Guideline-Stroke-2011

20.10.2016 Views

e. Penggunaan koil intraluminal dan balon masih dalam uji coba. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan (AHA/ASA, ClassIV-V, Level of evidance C). 4. Tindakan operasi pada aneurisma yang ruptur a. Operasi Clipping atau endovaskuler coiling sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang setelah ruptur aneurisma pada PSA (AHA/ASA, Class I, Level of evidance B). 2,3 b. Walaupun operasi yang dilakukan segera akan mengurangi risiko perdarahan ulang setelah PSA, banyak penelitian yang meperlihatkan bahwasecara keseluruhan hasil akhir tidak berbeda dengan operasi yang ditunda (AHA/ASA, Class II-IV, Level of evidance B). Operasi segera (early dan ultra early) dianjurkan pada pasien dengan derajat yang lebih baik serta lokasi aneurisma yang tidak rumit. Untuk keadaan klinis lain, operasi yang segera atau yang ditunda direkomendasikan tergantung pada situasi klinik khusus. Rujukan dini ke pusat spesialis sangat dianjurkan. Penanganan dan pengobatan pasien aneurisma lebih awal diajurkan untuk sebagian besar kasus. (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidance B). 2 c. Pasien aneurisma yang ruptur tindakan endovaskuler berupa coilling and clipping ditentukan tim bedah saraf dan dokter endovaskuler. Tindakan endovaskuler coiling lebih bermanfaat (AHA/ASA, Class I, Level of evidance B). 2 d. Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai risiko yang tinggi untuk perdarahan ulang. Operasi obliterasi aneurisma secara komplit dianjurkan kapan saja bila memungkinkan (AHA/ASA, Class I, Level of evidance B). 2,3 5. Penegahan dan tatalaksana vasospasme a. Pencegahan nimodipin dimulai dengan dosis 1-2 mg/jam IV pada hari ke 3 atau secara oral 60 mg setiap 6 jam setiap 21 hari. 2 Pemakaian nimodipin oral terbukti meperbaiki defisit neurologi yang ditimbulkan oleh vasospasme. (AHA/ASA, Class I, Level of evidance A). 2,3,4,5,6,7 Calsium antagonist lainnya yang diberikan secara oral atau intravena tidak bermakna (AHA/ASA, Class I, Level of evidance ). 3 b. Pengobatan vasospasme serebral dimulai dengan penanganan aneurisma yang ruptur, dengan mepertahankan volume darah sirkulasi yang normal (euvolemia) dan menghindari terjadinya hipovolemia (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidance B). 2,3 c. Terutama pada pasien PSA dengan tanda-tanda vasospasme, terapi hiperdinamik yang dikenal dengan triple H (Hypervolemic-Hypertensive-Hemodilution) perlu dipertimbangkan dengan tujuan mepertahankan tekanan perfusi serebral. Dengan demikian, angka kejadian iskemik serebral akibat vasospasme dapat dikurangi (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidance B) . 2,3 Hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan ulang pada pasien yang tidak dilakukan embolisasi atau Clipping(AHA/ASA, Class III-IV, Level of evidance C) d. Fibrinolitik intrasisternal, antioksidan dan antiinflamasi tidak tidak bermakna (AHA/ASA, Class II-IV, Level of evidance C) 85

