06.05.2016 Views

Tuntunan Manasik Ibadah Umrah

Tuntunan tata cara dan panduan Manasik untuk menjalankan Ibadah Umrah

Tuntunan tata cara dan panduan Manasik untuk menjalankan Ibadah Umrah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DAFTAR ISI<br />

DAFTAR ISI .............................................................................. 2<br />

DEFINISI UMRAH .................................................................... 4<br />

DALIL-DALIL IBADAH UMRAH ................................................. 5<br />

HUKUM UMROH .................................................................... 6<br />

SYARAT UMRAH ..................................................................... 7<br />

RUKUN UMROH ................................................................... 10<br />

A. Ihram ........................................................................ 11<br />

B. Tawaf ........................................................................ 13<br />

C. Sa’i ............................................................................ 15<br />

D. Tahallul ..................................................................... 16<br />

E. Tertib ........................................................................ 17<br />

DAM DI DALAM IHRAM ........................................................ 17<br />

DOA-DOA DALAM IBADAH UMRAH ..................................... 23<br />

A. DOA BERANGKAT HAJI / UMRAH ............................. 23<br />

B. DOA PULANG/KEMBALI DARI HAJI DAN UMRAH ..... 24<br />

C. DOA PULANG DARI HAJI/UMRAH SAAT KENDARAAN<br />

HAMPIR SAMPAI .............................................................. 25<br />

D. DOA/WIRID TAWAF (KELILING KA'BAH) ................... 26<br />

E. BACAAN DOA SETELAH KELUAR MASJID DAN AKAN SA'I<br />

KE SHAFA DAN MARWAH ................................................ 34<br />

2 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


F. BACAAN DOA SETELAH SA'I ...................................... 34<br />

TEMPAT MIQAT IBADAH HAJI DAN UMRAH ........................ 35<br />

ISTILAH-ISTILAH DALAM IBADAH UMRAH ........................... 36<br />

3 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Pada dasarnya orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah<br />

mengenal ibadah haji dan umroh. <strong>Ibadah</strong> ini mereka warisi<br />

dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan<br />

disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih<br />

tetap ada, seperti thawaf, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya<br />

saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan<br />

syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan<br />

memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apaapa<br />

yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat),<br />

sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul.<br />

Sebenarnya antara umroh dan haji itu hampir sama, namun<br />

ada sedikit hal yang membedakan antara keduanya. <strong>Ibadah</strong><br />

umrah disebut juga dengan haji kecil ini merupakan ibadah<br />

yang tak terpisahkan dengan ibadah haji. Akan tetapi, ibadah<br />

umrah dapat juga dilakukan sendiri baik di luar musim haji<br />

atau di dalam musim haji.<br />

DEFINISI UMRAH<br />

االعتمار Umroh secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu<br />

yang bermakna الزيارة (berpergian). Sedangkan pengertian<br />

umroh dalam terminologi ilmu fiqih adalah berpergian menuju<br />

ke baitullah untuk melaksanakan serangkaian ibadah umroh,<br />

yakni tawaf dan sa’i. Atau dengan kata lain datang ke baitullah<br />

untuk melaksanakan umroh dengan syarat-syarat yang telah<br />

ditentukan.<br />

4 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Dengan demikian, dalam definisi ibadah umroh ada 4 unsur<br />

penting. Yaitu berpergian, baitullah, rukun umroh<br />

(serangkaian ibadah umroh), dan syarat umroh.<br />

<strong>Umrah</strong> (bahasa Arab: ‏(عمرة adalah salah satu kegiatan ibadah<br />

dalam agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah<br />

ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual<br />

ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram.<br />

Pada istilah teknis syari'ah, <strong>Umrah</strong> berarti melaksanakan tawaf<br />

di Ka'bah dan sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai<br />

ihram yang diambil dari miqat. Sering disebut pula dengan haji<br />

kecil.<br />

Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat.<br />

<strong>Umrah</strong> dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap<br />

bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji<br />

hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara<br />

tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan<br />

sampai ke luar kota Mekkah.<br />

DALIL-DALIL IBADAH UMRAH<br />

1. Dalil Al-Quran<br />

Dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 196 Allah SWT.<br />

berfirman :<br />

وَ‏ أَتِمُّوا الْحَج َّ لِلِ‏ َّ ِ<br />

وَ‏ الْعُمْرَ‏ ‏َّةَ‏<br />

5 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah<br />

karena Allah.”<br />

2. Dalil Hadits<br />

Di dalam Hadits nabi menyebutkan dalam beberapa<br />

hadits mengenai umroh itu sendiri. Diantara hadits-hadits<br />

terebut adalah<br />

عُمْرَ‏ ةََّّفِى ‏َّرَ‏ مَضَانَََّّتَعْدِلََُّّحِ‏ ج ةََّّ)رواهَّابنَّماجه )<br />

Artinya :“Umroh pada bulan Ramadlan itu setara dengan<br />

Haji”. (Sunan Ibnu Majjah, hadits no 3106.)<br />

HUKUM UMROH<br />

Kalangan ahli fiqh menyepakati legalitas umroh dari segi syara’<br />

dan ia wajib bagi orang yang disyariatkan untuk<br />

menyempurnakannya. Namun mereka berbeda pendapat<br />

mengenai hukumnya dari segi wajib dan tidaknya ke dalam<br />

dua arus pendapat berikut.<br />

1. Sunnah Mu’akkadah.<br />

Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud, Imam Abu Hanifah,<br />

Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad menurut<br />

salah satu versi pendapat, juga Abu Tsaur dan kalangan<br />

mazhab Zaidiyah.<br />

Pendapat mereka didasarkan atas sabda Nabi SAW<br />

tatkala ditanya tentang umroh, apakah ia wajib atau<br />

tidak? Beliau menjawab,” Tidak. Namun jika kalian<br />

6 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


umroh, maka itu lebih baik,” Juga berdasarkan sabda<br />

Nabi SAW:<br />

الحجَّجهادَّوالعمرةََّّ‏ تطوع<br />

Artinya : “Haji adalah jihad, sementara umroh hanya<br />

tathawwu’ “<br />

Alasan lain, umroh adalah nask (ibadah) yang<br />

pelaksanannya tidak ditentukan waktu, maka ia pun<br />

tidak wajib sebagaimana halnya thawaf mujarrad.<br />

2. Wajib<br />

Terutama bagi orang-orang yang diwajibkan haji.<br />

Pendapat ini dianut oleh Imam Asy-Syafi’i menurut<br />

versi yang paling sahih di antara kedua pendapatnya,<br />

Imam Ahmad menurut vers lain, Ibnu Hazm, sebagian<br />

ulama mazhab Maliki, kalangan mazhab Imamiyyah,<br />

Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri.<br />

Pendapat ini juga merupakan pendapat mayoritas<br />

ulama dari kalangan sahabat dan lainnya, dan mereka<br />

bersepakat bahwa pelaksanannya hanya sekali seumur<br />

hidup sebagaimana halnya haji.<br />

SYARAT UMRAH<br />

Syarat umrah adalah perkara yang harus terpenuhi sebelum<br />

melakukan umroh (umrah). Secara umum, syarat-syarat haji<br />

dan umrah adalah sama ada 4 perkara, antara lain :<br />

7 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


1. Berakal sehat.<br />

<strong>Umrah</strong> tidak diwajibkan kepada orang tidak berakal (gila) dan<br />

