04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

-591-<br />

Lokasi predileksi di aksila, lipat paha, gluteal, perineum dan daerah<br />

payudara. Meskipun penyakit ini di aksila seringkali ringan, di<br />

perianal sering progresif dan berulang.<br />

Ada dua sistem klasifikasi untuk menentukan keparahan hidradenitis<br />

supuratif, yaitu dengan sistem klasifikasi Hurley dan Sartorius.<br />

1. Hurley mengklasifikasikan pasien menjadi tiga kelompok<br />

berdasarkan adanya dan luasnyajaringan parutdan sinus.<br />

a. TahapI : lesi soliter atau multipel, ditandai dengan<br />

pembentukan abses tanpa saluran sinus atau<br />

jaringan parut.<br />

b. Tahap II : lesi single atau multipel dengan abses berulang,<br />

ditandai dengan pembentukan saluran sinus dan<br />

jaringan parut.<br />

c. TahapIII : tahap yang palingparah, beberapa saluran saling<br />

berhubungan dan abses melibatkan seluruh<br />

daerah anatomi (misalnya ketiak atau pangkal<br />

paha).<br />

2. Skor Sartorius. Skor didapatkan dengan menghitung jumlah lesi<br />

kulit dan tingkat keterlibatan di setiap lokasi anatomi. Lesi yang<br />

lebih parah seperti fistula diberikan skor yang lebih tinggi dari<br />

pada lesi ringan seperti abses. Skor dari semua lokasi anatomi<br />

ditambahkan untuk mendapatkan skor total.<br />

Gambar 11.29 Hidradenitis supuratif<br />

Pemeriksaan Penunjang<br />

Pemeriksaan darah lengkap

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!