04.08.2016 Views

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

MENKES-514-2015-ttg-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-FASYANKES-1.compressed-edit

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Infeksi sekunder<br />

-569-<br />

Gambar 11.22 Dermatitis kontak alergik<br />

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)<br />

Penatalaksanaan<br />

1. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:<br />

a. Topikal (2 kali sehari)<br />

• Pelembab krim hidrofilik urea 10%.<br />

• Kortikosteroid: Desonid krim 0,05% (catatan: bila tidak<br />

tersedia dapat digunakan Fluosinolon asetonid krim<br />

0,025%).<br />

• Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan<br />

hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan Betametason<br />

valerat krim 0,1% atau Mometason furoat krim 0,1%).<br />

• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan<br />

pemberian antibiotik topikal.<br />

b. Oral sistemik<br />

• Antihistamin hidroksisin 2 x 25 mg per hari selama<br />

maksimal 2 minggu, atau<br />

• Loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.<br />

2. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari bahanbahan<br />

yang bersifat alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis,<br />

dan fisis, memakai sabun dengan pH netral dan mengandung<br />

pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari<br />

kontak alergen saat bekerja.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!