tidak sah jika dilakukan.<br />

Orang gila sebenarnya tidak mempunyai beban atau bukan<br />

seorang mukallaf. Kalau dia naik haji atau umroh dan dapat<br />

melaksanakan kewaiban yang dilakukan oleh orang yang<br />

berakal, maka haji atau umrohnya itu tidak diberi pahala dari<br />

kewajiban ittu, sekalipun pada waktu itu akal sehatnya sedang<br />

datang kepadanya. Tapi kalau gilanya itu musiman dan bisa<br />

sadar (sembuh) sekitar pelaksanaan haji atau umroh, sampai<br />

melaksanakan kewajiban dan syarat-syaratnya dengan<br />

sempurna, maka dia wajib melaksanakannya. Tapi kalau<br />

diperkirakan waktu sadarnya itu tidak cukup untuk<br />

melaksanakan semua kegiatan-kegiatan haji atau umroh,<br />

maka kewajiban itu gugur.<br />

2. Baligh.<br />

<strong>Umrah</strong> tidak diwajibkan bagi kanak-kanak. Sah jika dilakukan<br />

tetapi tidak mengugurkan kewajiban anak tersebut untuk<br />

mengerjakan umrah setelah dewasa kelak. Anak kecil tidak<br />

diwajibkan berhaji atau pun umroh, baik yang sudah<br />

mumayyiz (anak sudah mulai bisa membedakan mana hal<br />

yang bermanfaat baginya dan mana hal yang membahanyakan<br />

dirinya) maupun yang belum. Kalau sudah mumayyiz ia naik<br />

haji atau umroh maka sah, tetapi pelaksanaan haji atau pun<br />

umroh yang sebelum mumayyiz itu merupakan sunnah dan<br />

kewajiban melaksanakan haji atau pun umroh tidak gugur.<br />

Setelah baligh dan bisa atau mampu, ia wajib melaksanakan<br />

8 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


haji atau pun umroh lagi, menurut kesepakatan ulama<br />

mazhab.<br />

3. Mampu.<br />

Mampu untuk menunaikannya sendiri ataupun mampu<br />

mengerjakannya dengan pertolongan orang lain (badal<br />

umrah).<br />

Secara sepakat para ulama mazhab menetapkan bisa atau<br />

mampu itu merupakan syarat kewajiban haji atau pun umroh,<br />

berdasarkan firman Alloh SWT dari surat Ali ‘Imron ayat 97<br />

yang berbunyi :<br />

فِيهَِّ‏ آيَات َّ بَيِنَات َّ<br />

م قَامَُّ‏ إِبْرَ‏ اهِيمََّ‏<br />

وَ‏ مَن<br />

َّ دَخَلَهُ‏ كَانََّ‏ آمِناَّ‏<br />

وَ‏ لِلِ‏ َّ ِ عَلَى الن اسِ‏ َّ<br />

حِ‏ جَُّّ‏ الْبَيْتَِّ‏ مَنَِّ‏ اسْتَطَاعََّ‏ إِلَيْهَِّ‏ سَبِيلَّ‏<br />

وَ‏ مَن كَفَرََّ‏ فَإِن َّ هللا<br />

غَنِي َّ عََّنَِّ‏<br />

الْعَالَمِينََّ‏<br />

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di<br />

antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya<br />

(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah<br />

kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang<br />

sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa<br />

mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha<br />

Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali<br />

‘Imron 97)<br />

4. Islam.<br />

9 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


<strong>Umrah</strong> tidak diwajibkan bagi orang kafir, dan tidak sah apabila<br />

dilakukan oleh orang kafir, demikian juga untuk orang yang<br />

murtad. Orang non muslim tidak sah dalam melaksanakan haji<br />

atau umrah. Jika dia berkunjung ke tanah suci bahkan<br />

mengikuti ibadah haji atau umrah seperti thawaf dan sa'i<br />

maka perjalanan haji atau umrahnya hanya sebatas<br />

melancong saja.<br />

5. Merdeka<br />

Maksud dari merdeka ini adalah tidak berstatus sebagai budak<br />

(hamba sahaya di masa Rasulullah Saw yang di masa modern<br />

ini hampir tidak ditemukan di dunia). Istilah merdeka juga bisa<br />

diartikan bebas dari tanggungan hutang dan tanggungan<br />

nafkah keluarga yang ditinggalkan<br />

RUKUN UMROH<br />

Rukun dalam ibadah umroh di bagi menjadi empat bagian<br />

yang mana tidak sah suatu ibadah umroh jika tidak<br />

mengerjakan rukun-rukun tersebut, rukun umroh antara lain :<br />

1. Ihram.<br />

2. Tawaf.<br />

3. Sa`i.<br />

4. Tahallul<br />

5. Tertib (berurutan)<br />

10 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


A. Ihram<br />

Bagi orang yang hendak beribadah umrah, maka ia wajib<br />

melakukan ihram krena hal tersebut bagian dari rukun umrah.<br />

Kewajiban-kewajiban ihram.<br />

Dalam ihram ada tiga hal yang wajib dilakukan yaitu :<br />

1. Niat.<br />

Tidak ada perbuatan yang dilakukan dengan sadar tanpa<br />

adanya niat. Niat sebagai motivasi dari perbuatan, dan niat<br />

merupakan hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan kata lain<br />

jika berihram dalam keadaan lupa atau main-main tanpa niat<br />

maka ihramnya batal.<br />

Lafadz niat umrah adalah :<br />

نويت العمرة وأحرمت بها هلل<br />

تعالى<br />

Teks latin: “Nawaitul umrota wa ahromtu biha lillahi ta'ala.”<br />

Artinya: Saya niat umrah dan ihram umrah karena Allah<br />

Ta’ala.<br />

2. Membaca Talbiyah.<br />

Lafadz talbiyah adalah :<br />

لَبَّيْكَََّ‏ اللّٰهُمَََّّلَبَّيْكََ.َّلَبَّيْكَََّلَََّشَرِ‏ يْكَََّّلَكَََّلَبَّيْكََ.َّاِنَََّّالْحَمْدَََّ‏<br />

