30.06.2016 Views

Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum

297mj3Q

297mj3Q

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

II. TINJAUAN PUSTAKA PENGHIDUPAN<br />

PEREMPUAN<br />

Literatur mengenai penghidupan perempuan miskin diperlukan sebagai acuan untuk<br />

mendapatkan gambaran umum tentang konsep permasalahan yang dihadapi perempuan miskin<br />

dalam rangka melihat lebih mendalam kondisi perempuan miskin yang menjadi fokus dalam studi<br />

ini. Bagian ini membahas studi‐studi terdahulu mengenai kondisi penghidupan perempuan miskin<br />

baik di Indonesia maupun di luar Indonesia, khususnya pada lima tema, yaitu program<br />

perlindungan sosial, pekerjaan, migrasi, kesehatan reproduksi ibu, serta kekerasan <strong>terhadap</strong><br />

perempuan. Kondisi perempuan pada kelima tema penghidupan tersebut digambarkan melalui<br />

hasil‐hasil penelitian terdahulu <strong>dan</strong> data statistik terkait.<br />

Minimnya keberadaan program perlindungan sosial yang ditujukan khusus bagi perempuan <strong>dan</strong><br />

rendahnya peran perempuan dalam progam perlindungan sosial dapat menjadi penyebab<br />

rendahnya akses perempuan <strong>terhadap</strong> progam perlindungan sosial yang disediakan pemerintah.<br />

Dalam hal pekerjaan, perempuan masih menghadapi diskriminasi seperti perbedaan upah <strong>dan</strong><br />

perbedaan jenis pekerjaan antara laki‐laki <strong>dan</strong> perempuan. Rendahnya tingkat pendidikan<br />

perempuan juga turut menyebabkan marginalisasi perempuan di sektor pekerjaan. Bagi sebagian<br />

perempuan, migrasi menjadi pilihan untuk memperoleh pekerjaan <strong>dan</strong> penghasilan yang lebih<br />

baik. <strong>Perempuan</strong> pekerja migran menghadapi berbagai persoalan seperti eksploitasi, biaya migrasi<br />

yang tinggi, <strong>dan</strong> minimnya perlindungan. Terkait kesehatan reproduksi ibu, minimnya akses<br />

perempuan <strong>terhadap</strong> fasilitas kesehatan <strong>dan</strong> tenaga kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh<br />

minimnya fasilitas, tetapi juga oleh rendahnya kesadaran <strong>dan</strong> tingkat pendidikan masyarakat akan<br />

pentingnya hal tersebut. Dalam hal kekerasan, cukup banyak kekerasan yang dialami oleh<br />

perempuan, tetapi kasusnya tidak banyak yang terungkap. Persoalan budaya <strong>dan</strong> rendahnya<br />

pemahaman masyarakat mengenai isu ini menjadi faktor tidak terungkapnya kekerasan <strong>terhadap</strong><br />

perempuan.<br />

2.1 Program Perlindungan Sosial<br />

Program perlindungan sosial dipan<strong>dan</strong>g sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi<br />

kemiskinan <strong>dan</strong> melindungi masyarakat miskin. Istilah perlindungan sosial mencakup beragam<br />

inisiatif kebijakan <strong>dan</strong> pelayanan untuk mengatasi kemiskinan, pengucilan, <strong>dan</strong> kerentanan guna<br />

meningkatkan kesejahteraan manusia, memfasilitasi kohesi sosial, serta berkontribusi bagi kinerja<br />

ekonomi <strong>dan</strong> pertumbuhan yang berkeadilan (Singh <strong>dan</strong> McLeish, 2014). Di Indonesia, beberapa<br />

bentuk program perlindungan sosial yang ada yaitu bantuan langsung tunai, subsidi beras,<br />

bantuan bagi siswa sekolah, <strong>dan</strong> jaminan kesehatan. Diharapkan bahwa program‐program<br />

perlindungan sosial tersebut akan mampu melindungi masyarakat miskin dari guncangan,<br />

meningkatkan pendapatan mereka, <strong>dan</strong> nantinya akan meningkatkan investasi dalam hal sumber<br />

daya manusia. Sebagaimana dikemukakan Roelen (2014), program perlindungan sosial bagi<br />

masyarakat miskin ditujukan untuk menghilangkan keterbatasan individu sehingga individu<br />

tersebut dapat keluar dari kemiskinan <strong>dan</strong> memperbaiki kondisi hidupnya.<br />

Telah diakui bahwa program perlindungan sosial dapat menjadi jaring pengaman bagi<br />

penghidupan masyarakat miskin. Namun, program perlindungan sosial yang ada sering kali gagal<br />

mendukung kelompok marginal, termasuk perempuan (Cameron, 2014: 2). Kegagalan<br />

merangkul kelompok perempuan disebabkan oleh beberapa faktor:<br />

The SMERU Research Institute<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!