GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011 GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011
4. Latihan pergerakan seharusnya dipertimbangkan pada penderita dengan kemampuan ekstensi dari sendi pergelangan tangan sebesar 20 0 dan ekstensi dari jari sebesar 10 0 dan tidak memiliki gangguan kognitif atau gangguan sensorik 5. Latihan treadmill mungkin dapat digunakan pada beberapa penderita 6. Latihan berjalan dengan berbagai jenis lantai, lingkungan, langkah, kecepatan. 7. Alat bantu untuk ekstremitas bawah dapat dipertimbangkan jika dibutuhkan kestabilan lutut untuk latihan berjalan 8. Berjalan dengan alat bantu dapat dipertimbangkan untuk membantu mobilisasi, efisiensi dan keamanan jika diperlukan 9. Program-program harus disusun secara terstruktur untuk kegiatan latihan 10. Kelompok terapi, latihan sendiri atau dengan bantuan robot, mungkin memberikan kesempatan untuk latihan lebih giat. J. Rekomendasi untuk Latihan Sensorik 1. Latihan sensorik khusus dan stimulasi elektrik kutaneus dapat dipertimbangkan 2. Kacamata prisma mungkin diperlukan untuk penderita dengan gangguan visual (hemianopsia homonim) K. Rekomendasi Untuk Resiko Terjadinya Kerusakan Kulit 1. Pemeriksaan integritas kulit secara lengkap saat masuk dan memantau sedikitnya sehari kemudian. 2. Penggunaan teknik posisi yang tepat, pergerakan dan pemindahan serta penggunaan perlindungan semprot, pelumas, matras khusus, pakaian pelindung dan lapisan untuk menghindari kerusakan kulit akibat gesekan atau tekanan yang berlebihan. L. Rekomendasi Resiko Terhadap Trombosis Vena Dalam 1. Seluruh pasien dimobilisasi sesegera mungkin (pasien bergerak diatas tempat tidur, duduk, berdiri, dan bahkan berjalan). 2. Penggunaan UFH dosis rendah untuk mencegah thrombosis vena dalam/ emboli untuk pasien stroke iskemik dan kesulitan mobilisasi. LWMH atau heparinoid dapat digunakan sebagai alternatif pengganti UFH dosis rendah, khususnya pada pasien dengan riwayat efek samping heparin (misalnya, trombositopenia). 111
3. Penggunaan stoking kompresi atau alat kompresi pneumatik intermiten sebagai tambahan antikoagulan, sebagai alternatif pengganti antikoagulan pada pasien dengan perdarahan intraserebral, atau untuk pasien yang memiliki kontaindikasi pemberian antikoagulan. M. Rekomendasi Penanganan Fungsi Berkemih dan Pencernaan 1. Penilaian fungsi berkemih pada pasien stroke akut sesuai indikasi. Penilaian sebaiknya mencakup : a. Penilaian terhadap adanya retensi urin melalui penggunaan bladder scanner atau kateter b. Mengukuran frekuensi berkemih, volume dan control c. Penilaian terhadap adanya disuria 2. Penggunaan rutin kateter dalam (indwelling catheter) tidak direkomendasikan. Jika terjadi retensi berat, kateterisasi intermiten harus digunakan untuk pengosongan kandung kemih. 3. Rekomendasi dilepasnya kateter Foley dalam waktu 48 jam untuk menghindari resiko infeksi saluran kemih, namun, jika tetap digunakan, sebaiknya dilepaskan sesegera mungkin. 4. Rekomendasi penggunaan silver alloy-coated urinary catheters jika kateter diperlukan 5. Tidak terdapat bukti yang memadai untuk merekomendasikan atau untuk menentang penggunaan urodinamik disamping metode lain dalam menilai fungsi berkemih 6. Rekomendasi program bladder training individu dan diimplementasikan pada pasien yang mengalami inkontinensia urin 7. Rekomendasi program penanganan pencernaan pada pasien dengan konstipasi yang persisten atau inkontinensia alvi. N. Rekomendasi untuk Penanganan Disfagia 1. Seluruh pasien mendapatkan skrining disfagia dengan pemeriksaan menelan sebelum meemulai pemberian cairan atau makanan secara oral, menggunakan protocol pemeriksaan mdah dan tervalidasi di sevelah tempat tidur pasien. 2. Skrining menelan dilaukan oleh tenaga terlatih. 3. Jika skrining menelan didapatkan hasil yang abnormal, pemeriksaan menelan secara lengkap direkomendasikan untuk dilakukan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan oleh tenaga terlatih yang akan memastikan fisiologi menelan dan membuat rekomndasi mengenai penanganan dan terapi. 112
- Page 61 and 62: 3. Parsons MW, Barber PA, Desmond P
