Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK 5<br />
Dengan menggunakan forseps diseksi 5 mm,<br />
misal Petelin atau Maryland, kupas peritoneum<br />
yang menutupi fundus kandung empedu dan<br />
perlebar diseksi melalui duktus sistikus ke trigonum<br />
Calot. Lakukan diseksi duktus sistikus<br />
dengan menggunakan pemegang mid-klavikula<br />
untuk mengungkit kandung empedu ke arah<br />
kranial sehingga membuat jendela untuk diseksi.<br />
Arteri sistikus<br />
Setelah menjepit fundus kandung empedu dan<br />
arteri sistikus, masukkan trokar jarum panjang<br />
dengan kanula di bawah inspeksi langsung.<br />
Buat sebuah insisi kecil di duktus sistikus dan<br />
masukkan kanula. Stabilkan kanula dengan<br />
penekanan ringan menggunakan klip. Naikkan<br />
sisi kiri meja 10-15 derajat sehingga saluran<br />
empedu tidak tumpang tindih dengan vertebra<br />
GASTROINTESTINAL ATAS<br />
Duktus sistikus<br />
Gbr 5.21<br />
Gbr 5.20<br />
Jangan memotong, menjepit atau diatermi setiap<br />
struktur sebelum anatomi jelas terlihat. Jangan<br />
melakukan diseksi pertemuan duktus sistikus<br />
dan duktus koledukus. Diseksi tumpul hampir<br />
selalu memadai dan diatermi harus dihindarkan<br />
jika mungkin pada tahap ini (lihat bagian tentang<br />
diatermi pada Bab 1).<br />
Kolangiografi operatif<br />
lumbal. Intensifikasi citra lebih disukai karena<br />
port sering tidak jelas dan bisa bergeser oleh<br />
operator.<br />
Jika ada batu, pikirkan alternatif : teruskan<br />
dengan laparoskopi, kolesistektomi, ERCP,<br />
eksplorasi laparsokopik daripada saluran<br />
empedu, atau tukar dengan kolesistektomi<br />
terbuka.<br />
Ada silang pendapat tentang pengerjaan rutin<br />
dari kolangiografi. Namun, pada situasi di mana<br />
anatomi tidak jelas, harus tersedia fasilitas,<br />
sehingga dibutuhkan teknik yang aman dan<br />
konsisten.<br />
57