak menjadi lupa diri<br />

dan takabur. Ketika kita mulai melupakan anugerah Allah yang kita terima,<br />

kita akan menjadi orang yang meremehkan Tuhan dan kebenaranNya,<br />

lama-lama kita melupakan fokus kita untuk hidup demi kemuliaanNya.<br />

Fokusnya akan beralih kepada diri sendiri. Inilah yang dilakukan oleh<br />

Saul. Dia tidak lagi mengejar apa yang menjadi kehendak Tuhan, tetapi<br />

dia mencari kemuliaan diri sendiri dengan membiarkan raja Agag hidup<br />

30


e<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

MAGZ<br />

dan menjadikannya tawanan. Dengan cara ini bangsa lain akan<br />

memberikan pujian kepada Saul karena kehebatannya karena<br />

telah berhasil menjadikan seorang raja besar seperti Agag sebagai tawanan.<br />

Kamis, 9 Maret 2017<br />

BAGIKANLAH BERKAT ITU<br />

(Bacaan: Yesaya 60:15-22)<br />

Rakyat Israel pada masa itu mendambakan penyelamatan dan pemulihan<br />

negeri mereka. Kerajaan Yehuda berangsur-angsur merosot dari puncak<br />

kejayaan di bawah pemerintahan Raja Uzia (2Taw. 26) hingga masa yang<br />

mengenaskan di bawah pemerintahan raja-raja berikutnya.<br />

Dalam teks kita, Yesaya menubuatkan datangnya penyelamatan dan<br />

pemulihan itu. Ia menjanjikan sebuah masa “damai sejahtera (syalom)<br />

dan keadilan” (ay. 17). Ternyata Ia tidak menubuatkan suatu penaklukan<br />

militer seperti pada masa Daud maupun suatu masa kejayaan politik<br />

pada masa Salomo. Namun ia menubuatkan satu periode ketika Tuhan<br />

memerintah tanpa kekerasan, kebinasaan dan kerunTuhan (ay.18).<br />

Gambaran-gambaran yang diberikan adalah gambaran sorgawi yang telah<br />

dimulai di dalam Yesus di bumi ini. Hanya Yesus Kristus yang mampu<br />

memberikan jaminan masa depan, bahwa kita kelak pasti akan berjumpa<br />

dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Kemuliaan Allah itulah yang akan<br />

menjadi penerang abadi (19-20).<br />

Anugerah Tuhan merupakan kabar sukacita bagi manusia karena apa yang<br />

tidak bisa manusia raih dengan kekuatan dan kekayaannya, disediakan<br />

Tuhan secara cuma-cuma dan berkelimpahan, yaitu anugerah hidup<br />

yang bernilai dan kekal. Pemulihan yang diberikan Tuhan bagi Israel<br />

bukan untuk mereka nikmati sendiri melainkan untuk dibagikan kepada<br />

bangsa-bangsa. Demikian pula seharusnya seseorang yang sudah diberkati<br />

membagikan berkat itu kepada orang lain. Setiap kita telah menerima<br />

31


e<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

MAGZ<br />

pemulihan Allah itu. Ia memulihkan kita dari perbudakan dosa<br />

dan melimpahi kita dengan segala berkat rohani. Karena itu,<br />

jadilah berkat bagi orang lain di sekitar Saudara!<br />

Jumat, 10 Maret 2017<br />

MENGHARGAI YANG KECIL<br />

(Bacaan: Mikha 5:1 )<br />

Perasaan sakit sangat mungkin muncul apabila kita yang kecil, minoritas,<br />

diabaikan oleh orang-orang dekat kita, oleh orang-orang yang seharusnya<br />

menjadi pembela kita. Begitulah yang sialami oleh kota kecil di Yehuda<br />

pada zaman nabi Mikha, yaitu kota Betlehem Efrata. Kota ini memang<br />

sebuah kota kecil di antara kota-kota lain di Yehuda pada waktu itu, itu<br />

sebabnya kota ini kurang diperhatikan dan diperhitungkan secara politik,<br />

sosial-ekonomi, bahkan agama. Namun Tuhan berkata dari kota kecil<br />

yang pengharapannya hampir sirna inilah akan muncul Pemimpin besar,<br />

Pemimpin yang pemerintahannya jauh melampaui batas-batas wilayah<br />

Israel dan Yehuda.<br />

Allah merombak cara pandang dan sikap manusia, untuk tidak meremehkan<br />

hal-hal yang kecil. Kehidupan ini tidak terletak di dalam kecil atau besar,<br />

