20.10.2016 Views

Guideline-Stroke-2011

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

a. Tatalaksana pasien PSA derajat I atau II berdasarkan Hunt & Hess (H&H) adalah<br />

sebagai berikut : 2 (Lampiran 1)<br />

Identifikasi dan atasi nyeri kepala sedini mungkin<br />

Tirah baring total dengan posisi kepala ditinggikan 30 0 dan nyaman, bila<br />

perlu berikan O 2 2-3 L/menit<br />

Hati-hati dalam pemakaian sedatif (kesulitan dalam penilaian tingkat<br />

kesadaran).<br />

Pasang infus diruang gawat darurat, usahakan euvolemia dan monitor ketat<br />

sistem kardiopulmoner dan kelainan neurologi yang timbul<br />

b. Pasien PSA derajat III, IV atau V berdasarkan H&H,perawatan harus lebih<br />

intensif 1<br />

Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protokol pasien diruang<br />

gawat darurat<br />

Perawatan sebaiknya dilakukan diruang intensif atau semiintensif<br />

Untuk mencegah aspirasi dan menjamin jalan napas yang adekuat perlu<br />

dipertimbangkan intubasi endotrakheal dengan hati-hati terutama apabila<br />

didapatkan tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial<br />

Hindari pemakaian obat-obatan sedatif yang berlebihan karena akan<br />

menyulitkan penialaian status neurologi<br />

3. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA<br />

a. Kontrol dan monitor tekanan darah untuk mencegah risiko perdarahan ulang.<br />

Hipertensi berkaitan dengan terjadinya perdarahan ulang (AHA/ASA, Class I,<br />

Level of evidance B). 2,3<br />

Tekanan darah sistolik sekitar 140-160 mmHg sangat disarankan dalam rangka<br />

pencegahan perdarahan ulang pada PSA. (lihat BAB V.A Penatalaksanaan<br />

Tekanan Darah Pada <strong>Stroke</strong> Akut)<br />

b. Istirahat total di tempat tidur (AHA/ASA, Class IIb, Level of evidance B). 2,3<br />

c. Terapi antifobrinolitik (epsilon-aminocaproic acid: loading 1 g IV kemudian<br />

dilanjutkan 1 g setiap 6 jam sampai aneurisma tertutup atau biasanya disarankan<br />

72 jam) untuk mencegah perdarahan ulang direkomendasikan pada keadaan klinis<br />

tertentu. Terapi antifobrinolitik dikontraindikasikan pada pasien dengan<br />

koagulopati, riwayat infark miokard akut, stroke iskemik, emboli paru, atau<br />

trombosis vena dalam. Terapi antifibrinolitik lebih dianjurkan pada pasien dengan<br />

risiko rendah terhadapa terjadinya vasospasme atau pada pasien dengan<br />

penundaan operasi. pada beberapa studi, terapi antifibrinolitik dikaitkan dengan<br />

tingginya angka kejadian iskemik serebral sehingga mungkin tidak<br />

menguntungkan pada hasil akhir secara keseluruhan. Oleh karena itu, studi dengan<br />

menggunakan kombinasi antifibrinolitik dengan obat-obatan lain untuk<br />

mengurangi vasospasme perlu dilakukan (AHA/ASA, Class IIb, Level of evidance<br />

B). 1,2,2,4,5,6<br />

d. Pengikatan (ligasi) karotis tidak bermanfaat untuk pencegahan perdarahan ulang<br />

(AHA/ASA, Class III, Level of evidance A).<br />

84

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!