وَالنِِّعْمَةَََّلَكَََّوَاْلمُلْكَََّلَََّشَ‏ رِيْكَََّلَكََ‏ .<br />

11 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


“labbaikallahumma labbaika, la syarika laka labbaika, innal<br />

hamda wan ni`mata laka wal mulka la syarika laka”.<br />

Artinya : “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku<br />

datang memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku<br />

dating memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,<br />

nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada<br />

sekutu bagi-Mu.”<br />

Waktu membaca talbiyah bagi orang yang berihram, dimulai<br />

dari waktu ihram.<br />

3. Memakai pakaian ihram.<br />

Para ulama madzhab sepakat bahwa lelaki yang ihram tidak<br />

boleh memakai pakaian yang terjahit, dan tidak pula kain<br />

sarung, juga tidak boleh memakai baju dan celana, dan tidak<br />

boleh pula yang menutupi kepala dan wajahnya.<br />

Kalau perempuan harus memakai penutup kepalanya, dan<br />

membuka wajahnya kecuali kalau takut dilihat lelaki dengan<br />

ragu-ragu. Perempuan tidakboleh memakai sarung tangan,<br />

tetapi boleh memakai sutera dan sepatu.<br />

Hal-hal yang disunnahkan pada waktu hendak ihram.<br />

Sebagaimana yang tercantum dalam buku Fiqh Lima Madzhab<br />

karya Muhammad Jawwad Mughniyah, berikut ini adalah halhal<br />

yang disunnahkan saat waktu hendak melaksanakan ihram<br />

:<br />

1. Membersihkan badan.<br />

2. Memotong kuku.<br />

12 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


3. Mencukur.<br />

4. Melakukan shalat ihram.<br />

5. Melebatkan rambut.<br />

6. Memakai wangi-wangian.<br />

Hal-hal yang dilarang dalam ihram.<br />

Sebagaimana yang tercantum dalam buku Fiqh Lima Madzhab<br />

karya Muhammad Jawwad Mughniyah, berikut ini adalah halhal<br />

yang dilarang dalam melaksanakan ihram :<br />

1. Kawin.<br />

2. Bersetubuh.<br />

3. Memakai wangi-wangian.<br />

4. Bercelak.<br />

5. Memotong kuku<br />

6. Memotong rambut<br />

7. Menebang pohon.<br />

8. Melihat dirinya di dalam cermin.<br />

9. Memakai pacar.<br />

10. Memakai payung dan penutup kepala.<br />

11. Memakai pakaian yang terjahit dan memakai cincin.<br />

12. Berbuat kefasikan dan bertengkar.<br />

13. Berbekam.<br />

14. Membunuh hewan.<br />

15. Memburu binatang.<br />

B. Tawaf<br />

Tawaf طواف)‏ / thawaf) adalah suatu ritual mengelilingi Ka'bah<br />

(bangunan suci di Mekkah) sebanyak tujuh kali sebagai bagian<br />

13 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Tawaf merupakan salah<br />

satu dari rukun umrah yang wajib di laksanakan, adapun<br />

mengenai pembagiannya, ulama membagi menjadi tiga<br />

bagian, yaitu :<br />

1. Tawaf Qudum.<br />

Tawaf ini dilakukan oleh orang-orang yang jauh (bukan<br />

orang mekkah dan sekitarnya) ketika memasuki<br />

mekkah.tawaf ini menyerupai sholat dua rakaat tahiyatul<br />

masjid. Tawaf ini hukumnya sunnah, dan yang<br />

meninggalkannya tidak dikenakan apa-apa.<br />

2. Tawaf Ziarah.<br />

Tawaf ini juga dinamakan tawaf ifadhah. Tawaf ini<br />

dilakukan oleh orang yang haji (bukan orang yang umrah)<br />

setelah melaksanakan manasik di mina, dinamakan tawaf<br />

ziarah karena meninggalkan mina dan menziarahi<br />

baitullah. Tapi juga dinamakan tawaf ifadhah karena ia<br />

telah kembali dari mina ke mekkah.<br />

3. Tawaf Wada`<br />

Tawaf ini merupakan perbuatan yang terakhir yang<br />

dilakukan oleh orang yang haji ketika hendak melakukan<br />

perjalanan meninggalkan mekkah.<br />

NAMA 4 (EMPAT) POJOK KA'BAH<br />

Setiap pojok (bahasa Arab: rukn) Ka'bah memiliki nama<br />

sendiri-sendiri sebagai berikut :<br />

1. Pojok sebelah timur: Hajar Aswad<br />

14 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


C. Sa’i<br />

2. Pojok sebelah utara: Rukun Iraqi<br />

3. Pojok sebelah barat: Rukun Syami<br />

4. Pojok sebelah selatan: Rukun Yamani<br />

<strong>Ibadah</strong> Sa'i merupakan salah satu rukun umrah yang dilakukan<br />

dengan berjalan kaki (berlari-lari kecil) bolak-balik 7 kali dari<br />

Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Kedua bukit yang<br />

satu sama lainnya berjarak sekitar 405 meter.<br />

Ketika melintasi Bathnul Waadi yaitu kawasan yang terletak di<br />

antara bukit Shafa dan bukit Marwah (saat ini ditandai dengan<br />

lampu neon berwarna hijau) para jama'ah pria disunatkan<br />

untuk berlari-lari kecil sedangkan untuk jama'ah wanita<br />

berjalan cepat.<br />

Hal-hal yang disunnahkan ketika sa’i<br />

Terdapat hal-hal yang disunnahkan bagi orang yang sedang<br />

melakukan sa`i diantaranya :<br />

1. Disunnahkan menaiki bukit shafa dan marwah serta<br />

berdo`a diatas kedua bukit tersebut sekehendak<br />

hatinya, baik masalah agama maupun dalam masalah<br />

dunia sambil menghadap ke baitullah.<br />

2. Melambaikan tangan ke hajar aswad.<br />

3. Minum air zam-zam.<br />

4. Menuangkan sebagian air ke tubuh.<br />

5. Keluar dari pintu yang tidak berhadapan dengan hajar<br />

aswad.<br />

15 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


6. Naik ke bukit shafa, menghadap ruknul iraqi, berhenti<br />

lama di shafa, dan bertakbir kepada Allah sebanyak<br />

tujuh kali.<br />

Barang siapa yang tidak mampu melakukan sa`i walau dengan<br />

mengendarai kendaraan, maka hendaklah meminta orang<br />

untuk mewakilinya, dan hajinya tetap sah. Boleh menoleh ke<br />

kanan, ke kiri, ke belakang ketika pergi dan pulang (kembali).<br />

Orang yang menambah lebih tujuh kali dengan sengaja, maka<br />

sa`i-nya dianggap batal, tetapi tidak batal kalau lupa. Apabila<br />

ragu-ragu dalam jumlah maka sa`inya tetap dianggap sah, dan<br />

tidak diwajibkan sesuatu apa-apa baginya.<br />

Kalau ia ragu apakah ia memulai dari shafa, yang berarti sa`inya<br />

sah, atau mulai dari yang lain yang menjadikan sa`i-nya<br />

batal, maka hal ini perlu diperhatikan: kalau orang yang ragu<br />

tersebut dalam hal jumlah dan bilangan, tidak mengetahui<br />

berapa kali ia melakukannya maka-sa`inya batal. Tapi kalau ia<br />

benar-benar mengetahui berapa kali ia telah berjalan dan<br />

hanya ragu darimana ia memulai, maka kalau jumlah yang<br />

dilakukannya itu genap apakah dua kali, empat kali, atau enam<br />

kali dan ia sedang berada di shafa atau sedang menghadap ke<br />

shafa, maka sa`i-nya sah karena ia mengetahui bahwa ia telah<br />

memulai dari shafa.<br />

D. Tahallul<br />

Tahallul secara harfiah artinya dihalalkan, dalam haji dan<br />

umrah maksudnya adalah diperbolehkannya jamaah haji dari<br />

larangan /pantangan ihram.<br />

16 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Caranya dengan menggunting minimal 3 helai atau memotong<br />

