Guideline-Stroke-2011
3. Rekomendasi agar tidak menggunakan diazepam maupun golongan benzodiazepine lainnya selama pemulihan stroke sehubungan dengan kemungkinan eeknya yang dapat mengganggu dalam pemulihan, yaitu efek samping sedasi yang mengganggu. 4. Penggunaan toksin Botulinum atau fenol/alcohol pada pasien tertentu dengan spatisitas yang nyeri atau spatisitas yang mengakibatkan buruknya kebersihan kulit atau penurunan fungsi dapat dipertimbangkan. 5. Pemberian baclofen intrathetcal pasien stroke kronis untu spastisitas yang mengakibatkan nyeri, buruknya kebersihan kulit, dan penurunan fungsi dapat dipertimbangkan. 6. Prosedur bedah saraf, seperti rhizotomi dorsal atau serabut dorsal masuk ke zona lesi, dapat dipertimbangkan untuk spastisitas yang mengakibatkan nyeri, buruknya kesehatan kulit, atau penuruna fungsi. T. Rekomendasi untuk Nyeri Bahu 1. Rekomendasi intervensi untuk mencegah nyeri bahu pada kelemahan ekstremitas setelah stroke sebagai berikut: a. Stimulasi elektrik untuk memperbaiki rotasi lateral bahu b. Shoulder Strapping (Sling) c. Pendidikan pada staf untuk mencegah trauma pada bahu yang mengalami heiplegi 2. Rekomendasi untuk menghindari penggunaan overhead pukkeys (katrol), yang mendorong terjadinya abduksi yang tidak terkontrol 3. Rekomendasi intervensi mengatasi nyeri bahu sebagai berikut: a. Injeksi intraartikular (triamsinolon) b. Shoulder Strapping c. Memperbaiki ROM melalui peregangan dan teknik mobilisasi yang dikhususkan pada eksorotasi dan abduksi, sebagaimana pencegahan frozen shouder dan sindroma nyeri bahu dan lengan d. Modalitas pemijatan pada jaringan lunak dengan dingin dan panas e. Functional Electrical stimulation (FES) f. Memperkuat kelemahan U. Rekomendasi Untuk Penilaian Kognitif 1. Rekomendasi pasien dinilai adanya deficit kognitif dan diberikan latihan kognitif, jika terdapat sebagai berikut: a. defisit atensi 115
. visual neglect c. defisit memori d. kesulitan dalam fungsi eksekutif dan problem-solving 2. Pasien dengan beberapa area gangguan kognitif dapat memperoleh berbagai latihan multidisiplin. 3. Rekomendasi latihan untuk membangun strategi menghadapi defisit memori pada pasien pascastroke yang memiliki defisit memori ringan jangka pendek. V. Rekomendasi untuk Gangguan Mood, Depresi dan Emosi Penilaian 1. Kelompok kerja tidak membuat rekomendasi untuk penggunaan pemeriksaan diagnostik khusus. 2. Rekomendasi penggunaan daftar yang terstruktur untuk menilai kelainan psikiatrik spesifik dan memonitor perubahan gejala dari waktu ke waktu. 3. Merekomendasikan penilaian pasien pascastroke terhadap gangguan psikiatri lainnya termasuk ansietas, bipolar illness, dan afek patologis 4. Merekomendaikan kuat pasien yang terdiagnosis depresi diberikan antidepresan. 5. Kelompok kerja tidak membuat rekomendasi untuk penggunaan salah satu antidepresan di atas yang lainnya namun dari profil efek samping menyarankan SSRI lebih baik pada populasi pasien ini. 6. Rekomendasi pasien dengan kesedihan mendalam yang berat dan persisten untuk diberikan antidepresan. 7. Rekomendasi SSRI sebagai anti depresan pilihan pada pasein dengan kesedihan yang berat dan persisten. 8. Tidak terdapat bukti yang cukup untuk merekomendasikan untuk atau tidaknya menggunakan psikoterapi sebagai satusatunya penanganan depresi pascastroke 9. Rekomendasi pasien diberikan informasi, nasihat dan kesempatan untuk berbicara mengenai pengaruh kesakitannya terhadap kehidupannya. 10. Penggunaan antidepressan secara rutin tidak direkomendasikan pada pasien pasca stroke. 11. Rekomendasi bahwa gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesulitan yang menetap atau perburukan disabilitas ditangani oleh, atau dengan nasihat dari psikolog klinis yang berpengalaman maupun psikiatri. W. Rekomendasi untuk Penggunaan Obat-Obatan 1. Rekomendasi untuk menghindari penggunaan neuroleptik, benzodiazepin, fenobarbital, dan fenitoin selama periode pemulihan. Obat-obat ini sebaiknya 116
- Page 65 and 66: 4. Kedlaya, Divakara. Swallowing, N
