13.07.2015 Views

Balanced vs. Unbalanced Growth.pdf - Kumoro.staff.ugm.ac.id

Balanced vs. Unbalanced Growth.pdf - Kumoro.staff.ugm.ac.id

Balanced vs. Unbalanced Growth.pdf - Kumoro.staff.ugm.ac.id

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Balanced</strong> <strong>vs</strong>. <strong>Unbalanced</strong> <strong>Growth</strong><strong>Balanced</strong> <strong>Growth</strong>1. Rosenstein-Rodan2. Ragnar Nurske3. Arthur Lewis<strong>Unbalanced</strong> <strong>Growth</strong>1. AlbertHirschman2. Walt WhitmanRostow


Teori Pertumbuhan Berimbang(<strong>Balanced</strong> <strong>Growth</strong>)“The synchronised application of capital toa w<strong>id</strong>e range of different industries”- Nafziger (1990, p. 85)Sebagai cara utk keluar dari lingkaran-setankemiskinan, teori ini mengandaikan perlunyapengerahan modal secara serentak di dalamberbagai industri.


Dua Versi Sebuah upaya minimun diperlukan untukmengatasi sulitnya membagi-bagi prosesproduksi, dari permintaan atau penawaran. Perlusuatu Big Push atau “DoronganBesar” (Rosenstein-Rodan and Nurkse) Jalur pembangunan dan pola investasi harusdiseimbangkan (balanced) agar semua sektorekonomi dapat berfungsi. (Nurkse and Lewis)


Big Push: Rosenstein-RodanPaul Rosenstein-Rodan1902 - 1985• Dari keprihatinan ttg situasi stlh perangdi Eropa Timur• Industrialisasi & infrastruktur adl carapaling tepat mengatasi 25%pengangguran di sektor agraris• Investasi harus terkoordinasi• Investasi mesti dilakukan serentak dibanyak tempat• Pembangunan t<strong>id</strong>ak bisa diserahkan kepasar karena kurangnya informasi danket<strong>id</strong>aktepatan investasi (eksternalitas)• Dorongan besar diperlukan dari negarauntuk mengatasi jebakan “low-levelequilibrium”.


Masalah Kelengkapan (Complimentarity) dlmIndustri Rangsangan untuk berinvestasi dibatasi oleh besaranpasar yg ada. Dlm ekonomi agraris yg bersifat non-surplus, t<strong>id</strong>ak adapermintaan akan barang olahan. Hukum alam: ketika para pekerja beralih ke sebuahindustri, mis: sepatu, apakah akan selalu ada permintaanuntuk industri sepatu tsb? Rosenstein-Rodanmenunjukkan bahwa pekerja itu t<strong>id</strong>ak akan hanya belanjauntuk sepatu. Karena itu, ekses produksi akan selalubermasalah. Tetapi, jika para pekerja beralih ke berbagai bentukindustri yg juga sekaligus akan dibeli dg upah para pekerjaitu, maka industri akan saling melengkapi. Di sinipentingnya koordinasi diantara berbagai industri.


Ekonomi EksternalDi negara-negara berkembang, eksternalitas mungkinsama besarnya dengan besaran keuntungan ygmungkin diperoleh.Keputusan investasi oleh pasar seringkali t<strong>id</strong>akmempertimbangkan eksternalitas.Namun, jika ekonomi secara keseluruhan dipandangsebagai sebuah unit investasi maka ekonomi eksternalakan menjadi keuntungan internal (external economiesbecome internal profits).


Wirausaha Tanpa Pengalaman Pendorong utama investasi adalah harapan akanlaba (profit expectations) yang hanya muncul daripengalaman. Masalah di negara berkembang ialah bahwa t<strong>id</strong>akada pengalaman yg bisa menuntun wirausaha. Karenanya risiko subjektif (subjective risk) lebihtinggi daripada risiko (objective risk) sehinggainvestasi t<strong>id</strong>ak jalan. Sebuah lembaga koordinasi, yg punya lebih banyakinformasi, akan lebih mampu menilai risikoketimbang wirausaha secara indiv<strong>id</strong>ual.


Mengkoordinasikan ‘Big Push’ Intervensi pemerintah dalam bentuk sebuah “investasiyang terkoordinasi” dapat mengatasi masalah dengan:mengkoordinasikan industri yang saling melengkapi;melihat eksternalitas sebagai keuntungan; danmengumpulkan informasi yang cukup untukmemperhitungkan risiko. Ketika titik-ambang bagi industrialisasi tercapai, insentifswasta yang normal dapat berlangsung dengan baiksehingga investasi dapat diambil-alih oleh swasta. Dengan demikian, sebuah dorongan besar akan dapatmengeluarkan ekonomi dari lingkaran-setan (viciouscircle)keterbelakangan dan memungkinkan terciptanyalingkaran-malaikat (virtuous-circle) pertumbuhan.


