04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

- 871 -<br />

“Apakah anda pernah melihat hal-hal yang tidak benar-benar<br />

ada?”<br />

4. Nilai tilikan (insight) dan kemampuan menilai realitas<br />

(judgement)<br />

a. Tilikan<br />

Tanyakan kepada pasien untuk mendapatkan informasi<br />

mengenai tilikan pasien, seperti:<br />

“Apa yang membawa anda ke rumah sakit?”<br />

“Apakah yang menjadi masalah anda?”<br />

Khususnya perhatikan apakah pasien menyadari atau tidak<br />

bahwa suasana hati, pikiran atau adanya persepsi tertentu<br />

yang tidak normal atau merupakan bagian dari suatu<br />

penyakit.<br />

b. Kemampuan menilai realitas<br />

Nilailah kemampuan pasien dalam menilai realitas dengan<br />

melihat respons pasien terhadap situasi keluarga, pekerjaan,<br />

penggunaan uang, atau konflik interpersonal:<br />

"Bagaimana Anda akan mengelola hidup Anda jika Anda<br />

kehilangan pekerjaan Anda?"<br />

Perhatikan apakah keputusan dan tindakan pasien<br />

berdasarkan realitas atau berdasarkan impuls, pemenuhan<br />

keinginan atau gangguan isi pikir. Nilai-nilai apa yang<br />

tampaknya mendasari keputusan dan perilaku pasien?<br />

Bandingkan dengan standar kedewasaan pasien.<br />

Fungsi kognitif<br />

Lihat penilaian fungsi luhur<br />

Analisis Hasil Pemeriksaan<br />

Penampilan dan tingkah laku:<br />

a. Kesadaran<br />

• Sadar (komposmentis)<br />

Pemeriksa dapat berbicara dengan pasien dengan nada<br />

suara normal. Pasien dapat membuka mata spontan,<br />

melihat lawan bicaranya dan dapat merespons secara penuh<br />

dan tepat terhadap stimulus.<br />

• Letargis<br />

Pemeriksa harus berbicara dengan pasien dengan suara<br />

yang keras agar pasien fokus terhadap pemeriksa.<br />

• Somnolen<br />

Pasien cenderung mengantuk. Guncang pasien untuk<br />

membangunkan pasien.<br />

• Stupor/sopor<br />

Pasien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat<br />

seperti nyeri. Misalnya dengan mencubit tendon atau<br />

menggosok sternum.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!