GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
terdapat kondisi spesifik seperti radiasi yang menginduksi stenosis atau restenosis<br />
setelah CEA, dipertimbangkan untuk menjalani CAS (AHA/ASA, Class IIb, Level of<br />
evidence B). 1<br />
g. CAS pada kondisi diatas dapat dilakukan oleh operator dengan risiko periprosedural<br />
terhadap kesakitan dan kematian sebesar 4-6%, sesuai dengan penelitian pada CEA<br />
dan CAS (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidence A). 1<br />
h. Pada pasien dengan oklusi carotid ekstrakranial EC/IC bypass<br />
(ekstrakranial/intrakranial) tidak rutin dikerjakan (AHA/ASA, Class III, Level of<br />
evidence A). 1<br />
i. Terapi pengobatan optimal, termasuk anti trombosit, terapi statin dan modifikasi<br />
faktor risiko direkomendasikan pada semua pasien dengan stenosis arteri karotis dan<br />
TIA atau stroke seperti pada guidelines lainnya (AHA/ASA, Class I, Level of evidence<br />
B). 1<br />
2. Penyakit vertebrobasiler ekstrakranial<br />
a. Terapi obat optimal, termasuk antitrombotik, terapi statin dan modifikasi faktor risiko<br />
direkomendasikan pada semua pasien dengan stenosis arteri vertebralis dan TIA atau<br />
stroke seperti pada guidelines lainnya (AHA/ASA, Class I, Level of evidence B). 1<br />
b. Pengobatan dan pembedahan endovaskuelr pada pasien dengan stenosis<br />
vertebrobasiler ekstrakranial dapat dipertimbangkan jika pasien tetap memiliki gejala<br />
setelah pengobatan optimal (terapi antitrombotik, terapi statin dan modifikasi faktor<br />
risiko) (AHA/ASA, Class IIb, Level of evidence C). 1<br />
3. Atherosclerosis intracranial<br />
a. Pasien stroke atau TIA dengan stenosis pembuluh darah di intrakranial 50-99%,<br />
aspirin direkomendasikan dibandingkan warfarin (AHA/ASA, Class I, Level of<br />
evidence B). studi WASID memberikan perlakuan dengan memberikan aspirin<br />
1300mg/hari, namun dosis optimal aspirin pada setiap populasi belum dapat<br />
ditentukan. Berdasarkan data untuk keamanan dan keefektifitasan secara umum,<br />
direkomendasikan dosis aspirin 50 mg sampai 335 mg setiap hari (AHA/ASA, Class I,<br />
Level of evidence B). 1<br />
b. Pasien stroke atau TIA dengan stenosis pembuluh darah di intrakranial 50-99%,<br />
tekanan darah < 140/90 mmHg dan kolesterol < 200 mg/dl merupakan target<br />
pemeliharaan jangka panjang yang dapat disarankan (AHA/ASA, Class IIa, Level of<br />
evidence B). 1<br />
98