27.12.2016 Views

SN EDISI DESEMBER 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kapten Tim Boaz<br />

Solossa (foto kiri) dan<br />

arsitek Skuad Garuda<br />

Alfred Riedl ( foto<br />

atas) diterima Presiden<br />

RI Joko Widodo<br />

di Istana Negara<br />

pasca meraih runner<br />

up Piala AFF<br />

dan sangat matang, kemungkinan sukses<br />

tentu semakin besar. Dan, lagi-lagi, jika mempertimbangkan<br />

hal ini, prestasi timnas ke final<br />

merupakan keabnormalan.<br />

Coba saja tengok persiapan para pahlawan<br />

Merah Putih di Piala AFF edisi kali ini.<br />

Hampir nihil. PSSI buru-buru membentuk<br />

timnas Indonesia setelah sanksi pembekuan<br />

oleh FIFA terhadap induk sepak bola nasional<br />

itu dicabut sekira Mei <strong>2016</strong>.<br />

Sepak bola Indonesia sempat dikucilkan<br />

dari pentas internasional pada Mei 2015<br />

akibat benturan frontal antara pengurus PSSI<br />

dan pemerintah. Sanksi setahun lamanya<br />

membuat kisah sedih di rumput hijau tumbuh<br />

bak jamur, mulai kompetisi vakum, sampai<br />

pemain menganggur.<br />

Jangankan bicara persiapan timnas,<br />

pemain mau berkompetisi saja sulitnya minta<br />

ampun. Beberapa dari mereka bahkan sempat<br />

ada yang mengungsi ke kompetisi negeri<br />

tetangga macam Timor Leste!<br />

Pada Juni <strong>2016</strong>, Hinca Panjaitan yang<br />

kala itu menjadi plt Ketum PSSI lantas menunjuk<br />

Riedl untuk menjalankan mission impossible<br />

bagi skuat Garuda. Tak ada target khusus<br />

bagi pria Austria itu mengingat situasinya<br />

yang tidak ideal.<br />

Riedl tak lantas bisa menyiapkan pasukannya.<br />

Ia baru menjalani latihan pertama pada<br />

awal Agustus <strong>2016</strong>. Itu pun baru sebatas<br />

seleksi pertama para calon-calon penggawa<br />

Garuda. Persiapan efektif terhitung pada<br />

Oktober <strong>2016</strong>.<br />

Belum lagi, ada situasi yang memaksa<br />

Riedl menjalankan tugas di luar kesepakatan<br />

awal. Ia hanya boleh memilih maksimal dua<br />

pemain di setiap klub karena kompetisi Indonesian<br />

Soccer Championship masih bergulir.<br />

Beberapa kali Opa berusia 66 tahun tersebut<br />

pun komplain, tapi lagi-lagi hanya bisa berkeluh<br />

kesah di sejumlah media.<br />

Kepakan sayap-sayap skuat Garuda yang<br />

terseok-seok di fase grup Piala AFF <strong>2016</strong><br />

sempat membuat publik sepak bola Indonesia<br />

mengikhlaskan jika Garuda gagal lolos. Maklum,<br />

situasinya memang belum ideal.<br />

Tak disangka-sangka, Garuda terus<br />

mengepakkan sayapnya dengan melibas tim<br />

favorit Vietnam di semifinal. Bukan tak mungkin,<br />

skuat Gajah Perang pun bisa disikat.<br />

“Kami masih hidup, kami masih bisa mela<br />

<strong>DESEMBER</strong> <strong>2016</strong><br />

SPORT NEWS<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!