DOC-20160920-WA0018
4 MASTEKTOMI PATEY MODIFIKASI PAYUDARA 40 Indikasi Bukti sitologis adanya karsinoma payudara Persiapan 1. Anestesi umum 2. Profilaksis anti-DVT-stockings, heparin. 3. Posisi terlentang dengan lengan pada papan. Occlusive stockinette dressing dipakai untuk memungkinkan perasat lengan selama operasi. Prosedur Beri tanda batas-batas untuk insisi kulit sebelum memulai operasi. Batas harus paling sedikit 3 cm dari tumor. Petunjuk anatomis untuk operasi dibatasi di medial oleh sternum, lateral oleh latissimus dorsi, superior oleh klavikula dan inferior oleh suatu titik 1-2 cm di bawah lipatan bawah payudara (inframammary fold). Gbr 4.9 Setelah insisi pisahkan skin flap dari jaringan payudara di bawahnya. Mulai dengan flap atas. Tempatkan tiga pasang forsep jaringan pada jaringan subkutis dari batas kulit dan minta asisten untuk melakukan traksi. Ke arah kaudal kenakan traksi jaringan payudara dengan arah berlawanan. Diseksi harus dilakukan dengan sasaran ketebalan 3-4 mm ke arah medial dan tambah kira-kira 6-8 cm ke arah lateral. Gbr 4.10 Periksa ketebalan Saat pinggir bawah klavidula ditemukan, mulai diseksi lebih dalam sampai terlihat fasia di atas pectoralis mayor. Diseksi ini bisa dilakukan dengan pisau ataupun diatermi. Perdarahan dari pembuluh darah yang tembus biasa dijumpai saat diseksi mendekati sternum dan ini harus dikendalikan cepat dengan diatermi koagulasi atau diikat. Flap inferior diangkat dengan cara serupa. Setelah perdarahan di dasar payudara berhenti, alihkan perhatian anda ke aksila. Kupas payudara ke arah lateral sampai pinggir anterior latissimus dorsi dicapai. Pectoralis mayor di retraksi ke arah medial untuk memaparkan pectoralis minor. Selanjutnya pectoralis minor diretraksi ke arah medial dan anterior. Kemudian sebuah jari dijalankan di bawah otot dan otot dipotong dekat dengan titik insersi nya ke processus coracoid dari skapula. Gbr 4.11
MASTEKTOMI PATEY MODIFIKASI 4 Mulai dari bagian kaudal vena aksilaris, diseksi dikerjakan hanya setelah nervus thoracicus longus dan thoracodorsalis diidentifikasi. Dengan swab Lahey perlahan-lahan usap isi aksila dari vena aksila dan ikat semua muara vena. N. thoracalis longus PAYUDARA M. pectoralis major M. pectoralis minor M. pectoralis lateralis A. subscapularis M. Subscapularis Gbr 4.12 M. Serratus anterior M. Latissimus dorsi N. Thoracodorsalis Isi aksila diangkat sekaligus dengan payudara, setelah menandai kelenjar getah bening paling proksimal dengan jahitan untuk menentukan orientasi patologis dari spesimen. Tempatkan suction drain pada dasar payudara dan satu pada aksila. Bilas luka dengan larutan betadin sebelum menutup. Jaringan subkutan didekatkan dengan jahit terputus dengan benang serap, dan kulit ditutup dengan benang subkutis atau staple. Verban tipis harus dipakai untuk menutup luka dengan plaster untuk memberi tekanan pada luka. Pokok-pokok penting 1. Hemostasis sangat penting. Lebih baik menunggu beberapa menit selama operasi daripada harus membawa pasien kembali ke kamar operasi untuk mengatasi hematoma yang terinfeksi. 2. Jaga jangan sampai diseksi flap kulit terlalu tipis agar tidak berlubang 3. Identifikasi nervus thoracicus longus sangat penting untuk mencegah terangkatnya skapula; juga nervus thoracodorsalis harus diidentifikasi dan dipertahankan agar tidak menyebabkan kelumpuhan latissimus dorsi. 4. Jika anda mendapatkan tekanan berlebihan ketika menutup kulit, anda harus lebih mengerok flap kulit, karena tekanan berlebihan bisa menyebabkan nekrosis. Jika kulit penutup kurang, pertimbangkan split skin graft. 5. Opsi untuk rekonstruksi dini harus dibicarakan dengan pasien sebelum operasi. 41
- Page 2 and 3: TEKNIK BEDAH UMUM M.E. Foster MChir
- Page 4 and 5: PREFACE A training in surgery is ve
- Page 6 and 7: 1 MULAI DAN AKHIR OPERASI 1
- Page 8 and 9: 1 INSISI MULAI DAN AKHIR Syarat ins
- Page 10 and 11: 1 LAPAROTOMI MULAI DAN AKHIR Laparo
- Page 12 and 13: 1 PENUTUPAN LUKA MULAI DAN AKHIR Pe
- Page 14 and 15: 1 LAPAROSKOPI MULAI DAN AKHIR Tekni
- Page 16 and 17: 1 DIATERMI MULAI DAN AKHIR Diatermi
