Guideline-Stroke-2011
Pasien dengan stress ulcer harus dilakukan penatalaksanaan ABC adekuat. Petugas yang terlatih diperlukan dalam mengenali tanda gagal nafas dan mampu melakukan bantuan dasar untuk jalan nafas. Pada perdarahan yang banyak (lebih dari 30% dari volume sirkulasi), penggantian dengan transfusi darah perlu dilakukan (Class IV, Level of evidence D). Untuk mengganti kehilangan volume sirkulasi cairan pengganti berupa koloid atau kristaloid dapat diberikan sebelum transfusi. (Class IV, Level of evidence B). Infusion line: Infus NaCl 0,9%, RL atau plasma expander. Pasang pipa nasogastrik dan lakukan irigasi dengan air es tiap 6 jam sampai darah berhenti. Pemberian penghambat pompa proton seperti omeprazole atau pantoprazole diberikan secara intravena dengan dosis 80 mg bolus, kemudian diikuti pemberian infus 8 mg/jam selama 72 jam berikutnya (Class I, Level of evidence A). Hentikan pemakaian aspirin atau klopidogrel. Pemakaian aspirin dapat diteruskan bila terdapat indikasi yang jelas. (Class I, Level of evidence A). Pemberian nutrisi makanan cair jernih diit pasca hematemesis sangat membantu percepatan proses penyembuhan stress ulcer. Pemberian nutrisi haru dengan kadar serat yang tinggi dan dihindarkan dari makanan yang merangsang atau mengiritasi lambung. KEPUSTAKAAN 1. Valle JD Peptic Ulcer Disease and Related Disorder. In:Kasper DL (editor). Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. NewYork; Mc Graw Hill; 2005: 1746-1762. 2. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Management of acute upper anda lower gastrointestinal bleeding. www.sign.ac.uk downloaded 3-6-2010 3. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In: Kasper DL (editor). Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. NewYork; Mc Graw Hill; 2005: 235-237. 4. EAST Practice Management Guidelines Committee. Practice Management Guidelines For Stress Ulcer Prophylaxis. Eastern Association for the Surgery of Trauma. 2008 65
5. Ulkus Dekubitus a. Prevensi 1 Memposisikan dan mereposisi tubuh bertujuan untuk menghindari tekanan langsung pada tonjolan tulang dan permukaan tubuh (SIGN, Grade B). Penilaian risiko dengan protokol yang valid pada awal masuk rumah sakit dan diulangi setiap hari termasuk juga penilaian gizi. (SIGN, Grade B). Pemberian dua suplemen nutrisi oral tiap hari pada pasien yang lebih tua melindungi dari penyakit akut dan mengurangi terjadinya ulkus dekubitus. (SIGN, Grade B). Skala Braden digunakan untuk menilai risiko ulkus dekubitus. (SIGN, Grade B). Kasur busa dapat mengurangi terjadinya ulkus dekubitus dibandingkan kasus standar rumah sakit (SIGN, Grade B). b. Penatalaksanaan 2,3 Manajemen optimal yang komprehensif dan akurat dalam menentukan riwayat luka, penyebab lokasi, derajat, ukuran, dasar, eksudat dan kondisi kulit sekitar ulkus. (SIGN, Grade B). Periksa semua pasien apakah mereka mempunyai factor risiko terjadinya ulkus dekubitus. Pada pasien dengan factor risiko dipertimbangkan pemakaian tempat tidur tekanan rendah. (EBRSR, Level of evidence I). Membuat jadwal reposisi dan menghindari pasien dari posisi ulkus. (EBRSR, Level of evidence II). Pasien dengan ulkus derajat 1-2 (eritema dan kehilangan kulit parsial) harus diposisikan pada matras atau bantalan dengan menurunkan tekanan. (SIGN, Grade B). Pasien dengan ulkus derajat 3-4 (full-thicknes skin loss dan extensive destruction) diposisikan pada keadaan dengan tekanan rendah yang konstan (Constan Low Pressure). (SIGN, Grade B). Disarankan memakai tempat low-air-loss atau air-fluidized bed (EBRSR, Level of evidence I). Mempertahankan posisi kepala tempat tidur tetap elevasi serendah mungkin dengan memperhatikan kebutuhan medis dan pembatasan lain. 66
- Page 15 and 16: BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya usia
- Page 17 and 18: 3. Misbach J. pandangan umum mengen
- Page 19 and 20: c. Beberapa jenis seperti ikan tuna
- Page 21 and 22: mengidentifikasi individu yang mung
- Page 23 and 24: a. skrining aktif adanya AF pada pe
- Page 25 and 26: g. Skrining di populasi untuk menge
- Page 27 and 28: kontrol diabetes, memperbaiki kebia
- Page 29 and 30: heriditer atau yang didapat asimpto
- Page 31 and 32: TABEL II.2 Lanjutan Profil Risiko S
- Page 33 and 34: isiko stroke Alkohol Pengurangan se
- Page 35 and 36: HDL-C rendah Tidak ada konsensus tt