<strong>Balanced</strong> <strong>Growth</strong>: NurkseRagnar Nurkse1907 - 1959 Nurkse sepaham dengan tesisRosenstein-Rodan, tetapimenyarankan beberapa perbaikan. Dia mengikuti teori “Big Push”, tetapiberpendapat bahwa koordinasi jugadapat dilakukan oleh lembagalembagaswasta, misalnya olehperbankan. Kontribusi teoretisnya ialahpenekanan pada pentingnyamencapai keseimbangan diantaraberbagai sektor di dalam ekonomi.


Ekonomi Berimbangmenurut Nurkse Nurkse lebih memperhatikan jalur-jalur bagi arahpembangunan dan pola investasi. Dia berpendapat bahwa arah pembangunan itu dibuahsedemikian rupa sehingga terdapat keseimbangandiantara berbagai sektor sehingga t<strong>id</strong>ak adapenghambat maupun ekses kapasitas. Yang paling penting dalam hal ini adalah proposisibahwa sektor agraris dan sektor industri harusdiseimbangkan.


Model Arthur Lewis“Economic Development with Unlimited Suppliesof Labor", 1954, Manchester School Konsep teorinyamembahas tentangpembangunan dinegara-negaraberkembang yangmemiliki surplustenaga-kerja. Seperti halnya Nurkse,dia melihatpentingnyakeseimbanganagraris-industri.


Gambar 2. Model LewiswoSurplus tenaga-kerjapUpah kapitalisSektor Penikmat/IndustrimJumlah tenaga-kerjaUpah dlm ekonomi surplustenaga-kerja yg ditentukan pasarPerolehan upah subsistensi


Asumsi Dasar Lewis Hanya ada 2 sektor: agraris dan industri. Semua buruh bermula dari sektor agraris. Oleh karena itu penggunaan buruh sangat t<strong>id</strong>ak efisien;Produktivitas = sangat rendah atau mendekati nol. Buruh dari sektor agraris akhirnya akan berpindah ke sektorindustri sepanjang upah di sektor industri itu lebih tinggi daripadatingkat subsistensi. Jika lebih sedikit buruh yg bekerja di sektor agraris, efisiensi danproduktivitas t<strong>id</strong>ak akan menjadi masalah. Diasumsikan bahwa ketika industri mendapat untuk, dia akanselalu MENABUNG dan melakukan INVESTASI. Kuncinya ialah bahwa investasi dan tabungan harus lebih besardaripada inflasi dan upah. Proses ini akan terus meningkatkan permintaan akan tenaga-kerja(bahwa tenaga-kerja harus terus surplus)


Implikasi Teori Lewis bagi Negara Berkembang Perbedaan Utara-Selatan: bobot produksi agraris <strong>vs</strong>. produksiindustri dan ketenagakerjaan. Potensi tersembunyi yg dimiliki negara berkembang adalah cadangantenaga-kerja pedesaan yang tak terbatas, bekerja di sektor agraris dansiap untuk beralih ke sektor perkotaan yg modern. Di Selatan, ko-eksistensi antara dua sektor bersifat dualistis sehingga: Sektor agraris menyediakan tenaga-kerja bagi industri; dan industri membelipangan dari mereka; tetapi t<strong>id</strong>ak ada hubungan yg jelas antara keduanya. Produktivitas di sektor agraris demikian lambat sehingga banyak terjadipengangguran tak-kentara (disguised unemployment), yaitu surplus tenagakerja. Transformasi yang dinamis tergantung kepada tertariknya tenagakerjapedesaan ke sektor industri, sehingga ketika produksi di sektor industrinaik t<strong>id</strong>ak ada perubahan dalam produksi di sektor agraris. Karena asumsinya bahwa yg dapat melakukan investasi dan tabunganhanyalah sektor industri, teori Lewis dianggap pro-kapitalis dan t<strong>id</strong>akberpihak pada buruh.


Pertumbuhan Tak Berimbang(<strong>Unbalanced</strong> <strong>Growth</strong>) Dorongan besar (Big Push) dalam praktik sulitdilakukan. Perencana harus berkonsentrasi pada sektor-sektortertentu saja. Prioritas dapat dilakukan berdasarkan kaitan-kaitanantar industri (linkages) Kaitan antar industri itu yang sering t<strong>id</strong>ak jelas dinegara-negara berkembang Pergeseran ke industrialisasi tetap bisa membantu.


Kaitan Industrial & Pertumbuhan Tak BerimbangAlbert Hirschman, The Strategy of EconomicDevelopment (1958) Kendala sumberdaya di negara berkembangmembutuhkan prioritisasi, ke mana investasi harusdilakukan utk mengawalinya? Big push harus ditujukan kepada beberapa industrisaja, karena itu penting merumuskan“pertumbuhan tak berimbang”. Selalu ada kecenderungan tak berimbang. Mis:beberapa sektor yg d<strong>id</strong>orong investasi mungkinmengalami overcap<strong>ac</strong>ity; outputnya menjadi makinmurah karena “economies of scale”. Akibat selanjutnya adalah peralihan investasi kehulu (upstream investments). Mis: oversupply listrik;karena listrik makin murah,ada kebutuhan pembangkitlistrik di banyak sektor yang menyedot listrik dalamjumlah besar. Sektor kunci bagi investasi awal harus ditentukanberdasarkan kaitan industrial ke depan maun kebelakang (b<strong>ac</strong>kward and forward linkages).