tetapi di tangan siapa yang kecil dan besar itu berada. Dan kita percaya<br />

bahwa hidup kita, entah kecil atau besar, berada dalam naungan kasih<br />

Kristus, sang Pemimpin Besar kita yang muncul dari kota kecil Betlehem<br />

Efrata. Ternyata, kebesaran itu tidaklah terletak pada parameter manusia<br />

seperti keadaan geografis, jumlah penduduk, kekuatan militer, melainkan<br />

pada kuasa dan campur tangan Allah sendiri. Sesuatu yang tidak penting,<br />

kurang berarti, kurang diperhitungkan dibandingkan dengan yang lain<br />

dalam penilaian manusia dapat dijadikan Allah sebagai sesuatu yang<br />

penting, dan bahkan menjadi sumber sukacita dan damai sejahtera.<br />

Kita perlu belajar dari Allah untuk menghargai yang hal-hal yang dianggap<br />

32


e<br />

Family Fellowship | #CARE<br />

MAGZ<br />

kecil. Jika kita dilibatkan<br />

dalam karya-Nya, kita tak<br />

perlu minder dengan kelemahankelemahan<br />

kita karena melalui<br />

anugerah Allah, kita yang kecil akan<br />

dipakai untuk mengerjakan hal-hal<br />

yang besar.<br />

Sabtu, 11 Maret 2017<br />

UTUSAN RESMI ALLAH<br />

(Bacaan: Matius 10:40-42)<br />

Sama seperti seorang istri, pada saat<br />

ia menikah, dia akan menyandang<br />

nama suaminya, entah dia suka atau<br />

tidak. Dia akan menjadi perwakilan<br />

dari keluarga itu karena dia akan<br />

menyandang nama dari keluarga<br />

itu. Demikianlah kita ketika percaya<br />

dan mengaku Yesus sebagai Tuhan<br />

dan Juruselamat, maka kita akan<br />

menyandang predikat sebagai<br />

murid-murid Tuhan.<br />

Di dalam teks ini Yesus sedang<br />

menggambarkan posisi muridmuridNya,<br />

sebagai “utusan resmi”<br />

dari Allah. “Barangsiapa menerima<br />

kamu, ia menerima Aku,” berarti,<br />

“Barangsiapa mengasihi kamu,<br />

ia mengasihi Aku.” Dan itu<br />

berarti, “Bagaimana cara mereka<br />

memperlakukan kamu, begitulah<br />

cara dia memperlakukan Aku. Jika<br />

mereka menghina kamu, mereka<br />

menghina Aku.” Kita ini bukan<br />

sekadar wakil Kristus karena<br />

kedudukan kita, tetapi kita ini juga<br />

menjadi wakil Kristus karena kita<br />

telah bersatu dengannya. Di saat<br />

kita dibaptis, maka kita akan bersatu<br />

dengan Kristus.<br />

Konsep ini mengajarkan kita dua<br />

hal, pertama, menjadi murid Kristus<br />

adalah sebuah penghormatan<br />

yang dianugerahkan Tuhan Yesus<br />

kepada kita. Kita harus memastikan<br />

bahwa kita memang telah mewakili<br />

Yesus dengan benar. Hiduplah<br />

sedemikian rupa agar orang lain<br />

dapat menyaksikan kemuliaan<br />

Tuhan, bukan sebaliknya justru<br />

perilaku hidup kita membuat<br />

orang lain menghina Kristus.<br />

Kedua, sambutlah “utusan-utusan<br />

resmi” Allah dengan baik. Jangan<br />

menyambut mereka berdasarkan<br />

usia, pengalaman, penampilan,<br />

atau status sosial sebagaimana yang<br />

sering dilakukan oleh manusia pada<br />

umumnya. Sebaliknya sambutlah<br />

mereka dengan cara terbaik sebab<br />

mereka adalah “utusan Allah”.<br />

33


e<br />

MAGZ<br />

PENGUMUMAN<br />

AGENDA MINGGU INI<br />

Hari / Tanggal Pukul Keterangan<br />

Senin, 6 Maret 2017 23.00<br />

Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.<br />

Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio<br />

Bahtera Yudha , 96,4 FM<br />

HUT: Bp. Andreas Wicaksono<br />

HUT: Sdr. Andrew<br />

Selasa, 7 Maret 2017 18.30<br />

