13.07.2015 Views

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

D:\MASTER JUSAMI YANG SUDAH LEN - Batan

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Agenda Riset Nasional dalam Pengembangan Bahan Magnet dan Teknologi Kemagnetan di Indonesia (BambangSaptoPratomosunu)Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007Tanggal 26 Juni 2007AGENDA RISET NASIONAL DALAM PENGEMBANGANBAHAN MAGNET DAN TEKNOLOGI KEMAGNETANDI INDONESIABambang Sapto PratomosunuDeputi Menteri Negara Riset dan TeknologiBidang Perkembangan Riset IptekYth. Kepala Badan Tenaga Atom Nasional, Yth. RektorUniversitas sebelas Maret Surakarta, DistingusihedGuest Speaker, Yth Para Peserta Seminar dari kalanganprofesi, para peneliti dari lembaga penelitian, perguruantinggi maupun industri, khususnya yang bergerak dalambidang magnet dan kemagnetan, para peminat danpemerhati bahan magnet dan kemagnetan, paramahasiswa serta undangan lainnya,Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, SalamSejahtera buat kita semua,Pada kesempatan yang pertama dan utamaini marilah kita awali dengan bersyukur, diiringidengan memanjatkan segala puja dan puji kepada IlahiRabbi karena atas izin dan perkenan-Nya kitabersama-sama dalam keadaan sehat wal afiat mengikutipertemuan Seminar Nasional Bahan Magnet ke V dengantema Peranan Bahan Magnet dan Kemagnetan dalamDunia Industri, Kesehatan, Energi dan Lingkungan.Hadirin yang berbahagia,Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupanmanusia, baik secara individual, maupun berkelompoksebagai satu bangsa, dipengaruhi oleh kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi (iptek). Kemampuanmenguasai, memanfaatkan dan memajukan iptek menjadifaktor penting yang membedakan tingkat kemajuan daribangsa-bangsa di dunia. Proses globalisasi yangdihadapi pada era ini telah mengakibatkankecenderungan pergeseran kebijakan ipteknegara-negara maju, dari yang semula terfokus padapembentukan kemampuan riset ke arah pembentukankapasitas inovasi yang fokusnya terletak pada interaksiantara perkembangan kemampuan riset danperkembangan daya saing dunia usaha. Kemajuanteknologi material baru, katalis, dan bioteknologi,juga memungkinkan negara-negara maju memanfaatkansumberdaya alam pada skala global untukmenghasilkan nilai tambah yang jauh lebih besar dariperolehan negara-negara yang memiliki sumberdayaalam tersebut, namun tidak mampu mengolahnya lebihlanjut. Keberhasilan negara-negara maju dalammenumbuhkan kemampuan ipteknya secara efektifternyata terjadi karena mereka berhasil mensinergikanperkembangan sumberdaya iptek dengan berbagaifaktor peluang.Hadirin yang berbahagia,Dalam upaya memfasilitasi proses pertumbuhanekonomi, pemerintah secara terus menerus berusahamenciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi parapelaku guna meningkatkan produktivitas. Untukmenjamin daya saing yang kokoh, Indonesia harusmampu melepaskan diri dari ketergantungan dari faktortenaga kerja yang murah dan sumberdaya alam yangmelimpah (keunggulan komparatif). Keunggulankomparatif ini harus ditransformasikan menjadikeunggulan kompetitif melalui pemanfaatan Iptek.Setiap tahun lembaga seperti World EconomicForum (WEF) dan International Institute forManagement Development (IIMD) menerbitkan daftarperingkat daya saing internasional sejumlah negara.Indeks daya saing itu diantaranya ditetapkanberdasarkan pernilaian atas karakteristik strukturalekonomi bersangkutan. Karakteristik yang dimaksudkanadalah kualitas teknologi. Adapun tiga faktor yangmenentukan lainnya adalah kebijakan, kelembagaan dankemampuan. Pengembangan ketiga faktor ini merupakankunci bagi pembangunan ekonomi daerah yangkompetitf. Pada akhirnya kekuatan kelembagaan dankemampuan nasional seharusnya bukanlah yangdicerminkan dengan yang terdapat di Jakarta tetapidengan yang ada di seluruh Indonesia. Daya saingekonomi daerah tidak dapat dilihat dalam konteksnasional, yaitu antar ekonomi daerah, tetapi harusdikembangkan dalam konteks internasional. Karena itutidak dapat dihindari bahwa pembangunan ekonomidaerah harus diselenggarakan dengan pola yang secarategas berorientasi ke luar.Dalam kaitan ini sumberdaya manusia (SDM)merupakan kunci keberhasilan pembangunan industrinasional. Kondisi tingkat pendidikan SDM tenaga kerjaIndonesia masih rendah. Hasil survey Internasionaltentang perkembangan Tenaga Kerja Industri (1999)menempatkan Indonesia di urutan 44 dari 46 negara yangdisurvey untuk kategori penyediaan tenaga kerjaberpredikat insinyur, 46 untuk kerjasama teknologi antarindustri, dan 46 dalam kerjasama penelitian antar industri31


