04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

- 796 -<br />

- Presentasi di forum ilmiah<br />

c. Komunikasi <strong>Dokter</strong> – Komunitas<br />

- Penyuluhan masyarakat<br />

- Menyusun tulisan ilmiah<br />

Dalam buku ini, keterampilan komunikasi yang dibahasa adalah<br />

komunikasi dokter dan pasien.<br />

4. PROSES KONSULTASI<br />

a. Membuka Sesi Konsultasi<br />

1) Bangun sambung rasa dengan cara menyapa, bersalaman,<br />

memperkenalkan diri dan mengkonfirmasi identitas dan<br />

karakteristik pasien<br />

2) Jelaskan tujuan sesi, meminta persetujuan pasien bila<br />

diperlukan<br />

3) Identifikasi masalah utama pasien atau hal yang ingin<br />

dibicarakan pasien menggunakan pertanyaan pembuka yang<br />

sesuai (misal:”ada masalah apa?” atau ”apa yang bisa saya<br />

bantu?” atau “ada keluhan apa?”)<br />

4) Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan<br />

pasien tanpa memotong atau mengarahkan jawaban pasien.<br />

5) Konfirmasi masalah yang ada dan menanyakan adakah<br />

masalah lainnya (mis: ”jadi ada sakit kepala dan capek-capek,<br />

ada lagi yang lain?” atau “apakah ada perubahan dengan<br />

berat badan?”, dan lain-lain)<br />

b. Mengumpulkan Informasi<br />

1) Dorong pasien menceritakan perjalanan penyakitnya<br />

mulai awal sampai saat ini menggunakan kata-katanya<br />

sendiri (menggali apa yang menyebabkan kedatangannya hari<br />

ini)<br />

2) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup dengan tepat,<br />

dimulai dengan pertanyaan terbuka dilanjutkan dengan<br />

pertanyaan tertutup.<br />

3) Dengarkan pasien dengan penuh perhatian, membiarkan<br />

pasien menyelesaikan perkataannya tanpa diinterupsi,<br />

memberikan waktu bagi pasien untuk berpikir sebelum<br />

menjawab, atau meneruskan pembicaraan setelah jeda<br />

sejenak.<br />

4) Amati respon pasien secara verbal maupun non-verbal (mis:<br />

mendorong pasien berbicara, memberikan kesempatan<br />

kepada pasien untuk mengatur apa yang akan diutarakan,<br />

melakukan refleksi isi, membuat interpretasi bahasa tubuh,<br />

ucapan, ekspresi wajah)<br />

5) Klarifikasi kembali pernyataan pasien bila kurang jelas atau<br />

meminta penjelasan lebih lanjut (misalnya: ”bisa dijelaskan<br />

apa yang dimaksud dengan kepala terasa melayang?”)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!