- Page 63 and 64: Pneumonia akibat disfagia atau gang
- Page 65 and 66: 4. Kedlaya, Divakara. Swallowing, N
- Page 67 and 68: 5. Ulkus Dekubitus a. Prevensi 1 M
- Page 69 and 70: Berikan suplemen vitamin dan minera
- Page 71 and 72: KEPUSTAKAAN 1. National Stroke Foun
- Page 73 and 74: KEPUSTAKAAN 1. Scottish Intercolleg
- Page 75 and 76: Terapi farmakologi hanya diberikan
- Page 77 and 78: BAB VI PENATALAKSANAAN KHUSUS STROK
- Page 79 and 80: hari dan dilanjutkan dengan oral 2x
- Page 81 and 82: 6 jam kemudian. Kecepatan pemberian
- Page 83 and 84: kraniotomi standar dapat dipertimba
- Page 85 and 86: a. Tatalaksana pasien PSA derajat I
- Page 87 and 88: e. Pada pasien yang gagal dengan te
- Page 89 and 90: BAB VII TERAPI SPESIFIK STROKE AKUT
- Page 91 and 92: B. Rekomendasi NIH tentang Response
- Page 93 and 94: KEPUSTAKAAN 1. Adams H, et al. 2007
- Page 95 and 96: f. Pilihan obat yang spesifik dan t
- Page 97 and 98: Tabel VIII.I Rekomendasi Pengelolaa
- Page 99 and 100: terdapat kondisi spesifik seperti r
- Page 101 and 102: 3. Faktor risiko kardiomiopati a. P
- Page 103 and 104: i. Penambahan aspirin pada terapi k
- Page 105 and 106: 4. Inheritage Trombophily a. Pasien
- Page 107 and 108: tinggi dari amyloid anginopati (mis
- Page 109 and 110: 10. Toksin botulinum direkomendasik
- Page 111: 3. Pasien mendapatkan pendidikan da
- Page 115 and 116: c. Dikonsulkan ke professional yang
- Page 117 and 118: . visual neglect c. defisit memori
- Page 119 and 120: 3. National Clinical Guideline for
- Page 121 and 122: B. Rekomendasi Pemeriksaan Diagnost
- Page 123 and 124: c. Gambaran hiperdens dari arteri i
- Page 125 and 126: ultrasonografi vertebral ekstrakran
- Page 127 and 128: D. Tes Diagnostik lain 1. Pemeriksa
- Page 129 and 130: subarakhnoid maka harus dilakukan d
- Page 131 and 132: 11. Latchaw et at. Recommendations
3. Penggunaan stoking kompresi atau alat kompresi pneumatik intermiten sebagai tambahan<br />
antikoagulan, sebagai alternatif pengganti antikoagulan pada pasien dengan perdarahan<br />
intraserebral, atau untuk pasien yang memiliki kontaindikasi pemberian antikoagulan.<br />
M. Rekomendasi Penanganan Fungsi Berkemih dan Pencernaan<br />
1. Penilaian fungsi berkemih pada pasien stroke akut sesuai indikasi. Penilaian sebaiknya<br />
mencakup :<br />
a. Penilaian terhadap adanya retensi urin melalui penggunaan bladder scanner atau<br />
kateter<br />
b. Mengukuran frekuensi berkemih, volume dan control<br />
c. Penilaian terhadap adanya disuria<br />
2. Penggunaan rutin kateter dalam (indwelling catheter) tidak direkomendasikan. Jika terjadi<br />
retensi berat, kateterisasi intermiten harus digunakan untuk pengosongan kandung kemih.<br />
3. Rekomendasi dilepasnya kateter Foley dalam waktu 48 jam untuk menghindari resiko<br />
infeksi saluran kemih, namun, jika tetap digunakan, sebaiknya dilepaskan sesegera<br />
mungkin.<br />
4. Rekomendasi penggunaan silver alloy-coated urinary catheters jika kateter diperlukan<br />
5. Tidak terdapat bukti yang memadai untuk merekomendasikan atau untuk menentang<br />
penggunaan urodinamik disamping metode lain dalam menilai fungsi berkemih<br />
6. Rekomendasi program bladder training individu dan diimplementasikan pada pasien yang<br />
mengalami inkontinensia urin<br />
7. Rekomendasi program penanganan pencernaan pada pasien dengan konstipasi yang<br />
persisten atau inkontinensia alvi.<br />
N. Rekomendasi untuk Penanganan Disfagia<br />
1. Seluruh pasien mendapatkan skrining disfagia dengan pemeriksaan menelan sebelum<br />
meemulai pemberian cairan atau makanan secara oral, menggunakan protocol<br />
pemeriksaan mdah dan tervalidasi di sevelah tempat tidur pasien.<br />
2. Skrining menelan dilaukan oleh tenaga terlatih.<br />
3. Jika skrining menelan didapatkan hasil yang abnormal, pemeriksaan menelan secara<br />
lengkap direkomendasikan untuk dilakukan. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan oleh<br />
tenaga terlatih yang akan memastikan fisiologi menelan dan membuat rekomndasi<br />
mengenai penanganan dan terapi.<br />
112