e. Pada pasien yang gagal dengan terapi konvensional , angioplasti transluminal dianjurkan untuk pengobatan vasospasme (AHA/ASA, Class IV-V, Level of evidance C) f. Cara lain untuk penatalaksanaan vasospasme adalah sebagai berikut Pencegahan vasospasme I. Nimodipin 60 mg peroral 4 kali sehari II. NaCl 3% intravena 50 ml 3 kali sehari (hati-hati terhadap timbulnya komplikasi berupa Central Pontine Myelinolisis (CPM) III. Jaga keseimbangan elektrolit Delayed vasospasm I. Stop dimodipin, antihipertensi dan diuretika II. Berikan 5% albumin 250 ml intravena III. Bila memungkinkan lakukan pemasangan Swangans dan usahakan wedge preasure 12-14 mmHg IV. Jaga cardiac index sekitar 4 L/min/sg.meter V. Berikan dobutamin 2-15 ug/kg/min 6. Pengelolaan darah pada PSA Lihat Bab V.A Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Stroke Akut 7. Tata Laksana Hiponatremia pada PSA Lihat Bab V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis pada Stroke Akut 8. Tata Laksanan Kejang pada PSA Lihat BAB V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis pada Stroke Akut 9. Tatalaksana Komplikasi Hidrosefalus Lihat Bab V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis Pada Stroke Akut 10. Terapi Tambahan a. Laksansia (Pencahar) diperlukan untuk melunakkan feses secara reguler. 5 b. Analgesik Asetaminofen ½-1 gr/4-6 jam dengan dosis maksimal 4gr/4-6 jam. 5 Kodein fosfat 30-60 mg oral atau IM/4-6 jam. 5 Tylanol dengan kodein 8 Hindari asetosal c. Pasien yang sangat gelisah dapat diberikan : Haloperidol IM 1-10 mg setiap 6 jam Petidin IM 50-100 mg atau morfin atau morfin sc atau iv 5-10 mg/4-6 jam 5,8 Midazolam 0,06-1,1 mg/kg/jam Propofol 3-1 mg/kg/jam 8 KEPUSTAKAAN 1. Bederson JB, Connoly es, et all, Guidelines for The Management of Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage, American Heart Association, Dallas, 2009;1-18 86

e. Pada pasien yang gagal dengan terapi konvensional , angioplasti transluminal<br />

dianjurkan untuk pengobatan vasospasme (AHA/ASA, Class IV-V, Level of<br />

evidance C)<br />

f. Cara lain untuk penatalaksanaan vasospasme adalah sebagai berikut<br />

Pencegahan vasospasme<br />

I. Nimodipin 60 mg peroral 4 kali sehari<br />

II. NaCl 3% intravena 50 ml 3 kali sehari (hati-hati terhadap<br />

timbulnya komplikasi berupa Central Pontine Myelinolisis (CPM)<br />

III. Jaga keseimbangan elektrolit<br />

Delayed vasospasm<br />

I. Stop dimodipin, antihipertensi dan diuretika<br />

II. Berikan 5% albumin 250 ml intravena<br />

III. Bila memungkinkan lakukan pemasangan Swangans dan usahakan<br />

wedge preasure 12-14 mmHg<br />

IV. Jaga cardiac index sekitar 4 L/min/sg.meter<br />

V. Berikan dobutamin 2-15 ug/kg/min<br />

6. Pengelolaan darah pada PSA<br />

Lihat Bab V.A Penatalaksanaan Tekanan Darah pada <strong>Stroke</strong> Akut<br />

7. Tata Laksana Hiponatremia pada PSA<br />

Lihat Bab V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis pada <strong>Stroke</strong> Akut<br />

8. Tata Laksanan Kejang pada PSA<br />

Lihat BAB V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis pada <strong>Stroke</strong> Akut<br />

9. Tatalaksana Komplikasi Hidrosefalus<br />

Lihat Bab V.C Penatalaksanaan Komplikasi Medis Pada <strong>Stroke</strong> Akut<br />

10. Terapi Tambahan<br />

a. Laksansia (Pencahar) diperlukan untuk melunakkan feses secara reguler. 5<br />

b. Analgesik<br />

Asetaminofen ½-1 gr/4-6 jam dengan dosis maksimal 4gr/4-6 jam. 5<br />

Kodein fosfat 30-60 mg oral atau IM/4-6 jam. 5<br />

Tylanol dengan kodein 8<br />

Hindari asetosal<br />

c. Pasien yang sangat gelisah dapat diberikan :<br />

Haloperidol IM 1-10 mg setiap 6 jam<br />

Petidin IM 50-100 mg atau morfin atau morfin sc atau iv 5-10 mg/4-6<br />

jam 5,8<br />

Midazolam 0,06-1,1 mg/kg/jam<br />

Propofol 3-1 mg/kg/jam 8<br />

KEPUSTAKAAN<br />

1. Bederson JB, Connoly es, et all, <strong>Guideline</strong>s for The Management of<br />

Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage, American Heart Association,<br />

Dallas, 2009;1-18<br />

86

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!