rambut setelah selesai tawaf dan sa'i.<br />

E. Tertib<br />

Tertib berarti berurutan, yaitu seluruh prosesi 1 sampai 4<br />

harus dilaksanakan secara berurutan.<br />

Ulama` sepakat bahwa sa`i dilakukan setelah tawaf. Orang<br />

yang melakukan sa`i sebelum tawaf maka ia harus mengulangi<br />

lagi (ia harus bertawaf kemudian melakukan sa`i).<br />

DAM DI DALAM IHRAM<br />

Macam-macam dam / denda yang wajib di dalam ihram sebab<br />

meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman. Dam<br />

yang wajib di dalam ihram ada lima perkara sebagaimana yang<br />

terdapat dalam kitab fathul qarib karya Ibnu Qosim Alghozi :<br />

1. Dam yang Wajib Sebab Meninggalkan <strong>Ibadah</strong><br />

Maksudnya meninggalkan sesuatu yang diperintahkan seperti<br />

meninggalkan ihram dari miqat. Dam ini dengan cara berurutan/<br />

tertib.<br />

Maka sebab meninggalkan sesuatu yang diperintahkan,<br />

pertama kali yang wajib adalah satu ekor kambing yang<br />

mencukupi digunakan untuk kurban.<br />

Jika ia tidak menemukannya sama sekali, atau menemukan<br />

dengan harta di atas harga standar, maka wajib melakukan<br />

puasa sepuluh hari, tiga hari saat ihram haji. Disunnahkan tiga<br />

17 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


hari tersebut dilaksanakan sebelum hari Arafah, maka ia<br />

berpuasa pada hari ke enam, tujuh dan delapan bulan Dzil<br />

Hijjah. Dan puasa tujuh hari ketika ia sudah kembali ke<br />

keluarganya dan tempat tinggalnya.<br />

Tidak diperkenankan melaksanakan puasa tujuh hari tersebut<br />

di tengah perjalanan pulang. Jika ia berkehendak untuk<br />

bertempat tinggal di Makkah, maka lakukanlah puasa tersebut<br />

di sana, sebagaimana keterangan di dalam kitab al Muharrar.<br />

Apa yang telah disampaikan Mushannif (pengarang kitab<br />

fathul qarib) bahwa dam tersebut adalah dam tertib, itu sesuai<br />

dengan keterangan di dalam kitab ar Raudlah, kitab asalnya<br />

Raudlah dan kitab Syarh al Muhadzdzab.<br />

Akan tetapi keterangan di dalam kitab al Minhaj yang<br />

mengikut kepada kitab al Muharrar menjelaskan bahwa dam<br />

tersebut adalah dam tartib wa ta’dil.<br />

Sehingga, pertama wajib membayar seekor kambing.<br />

Kemudian jika tidak mampu, maka wajib menggunakan kadar<br />

harga kambing tersebut untuk membeli bahan makanan dan<br />

mensedekahkannya. Kemudian jika tidak mampu, maka wajib<br />

berpuasa sehari sebagai ganti dari setiap mudnya.<br />

2. Dam yang Wajib Sebab Mencukur Rambut dan<br />

Enak-enakan<br />

Seperti memakai wangi-wangian, memakai minyak -di rambut<br />

kepala atau jenggot- dan mencukur adakalanya seluruh<br />

rambut kepala atau tiga helai rambut saja. Dam ini dengan cara<br />

takhyir (diperkenankan memilih).<br />

18 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Maka wajib adakalanya satu ekor kambing yang mencukupi<br />

digunakan kurban, atau puasa tiga hari, atau bersedekah tiga<br />

sha’ bahan makanan untuk enam orang miskin atau faqir,<br />

masing-masing mendapat setengah sha’ bahan makanan yang<br />

mencukupi digunakan untuk membayar zakat fitrah.<br />

3. Dam yang Wajib Sebab Ihshar (Tercegah Dari<br />

Wukuf).<br />

Maka bagi orang yang ihram -yang di ihshar- wajib niat tahallul<br />

dengan menyengaja keluar dari ibadah hajinya sebab ihshar,<br />

dan memberi hadyah, maksudnya menyembelih satu ekor<br />

kambing di tempat di mana ia di ihshar, dan mencukur<br />

rambutnya setelah menyembelih kambing tersebut.<br />

CATATAN :<br />

Dam ini untuk orang yang melaksanakan ibadah haji dan<br />

umrah. Jika seseorang hanya melaksanakan ibadah umrah<br />

saja, maka dam ini tidak berlaku dikarenakan dalam ibadah<br />

umrah tidak terdapat wukuf.<br />

4. Dam yang Wajib Sebab Membunuh Binatang<br />

Buruan.<br />

Dam ini dengan cara takhyir (diperkenankan memilih) di<br />

antara tiga perkara.<br />

Jika binatang buruan tersebut memiliki binatang yang mirip.<br />

Yang dimaksud adalah binatang yang mirip dengan binatang<br />

buruan tersebut adalah binatang yang mendekati bentuknya.<br />

Mushannif menyebutkan yang pertama dari tiga perkara ini di<br />

19 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


dalam perkataan beliau, “ maka ia wajib mengeluarkan<br />

binatang ternak yang mirip dengan binatang buruan tersebut.<br />

Maksudnya ia menyembelih binatang ternak yang mirip<br />

tersebut dan mensedahkannya kepada fakir miskin tanah<br />

Haram.<br />

Maka di dalam membunuh burung onta, wajib mengeluarkan<br />

satu ekor onta. Di dalam membunuh sapi dan keledai liar,<br />

wajib mengeluarkan satu ekor sapi. Dan di dalam membunuh<br />

kijang, wajib mengeluarkan satu ekor kambing.<br />

Untuk contoh-contoh binatang buruan lainnya yang memiliki<br />

kemiripan dengan binatang ternak, dijelaskan di dalam kitabkitab<br />

yang diperluas penjelasannya.<br />

Mushannif menyebutkan yang ke dua -dari tiga perkara<br />

tersebut- di dalam perkataannya, “atau mengkalkulasinya”,<br />

maksudnya ternak yang serupa tersebut dengan uang dirham<br />

disesuaikan dengan harga di negara Makkah di hari saat<br />

mengeluarkan denda tersebut. Hasil kalkulasinya digunakan<br />

untuk membeli bahan makanan yang mencukupi digunakan<br />

untuk zakat fitrahh, kemudian disedekahkan kepada fakir<br />

miskin tanah Haram.<br />

Mushannif juga menyebutkan yang ke tiga di dalam perkataan<br />

beliau, “atau berpuasa sehari sebagai ganti dari setiap<br />

mudnya”. Jika masih tersisa kurang dari satu mud, maka<br />

sebagai gantinya ia berpuasa satu hari.<br />

Jika binatang buruan tersebut tidak memiliki kemiripan, maka<br />

ia diperkenankan memilih di antara dua perkara yang<br />

20 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


dijelaskan mushannif di dalam perkataannya, maka ia<br />

mengeluarkan bahan makanan sejumlah kadar harga binatang<br />

tersebut dan mensedekahkannya. Atau berpuasa satu hari<br />

sebagai ganti dari setiap mudnya. Jika masih tersisa kurang<br />

dari satu mud, maka menggantinya dengan puasa satu hari.<br />

5. Dam yang Wajib Sebab Wathi’ (Hubungan Intim)<br />

Hubungan intim yang dilakukan oleh orang yang berakal dan<br />

tahu akan keharamannya, baik jima’nya pada jalan depan atau<br />

belakang. Dam ini dengan cara tertib.<br />

Sebab hal ini, maka pertama kali wajib membayar satu ekor<br />

onta badanah. Badanah diungkapkan untuk onta jantan dan<br />

betina. Jika ia tidak menemukan, maka wajib membayar satu<br />

ekor sapi. Jika tidak menemukan, maka wajib membayar tujuh<br />

ekor kambing.<br />

Jika tidak menemukan tujuh ekor kambing, maka wajib<br />

mengkalkulasi harga onta badanah dengan dirham sesuai<br />

harga negara Makkah di waktu pelaksanaan kewajiban<br />

tersebut. Menggunakan hasil kalkulasi tersebut untuk<br />

membeli bahan makanan dan di sedekahkan kepada faqir<br />

miskin tanah Haram.<br />

Tidak ada ukuran pasti di dalam bahan makanan yang<br />

diberikan kepada masing-masing orang faqir tersebut.<br />

Seandainya ia mensedekahkan berupa dirham, maka hal itu<br />

tidak mencukupinya. Jika tidak menemukan bahan makanan,<br />

maka ia berpuasa sehari sebagai ganti dari setiap satu<br />

mudnya.<br />

21 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Pentasarufan (Penyerupaan) Denda<br />

