GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011 GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
2. Kus Harianto U, Amar Joesoef A, Alif S. Perbandingan efektifitas tolteridine dengan amitriptilin pada penderita stroke akut dengan inkontinensia urin. 3. Harari D, Norton C, Lockwood L, Swift C. Treatment of constipation and Fecal Incontinence in stroke patient: Randomized Controlles Trial. Journal of American Hearth Association. Stroke 2004; 35; 2549-2555. 11. Depresi a. Prevensi dan Deteksi Terdapat bukti kuat tentang pencegahan depresi pascastroke dengan antidepresan pada stroke yang nondepresi (EBRSR, Level of evidence Ia). Deteksi dan diagnosisnya sering inkonsisen. Kepatuhan terhadap guideline skrining masih rendah dan ditemukan banyak hambaan untuk skrining rutin termasuk dalam hal waktu dan kepedulian akan alar=t skrining yang ada. b. Penatalaksanaan Terapi Farmakologik i. Antidepresan heterosiklik, misalnya Nortriptilin, Amitriptilin, Imipramin, ii. dan Mianserin. (EBRSR, Level of evidence Ia). 1 Selective Serotonin reuptake inhibitor (SSRI), misalnya Citalopram, Fluoxetin, Maprotilin, dan Sertralin (EBRSR, Level of evidence level Ia). 1 iii. Preparat GABA, seperti nefiracetam (EBRSR, Level of evidence Ib) 1 iv. Psikostimulan, seperti methylphenidate, (EBRSR, Level of evidence Ib) 1 v. Serotonin Noreepinefrin Reuptake Inhibitor (SNRI), seperti Venlafaxine HCL (EBRR, Level of evidence II). 1 Terapi Non Farmakologik i. Latihan Fisik (EBRSR, Level of evidence Ia) 1 ii. KEPUSTAKAAN Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (RTMS) (EBRSR, Level of evidence Ib) 1 iii. Speech therapy (EBRSR, Level of evidence Ib) 1 iv. Terapi perilaku kognitif (EBRSR, Level of evidence Ib) 1 v. Electroconvulsive Therapy (ECT) (EBRSR, Level of evidence II) 1 1. Teasel R, Foley NC, Bogal SK et al. An evidence Based Review of Stroke Rehabilitation. Available at: Top Stroke Rehabil 2003; 10 (1):29-58. www.thomasland.com 75
BAB VI PENATALAKSANAAN KHUSUS STROKE AKUT A. Penatalaksanaan Stroke Iskemik 1. Pengobatan terhadap hipertensi pada stroke akut (lihat Bab V.A Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Stroke Akut). 1 2. Pemberian obat yang dapat menyebabkan hipertensi tidak direkomendasikan diberikan pada kebanyakan pasien stroke iskemik (AHA/ASA, Level of evidence A). 2 3. Pengobatan terhadap hipoglikemia atau hiperglikemia (lihat bab VI.B Penatalaksanaan Gula Darah pada Stroke Akut). 1 4. Strategi untuk memperbaiki aliran darah dengan mengubah reologik darah secara karakteristik dengan meningkatkan tekanan perfusi tidak direkomendasikan (grade A). 2 5. Pemberian terapi trombolisis pada stroke akut (lihat bab VII.A Prosedur Aplikasi Pemberian Terapi Trombolisis rTPA pada Stroke Iskemik Akut). 6. Pemberian antikoagulan a. Antikoagulasi yang urgent dengan tujuan mencegah timbulnya stroke ulang awal, menghentikan perburukan deficit neurologi, atau memperbaiki keluaran setelah stroke iskemik akut tidak direkomendasikan sebagai pengobatan untuk pasien dengan stroke iskemik akut (AHA/ASA, Class III, Level of evidence A). 3 b. Antikoagulasi urgent tidak drekomendasikan pada penderita dengan stroke akut sedang sampai berat karena meningkatnya risiko komplikasi perdarahan intracranial (AHA/ASA, Class III, Level of evidence A). 3 c. Inisiasi pemberian terapi antikoagulan dlam jangka waktu 24 jam bersamaan dengan pemberian intravena rtPA tidak direkomendasikan (AHA/ASA, Class III, Level of evidence B). 3 d. Secara umum, pemberian heparin, LMWH atau heparinoid setelah stroke iskemik akut tidak bermanfaat. Namun, beberapa ahli masih merekomendasikan heparin dosis penuh pada penderita stroke iskemik akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis berat arteri karotis sebelum pembedahan. Kontraindikasi pemberian heparin juga termasuk infark besar >50%, hipertensi yang tidak dapat terkontrol, dan perubahan mikrovaskuler otak yang luas. 4 7. Pemberian antiplatelet 76
- Page 25 and 26: g. Skrining di populasi untuk menge
- Page 27 and 28: kontrol diabetes, memperbaiki kebia
- Page 29 and 30: heriditer atau yang didapat asimpto
- Page 31 and 32: TABEL II.2 Lanjutan Profil Risiko S
- Page 33 and 34: isiko stroke Alkohol Pengurangan se
- Page 35 and 36: HDL-C rendah Tidak ada konsensus tt
- Page 37 and 38: BAB III MANAJEMEN PRAHOSPITAL PADA
- Page 39 and 40: d. Memeriksa dan menilai gejala dan
- Page 41 and 42: BAB IV PENATALAKSANAAN UMUM STROKE