Teori Tahap-tahap PertumbuhanWalt Whitman RostowModel tinggal-landas (take-off) diungkapkan oleh WW.Rostow sebagai model historis dari pertumbuhanekonomi, berdasarkan pengalaman di Inggris.Model ini mengklaim bahwa modernisasi ekonomiterjadi dalam lima tahap berikut:1. Traditional society2. Preconditions for take-off3. Take-off4. Drive to maturity5. Age of high mass consumptionRostow berpendapat bahwa pola ini merupakankategorisasi historis universal tahapan pertumbuhanyang harus dilalui oleh setiap bangsa.


Traditional Society Output dikonsumsi oleh produsen sendiri dan t<strong>id</strong>akdiperdagangkan Perdagangan dilakukan dengan barter Agraris adalah sektor yg dominan – padat tenaga-kerja(labor-intensive) Alokasi sumberdaya ditentukan oleh metode produksitradisional dan bukan pengetahuan ilmiah Masyarakat “pre-Newtonian” atau “pre-scientific”dengan sebuah perspektif fatalisme jangka-panjang Pemilik tanah berperan dominan dan penting dalampenentuan kekuasaan politik dan ekonomi.


Pre-conditions for Take-off Destruksi masyarakat tradisional oleh kekuatan dariluar, misalnya melalui kolonialisme Munculnya kelas wirausaha dan manajerial Berkembangnya sektor finansial dan meningkatnyainvestasi Pembangunan infrastruktur Bisnis modern dengan menggunakan metodeproduksi baru yang lebih canggih Munculnya “re<strong>ac</strong>tive nationalism”.


Take-off into sustained growth Meningkatnya industrialisasi, produksi danketenagakerjaan yang beralih dari agraris kepengolahan (manuf<strong>ac</strong>turing). Pertumbuhan terpusat di wilayah sebuah negara, dibeberapa pusat industri pengolahan. Investasi mencapai lebih dari 10% PDB Evolusi lembaga politik dan sosial yang mendukungindustrialisasi Pertumbuhan berlangsung mandiri (self-sustaining)ketika investasi mendorong meningkatnya penghasilan,menambah tabungan yang selanjutnya digunakanuntuk investasi lebih lanjut.


Drive to Maturity Ekonomi mulai meluas ke kawasan-kawasanbar. Inovasi teknologi menyedikan peluang investasiyang lebih luas. Ekonomi mulai memproduksi berbagai bentukbarang dan jasa dan t<strong>id</strong>ak lagi tergantungkepada impor. Diversifikasi produk tersebut akan mengurangisecara signifikan tingkat kemiskinan danmeningkatkan taraf-h<strong>id</strong>up; Masyarakat t<strong>id</strong>akperlu lagi mengorbankan rasa nyaman untukmem<strong>ac</strong>u sektor tertentu supaya lebihproduktif.


Age of High Mass Consumption Ekonomi berorientasi pada konsumsi masal (massconsumption). Sektor-sektor jasa menjadi semakin dominan. Masyarakat lebih mengutamakan kenyamanandengan berbagai m<strong>ac</strong>am pilihan konsumen,meprioritaskan rasa aman, dan menikmati seni danwaktu-senggang (leisure).


Kritik terhadap Teori TahapanPertumbuhan Rostow Teori ini sekadar membuat universal pengalamansebuah bangsa (Inggris) pada periode waktutertentu (abad ke-16 hingga abad ke-20). Faktor eksternal seperti kolonialisasi danimperialisme justru dapat menghambat prosespembangunan di negara yang terjajah. Prasyarat untuk tinggal-landas sampai sekarangbaru muncul. Teori ini cenderung mendasarkan diri pada asumsisubjektif dan t<strong>id</strong>ak d<strong>id</strong>ukung data empiris.


CIRI DASAR TEORI PEMBANGUNANEKONOMI KAUM DEVELOPMENTALIS Merupakan pionir teori pembangunan ekonomi setelahPerang Dunia II. Merupakan cara pandang yg longgar (loose school ofthought); kurang teoretis, lebih bersifat historis danberorientasi praktis untuk menjawab pertanyaan tentangbagaimana membangun. Optimistis, percaya pada pembangunan sebagai suatuproses yang linier yang harus dilalui oleh semua bangsa. Menekankan pada industrialisasi berskala besar sebagaikunci dalam proses pembangunan. Mengagungkan kekuatan pasar tetapi mendukung intervensipemerintah yang berskala-besar untuk menggerakanpertumbuhan ekonomi. Mirip dengan teori Keynesian dalam rekomendasi mengenaiintervensi pemeriintah dan bahwa kinerja ekonomi yangburuk merupakan kurangnya permintaan agregat.


Implikasi Praktis Teori pertumbuhan berimbang maupunpertumbuhan tak-berimbang memiliki keunggulandan kelemahan masing-masing. Kandungan argumentasinya t<strong>id</strong>ak selalu harussaling-bertentangan, tetapi mungkin bisa salingmelengkapi. Teori pertumbuhan masih punya pengaruh kuatbagi perumus kebijakan di negara-negaraberkembang.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!