STAR: ESKATOLOGI<br />

Oleh: Edo Walla, M.Div.<br />

Rabu, 8 Maret 2017 19.00 Latihan Musik KU 3<br />

HUT: Sdri. Marlin PSR<br />

Kamis, 9 Maret 2017 06.00 Doa Pagi<br />

19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2<br />

HUT: Ibu Susilawati<br />

HUT: Bp. Rendy Suwarno<br />

Jumat, 10 Maret 2017<br />

HUT: Anak Caithleen Chiesa<br />

Wijanto<br />

Sabtu, 11 Maret 2017 06.00 Doa Pemuridan<br />

<strong>Minggu</strong>, 12 Maret 2017<br />

18.30 Persekutuan Pemuda<br />

22.00<br />

Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.<br />

Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

di Radio Mercury, 96 FM<br />

HUT: Bp. Soegianto<br />

Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan,<br />

penatua, dan jemaat<br />

mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia<br />

dan hikmat Tuhan<br />

menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh<br />

dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.”<br />

34


e<br />

MAGZ<br />

JADWAL PENATALAYANAN<br />

IBADAH UMUM<br />

<strong>Minggu</strong>, 5 Maret 2017<br />

Penatalayanan<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Remaja<br />

(Pk. 10.00<br />

WIB)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum I<br />

(Pk. 07.00)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum II<br />

(Pk. 10.00)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum III<br />

(Pk. 17.00)<br />

Cab. Bavarian<br />

(07.00)<br />

Tema Kasih Yang Besar Bagi Umat Yang Kecil (Ulangan 7:7-8)<br />

Pengkhotbah<br />

Liturgos<br />

Pelayan<br />

Musik<br />

Pelayan<br />

LCD<br />

Penyambut<br />

Jemaat<br />

Doa Syafaat<br />

Doa<br />

Persembahan<br />

Doa Pra<br />

& pasca<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Singer<br />

GABUNG<br />

UMUM<br />

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

Bp. Agus<br />

SW<br />

Bp. Eliazar<br />

Pdt.<br />

Novida<br />

Lassa,<br />

M.Th.<br />

Bp. Felix Ibu Ike Ibu Lina<br />

Sdr. Ishak<br />

Sdr. Toni<br />

Sdr. Irsan<br />

Sdr. Hizkia<br />

Sdr. Ishak<br />

Bp.<br />

Haryadi<br />

Sdr. Kevin T Sdr. Evan Sdri. Zizi Sdri. Marlin<br />

Bp. Santoso<br />

Bp. Alwen<br />

Ibu Lisa<br />

Sdr. Daniel<br />

Sdr. Basti<br />

Sdr.<br />

Clifford<br />

Sdr.<br />

Vincent<br />

Sdr. Kevindie<br />

Sdri. Brenda<br />

Sdri. Karina<br />

Sdr. Sebastian<br />

Bp. Alwen Bp. Bobby Ibu May<br />

Ev. Heri Ev. Dodik Ev. Heri<br />

Bp. Stevi<br />

Ibu Debby<br />

Sdr. Ian<br />

Ibu Carla<br />

Sdri. Lia<br />

Sdri. Risty<br />

Sdri. Suci<br />

Sdri.<br />

Clarine<br />

Sdri. Lina<br />

Sdri. Suci<br />

Sdri.<br />

Victory<br />

Sdri.<br />

Ester<br />

Cab. Bavarian<br />

(Pk. 10.00)<br />

Ev. Edo<br />

Walla,<br />

M.Div.<br />

Ev. Edo<br />

Walla,<br />

M.Div.<br />

TEAM<br />

Sdri. Dita<br />

Sdri.<br />

Clarine<br />

Ev. Edo<br />

Walla,<br />

M.Div.<br />

Sdri. Dita<br />

Sdr. Fredy<br />

Sdri. Enty<br />

35


e<br />

MAGZ<br />

JADWAL PENATALAYANAN<br />

IBADAH UMUM<br />

<strong>Minggu</strong>, 12 Maret 2017<br />

Penatalayanan<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Remaja<br />

(Pk. 10.00<br />

WIB)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum I<br />

(Pk. 07.00)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum II<br />

(Pk. 10.00)<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Umum III<br />

