Guideline-Stroke-2011
DAFTAR SINGKATAN ACEI AHA ARB ASA CVST DSA DWI EBRSR ESO ICTUS JNC LMWH NCEP PSA rTPA SIGN TIA : Angiotensin Coverting Enzyme Inhibitor : American Heart Association : Angiotensin Receptor Blocker : American Stroke Association : Cerebral Venous Sinus Trombosis : Digital Substraction Angiografi : Diffusion Weighted Imaging : Evidance-based review of stroke rehabilitation : European Stroke Organization : International Citicholine Trial in Acute Stroke : Joint National Commitee : Low Molecular Weight Heparin : National Cholesterol Education Program : Perdarahan Subarachnoid : Recombinant Tissue Plasminogen Activator : Scottish Intercollegite Guidelines Network : Transient Ischemic attack 13
BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri perifer). Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 tahun). 1 Kejadian stroke(insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan kecacatan;1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat. 2 Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5%. 3 Stroke menyerang usia produktif dan usia lanjut yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pembangunan kesehatan secara nasional di kemudian hari. 4 Disatu sisi, modernisasi akan meningkatkna risiko stroke karena perubahan pola hidup. Sedangkan disisi lain meningkatnya usia harapan hidup juga akan meningkatkan risiko terjadinya stroke karena bertambahnya penduduk usia lanjut. Penanganan stroke memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, baik dari aspek moril, maupun materil dari setiap keluarga yang menghadapi masalah ini. Resesi ekonomi global mengakibatkan biaya yang harus dikeluarkan dalam penatalaksanaan kasus stroke menjadi berlipat ganda. Tindakan preventif berupa penanganan prahospital (yang merupakan bab baru dalam buku ini) perlu ditekankan. Hal ini penting untuk menjamin perbaikan kulitas hidup penderita stroke disamping penatalaksaan yang lebih efektif untuk menekan angka kejadian stroke. Konsep unit stroke, sebagai suatu unit pelayanan stroke terpadu, telah terbukti efektif dalam menekan angka kematian dan menurunkan derajat kecacatan selain mengurangi waktu perawatan bagi pasien di rumah sakit. 5 Manfaat unit stroke telah diteliti lebih baik dibandingkan perawatan bangsal biasa. Hal ini dapat dilihat dari perbaikan deficit neurologis berdasarkan skor NIHSS (National Institute Health Stroke Scale). Sebesar 10,4% pada unit stroke dan 5,4% untuk bangsal biasa. Selain itu rerata lama rawat lebih rendah pada unit stroke (9,7 hari) dibandingkana bangsal biasa (10,1 hari). Oleh karena itu dana yang 14
- Page 1 and 2: GUIDELINE STROKE TAHUN 2011 POKDI S
- Page 3 and 4: KATA SAMBUTAN Syukur alhamdulillah
- Page 5 and 6: KATA PENGANTAR Ilmu kedokteran sang
- Page 7 and 8: DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN………
- Page 9 and 10: consensus pendapat ahli, studi kasu
- Page 11 and 12: Kelas II Studi prospektif pada popu
- Page 13: National Stroke Foundation (NSF) Gu
- Page 17 and 18: 3. Misbach J. pandangan umum mengen
- Page 19 and 20: c. Beberapa jenis seperti ikan tuna
- Page 21 and 22: mengidentifikasi individu yang mung
- Page 23 and 24: a. skrining aktif adanya AF pada pe
- Page 25 and 26: g. Skrining di populasi untuk menge
- Page 27 and 28: kontrol diabetes, memperbaiki kebia
- Page 29 and 30: heriditer atau yang didapat asimpto
- Page 31 and 32: TABEL II.2 Lanjutan Profil Risiko S
- Page 33 and 34: isiko stroke Alkohol Pengurangan se
- Page 35 and 36: HDL-C rendah Tidak ada konsensus tt
- Page 37 and 38: BAB III MANAJEMEN PRAHOSPITAL PADA
- Page 39 and 40: d. Memeriksa dan menilai gejala dan
- Page 41 and 42: BAB IV PENATALAKSANAAN UMUM STROKE
- Page 43 and 44: d. Pengendalian Peninggian Tekanan
- Page 45 and 46: Berikan Asetaminofen 650 mg bila su
- Page 47 and 48: . Berikan antibiotika atas indikasi
- Page 49 and 50: BAB V KEDARURATAN MEDIK STROKE AKUT
- Page 51 and 52: Class I, Level of evidence B). Untu
- Page 53 and 54: eseptor α1, β1, β2 tiap 10 menit
- Page 55 and 56: tinggi Fenilefrin * Agonis reseptor
- Page 57 and 58: B. Penatalaksanaan Gula Darah pada
- Page 59 and 60: Tabel IV.4. Infus insulin intravena
- Page 61 and 62: 3. Parsons MW, Barber PA, Desmond P
- Page 63 and 64: Pneumonia akibat disfagia atau gang
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan<br />
nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di Indonesia akan cenderung<br />
meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, dan<br />
penyakit arteri perifer). Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus<br />
stroke baik dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan<br />
umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5%<br />
(umur 65 tahun). 1 Kejadian stroke(insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan<br />
kecacatan;1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat. 2 Penderita laki-laki lebih banyak<br />
daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun<br />
54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5%. 3 <strong>Stroke</strong> menyerang usia produktif dan usia<br />
lanjut yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pembangunan kesehatan secara<br />
nasional di kemudian hari. 4<br />
Disatu sisi, modernisasi akan meningkatkna risiko stroke karena perubahan pola<br />
hidup. Sedangkan disisi lain meningkatnya usia harapan hidup juga akan meningkatkan risiko<br />
terjadinya stroke karena bertambahnya penduduk usia lanjut.<br />
Penanganan stroke memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, baik dari aspek moril,<br />
maupun materil dari setiap keluarga yang menghadapi masalah ini. Resesi ekonomi global<br />
mengakibatkan biaya yang harus dikeluarkan dalam penatalaksanaan kasus stroke menjadi<br />
berlipat ganda. Tindakan preventif berupa penanganan prahospital (yang merupakan bab baru<br />
dalam buku ini) perlu ditekankan. Hal ini penting untuk menjamin perbaikan kulitas hidup<br />
penderita stroke disamping penatalaksaan yang lebih efektif untuk menekan angka kejadian<br />
stroke.<br />
Konsep unit stroke, sebagai suatu unit pelayanan stroke terpadu, telah terbukti efektif<br />
dalam menekan angka kematian dan menurunkan derajat kecacatan selain mengurangi waktu<br />
perawatan bagi pasien di rumah sakit. 5 Manfaat unit stroke telah diteliti lebih baik<br />
dibandingkan perawatan bangsal biasa. Hal ini dapat dilihat dari perbaikan deficit neurologis<br />
berdasarkan skor NIHSS (National Institute Health <strong>Stroke</strong> Scale). Sebesar 10,4% pada unit<br />
stroke dan 5,4% untuk bangsal biasa. Selain itu rerata lama rawat lebih rendah pada unit<br />
stroke (9,7 hari) dibandingkana bangsal biasa (10,1 hari). Oleh karena itu dana yang<br />
14