20.09.2016 Views

GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011

GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011

GUILDELINE STROKE PERDOSSI TAHUN 2011

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

i. Penambahan aspirin pada terapi klopidogrel yang diberikan pada populasi risiko<br />

tinggi akan meningkatkan risiko perdarahan bila dibandingkan pemakaian terapi<br />

klopidogrel saja, sehingga pemakaian rutin seperti ini tidak direkomendasikan untuk<br />

stroke iskemik atau TIA (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A). 1<br />

j. Pemberian aspirin dibandingkan klopidogrel menunjukkan hasil sedikit lebih baik<br />

untuk pencegahan sekunder stroke, tetapi tidak bermakna secara statistik. Sementara<br />

itu, pada kasus stroke iskemik, infark jantung dan kematian akibat vaskuler,<br />

klopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan aspirin 325mg (CAPRIE STUDY)<br />

(AHA/ASA <strong>2011</strong>). 1<br />

k. Pada penderita tidak toleran dengan aspirin, klopidogrel 75 mg atau extended release<br />

dypiridamole 2 x 200 mg dapat digunakan (AHA/ASA, Class IIa, Level of evidence<br />

B). 1<br />

l. Cilostazol (100 mg) 2 kali sehari menunjukkan efek yang signifikan terhadap kejadian<br />

stroke berulang dibandingkan plasebo (41,7% p= 0,0150; event rate/year cilostazol<br />

3,37% vs plasebo 5,78%) dan efektif untuk mencegah lakunar infark pada differential<br />

analysis. (Japanese Guidelines, Class I, Level of evidence A). 5<br />

m. Rasio terjadinya stroke serta rasio terjadinya perdarahan pada cilostazol secara<br />

signifikan lebih rendah bila dibandingkan aspirin. Penurunan relatif risiko terjadinya<br />

stroke, cilostazol vs aspirin adalah 25,7% p= 0,0357 (yearly late of cerebral infarction<br />

cilostazol 2,76% vs aspirin 3,37%). Penurunan risiko relative terjadinya perdarahan<br />

pada cilostazol terhadap aspirin sebesar 54,2% (p= 0,0004). Insiden perdarahan<br />

pertahun untuk cilostazol 0,77%, sedangkan aspirin 1,78% (Japanese Guidelines,<br />

Class I, Level of evidence A). 5<br />

n. Pada stroke iskemik aterotrombotik dan arterial stenosis simtomatik dianjurkan<br />

memakai cilostazol 100mg 2 kali sehari (AHA/ASA, Class I, Level of evidence A).<br />

o. Pada penelitian review (Jepang dan Cina) sebanyak 3477 pasien yang mebandingkan<br />

cilostazol dengan aspirin pada kejadian vascular event setelah stroke (stroke infak<br />

miokard atau kematian akibat gangguan vaskular), didapatkan cilostazol menurunkan<br />

risiko vascular event dengan risiko relatif 0,72 95%; CI 0,57 – 0,91, berdasarkan tipe<br />

stroke (iskemik atau perdarahan) adalah 33%; 95% CI 14-48%, sedangkan kejadian<br />

stroke perdarahan lebih rendah dengan penurunan risiko sebesar 74%; 95% CI 45-<br />

87%. 6<br />

p. Penderita dengan serebrovaskular iskemik yang sedang mendapat aspirin, tidak<br />

memiliki bukti bahwa peningkatan dosis aspirin memberikan keuntungan lebih.<br />

102

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!