Ketahuilah sesungguhnya binatang hadyah itu terbagi menjadi<br />

dua.<br />

Salah satunya adalah hadyah sebab ihshar. Dan hadyah ini<br />

tidak wajib dikirimkan ke tanah Haram, bahkan disembelih di<br />

tempat terjadinya ihshar.<br />

Yang ke dua adalah hadyah yang wajib sebab meninggalkan<br />

kewajiban atau melakukan keharaman. Penyembelihannya<br />

tertentu di tanah Haram.<br />

Mushannif menyebutkan yang ke dua ini di dalam perkataan<br />

beliau, “pembayaran hadyah dan bahan makanan tidak<br />

mencukupi kecuali dilaksanakan di tanah Haram.<br />

Minimal perbuatan yang mencukupi adalah ia memberikan<br />

hadyah tersebut kepada tiga orang miskin atau faqir. Dan<br />

mencukupi baginya untuk berpuasa di manapun yang ia<br />

kehendaki, tanah Haram atau yang lain.<br />

Binatang Buruan dan Tanaman Tanah Haram<br />

Tidak diperkenankan membunuh binatang buruan tanah<br />

Haram, walaupun ia dipaksa untuk membunuhnya.<br />

Seandainya ada seseorang yang melakukan ihram kemudian<br />

gila, lalu ia membunuh binatang buruan, maka ia tidak wajib<br />

menggantinya menurut pendapat al adhhar.<br />

Tidak boleh memotong tanaman tanah Haram. Dan ia wajib<br />

mengganti tanaman yang besar dengan satu ekor sapi, dan<br />

22 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


tanaman yang kecil dengan satu ekor kambing, masing-masing<br />

dari keduanya harus memenuhi kriteria hewan kurban.<br />

Dan juga tidak boleh memotong dan mencabut tanaman<br />

tanah Haram yang tidak ditanam oleh manusia, bahkan<br />

tumbuh sendiri. Adapun rumput yang kering, maka<br />

diperkenankan memotongnya tidak mencabutnya.<br />

Seorang muhil, dengan terbaca dlammah huruf mimnya,<br />

maksudnya orang yang halal, dan orang yang sedang ihram, di<br />

dalam hukum tersebut statusnya adalah sama.<br />

DOA-DOA DALAM IBADAH UMRAH<br />

Berdoa hukumnya sunnah selama dalam proses berangkat,<br />

selama di Makkah dan setelah sampai kembali ke rumah.<br />

A. DOA BERANGKAT HAJI / UMRAH<br />

Saat naik kendaraan untuk berangkat haji/umrah sunnah<br />

membaca doa-doa berikut:<br />

‣ Membaca bismillah<br />

‣ Saat di dalam kendaraan membaca :<br />

الحمدَّهلل،َّسبحانَّالذيَّسخرَّلناَّهذا،َّوماَّكناَّلهَّمقرنين،َّوإناَّإلىَّربناَّ‏<br />

‣ Membaca alhamdulillah 3x<br />

‣ Membaca Allahu Akbar 3x<br />

23 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong><br />

لمنقلبون


‣ Membaca doa berikut (berdasar hadits sahih):<br />

سبحانك،َّاللهمَّإنيَّظلمتَّنفسي،َّفاغفرَّلي،َّفإنهَّالَّيغفرَّالذنوبَّإالَّأنت<br />

‣ Ditambah dengan doa berikut:<br />

الل هُم ‏َّإِن اَّنَسْأَلُكَ‏ ‏َّفِيَّْسَفَرِ‏ نَاَّهَذَاَّالْبِر ‏َّوَ‏ الت قْوَ‏ ى،َّوَ‏ مِنََّالْعَمَلَِّمَاَّتَرْ‏ ضَى،َّالل هُم َّ<br />

هَوِ‏ نْ‏ ‏َّعَلَيْنَاَّسَفَرَ‏ نَاَّهَذَاَّوَ‏ اطْوَِّعَن اَّبُعْدَهُ،َّالل هُم ‏َّأَنْتَ‏ ‏َّالص احِ‏ بُ‏ ‏َّفِيَّالس فَرِ‏ َّ<br />

وَ‏ الْخَلِيَّْفَةَُّفِيَّاْألَهْلِ،َّالل هُم ‏َّإِنِ‏ يَّْأَعُوْ‏ ذَُّبِكَ‏ ‏َّمِنْ‏ ‏َّوَ‏ عْثَاءَِّالس فَرِ‏ ‏َّوَ‏ كَآبَةَِّالْمَنْظَرِ‏ َّ<br />

وَ‏ سُوْ‏ ءَِّالْمُنْقَلَبَِّفِيَّالْمَالَِّوَ‏ اْألَهْلَِّ‏<br />

Artinya: Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini<br />

kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah,<br />

ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya<br />

perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan<br />

ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi<br />

keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari pada<br />

kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang<br />

menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan<br />

keluarga.<br />

B. DOA PULANG/KEMBALI DARI HAJI DAN UMRAH<br />

Bacaan doa dan tata cara berikut dapat dilakukan saat sampai<br />

di Tanah Air atau ke rumah:<br />

هللا أكبر - Membaca takbir 3x<br />

24 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


- Membaca doa berikut (berdasar hadits sahih riwayat<br />

Bukhari):<br />

الَّإلهَّإالَّهللاَّوحدهَّالَّشريكَّله،َّلهَّالملكَّولهَّالحمد،َّوهوَّعلىَّكلَّ‏<br />

شيءَّقدير،َّآيبونَّتائبون،َّعابدونَّساجدون،َّلربناَّحامدون،َّصدقَّ‏<br />

هللاَّوعده،َّونصرَّعبده،َّوهزمَّاألحزابَّوحده<br />

Dalam teks latin: Lailaha illallah wahdahu la syarika lah.<br />

Lahulmulku walahulhamdu wahuwa 'ala kulli syai'in qadir.<br />

Ayibuna Ta'ibuna, 'abiduna sajidun. Lirabbina hamidun.<br />

Shadaqallahu wa'dah. wanashara abdah. wahazamal ahzaba<br />

wahdah.<br />

C. DOA PULANG DARI HAJI/UMRAH SAAT<br />

KENDARAAN HAMPIR SAMPAI<br />

Saat kendaraan hampir sampai ke Tanah Air atau kampung<br />

halaman, disunnahkan membaca doa berikut (berdasarkan<br />

hadits riwayat Ibnus Sunni dalam kitab Al-Adzkar:<br />

اللهمَّإنيَّأسألكَّخيرها،َّوخيرَّأهلها،َّوخيرَّماَّفيها،َّوأعوذَّبكَّمنَّ‏<br />

شرهاَّوشرَّماَّفيها َّ<br />

اللهمَّاجعلَّلناَّبهاَّقرارا ‏َّأوَّرزقا ‏َّحسنا ‏،َّاللهمَّارزقناَّجناها،َّوأعذناَّمنَّ‏<br />