- Page 67 and 68: 5. Ulkus Dekubitus a. Prevensi 1 M
- Page 69 and 70: Berikan suplemen vitamin dan minera
- Page 71 and 72: KEPUSTAKAAN 1. National Stroke Foun
- Page 73 and 74: KEPUSTAKAAN 1. Scottish Intercolleg
- Page 75 and 76: Terapi farmakologi hanya diberikan
- Page 77 and 78: BAB VI PENATALAKSANAAN KHUSUS STROK
- Page 79 and 80: hari dan dilanjutkan dengan oral 2x
- Page 81 and 82: 6 jam kemudian. Kecepatan pemberian
- Page 83 and 84: kraniotomi standar dapat dipertimba
- Page 85 and 86: a. Tatalaksana pasien PSA derajat I
- Page 87 and 88: e. Pada pasien yang gagal dengan te
- Page 89 and 90: BAB VII TERAPI SPESIFIK STROKE AKUT
- Page 91 and 92: B. Rekomendasi NIH tentang Response
- Page 93 and 94: KEPUSTAKAAN 1. Adams H, et al. 2007
- Page 95 and 96: f. Pilihan obat yang spesifik dan t
- Page 97 and 98: Tabel VIII.I Rekomendasi Pengelolaa
- Page 99 and 100: terdapat kondisi spesifik seperti r
- Page 101 and 102: 3. Faktor risiko kardiomiopati a. P
- Page 103 and 104: i. Penambahan aspirin pada terapi k
- Page 105 and 106: 4. Inheritage Trombophily a. Pasien
- Page 107 and 108: tinggi dari amyloid anginopati (mis
- Page 109 and 110: 10. Toksin botulinum direkomendasik
- Page 111 and 112: 3. Pasien mendapatkan pendidikan da
- Page 113 and 114: 3. Penggunaan stoking kompresi atau
- Page 115: c. Dikonsulkan ke professional yang
- Page 119 and 120: 3. National Clinical Guideline for
- Page 121 and 122: B. Rekomendasi Pemeriksaan Diagnost
- Page 123 and 124: c. Gambaran hiperdens dari arteri i
- Page 125 and 126: ultrasonografi vertebral ekstrakran
- Page 127 and 128: D. Tes Diagnostik lain 1. Pemeriksa
- Page 129 and 130: subarakhnoid maka harus dilakukan d
- Page 131 and 132: 11. Latchaw et at. Recommendations
. visual neglect<br />
c. defisit memori<br />
d. kesulitan dalam fungsi eksekutif dan problem-solving<br />
2. Pasien dengan beberapa area gangguan kognitif dapat memperoleh berbagai latihan<br />
multidisiplin.<br />
3. Rekomendasi latihan untuk membangun strategi menghadapi defisit memori pada pasien<br />
pascastroke yang memiliki defisit memori ringan jangka pendek.<br />
V. Rekomendasi untuk Gangguan Mood, Depresi dan Emosi Penilaian<br />
1. Kelompok kerja tidak membuat rekomendasi untuk penggunaan pemeriksaan<br />
diagnostik khusus.<br />
2. Rekomendasi penggunaan daftar yang terstruktur untuk menilai kelainan psikiatrik<br />
spesifik dan memonitor perubahan gejala dari waktu ke waktu.<br />
3. Merekomendasikan penilaian pasien pascastroke terhadap gangguan psikiatri lainnya<br />
termasuk ansietas, bipolar illness, dan afek patologis<br />
4. Merekomendaikan kuat pasien yang terdiagnosis depresi diberikan antidepresan.<br />
5. Kelompok kerja tidak membuat rekomendasi untuk penggunaan salah satu<br />
antidepresan di atas yang lainnya namun dari profil efek samping menyarankan SSRI<br />
lebih baik pada populasi pasien ini.<br />
6. Rekomendasi pasien dengan kesedihan mendalam yang berat dan persisten untuk<br />
diberikan antidepresan.<br />
7. Rekomendasi SSRI sebagai anti depresan pilihan pada pasein dengan kesedihan yang<br />
berat dan persisten.<br />
8. Tidak terdapat bukti yang cukup untuk merekomendasikan untuk atau tidaknya<br />
menggunakan psikoterapi sebagai satusatunya penanganan depresi pascastroke<br />
9. Rekomendasi pasien diberikan informasi, nasihat dan kesempatan untuk berbicara<br />
mengenai pengaruh kesakitannya terhadap kehidupannya.<br />
10. Penggunaan antidepressan secara rutin tidak direkomendasikan pada pasien pasca<br />
stroke.<br />
11. Rekomendasi bahwa gangguan perasaan yang disebabkan oleh kesulitan yang<br />
menetap atau perburukan disabilitas ditangani oleh, atau dengan nasihat dari psikolog<br />
klinis yang berpengalaman maupun psikiatri.<br />
W. Rekomendasi untuk Penggunaan Obat-Obatan<br />
1. Rekomendasi untuk menghindari penggunaan neuroleptik, benzodiazepin,<br />
fenobarbital, dan fenitoin selama periode pemulihan. Obat-obat ini sebaiknya<br />
116