- Page 18 and 19: 2 NODUS, NODULUS DAN LAIN-LAIN 15
- Page 20 and 21: EKSISI LIPOMA 2 Indikasi Kosmetik P
- Page 22 and 23: EKSISI KELENJAR GETAH BENING 2 Indi
- Page 24 and 25: 3 HERNIA 21
- Page 26 and 27: HERNIOTOMI INGUINAL 3 Perlu Sabar d
- Page 28 and 29: HERNIORAFI INGUINAL 3 Lakukan trans
- Page 30 and 31: HERNIORAFI FEMORAL 3 Tutup jaringan
- Page 32 and 33: REPAIR HERNIA UMBILIKAL 3 Penting u
- Page 34 and 35: REPAIR HERNIA EPIGASTRIK 3 Indikasi
- Page 36 and 37: REPAIR HERNIA INSISIONAL 3 Jaringan
- Page 38 and 39: 4 EKSISI BENJOLAN PAYUDARA PAYUDARA
- Page 40 and 41: 4 EKSISI LEBAR DAN PEMBERSIHAN AKSI
- Page 44 and 45: 4 MASTEKTOMI SUBKUTAN PAYUDARA Indi
- Page 46 and 47: 4 EKSISI DUKTUS MAYOR-OPERASI HADFI
- Page 48 and 49: 5 GASTROINTESTINAL ATAS 47
- Page 50 and 51: ESOFAGO-GASTRODUODENOSKOPI 5 Lambun
- Page 52 and 53: PERCUTANEOUS ENDOSCOPIC GASTROSTOMY
- Page 54 and 55: GASTROENTEROSTOMI 5 Biasanya tidak
- Page 56 and 57: Indikasi OPERASI UNTUK PERDARAHAN T
- Page 58 and 59: KOLESISTEKTOMI LAPAROSKOPIK 5 Denga
- Page 60 and 61: KOLESISTEKTOMI TERBUKA 5 Indikasi 1
- Page 62 and 63: KOLESISTEKTOMI TERBUKA 5 Eksplorasi
- Page 64 and 65: SPLENEKTOMI 5 Selanjutnya sisa liga
- Page 66 and 67: 6 APENDEKTOMI GASTROINTESTINAL BAWA
- Page 68 and 69: 6 RESEKSI USUS HALUS GASTROINTESTIN
- Page 70 and 71: 6 DIVERTIKULEKTOMI MECKEL GASTROINT
- Page 72 and 73: 6 HEMIKOLEKTOMI DEKSTRA GASTROINTES
- Page 74 and 75: 6 HEMIKOLEKTOMI SINISTRA GASTROINTE
- Page 76 and 77: 6 OPERASI HARTMANN GASTROINTESTINAL
- Page 78 and 79: 6 PEMBENTUKAN LOOP COLOSTOMY GASTRO
- Page 80 and 81: 6 PEMBENTUKAN END ILEOSTOMY GASTROI
- Page 82 and 83: 6 PEMBENTUKAN LOOP ILEOSTOMY GASTRO
- Page 84 and 85: 6 PENUTUPAN LOOP ILEOSTOMY GASTROIN
- Page 86 and 87: 7 ANAL/ PERIANAL 87
- Page 88 and 89: Indikasi Banding hemoroid dikerjaka
- Page 90 and 91: Indikasi Hemoroid eksterna (derajat
4 MASTEKTOMI PATEY MODIFIKASI<br />
PAYUDARA<br />
40<br />
Indikasi<br />
Bukti sitologis adanya karsinoma payudara<br />
Persiapan<br />
1. Anestesi umum<br />
2. Profilaksis anti-DVT-stockings, heparin.<br />
3. Posisi terlentang dengan lengan pada<br />
papan. Occlusive stockinette dressing<br />
dipakai untuk memungkinkan perasat lengan<br />
selama operasi.<br />
Prosedur<br />
Beri tanda batas-batas untuk insisi kulit sebelum<br />
memulai operasi. Batas harus paling sedikit 3<br />
cm dari tumor. Petunjuk anatomis untuk operasi<br />
dibatasi di medial oleh sternum, lateral oleh latissimus<br />
dorsi, superior oleh klavikula dan inferior<br />
oleh suatu titik 1-2 cm di bawah lipatan bawah<br />
payudara (inframammary fold).<br />
Gbr 4.9<br />
Setelah insisi pisahkan skin flap dari jaringan<br />
payudara di bawahnya. Mulai dengan flap atas.<br />
Tempatkan tiga pasang forsep jaringan pada<br />
jaringan subkutis dari batas kulit dan minta<br />
asisten untuk melakukan traksi. Ke arah kaudal<br />
kenakan traksi jaringan payudara dengan arah<br />
berlawanan.<br />
Diseksi harus dilakukan dengan sasaran<br />
ketebalan 3-4 mm ke arah medial dan tambah<br />
kira-kira 6-8 cm ke arah lateral.<br />
Gbr 4.10<br />
Periksa<br />
ketebalan<br />
Saat pinggir bawah klavidula ditemukan, mulai<br />
diseksi lebih dalam sampai terlihat fasia di atas<br />
pectoralis mayor. Diseksi ini bisa dilakukan<br />
dengan pisau ataupun diatermi.<br />
Perdarahan dari pembuluh darah yang tembus<br />
biasa dijumpai saat diseksi mendekati sternum<br />
dan ini harus dikendalikan cepat dengan diatermi<br />
koagulasi atau diikat. Flap inferior diangkat<br />
dengan cara serupa.<br />
Setelah perdarahan di dasar payudara berhenti,<br />
alihkan perhatian anda ke aksila. Kupas<br />
payudara ke arah lateral sampai pinggir anterior<br />
latissimus dorsi dicapai. Pectoralis mayor di<br />
retraksi ke arah medial untuk memaparkan pectoralis<br />
minor. Selanjutnya pectoralis minor<br />
diretraksi ke arah medial dan anterior. Kemudian<br />
sebuah jari dijalankan di bawah otot dan otot<br />
dipotong dekat dengan titik insersi nya ke processus<br />
coracoid dari skapula.<br />
Gbr 4.11