وباها،َّوحببناَّإلىَّأهلها،َّوحببَّصالحيَّأهلهاَّإلينا<br />

25 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


D. DOA/WIRID TAWAF (KELILING KA'BAH)<br />

Ada 7 (tujuh) kali putaran tawaf untuk haji atau umrah. Setiap<br />

kali putaran ada bacaan doa tersendiri namun ini sifatnya<br />

sunnah tidak wajib. Tidak dibaca juga tidak apa-apa. Berikut<br />

doanya :<br />

BACAAN DOA TAWAF SAAT DI RUKUN IRAQI<br />

Doa ini dibaca di setiap putaran saat sampai ke Rukun Iraki.<br />

اللهمَّأعذنيَّمنَّالشركَّوالكفرَّوالنفاقَّوالشقاقَّوسوءَّاألخلقَّوسوءَّ‏<br />

المنظرَّفيَّاألهلَّوالمالَّوالولد<br />

Tulisan latin: Allahumma aidzni minas Syirki walkufri wan<br />

nifaqi was Syiqoqi wa su'il akhlaqi wa su'i mandzori fil ahli<br />

walmali walwaladi.<br />

BACAAN DOA TAWAF SAAT DI RUKUN SYAMI<br />

اللهمَّاجعلهَّحجا ‏َّمبروراَّوسعياَّمشكوراَّوذنباَّمغفورا ‏َّوتجارةَّلنَّتبور.َّ‏<br />

ربَّاغفرَّوارحمَّوتجاوزَّعماَّتعلمَّأنكَّأنتَّاألعزَّاألكرم<br />

Tulisan latin : Allahummaj'alhu hajjan mabruro wasa'yan<br />

masykuro wadzanban maghfuro watijarotan lan taburo.<br />

Robbighfir warham watajawaz amma taklam innaka antal<br />

a'azzul akrom.<br />

26 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


BACAAN DOA TAWAF SAAT DI RUKUN YAMANI<br />

Saat akan melewati pojok Rukun Yamani dianjurkan<br />

mengusapnya kalau bisa, kalau tidak cukup melambaikan<br />

tangan.<br />

اللهمَّإنيَّأعوذَّبكَّمنَّالكفرَّوالفقرَّوعذابَّالقبرَّوأسألكَّالعفوَّوالعافيةَّ‏<br />

فيَّالدينَّوالدنياَّواآلخرةَّوالفوزَّبالجنةَّوالنجاةَّمنَّالنار<br />

BACAAN DOA TAWAF SAAT BERADA DI ANTARA RUKUN<br />

YAMANI DAN HAJAR ASWAD<br />

ربناَّأتناَّفيَّالدنياَّحسنةَّوفيَّاآلخرةَّحسنةَّوقناَّعذابَّالنارَّوأدخلناَّ‏<br />

الجنةَّمعَّاألبرارَّياَّعزيزَّياَّغفارَّياَّربَّالعالمين<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA PERTAMA<br />

سبحانَّهللاَّوالحمدَّهللَّوالَّإلهَّإالَّهللاَّوهللاَّاكبرَّوالَّحولَّوالَّقوةَّإالَّباهللَّ‏<br />

العليَّالعظيمَّوالصلةَّوالسلمَّعلىَّرسولَّهللا.َّاللهمَّإيماناَّبكَّوتصديقاَّ‏<br />

بكتابكَّووفاءَّبعهدكَّوإتباعا ‏َّلسنةَّنبيكَّوحبيبكَّمحمدَّصلىَّهللاَّعليهَّ‏<br />

27 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


وسلمَّاللهمَّإنيَّأسألكَّالعفوَّوالعافيةَّوالمعافاةَّالدائمةَّفيَّالدينَّوالدنياَّ‏<br />

واآلخرةَّوالفوزَّبالجنةَّوالنجاةَّمنَّالنار<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA KEDUA<br />

للهمَّأنَّهذاَّالبيتَّبيتكَّوالحرمَّحرمكَّواألمنَّأمنكَّوالعبدَّعبدكَّ‏<br />

وأناَّعبدكَّوابنَّعبدكَّوهذاَّمقامَّالعائذَّبكَّمنَّالنارَّفحرمَّلحومناَّ‏<br />

وبشرتناَّعلىَّالنار.َّاللهمَّحببَّإليناَّاإليمانَّوزينهَّفيَّقلوبناَّوكرهَّ‏<br />

إليناَّالكفرَّوالفسوقَّوالعصيانَّواجعلناَّمنَّالراشدين.َّاللهمَّقنيَّ‏<br />

عذابَّالنارَّيومَّتبعثَّعبادك.َّاللهمَّارزقنيَّالجنةَّبغيرَّحس اب<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA KETIGA<br />

اللهمَّإنيَّأعوذَّبكَّمنَّالشكَّوالشركَّوالشقاقَّوالنفاقَّوسوءَّاألخلقَّ‏<br />

وسوءَّالمنظرَّوالمنقلبَّفيَّالمالَّواألهلَّوالولد.َّاللهمَّإنيَّأسألكَّرضاكَّ‏<br />

والجنةَّوأعوذَّبكَّمنَّسخطكَّوالنار.َّاللهمَّأنيَّأعوذَّبكَّمنَّفتنةَّالقبرَّ‏<br />

وأعوذَّبكَّمنَّفتنةَّالمحياَّوالممات<br />

28 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


BACAAN DOA TAWAF PUTARA KEEMPAT<br />

اللهمَّاجعلهَّحجا ‏َّمبروراَّوسعياَّمشكوراَّوذنباَّمغفوراَّوعملَّ‏<br />

صالحاَّمقبوالَّوتجارةَّلنَّتبور.َّياَّعالمَّماَّفيَّالصدورَّأخرجنيَّياَّ‏<br />

هللاَّمنَّالظلماتَّإليَّالنور.َّاللهمَّإنيَّأسألكَّموجباتَّرحمتكَّ‏<br />

وعزائمَّمغفرتكَّوالسلمَّمنَّكلَّإثمَّوالغنيمةَّمنَّكلَّبرَّوالفوزَّ‏<br />

بالجنةَّوالنجاةَّمنَّالنار.َّربَّقنعنيَّبماَّرزقتنيَّوباركَّليَّفيماَّ‏<br />

أعطيتنيَّوأخلفَّعليَّكلَّغائبةَّليَّمنكَّبخير<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA KELIMA<br />

اللهمَّأظلنيَّتحتَّظلَّعرشكَّيومَّالَّظلَّإالَّظلكَّوالَّباقيَّإالَّوجهكَّ‏<br />

واسقنيَّمنَّحوضَّنبيكَّسيدناَّمحمدَّصلىَّهللاَّعليهَّوسلمَّشربةَّهنيئةَّ‏<br />

مريئةَّالَّنظمأَّبعدهاَّأبدا.َّاللهمَّإنيَّأسألكَّمنَّخيرَّماَّسألكَّمنهَّنبيكَّ‏<br />

