Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum
297mj3Q
297mj3Q
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
miskin yang tidak menjadi penerima program. Kondisi tersebut disebabkan terutama oleh a<strong>dan</strong>ya<br />
tenggang waktu antara pendataan yang dilakukan pada 2011 <strong>dan</strong> pelaksanaan program pada<br />
2013; <strong>dan</strong> juga tidak ada verifikasi. Penentuan keluarga penerima PKH dinilai cenderung lebih<br />
tepat karena ada peran fasilitator yang melakukan verifikasi. Sementara itu, pembagian Raskin<br />
oleh aparat lokal–yang tidak hanya menyasar keluarga sasaran, melainkan cenderung dibagi rata<br />
kepada semua keluarga atau kepada lebih banyak keluarga–tidak dinilai kurang tepat karena<br />
mereka menganggap bahwa semua orang membutuhkan beras.<br />
4.3.3 Manfaat Program atau Bantuan<br />
Berdasarkan hasil FGD <strong>dan</strong> wawancara, semua program/bantuan sangat bermanfaat bagi<br />
masyarakat <strong>dan</strong> desa. Tingkat manfaatnya bervariasi antarprogram/antarbantuan karena<br />
tergantung pada besarnya bantuan <strong>dan</strong> banyaknya penerima. Program/bantuan yang hanya<br />
menyasar kelompok tertentu cenderung hanya bermanfaat bagi kelompok tersebut. Secara<br />
umum, manfaat yang dirasakan dapat dikelompokkan ke dalam (i) peningkatan ketersediaan <strong>dan</strong><br />
kualitas infrastruktur, (ii) peningkatan akses, (iii) peningkatan layanan kesehatan <strong>dan</strong> pendidikan,<br />
(iv) tambahan <strong>dan</strong>a tunai <strong>dan</strong> sembako, (v) peningkatan pengetahuan <strong>dan</strong> keterampilan, (vi)<br />
peningkatan kondisi/kegiatan ekonomi, serta (vii) peningkatan kegiatan sosial.<br />
a) Infrastruktur<br />
Peningkatan ketersediaan <strong>dan</strong> kualitas infrastruktur dirasakan semua desa karena terdapat<br />
program pembangunan atau perbaikan jalan desa, jalan lingkungan atau gang, jaringan irigasi,<br />
sarana air bersih, <strong>dan</strong> gedung sekolah. Bahkan, ada beberapa desa yang menerima bantuan<br />
perbaikan jalan dari beberapa sumber, seperti desa studi di Jawa Tengah yang menerima bantuan<br />
perbaikan jalan/gang dari PNPM, Dana Aspirasi, ADD, <strong>dan</strong> Bantuan Provinsi. Bantuan perbaikan<br />
jalan bermanfaat dalam meningkatkan akses masyarakat <strong>terhadap</strong> berbagai fasilitas. Jalan di<br />
beberapa desa studi, khususnya di Jawa Tengah <strong>dan</strong> Kalimantan Barat, yang sebelumnya sulit<br />
dilalui kendaraan–terutama pada musim hujan–kini bisa dilalui kendaraan, minimal sepeda kayuh<br />
<strong>dan</strong> sepeda motor. Dengan demikian, masyarakat bisa menghemat waktu <strong>dan</strong> biaya transportasi.<br />
Harga jual hasil produksi pun sedikit meningkat karena ada peningkatan jumlah pembeli yang<br />
datang ke desa.<br />
Informan <strong>dan</strong> peserta FGD umumnya mengeluhkan masih kurangnya jumlah program/bantuan<br />
<strong>dan</strong> <strong>dan</strong>anya sehingga pembangunan infrastruktur berlangsung tidak menyeluruh <strong>dan</strong> harus<br />
bergilir. Sebagai contoh, <strong>dan</strong>a PPIP di Desa Toineke, NTT, hanya cukup untuk membangun jalan<br />
desa di dua dusun. Kenyataannya, dua dusun lainnya di desa tersebut juga membutuhkannya, <strong>dan</strong><br />
panjang jalan yang bisa dibangun pun terbatas.<br />
b) Pendidikan<br />
Bantuan pendidikan bermanfaat dalam menghemat biaya sekolah <strong>dan</strong> meningkatkan akses<br />
<strong>terhadap</strong> pendidikan. Dengan a<strong>dan</strong>ya bantuan <strong>dan</strong>a pendidikan melalui Program BOS, sekolah<br />
tingkat SD <strong>dan</strong> SMP telah membebaskan atau mengurangi biaya sekolah rutin. Karena <strong>dan</strong>a<br />
pendidikan anak tingkat SD <strong>dan</strong> SMP dapat dihemat, orang tua bisa lebih memfokuskan diri untuk<br />
mempersiapkan biaya sekolah anak‐anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan a<strong>dan</strong>ya<br />
keringanan biaya tersebut, masyarakat juga menjadi lebih mudah mencapai wajardikdas sembilan<br />
tahun bagi anak‐anak mereka. Selain itu, siswa tingkat SD–SMA yang mendapatkan bantuan<br />
pendidikan, khususnya melalui BSM, setiap semester menerima <strong>dan</strong>a tunai yang dapat digunakan<br />
untuk membeli perlengkapan sekolah. Dengan bisa dibelinya perlengkapan sekolah seperti<br />
seragam, sepatu, <strong>dan</strong> tas, penerima BSM yang umumnya berasal dari kelompok miskin menjadi<br />
The SMERU Research Institute<br />
31