04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

- 882 -<br />

psikotik, gambaran depresif diantara periode manic dan<br />

depresi, adanya gambaran depresi, jenis kelamin pria<br />

b. Faktor yang menandakan prognosis lebih baik: lamanya fase<br />

manik (durasi yang lebih singkat), onset yang muncul lebih<br />

lambat; gejala psikotik, pikiran untuk bunuh diri, dan<br />

masalah medis yang lebih sedikit.<br />

5. Depresi<br />

Gangguan depresi saat masa anak-anak dan remaja, riwayat<br />

episode depresi sebelumnya, gejala depresi subsindromal,<br />

distimia, dan gangguan cemas meningkatkan risiko depresi di<br />

masa depan. Prognosis lebih buruk pada depresi onset lambat.<br />

6. Gangguan obsesif kompulsif<br />

Sekitar 70% pasien mengalami perbaikan gejala namun<br />

gangguan obsesif kompulsif adalah penyakit kronis seumur<br />

hidup. 15% pasien mengalami perburukan dan 5% mengalami<br />

remisi total.<br />

7. Gangguan fobia<br />

Prognosis ditentukan oleh keparahan diagnosis, tingkat<br />

kemampuan sebelum timbul gejala, derajat motivasi untuk<br />

pengobatan, besarnya dukungan, serta kemampuan untuk<br />

menjalani pengobatan, regimen psikoterapeutik, atau keduanya.<br />

8. Gangguan stress paska trauma<br />

a. Prognosis pasien dengan gangguan stress paska trauma<br />

sulit untuk ditentukan karena bervariasi tiap pasien.<br />

b. Faktor yang berhubungan dengan prognosis yang baik<br />

diantaranya adalah pengobatan yang lebih dini, dukungan<br />

sosial sejak dini dan terus menerus, menghindari trauma<br />

berulang, dan tidak adanya gangguan psikiatrik lainnya.<br />

9. Penyakit Alzheimer<br />

Penyakit Alzheimer berhubungan dengan gangguan memori<br />

yang memburuk seiring waktu, pasien dengan penyakit<br />

Alzheimer juga menunjukkan gejala cemas, depresi, insomnia,<br />

agitasi, dan paranoia. Saat penyakitnya memburuk, pasien<br />

membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-harinya.<br />

Referensi<br />

1. Goldman HH. Review of general psychiatry. 5 th ed. New York:<br />

Lange, 2000.<br />

2. Gelder MG, Lopez-Ibor JJ, Andreasen N (eds). New oxford<br />

textbook of psychiatry.<br />

3. Oxford: Oxford university press, 2012.<br />

4. Kay J. Tasman A. Essential of psychiatry. West Sussex: John<br />

Wiley&Sons ltd, 2006<br />

5. Sorref S. Bipolar affective disorders [Internet]. [cited 2014 March<br />

6]. Available from:<br />

http://emedicine.medscape.com/article/286342-<br />

overview#aw2aab6b2b6aa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!