30.06.2016 Views

Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum

297mj3Q

297mj3Q

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

antara laki‐laki <strong>dan</strong> perempuan pada tahap awal FGD yang kemudian dipisahkan pada tahap akhir.<br />

Pemisahan peserta laki‐laki <strong>dan</strong> perempuan dalam FGD masyarakat bertujuan menangkap<br />

pan<strong>dan</strong>gan perempuan <strong>dan</strong> laki‐laki secara terpisah mengenai manfaat program/bantuan di desa<br />

<strong>dan</strong> perubahan kondisi perempuan dalam masyarakat.<br />

3.2.2 Survei<br />

Survei dilakukan di tingkat keluarga <strong>dan</strong> individu, yaitu anggota keluarga. 12 Keluarga didefinisikan<br />

sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah <strong>dan</strong> masih mempunyai hubungan<br />

kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi, <strong>dan</strong> lainnya. Menurut<br />

Ba<strong>dan</strong> Pusat Statistik (BPS), ada dua jenis keluarga, yaitu keluarga inti <strong>dan</strong> keluarga luas. Konsep<br />

keluarga yang digunakan dalam penelitian ini adalah keluarga luas, yaitu keluarga yang terdiri atas<br />

ayah, ibu, anak yang belum menikah, anak yang berstatus janda/duda tanpa anak, cucu, orang<br />

tua, mertua, <strong>dan</strong> kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga. Tanggungan yang<br />

dimaksud di sini adalah tanggungan untuk kebutuhan konsumsi atau makan sehari‐hari.<br />

Pengecualian untuk anggota keluarga yang telah menikah serta anak yang berstatus janda/duda<br />

<strong>dan</strong> memiliki anak: meski merupakan tanggungan kepala keluarga, mereka tidak dimasukkan<br />

sebagai bagian dari keluarga.<br />

Survei ini menggunakan kuesioner yang telah didigitalisasi sehingga pendataan dilakukan dengan<br />

menggunakan komputer tablet. Proses pendataan dilakukan oleh sepuluh pendata dari wilayah<br />

setempat yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari peneliti SMERU. Hal yang digali<br />

melalui survei ini adalah informasi dasar tentang seluruh anggota keluarga, informasi tentang<br />

anggota keluarga yang bermigrasi, informasi tentang kondisi rumah <strong>dan</strong> penghidupan, informasi<br />

tentang kesehatan keluarga, informasi tentang anggota keluarga perempuan yang bekerja, <strong>dan</strong><br />

informasi tentang anggota keluarga perempuan yang pernah atau se<strong>dan</strong>g hamil <strong>dan</strong> berusia di<br />

bawah 50 tahun.<br />

Di setiap desa dipilih 100 keluarga miskin dari dua dusun yang terdiri atas keluarga yang dikepalai<br />

perempuan (KKP) <strong>dan</strong> keluarga yang dikepalai laki‐laki (KKL). 13 Persyaratan keluarga terpilih<br />

adalah keluarga yang tidak berencana pindah, usia kepala keluarga atau pasangannya 15–64<br />

tahun, <strong>dan</strong> terdapat anggota perempuan di dalamnya. Alasan dipilihnya keluarga miskin yang<br />

memiliki anggota perempuan adalah karena fokus penelitian ini memang penghidupan<br />

perempuan miskin. 14 Pemilihan keluarga di setiap dusun didasarkan atas hasil FGD dusun. Jika<br />

jumlah keluarga miskin dari kedua dusun masih kurang dari 100, dilakukan penambahan keluarga<br />

miskin dari dusun lain di desa yang sama berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa <strong>dan</strong><br />

kepala dusun yang baru dipilih.<br />

12<br />

Berbeda dengan satuan pendataan nasional yang menggunakan unit rumah tangga, penelitian ini menggunakan unit<br />

keluarga. Alasan pemilihan keluarga–bukan rumah tangga–sebagai unit analisis adalah karena keputusan terkait<br />

penghidupan umumnya diambil di tingkat keluarga, bukan rumah tangga.<br />

13<br />

Jumlah KKP <strong>dan</strong> KKL yang didata di setiap wilayah studi diusahakan berada dalam perbandingan 50 : 50. Namun,<br />

kenyataannya, di seluruh wilayah studi, angka perbandingan ini sangat sulit dicapai. Di beberapa wilayah studi, peneliti<br />

juga mengalami kesulitan untuk menemukan keluarga yang mengakui bahwa kepala keluarganya perempuan, misalnya<br />

di TTS yang jumlah KKP‐nya sangat sedikit karena di wilayah ini perceraian sangat dihindari (baik secara agama maupun<br />

secara adat). Penentuan jumlah sampel sebanyak 100 keluarga miskin dilakukan untuk memastikan signifikansi hasil<br />

secara statistik di tingkat desa.<br />

14<br />

Sampel perempuan miskin dalam penelitian ini adalah perempuan dari keluarga miskin. Asumsi yang digunakan adalah<br />

bahwa seluruh anggota keluarga miskin adalah orang miskin. Oleh karena itu, semua penyebutan dalam laporan ini yang<br />

berkaitan dengan anggota keluarga miskin, misalnya perempuan miskin ataupun anak miskin, mengacu pada orangorang<br />

yang merupakan bagian dari keluarga miskin.<br />

The SMERU Research Institute<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!