Guideline-Stroke-2011
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BAB IX<br />
RESTORASI DAN REHABILITASI STROKE<br />
Tujuan dari perawatan rehabilitas stroke adalah untuk mencegah terjadinya<br />
komplikasi stroke dan memaksimalkan fungsional. Untuk mencapai tujuan tersebut, penilaian<br />
dan intervensi berbasis bukti segera diperlukan untuk mengoptimalka proses rehabilitasi<br />
secara komprehensif dengan menggunakan perlengkapan standar. Proses rehabilitasi<br />
dilakukan dengan melibatkan pasien dan anggota keluarga dan atau pengasuh dalam<br />
pengambilan keputusan. Penanganan ini sebaiknya dilakukan oleh tim multidisiplin yang<br />
terdiri dari dokter, perawat, tenaga terapi fisik, tenaga terapi okupasi, tenaga terapi kinesi,<br />
ahli patologi bicara dan bahasa, psikolog, tenaga terapi rekreasi, pasien dan keluarga pasien.<br />
A. Rekomendasi Mengenai Elemen Dari Rehabilitasi<br />
1. Fisioterapi dan terapi okupasi direkomendasikan, walaupun cara pelaksanaan yang<br />
optimal belum diketahui (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A).<br />
2. Meskipun penilaian terhadap gangguan komunikasi direkomendasikan, tetapi data untuk<br />
merekomendasikan tatalaksana yang spesifik tidak mencukupi (ESO, Class III, GCP).<br />
3. Fasilitas informasi direkomendasikan untuk disediakan kepada penderita dan perawat<br />
disampingnya (AHA/ASA, Class II, Level of evidence B).<br />
4. Rehabilitasi direkomendasikan pada semua penderita, tetapi masih terbatas hasil<br />
penelitian tentang tatalaksana yang sesuai untuk sebagian besar kecacatan yang berat<br />
(AHA/ASA, Class II, Level of evidence B.<br />
5. Meskipun penilaian terhadap defisit kognitif diperlukan, tetapi data untuk<br />
merekomendasikan tatalaksana yang spesifik tidak cukup (AHA/ASA, Class I, Level of<br />
evidence A).<br />
6. Direkomendasikan untuk memantau adanya depresi pada penderita selama perawatan di<br />
RS dan setelah rawat jalan(AHA/ASA, Class IV, Level of evidence B).<br />
7. Terapi farmakologi (SSRI dan heterocyclics) dan intervensi non farmakologi<br />
direkomendasikan untuk memperbaiki mood (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A).<br />
8. Terapi farmakologi dapat digunakan untuk memperbaiki status emosional pascastroke<br />
(AHA/ASA, Class II, Level of evidence B).<br />
9. Obat trisiklik dan antikonvulsan (lamotrigin dan gabapentin) direkomendasikan untuk<br />
pengobatan nyeri neuropatik pasca stroke yang terjadi pada beberapa penderita<br />
(AHA/ASA, Class III, Level of evidence B).<br />
107