Jurnal Sains Materi IndonesiaIndonesian Journal of Materials Sciencedan universitas. Fenomena ini didukung oleh hasilsurvey UNDP tahun 2001 yang menempatkan Indonesiapada urutan 60 dari 72 negara yang disurvey dalam halkemampuan merakit dan memanfaatkan teknologi.Hadirin yang berbahagia,Teknologi adalah cara untuk melakukan sesuatuyang melibatkan pengetahuan, produk, proses,peralatan, metode dan sistem yang digunakan dalammenghasilkan barang atau jasa. Dengan demikian,perakitan teknologi hanya mungkin berlangsungsecara produktif jika didasari oleh penguasaan iptekdan implementasi kegiatan riset. Kelambatan dalampemacuan dua aspek ini secara langsung akanmengakibatkan rendahnya laju pemacuan teknologi.Salah satu faktor penting yang mempengaruhipemacuan teknologi adalah ketersediaan dana riset.Negara-negara maju rata-rata mengalokasikan danariset minimal 2% dari produk domestik bruto(OECD, 1994). Di Negara-negara berkembang nilaitersebut umumnya masih di bawah 2%, sedang UNESCOmenetapkan minimal pada tingkat 1%. Walaupun secararetorika kesadaran terhadap pentingnya iptek bagikemajuan bangsa telah tersentuh, namunimplementasinya terhadap dukungan pendanaan risetnasional masih jauh dari memadai (0,18%).Kurang dimanfaatkannya hasil riset lembagapemerintah dan perguruan tinggi mengakibatkan tidakterbentuknya technology supply push yang kuat bagiperkembangan inovasi dan difusi teknologi di sektorproduksi. Pada umumnya industri sangatmenggantungkan kegiatan produksinya pada paketteknologi produksi yang diperoleh dari lisensi asing.Daya saingnya semata-mata hanya didasarkan padafaktor-faktor keunggulan komparatif di bidang tenagakerja dan sumberdaya alam yang murah. Kondisi inisecara berantai menimbulkan ketidakpastian danmengakibatkan rendahnya nilai tambah dan eksternalitaspositif.Para peserta Seminar yang berbahagia,Program serta kegiatan riset iptek senantiasadilandasi peraturan perundang-undangan yaitu UUD1945, UU No. 18/2002 tentang Sisnas Litbangrap Iptek,PP dan Inpres terkait, serta Program PembangunanKabinet Indonesia Bersatu yang dituangkan dalamJakstra Ipteknas, Renstra Lembaga, dan ProgramTahunan Lembaga.Sesuai amanat UUD 1945 hasil Amandemenkeempat, khususnya Pasal 31 ayat 5, bahwa Pemerintahberperan memajukan iptek dengan menjunjungtinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untukkemajuan peradaban serta kesejahteraan umatmanusia. Selanjutnya UU No. 18 Tahun 2002mengatur Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pasal19 ayat (3) UU tersebut menyebutkan bahwaEdisi Khusus Oktober 2007, hal : 31 - 33ISSN : 1411-1098Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT)menetapkan prioritas utama dan kebijakan litbangrapdengan memperhatikan antara lain upaya penguatanpenguasaan ilmu-ilmu dasar dan peningkatan kapasitaslitbang yang merupakan tulang punggungperkembangan iptek.Hadirin yang berbahagia,Kebijakan Strategis Pembangunan Iptek Nasional(Jakstra Ipteknas) 2005–2009, yang merupakan pedomannasional dalam implemantasi program riset dan perakitanteknologi di semua sektor. Jakstra Ipteknasdiformulasikan guna memfasilitasi pencapaianpertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melaluipemanfaatan dan pendayagunaan iptek dalam polakemitraan antara Pemerintah sebagai fasilitator danmasyarakat sebagai pengguna iptek, untuk mewujudkanmasyarakat yang sejahtera.Salah satu Implementasi Jakstra Ipteknas adalahtersusunnya Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009.DalamARN, program iptek secara global difokuskan padaenam bidang prioritas, yaitu:1. Pembangunan ketahanan pangan2. Penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru danterbarukan3. Pengembangan teknologi dan manajementransportasi4. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi5. Pengembangan teknologi pertahanan keamanan6. Pengembangan teknologi kesehatan dan obatSains dasar memberikan landasan teoritik bagiperkembangan iptek, inovasi, dan budaya ilmiah.Sebaliknya, berbagai kegiatan pemanfaatan teknologidan inovasi dapat menjadi sumber inspirasi bagipengembangan sains dasar itu sendiri, yang padagilirannya membuka jalan bagi temuan terapan yang lebihbaru. Oleh karena itu, penguatan dan pengembangansains dasar berperanan kunci dalam menjaminkeberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi danpeningkatan daya saing industri.Sebagai bagian dari sains dasar, fisika, kimia danmatematika diharapkan mampu mengungkapkan tataketeraturan alam, khususnya perubahan sifat dan bentukmaterial. Riset fundamental di area ilmu dasar inidiarahkan untuk dapat menghasilkan temuan baru danuntuk menopang berbagai riset terapan yang berfokuspada keenam bidang prioritas riset nasional.Saudara sekalian,Berkaitan dengan program pengembanganpenelitian, Pemerintah telah banyak memfasilitasi saranadan fasilitas termasuk kegiatan penelitian dengan skemainsentif riset, yang saat ini diikuti oleh lembaga litbangantara lain BATAN, BPPT, LIPI, atau lembaga penelitianperguruan tinggi negeri lainnya. Fasilitas tersebut dapatdimanfaatkan oleh seluruh masyarakat penelitiIndonesia, termasuk dari industri-industri untuk32


