12.11.2016 Views

majalah

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

10 LANGKAH MUDAH JADI<br />

PENULIS<br />

Bisa Menulis.<br />

Semua orang bisa menulis – kecuali buta huruf-.<br />

Sejak kapan kita mulai belajar untuk menulis?<br />

TK, kalau emang kita dulunya sekolah TK. SD<br />

kalau kita nggak ngelewati masa TK. Inget kan<br />

kita diajari nulis ‘ini budi’ ‘ini bapak budi’ dan<br />

bla-bla yang lainnya. Jadi modal utama menjadi<br />

penulis adalah bisa menulis. Jadi walau nggak<br />

lulus SD tapi bisa nulis, masih terbuka peluang<br />

besar untuk jadi penulis. Gampang kan langkah<br />

pertama untuk jadi penulis? Masih ragu untuk<br />

memulai karier sebagai penulis?<br />

Mau Belajar.<br />

Belajar apa? Ada banyak hal yang harus dipelajari untuk<br />

menjadi penulis.<br />

Pertama: Belajar tanda baca! Hal ini dianggap sepele namun<br />

ternyata tanda baca sangat penting. Kapan titik, kapan koma,<br />

dan kapan harus besar dan huruf kecil.<br />

Kedua: Belajar untuk merangkai kata. Kata seperti apa?<br />

Tergantung sekmentasi buku apa yang kita tulis. Kalau fiksi<br />

emang harus mau belajar berkhayal. Intinya adalah belajar<br />

untuk memperpanjang kata, contoh: saya menghadap kebarat!<br />

Kata itu harus dibuat menarik ketika kita menulis fiksi. Semisal<br />

diubah dengan kata demikian: Ketika awan diufuk barat mulai<br />

menguning, aku terdiam terpaku menatap semburatan<br />

cahayanya, terpaku diam tak bergerak. Lidahku kelu dan hatiku<br />

beku. Otakku enggan untuk berpaling menghadap arah yang<br />

berlawanan.<br />

Ketiga: Belajar membaca, dengan membaca kita akan kaya<br />

dengan berbagai macam ide dan wawasan.<br />

Keempat: Belajar komputer. Karena rata-rata penerbit selalu<br />

meminta file dalam bentuk WORD.<br />

Mau Mengalah.<br />

Mengalah pada siapa? Ini langkah terpenting dalam kehidupan<br />

seorang penulis. Mengalah pada penerbit. Kenapa? Karena kita tidak<br />

akan disebut sebagai penulis jika tulisan kita tidak diterbitkan oleh<br />

penerbit. Nah, penerbit punya banyak syarat untuk menerbitkan<br />

sebuah naskah. Salah satu hal yang paling sering dijadikan alasan<br />

penerbit tidak menerbitkan naskah kita adalah masalah pasar. Pasar<br />

yang menentukan dan penerbit tentunya punya pandangan tersendiri<br />

dari pada apa yang dinamakan pasar. Penyakit penulis pemula adalah<br />

rasa percaya diri yang terlalu tinggi. Mereka menganggap tulisannya<br />

adalah karya terbaik dan akan menjadi karya yang bestseller! Namun<br />

jangan salah! Itulah penyakit penulis pemula. Egois! Jika mau<br />

menerbitkan buku, sebaiknya sharinglah dengan editor sebuah<br />

penerbit yang anda kehendaki. Karena tanpa penerbit anda bukan<br />

siapa-siapa. Dan begitu pula sebaliknya, tanpa penulis, penerbit akan<br />

segera gulung tikar. Mengalah dalam hal ini adalah menuruti saran<br />

dari penerbit. Biasanya jika tertarik dengan naskah atau gaya<br />

penulisan kita, penerbit akan memberikan banyak masukan. Bahkan<br />

tidak jarang penerbit yang memesan sebuah tulisan pada salah satu<br />

penulis yang dianggapnya mempunyai karakter dan mempunyai gaya<br />

tulisan yang unik serta MENJUAL. Jika penerbit punya saran dan ide,<br />

sebaiknya pertimbangkan dan ikutilah.<br />

Biar Nggak Mati Ide<br />

Pertanyaan terbanyak dalam hidup saya adalah bagaimana caranya<br />

agar ketika menulis tidak mati ide? Ada cara unik agar ide tidak mati.<br />

Pertama: Yakin! Kita harus yakin ketika menemukan ide dan hendak<br />

menuliskan ide itu. Keyakinan kita kira-kira begini! Pokoknya ini ide<br />

adalah yang terbaik dan aku harus menyelesaikannya! Yakinkan diri<br />

kita kalau kita akan bisa menyelesaikan ide itu. Keyakinan itu<br />

biasanya akan lebih mudah jika dituangkan dalam catatan pendek.<br />

Catatan perbab atau judul-judul bab.<br />

Kedua: Ritme penulisan harus benar. Intinya begini, Hilangnya ide<br />

dikarenakan pola menulis yang salah. Semisal, kita sehari semalam<br />

menghadapi komputer untuk menulis. Tentulah ide akan habis.<br />

Caranya? mengatur waktu dan menentukan target.<br />

Ketiga: Saat menulis trus Blank? Berhentilah menulis, baca ulang<br />

catatan yang pernah dibuat soal ide dasar cerita itu. Jika masih blank<br />

juga, lakukan aktivitas lain. Jalan-jalan atau baca buku, nonton, atau<br />

telpon pacar juga boleh.<br />

Keempat: Mengunci ide itu sendiri. Ide datangnya bisa kapan saja.<br />

Namun jika ide datang bertubi-tubi? Lupakan yang lain dan fokuskan<br />

pada satu ide yang sedang kita tulis.<br />

Tidak Mudah Putus Asa<br />

Putus asa dalam hal apa? Dalam hal<br />

DITOLAK! Jika di tolak oleh penerbit A,<br />

belum tentu naskah kita akan di tolak oleh<br />

penerbit B. Makanya jangan langsung putus<br />

asa karena naskah kita di tolak. Ada ratusan<br />

penerbit di Indonesia, jangan menyerah!.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!