سيدناَّمحمدَّصلىَّهللاَّعليهَّوسلمَّوأعوذَّبكَّمنَّشرَّماَّاستعاذكَّمنهَّنبيكَّ‏<br />

سيدناَّمحمدَّعليهَّالصلةَّوالسلم.َّاللهمَّأنيَّأسألكَّالجنةَّونعيمهاَّوماَّ‏<br />

29 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


يقربنيَّإليهاَّمنَّقولَّأوَّفعلَّأوَّعملَّوأعوذَّبكَّمنَّالنارَّوماَّيقربنيَّ‏<br />

إليهاَّمنَّقولَّأوَّفعلَّأوَّعمل<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA KEENAM<br />

اللهمَّإنَّلكَّعليَّحقوقاَّكثيرةَّفيماَّبينيَّوبينك.َّوحقوقاَّكثيرةَّفيماَّبينيَّ‏<br />

وبينَّخلقكَّاللهمَّماَّكانَّلكَّمنهاَّفاغفرهَّليَّوماَّكانَّلخلقكَّفتحملهَّعني.َّ‏<br />

وأغننيَّبحللكَّعنَّحرامكَّوبطاعتكَّعنَّمعصيتكَّوبفضلكَّعمنَّ‏<br />

سواكَّياَّواسعَّالمغفرة.َّاللهمَّإنَّبيتكَّعظيمَّووجهكَّكريمَّوأنتَّياَّهللاَّ‏<br />

حليمَّكريمَّعظيمَّتحبَّالعفوَّفاعفَّعني<br />

BACAAN DOA TAWAF PUTARA KETUJUH<br />

اللهمَّإنيَّأسألكَّإيمانا ‏َّكامل ‏َّويقينا ‏َّصادقاَّورزقاََّّواسعا ‏َّوقلبا ‏َّخاشعا َّ<br />

ولسانا ‏َّذاكراَّوحلال ‏َّطيبا ‏َّوتوبةَّنصوحا ‏َّوتوبةَّقبلَّالموتَّوراحةَّعندَّ‏<br />

الموتَّومغفرةَّورحمةَّبعدَّالموتَّوالعفوَّعندَّالحسابَّوالفوزَّبالجنةَّ‏<br />

والنجاةَّمنَّالنارَّبرحمتكَّياَّعزيزَّياَّغفارَّربَّزدنيَّعلماَّوألحقنيَّ‏<br />

بالصالحين<br />

30 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


BACAAN DOA DI MULTAZAM SETELAH TAWAF<br />

Setelah tawaf putaran ketujuh, lalu berhenti dan menghadap<br />

ke Multazam dan membaca doa berikut:<br />

اللهمَّياَّربَّالبيتَّالعتيقَّاعتقَّرقابناَّورقابَّآبائناَّوأمهاتناَّوإخوانناَّ‏<br />

وأوالدناَّمنَّالنارَّياَّذاَّالجودَّوالكرمَّوالفضلَّوالمنَّوالعطاءَّواإلحسان.َّ‏<br />

اللهمَّاحسنَّعاقبتناَّفيَّاألمورَّكلهاَّوأجرناَّمنَّخزيَّالدنياَّوعذابَّ‏<br />

اآلخرة.َّاللهمَّإنيَّعبدكَّوابنَّعبدكَّواقفَّتحتَّبابك.َّملتزمَّبأعتابكَّ‏<br />

متذللَّبينَّيديكَّأرجوَّرحمتك.َّوأخشىَّعذابكَّياَّقديمَّاإلحسان.َّاللهمَّ‏<br />

إنيَّأسألكَّأنَّترفعَّذكري.َّوتضعَّوزري.َّوتصلحَّأمري.َّوتطهرَّقلبيَّ‏<br />

وتنورَّليَّفيَّقبري.َّوتغفرَّليَّذنبيَّوأسألكَّالدرجاتَّالعلىَّمنَّالجنة<br />

Ritual tawaf selesai.<br />

SHALAT DAN BACAAN DOA DI MAQAM IBRAHIM SETELAH<br />

TAWAF<br />

Setelah berdoa di Multazam dianjurkan menghadap Maqam<br />

Ibrahim dan membaca من مقام إبراهيم مصلى)‏ ‏(واتخذوا setelah itu<br />

dianjurkan shalat sunnah dua rakaat. Rakaat pertama<br />

membaca Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun, sedang rakaat<br />

31 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


kedua membaca Al Fatih dan Surah Al-Ikhlas setelah itu<br />

membaca doa berikut:<br />

اللهمَّإنكَّتعلمَّسريَّوعلنيتيَّفاقبلَّمعذرتيَّوتعلمَّحاجتيَّفاعطنيَّ‏<br />

سؤليَّوتعلمَّماَّفيَّنفسيَّفاغفرَّليَّذنوبي.َّاللهمَّإنيَّأسألكَّإيماناَّ‏<br />

يباشرَّقلبيَّويقيناَّصادقاَّحتىَّأعلمَّأنهَّالَّيصيبنيَّإالَّماَّكتبتَّليَّ‏<br />

رضاَّمنكَّبماَّقسمتَّلي.َّأنتَّولييَّفيَّالدنياَّواآلخرةَّتوفنيَّمسلما َّ<br />

وألحقنيَّبالصالحين.َّاللهمَّالَّتدعَّلناَّفيَّمقامناَّهذاَّذنباَّإالَّغفرتهَّوالَّ‏<br />

هما ‏َّإالَّفرجتهَّوالَّحاجةَّإالَّقضيتهاَّويسرتها.َّفيسرَّأمورناَّوأشرحَّ‏<br />

صدورناَّونورَّقلوبناَّواختمَّبالصالحاتَّأعمالنا.َّاللهمَّتوفناَّمسلمينَّ‏<br />

وأحييناَّمسلمينَّوالحقناَّبالصالحينَّغيرَّخزاياَّوالَّمفتونين<br />

SHALAT DAN BACAAN DOA DI HIJIR ISMAIL<br />

Hijir Ismail adalah bagian dari Ka'bah. Di sini sunnah shalat 2<br />

rokaat dan membaca doa berikut:<br />

اللهمَّأنتَّربي.َّالَّإلهَّإالَّأنتَّخلقتنيَّوأناَّعبدكَّوأناَّعلىَّعهدكَّ‏<br />

ووعدكَّماَّاستطعت.َّأعوذَّبكَّمنَّشرَّماَّصنعتَّأبؤَّلكَّبنعمتكَّعليَّ‏<br />

32 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


وأبؤَّبذنبيَّفاغفرَّليَّفإنهَّالَّيغفرَّالذنوبَّإالَّأنت.َّاللهمَّإنيَّأسألكَّمنَّ‏<br />

خيرَّماَّسألكَّبهَّعبادكَّالصالحون.َّوأعوذَّبكَّمنَّشرَّماَّإستعاذكَّمنهَّ‏<br />

عبادكَّالصالحون.َّاللهمَّبأسمائكَّالحسنىَّوصفاتكَّالعلياَّطهرَّقلوبناَّمنَّ‏<br />

كلَّوصفَّيباعدناَّعنَّمشاهدتكَّومحبتكَّوأمتناَّعلىَّالسنةَّوالجماعةَّ‏<br />

والشوقَّإليَّلقائكَّياَّذاَّالجللَّواإلكرام.َّاللهمَّنورَّبالعلمَّقلبيَّواستعملَّ‏<br />

