04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

-606-<br />

Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:<br />

1. Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam<br />

3 kali pemberian per hari selama 1 minggu.<br />

2. Antihistamin sistemik:<br />

a. Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau<br />

b. Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan<br />

3. Topikal:<br />

Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%)<br />

Konseling dan Edukasi<br />

1. Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab erupsi.<br />

2. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di<br />

dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.<br />

3. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh dengan<br />

adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi.<br />

Kriteria Rujukan<br />

1. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan<br />

dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma Steven<br />

Johnson.<br />

2. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga<br />

sebagai penyebab :<br />

a. Uji tempel tertutup, bila negatif lanjutan dengan<br />

b. Uji tusuk, bila negatif lanjutkan dengan<br />

c. Uji provokasi<br />

3. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan<br />

standar dan menghindari obat selama 7 hari<br />

4. Lesi meluas<br />

Peralatan<br />

Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit<br />

Exanthematous Drug Eruption.<br />

Prognosis<br />

Prognosis umumnya bonam, jika pasien tidak mengalami komplikasi<br />

atau tidak memenuhi kriteria rujukan.<br />

Referensi<br />

1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan<br />

Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran<br />

Universitas Indonesia.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!