Agenda Riset Nasional dalam Pengembangan Bahan Magnet dan Teknologi Kemagnetan di Indonesia (BambangSaptoPratomosunu)mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Beberapa kegiatan pada presentasi yang disampaikanmemberikan ilustrasi pelaksanaan penelitian terkaitmagnet dan kemagnetan.Dalam perkembangannya untuk mencapai tujuanpeningkatan iptek, para praktisi bidang fisika khususnyaharus bersama-sama bertukar pandangan dan informasiguna mengambil manfaat baik dari hasil penelitianmaupun informasi peluang bisnis dalam industri melaluiSeminar Nasional Bahan Magnet 2007 ini. Seminar inidiharapkan dapat menghimpun berbagai bentuk karyapara pakar, peneliti, industriawan, dan mahasiswa dibidang fisika serta membahas lebih lanjut hasil penelitian,meningkatkan kemitraan antar industri, lembaga litbang,perguruan tinggi, dan pemerintah. Lebih lanjutdiharapkan para peserta dapat berdiskusi yangkonstruktif dan akomodatif dalam memanfaatkan karyapenelitian bahan magnet dan kemagnetan sertameningkatkan nilai tambah dari sumberdaya alam sebagaibahan baku untuk memperkokoh industri terkait diIndonesia.Akhirnya kepada para peserta diucapkan selamatberdiskusi semoga bermanfaat.Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!