- Page 43 and 44: d. Pengendalian Peninggian Tekanan
- Page 45 and 46: Berikan Asetaminofen 650 mg bila su
- Page 47 and 48: . Berikan antibiotika atas indikasi
- Page 49 and 50: BAB V KEDARURATAN MEDIK STROKE AKUT
- Page 51 and 52: Class I, Level of evidence B). Untu
- Page 53 and 54: eseptor α1, β1, β2 tiap 10 menit
- Page 55 and 56: tinggi Fenilefrin * Agonis reseptor
- Page 57 and 58: B. Penatalaksanaan Gula Darah pada
- Page 59 and 60: Tabel IV.4. Infus insulin intravena
- Page 61 and 62: 3. Parsons MW, Barber PA, Desmond P
- Page 63 and 64: Pneumonia akibat disfagia atau gang
- Page 65 and 66: 4. Kedlaya, Divakara. Swallowing, N
- Page 67 and 68: 5. Ulkus Dekubitus a. Prevensi 1 M
- Page 69 and 70: Berikan suplemen vitamin dan minera
- Page 71 and 72: KEPUSTAKAAN 1. National Stroke Foun
- Page 73 and 74: KEPUSTAKAAN 1. Scottish Intercolleg
- Page 75: Terapi farmakologi hanya diberikan
- Page 79 and 80: hari dan dilanjutkan dengan oral 2x
- Page 81 and 82: 6 jam kemudian. Kecepatan pemberian
- Page 83 and 84: kraniotomi standar dapat dipertimba
- Page 85 and 86: a. Tatalaksana pasien PSA derajat I
- Page 87 and 88: e. Pada pasien yang gagal dengan te
- Page 89 and 90: BAB VII TERAPI SPESIFIK STROKE AKUT
- Page 91 and 92: B. Rekomendasi NIH tentang Response
- Page 93 and 94: KEPUSTAKAAN 1. Adams H, et al. 2007
- Page 95 and 96: f. Pilihan obat yang spesifik dan t
- Page 97 and 98: Tabel VIII.I Rekomendasi Pengelolaa
- Page 99 and 100: terdapat kondisi spesifik seperti r
- Page 101 and 102: 3. Faktor risiko kardiomiopati a. P
- Page 103 and 104: i. Penambahan aspirin pada terapi k
- Page 105 and 106: 4. Inheritage Trombophily a. Pasien
- Page 107 and 108: tinggi dari amyloid anginopati (mis
- Page 109 and 110: 10. Toksin botulinum direkomendasik
- Page 111 and 112: 3. Pasien mendapatkan pendidikan da
- Page 113 and 114: 3. Penggunaan stoking kompresi atau
- Page 115 and 116: c. Dikonsulkan ke professional yang
- Page 117 and 118: . visual neglect c. defisit memori
- Page 119 and 120: 3. National Clinical Guideline for
- Page 121 and 122: B. Rekomendasi Pemeriksaan Diagnost
- Page 123 and 124: c. Gambaran hiperdens dari arteri i
- Page 125 and 126: ultrasonografi vertebral ekstrakran
BAB VI<br />
PENATALAKSANAAN KHUSUS <strong>STROKE</strong> AKUT<br />
A. Penatalaksanaan Stroke Iskemik<br />
1. Pengobatan terhadap hipertensi pada stroke akut (lihat Bab V.A Penatalaksanaan<br />
Tekanan Darah pada Stroke Akut). 1<br />
2. Pemberian obat yang dapat menyebabkan hipertensi tidak direkomendasikan<br />
diberikan pada kebanyakan pasien stroke iskemik (AHA/ASA, Level of evidence A). 2<br />
3. Pengobatan terhadap hipoglikemia atau hiperglikemia (lihat bab VI.B<br />
Penatalaksanaan Gula Darah pada Stroke Akut). 1<br />
4. Strategi untuk memperbaiki aliran darah dengan mengubah reologik darah secara<br />
karakteristik dengan meningkatkan tekanan perfusi tidak direkomendasikan (grade<br />
A). 2<br />
5. Pemberian terapi trombolisis pada stroke akut (lihat bab VII.A Prosedur Aplikasi<br />
Pemberian Terapi Trombolisis rTPA pada Stroke Iskemik Akut).<br />
6. Pemberian antikoagulan<br />
a. Antikoagulasi yang urgent dengan tujuan mencegah timbulnya stroke ulang awal,<br />
menghentikan perburukan deficit neurologi, atau memperbaiki keluaran setelah stroke<br />
iskemik akut tidak direkomendasikan sebagai pengobatan untuk pasien dengan stroke<br />
iskemik akut (AHA/ASA, Class III, Level of evidence A). 3<br />
b. Antikoagulasi urgent tidak drekomendasikan pada penderita dengan stroke akut<br />
sedang sampai berat karena meningkatnya risiko komplikasi perdarahan intracranial<br />
(AHA/ASA, Class III, Level of evidence A). 3<br />
c. Inisiasi pemberian terapi antikoagulan dlam jangka waktu 24 jam bersamaan dengan<br />
pemberian intravena rtPA tidak direkomendasikan (AHA/ASA, Class III, Level of<br />
evidence B). 3<br />
d. Secara umum, pemberian heparin, LMWH atau heparinoid setelah stroke iskemik<br />
akut tidak bermanfaat. Namun, beberapa ahli masih merekomendasikan heparin dosis<br />
penuh pada penderita stroke iskemik akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi,<br />
diseksi arteri atau stenosis berat arteri karotis sebelum pembedahan. Kontraindikasi<br />
pemberian heparin juga termasuk infark besar >50%, hipertensi yang tidak dapat<br />
terkontrol, dan perubahan mikrovaskuler otak yang luas. 4<br />
7. Pemberian antiplatelet<br />
76