(Pk. 17.00)<br />

Cab. Bavarian<br />

(07.00)<br />

Tema Kasih Yang Berdaulat (Maleakhi 1:1-5)<br />

Cab. Bavarian<br />

(Pk. 10.00)<br />

Pengkhotbah<br />

Ev. Heri<br />

Kristanto<br />

Ev. Yohanes Dodik.<br />

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M<br />

Liturgos Bp. Andreas W Sdri. Helen<br />

Pelayan<br />

Musik<br />

Pelayan<br />

LCD<br />

Penyambut<br />

Jemaat<br />

Doa Syafaat<br />

Doa<br />

Persembahan<br />

Doa Pra<br />

& pasca<br />

<strong>Ibadah</strong><br />

Sdr. Lutfi<br />

Ibu Wilis<br />

Ibu Nunuk<br />

Ibu Dessy A<br />

Ibu Dessy A<br />

Sdr. Michael<br />

Sdri. Kezia<br />

A<br />

Ibu Haimi<br />

Ibu Dewi<br />

Bp.<br />

Santoso<br />

Bp. Elieser<br />

Bp.<br />

Santoso<br />

Bp. Andreas W<br />

TEAM<br />

Sdri.<br />

Ester<br />

Sdr.<br />

James<br />

Sdri.<br />

Grace<br />

TEAM<br />

Sdr. Kevin T Sdr. Amir Sdri. Marlin<br />

Bp. Imbo<br />

Ibu Suyatmi<br />

Bp. Andreas K<br />

Ibu Rini<br />

Bp. Soegianto<br />

Ev. Dodik<br />

Sdr. Mito<br />

Sdri. Eka<br />

Sdri.<br />

Ester<br />

Sdr. Mito<br />

Sdri. Lina<br />

Sdri. Ester<br />

Sdri.<br />

Grace<br />

Sdri. Lina<br />

Singer<br />

Sdri. Ririt<br />

Sdri. Henny<br />

Bp.<br />

Budiono<br />

Sdri. Febby<br />

Sdri. Glory<br />

Sdri. Christine<br />

Sdri. Lina<br />

Sdri. Suci<br />

Sdri. Dita<br />

Sdri.<br />

Virgin<br />

36


e<br />

MAGZ<br />

JADWAL PENATALAYANAN<br />

SEKOLAH MINGGU<br />

Keterangan<br />

5 Maret 2017<br />

(Pk. 09.30 WIB)<br />

12 Maret 2017<br />

(Pk. 09.30 WIB)<br />

<strong>Liturgi</strong>s Kak Debby Kak Debby<br />

Pelayan Musik Kak Willy Kak Willy<br />

Doa Pra/Pasca<br />

SM<br />

Kak Kezia<br />

Kak Hizkia<br />

Tema<br />

Allah Menciptakan Burungburung<br />

Allah Menciptakan Burung-burung<br />

Bahan Alkitab Kejadian 1:20-23 Kejadian 1:20-23<br />

Sion Kak Budi Kak Vena<br />

Getsemani Kak Suani Kak Suani<br />

Yerusalem Kak Vena Kak Mei<br />

Nazareth Kak Evelyn Kak Dessy<br />

Betlehem Kak Santi Kak Kezia<br />

Keterangan<br />

Tema<br />

Pengkhotbah<br />

Litrugos<br />

Pelayan Musik<br />

Pelayan LCD<br />

Penyambut Jemaat<br />

Petugas Doa<br />

Singer<br />

IBADAH PEMUDA<br />

Sabtu, 4 Maret 2017<br />

(Pk. 18.30 WIB)<br />

GABUNG IBADAH UMUM<br />

Sabtu, 12 Maret 2017<br />

(Pk. 18.30 WIB)<br />

GABUNG IBADAH UMUM<br />

37


e<br />

MAGZ<br />

Data Kehadiran Jemaat<br />

DATA KEHADIRAN JEMAAT<br />

<strong>Ibadah</strong> Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan<br />

Umum 1 <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 37 orang<br />

Umum 2 <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 92 orang<br />

Umum 3 <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 62 Orang<br />

Sekolah <strong>Minggu</strong> <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 37 Orang<br />

Remaja <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 -<br />

Pemuda <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 -<br />

Cab. Bavarian KU 1 <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 -<br />

Cab. Bavarian KU 2 <strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017 133 Orang 10 Orang<br />

POS Batam<br />

(Gabungan)<br />

<strong>Minggu</strong>, 26 Feb 2017<br />

20 Orang<br />

SM : 56 Orang<br />

Remaja : 42 Orang<br />

38

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!