13.07.2015 Views

Penyakit Jantung Koroner pada Anak dan ... - USUpress

Penyakit Jantung Koroner pada Anak dan ... - USUpress

Penyakit Jantung Koroner pada Anak dan ... - USUpress

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Penyakit</strong> <strong>Jantung</strong> <strong>Koroner</strong> <strong>pada</strong> <strong>Anak</strong><strong>dan</strong> PencegahannyaAbdullah Afif Siregar <strong>dan</strong> Ellya Nova LubisRINGKASAN<strong>Penyakit</strong> <strong>Jantung</strong> <strong>Koroner</strong> (PJK) adalah penyakit jantung yang timbulakibat penyempitan <strong>pada</strong> arteri koronaria. Penyebab terbanyak daripenyempitan tersebut adalah aterosklerosis yang merupakan suatukelainan yang terdiri atas fibrolipid dalam bentuk plak yang menonjolatau penebalan <strong>pada</strong> tunika intima <strong>dan</strong> <strong>pada</strong> bagian dalam tunika media.Proses aterosklerosis sudah dimulai <strong>pada</strong> masa kanak-kanak <strong>dan</strong> menjadinyata secara klinik <strong>pada</strong> kehidupan dewasa. Lebih dari setengah insidenpenyakit ini dapat diterangkan kejadiannya oleh hiperkolesterolemia,hipertensi, <strong>dan</strong> merokok. Terdapat beberapa faktor risiko lain yang jugaberperan akan tetapi dalam derajat yang lebih kecil misalnya obesitas,aktivitas fisik yang kurang, <strong>dan</strong> kepribadian tipe A. Pengendalianterhadap faktor risiko kardiovaskular dihubungkan dengan pencegahanPJK harus sudah dimulai sedini mungkin sebelum terjadi perubahan yangirreversibel <strong>pada</strong> dinding pembuluh darah. Ini berarti <strong>pada</strong> saatberlangsungnya tumbuh kembang anak. Dua strategi utama dalampencegahan PJK yaitu pendekatan populasi atau kesehatan masyarakat<strong>dan</strong> pendekatan individual <strong>pada</strong> anak berisiko tinggi.PENDAHULUAN<strong>Penyakit</strong> jantung koroner (PJK) atau penyakit jantung iskemik adalahpenyakit jantung yang timbul akibat penyempitan <strong>pada</strong> arteri koronaria.Penyempitan tersebut dapat disebabkan antara lain aterosklerosis, sifilis,pelbagai jenis arteritis, emboli koronaria, kelainan jaringan ikat misalnyalupus eritematosus <strong>dan</strong> spasme. Oleh karena aterosklerosis merupakanpenyebab terbanyak (99%) maka pembahasan tentang PJK <strong>pada</strong>umumnya terbatas penyebab tersebut. 1Arterosklerosis <strong>pada</strong> dasarnya merupakan suatu kelainan yang terdiri ataspembentukan fibrolipid dalam bentuk plak-plak yang menonjol ataupenebalan yang disebut ateroma yang terdapat didalam tunika intima <strong>dan</strong><strong>pada</strong> bagian dalam tunika media. 1,2 Proses ini dapat terjadi <strong>pada</strong> seluruh1