- Page 37 and 38: BAB III MANAJEMEN PRAHOSPITAL PADA
- Page 39 and 40: d. Memeriksa dan menilai gejala dan
- Page 41 and 42: BAB IV PENATALAKSANAAN UMUM STROKE
- Page 43 and 44: d. Pengendalian Peninggian Tekanan
- Page 45 and 46: Berikan Asetaminofen 650 mg bila su
- Page 47 and 48: . Berikan antibiotika atas indikasi
- Page 49 and 50: BAB V KEDARURATAN MEDIK STROKE AKUT
- Page 51 and 52: Class I, Level of evidence B). Untu
- Page 53 and 54: eseptor α1, β1, β2 tiap 10 menit
- Page 55 and 56: tinggi Fenilefrin * Agonis reseptor
- Page 57 and 58: B. Penatalaksanaan Gula Darah pada
- Page 59 and 60: Tabel IV.4. Infus insulin intravena
- Page 61 and 62: 3. Parsons MW, Barber PA, Desmond P
- Page 63 and 64: Pneumonia akibat disfagia atau gang
- Page 65: 4. Kedlaya, Divakara. Swallowing, N
- Page 69 and 70: Berikan suplemen vitamin dan minera
- Page 71 and 72: KEPUSTAKAAN 1. National Stroke Foun
- Page 73 and 74: KEPUSTAKAAN 1. Scottish Intercolleg
- Page 75 and 76: Terapi farmakologi hanya diberikan
- Page 77 and 78: BAB VI PENATALAKSANAAN KHUSUS STROK
- Page 79 and 80: hari dan dilanjutkan dengan oral 2x
- Page 81 and 82: 6 jam kemudian. Kecepatan pemberian
- Page 83 and 84: kraniotomi standar dapat dipertimba
- Page 85 and 86: a. Tatalaksana pasien PSA derajat I
- Page 87 and 88: e. Pada pasien yang gagal dengan te
- Page 89 and 90: BAB VII TERAPI SPESIFIK STROKE AKUT
- Page 91 and 92: B. Rekomendasi NIH tentang Response
- Page 93 and 94: KEPUSTAKAAN 1. Adams H, et al. 2007
- Page 95 and 96: f. Pilihan obat yang spesifik dan t
- Page 97 and 98: Tabel VIII.I Rekomendasi Pengelolaa
- Page 99 and 100: terdapat kondisi spesifik seperti r
- Page 101 and 102: 3. Faktor risiko kardiomiopati a. P
- Page 103 and 104: i. Penambahan aspirin pada terapi k
- Page 105 and 106: 4. Inheritage Trombophily a. Pasien
- Page 107 and 108: tinggi dari amyloid anginopati (mis
- Page 109 and 110: 10. Toksin botulinum direkomendasik
- Page 111 and 112: 3. Pasien mendapatkan pendidikan da
- Page 113 and 114: 3. Penggunaan stoking kompresi atau
- Page 115 and 116: c. Dikonsulkan ke professional yang
Pasien dengan stress ulcer harus dilakukan penatalaksanaan ABC adekuat.<br />
Petugas yang terlatih diperlukan dalam mengenali tanda gagal nafas dan<br />
mampu melakukan bantuan dasar untuk jalan nafas.<br />
Pada perdarahan yang banyak (lebih dari 30% dari volume sirkulasi),<br />
penggantian dengan transfusi darah perlu dilakukan (Class IV, Level of<br />
evidence D). Untuk mengganti kehilangan volume sirkulasi cairan pengganti<br />
berupa koloid atau kristaloid dapat diberikan sebelum transfusi. (Class IV,<br />
Level of evidence B). Infusion line: Infus NaCl 0,9%, RL atau plasma<br />
expander.<br />
Pasang pipa nasogastrik dan lakukan irigasi dengan air es tiap 6 jam sampai<br />
darah berhenti.<br />
Pemberian penghambat pompa proton seperti omeprazole atau pantoprazole<br />
diberikan secara intravena dengan dosis 80 mg bolus, kemudian diikuti<br />
pemberian infus 8 mg/jam selama 72 jam berikutnya (Class I, Level of<br />
evidence A).<br />
Hentikan pemakaian aspirin atau klopidogrel. Pemakaian aspirin dapat<br />
diteruskan bila terdapat indikasi yang jelas. (Class I, Level of evidence A).<br />
Pemberian nutrisi makanan cair jernih diit pasca hematemesis sangat<br />
membantu percepatan proses penyembuhan stress ulcer. Pemberian nutrisi<br />
haru dengan kadar serat yang tinggi dan dihindarkan dari makanan yang<br />
merangsang atau mengiritasi lambung.<br />
KEPUSTAKAAN<br />
1. Valle JD Peptic Ulcer Disease and Related Disorder. In:Kasper DL (editor).<br />
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. NewYork; Mc Graw Hill; 2005:<br />
1746-1762.<br />
2. Scottish Intercollegiate <strong>Guideline</strong>s Network. Management of acute upper anda lower<br />
gastrointestinal bleeding. www.sign.ac.uk downloaded 3-6-2010<br />
3. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In: Kasper DL (editor). Harrison’s Principles of<br />
Internal Medicine. 16 th ed. NewYork; Mc Graw Hill; 2005: 235-237.<br />
4. EAST Practice Management <strong>Guideline</strong>s Committee. Practice Management <strong>Guideline</strong>s<br />
For Stress Ulcer Prophylaxis. Eastern Association for the Surgery of Trauma. 2008<br />
65