بطاعتكَّبدنيَّوخلصَّمنَّالفتنَّسريَّواشغلَّباالعتبارَّفكريَّوقنيَّشرَّ‏<br />

وساوسَّالشيطانَّوأجرنيَّمنهَّياَّرحمنَّحتىَّالَّيكونَّلهَّعليَّسلطانَّ‏<br />

ربناَّإنناَّآمناَّفاغفرَّلناَّذنوبناَّوقناَّعذابَّالنار<br />

BACAAN DOA SETELAH MINUM AIR ZAMZAM<br />

Setelah dari Hijir Ismail disunnahkan pergi ke air Zamzam dan<br />

meminum air. Setelah itu berdoa sbb:<br />

اللهمَّإنيَّأسألكَّعلماَّنافعا ‏َّورزقا ‏َّواسعا ‏َّوشفاءَّمنَّكلَّداءَّوسقم.َّ‏<br />

برحمتكَّياَّأرحمَّالراحمين<br />

33 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


E. BACAAN DOA SETELAH KELUAR MASJID DAN<br />

AKAN SA'I KE SHAFA DAN MARWAH<br />

Sebelum keluar masjid untuk bersa'i, maka disunnahkan untuk<br />

mencium Hajar Aswad atau melambaikan tangan dari jauh<br />

kalau tidak memungkinkan dan saat keluar masjid membaca<br />

doa berikut:<br />

بسمَّهللاَّوالحمدَّهلل.َّاللهمَّصليَّعلىَّسيدناَّمحمدَّوعلىَّآله.َّاللهمَّاغفرَّ‏<br />

ليَّذنوبيَّوافتحَّليَّأبوابَّفضلك<br />

‣ Saat naik ke bukit Shafa dan menghadap Ka'bah membaca<br />

bacaan berikut 3x:<br />

الَّإلهَّإالَّهللاَّوحدهَّالَّشريكَّلهَّلهَّالملكَّولهَّالحمدَّوهوَّعلىَّكلَّ‏<br />

شيءَّقدير،َّالَّإلهَّإالَّهللاَّوحدهَّأنجزَّوعده،َّونصرَّعبدهَّوهزمَّ‏<br />

األحزابَّوحده<br />

‣ Doa di atas juga dibaca saat sampai ke bukit Marwah.<br />

F. BACAAN DOA SETELAH SA'I<br />

ربناَّتقبلَّمناَّوعافناَّواعفَّعناَّوعلىَّطاعتكَّوشكركَّأعناَّوعلىَّ‏<br />

غيركَّالَّتكلناَّوعلىَّاإليمانَّواإلسلمَّالكاملَّجمعاََّّتوفناَّوأنتَّراضَّ‏<br />

34 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


عنا.َّاللهمَّارحمنيَّبتركَّالمعاصيَّأبداََّّماَّأبقيتنيَّوارحمنيَّ‏ نأ<br />

‏َّأتكلفَّماَّ‏<br />

الَّيعنينيَّوأرزقنيَّحسنَّالنظرَّفيماَّيرضيكَّعنيَّياَّأرحمَّالراحمين<br />

TEMPAT MIQAT IBADAH HAJI DAN UMRAH<br />

Miqat adalah tempat dimulainya jamaah melaksanakan ibadah<br />

haji atau umrah. Miqat ada 5 (lima) tempat yaitu:<br />

1. Dzul Hulaifah 10 km dari kota Madinah berjarak 428 dari<br />

Makkah. Miqat bagi jamaah yang berasal dari Madinah<br />

atau yang mendekati Makkah dari arah ini.<br />

2. Juhfah yang berjarak 190 km dari baratlaut Makkah.<br />

Miqat bagi jamaah dari arah Syria (Suriah) .<br />

3. Yalamlam berjarak 50 km sebelah tenggara Makkah.<br />

Miqat jamaah dari Yaman atau dari arah ini seperti China,<br />

Jepang, India, Pakistan yang datang dengan kapal laut.<br />

4. As-Sail al-Kabir atau Al-Qarnul Manazil berjarak 90 km<br />

sebelah timur Makkah. Miqat Jamaah dari Najd.<br />

5. Dzatu Irq atau Ad-Darbiyah berjarak 85 km dari arah timur<br />

laut Makkah<br />

CATATAN :<br />

‣ Miqat-miqat ini berlaku bagi jamaah yang lewat di<br />

kawasan tersebut baik penduduk asli atau bukan.<br />

‣ Jamaah yang tidak melewati kelima miqat di atas<br />

hendaknya berihram saat lurus dengan miqat terdekat.<br />

35 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


‣ Jamaah yang berada di dalam batas-batas miqat seperti<br />

penduduk Jeddah dan Makkah maka dapat ihram dari<br />

tempat dia tinggal.<br />

ISTILAH-ISTILAH DALAM IBADAH UMRAH<br />

Bier Ali atau Dzul Hulaifah : Merupakan tempat Miqat (mulai<br />

memakai ihram).<br />

Dam : Denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran<br />

ketentuan saat menunaikan <strong>Ibadah</strong> Haji atau Umroh<br />

Gua Hira : Gua tempat Nabi Muhammad s.a.w menerima<br />

wahyu pertama (Surat Al-Alaq, ayat 1-5). Gua ini terletak di<br />

Bukit/Jabal Nur. Sekitar 5 km di utara kota Mekah.<br />

Ihram : ialah berniat untuk memulai mengerjakan <strong>Ibadah</strong> Haji<br />

atau Umroh, dengan mengucapkan lafazh niat (tidak hanya<br />

dalam hati).<br />

Kiswah : Penutup Ka'bah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci<br />

Al Qu'an yang disulam.<br />

Miqat : adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat<br />

ihram.<br />

Multazam : adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad<br />

dan pintu Ka'bah. Merupakan tempat yang sanqat dianjurkan<br />

untuk berdoa.<br />

Rukun <strong>Umrah</strong> : adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam<br />

<strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>. Jika tidak dikerjakan maka <strong>Umrah</strong>nya tidak sah.<br />

36 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>


Sa'i : adalah berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa<br />

dan Bukit Marwah. Dengan total 7 kali.<br />

Tahallul : adalah mencukur seluruh rambut atau memotong<br />

sedikit rambut. Dengan tahalul berarti sudah bebas dari<br />

larangan-larangan saat ihram ibadah Haji atau Umroh.<br />

Talang Emas : (Mizhab) yang terdapat pada Ka'bah. Posisi<br />

Talang Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.<br />

Talbiyah : adalah bacaan Labbaik Allahumma labbaik, labbaik<br />

laa Syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal<br />

mulk laa syariika lak.<br />

Tawaf : Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 putaran<br />

Tawaf Ifadah : disebut juga Tawaf Rukun adalah salah satu<br />

rukun haji yang harus dilaksanakan sendiri. Jika tidak<br />

dilaksanakan, hajinya dinyatakan batal.<br />

Tawaf Qudum : atau Tawaf Salam atau Tawaf Selamat Datang<br />

saat baru tiba di Makkah.<br />

Tawaf Wada : adalah Tawaf perpisahan yang dilakukan ketika<br />

akan pulang ke tanah air masing-masing.<br />

37 | <strong>Tuntunan</strong> <strong>Manasik</strong> <strong>Ibadah</strong> <strong>Umrah</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!