arteri, tetapi yang paling sering adalah <strong>pada</strong> aorta, arteri koronaria,serebral <strong>dan</strong> iliofemoral. 3Proses aterosklerosis dimulai <strong>pada</strong> masa kanak-kanak, 1,8 <strong>dan</strong> menjadinyata secara klinik <strong>pada</strong> kehidupan dewasa. 1 3,6,8 Perkembangan kelainanini berlangsung lambat <strong>dan</strong> berlangsung sangat lama sebelum munculgejala pertama seperti angina pektoris, infark miokard, <strong>dan</strong> tidak jarangmenyebabkan kematian mendadak. 1 Progressi <strong>dan</strong> derajat keparahanaterosklerosis berhubungan dengan ada <strong>dan</strong> luasnya faktor-faktor risikokardiovaskuler serta menetapnya faktor risiko tersebut dalam waktu yanglama. 9 Berdasarkan, bukti bahwa aterosklerosis dimulai masakanak-kanak, maka pencegahan primer penyakit jantung koroner harusdimulai sejak kanak-kanak <strong>dan</strong> remaja. 7,9 Pencegahan primer mempunyaipotensi yang besar terhadap munculnya atau melambatnya gejala klinikdari PJK. 6EPIDEMIOLOGISurvei Kesehatan Rumah Tangga (SKIRT 1986) yang dilakukan di 7propinsi dengan menghasilkan prevalensi penyakit jantung iskemik <strong>dan</strong>lainnya <strong>pada</strong> golongan umur 15-24 tahun adalah 18,3 per 100.000penduduk. Angka ini meningkat dengan tajam <strong>pada</strong> golongan umur 45-54tahun yakni 174,6 per 100.000 penduduk <strong>dan</strong> 461,9 per 100.000penduduk <strong>pada</strong> umur 55 tahun ke atas. Se<strong>dan</strong>gkan kematiankardiovaskular dengan sebab utama penyakit jantung iskemik <strong>dan</strong> lainnyaadalah 17,5 per 100-000 penduduk <strong>dan</strong> kematian yang berkaitan denganpenyakit tersebut adalah 27,4 per 100.000 penduduk. 12Jumlah kasus penyakit jantung koroner di Rumah Sakit <strong>Jantung</strong> HarapanKita Jakarta juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun1990 jumlah kasus penyakit jantung koroner di Rumah Sakit <strong>Jantung</strong>Harapan Kita Jakarta tercatat sebanyak 1338 kasus, jumlah ini meningkatmenjadi 1555 kasus <strong>pada</strong> tahun 1991 <strong>dan</strong> meningkat lagi <strong>pada</strong> tahun 1992menjadi 1643 kasus. 13Kenaikan prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia, sebagaimanajuga di negara-negara industri maju, tampaknya berkaitan dengankenaikan tingkat sosial ekonomi atau pendapatan yang telah melampauitingkat subsistensi. 14Sejak tahun 1965 angka kematian PJK mulai berkurang di AmerikaSerikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Israel, Belgia, Finlandia,2


Belanda, <strong>dan</strong> lain-lain. Dalam waktu yang sama terjadi peninggian angkakematian penyakit jantung koroner di banyak negara lain, termasuk jugadi beberapa negara Eropa Barat <strong>dan</strong> Selatan. Walapun demikian dibeberapa negara tidak terlihat perubahan angka kematian tersebut.Meskipun penyebab perubahan tersebut tidak jelas tetapi dianggap bahwayang ikut berperan adalah penurunan insiden atau morbiditas PJK.Penurunan insiden PJK tersebut mungkin disebabkan oleh perubahanfaktor risiko serta pola makanan. 1WHO (1990) memperkirakan bahwa sebab kematian terbanyak per tahunadalah penyakit kardiovaskuler yaitu sebesar 12 juta per tahun untukseluruh dunia. Angka ini juga meningkat untuk negara-negara se<strong>dan</strong>gberkembang termasuk Indonesia. 10 Menurut data Departemen KesehatanTahun 1973, di antara penderita penyakit jantung yang dirawatdidapatkan 25-35% adalah penyakit jantung koroner. <strong>Penyakit</strong> jantungkoroner ini <strong>pada</strong> tahun 1980 merupakan penyebab kematian keempat dirumah sakit di negara kita se<strong>dan</strong>gkan <strong>pada</strong> tahun 1972 masih mendudukiurutan ke-11. 11PATOGENESISTerdapat banyak hipotesis tentang kejadian aterosklerosis antara lain Theresponse-to-injury, Monoclonal, Clonal Senescense, lipids andConnective Tissue. 15 Akhir-akhir ini telah diajukan peran monosit sebagaiawal lesi aterosklerosis. Penggabungan teori infiltrasi lemak <strong>dan</strong>kerusakan endotel palinq banyak dianut. 1Pada keadaan normal, endotelium menghalangi penetrasimolekul-molekul besar seperti lipoprotein dengan densitas rendah <strong>dan</strong>sangat rendah (LDL, VLDL) ke dalam intima, se<strong>dan</strong>gkan lipoproteindengan densitas yang lebih tinggi dengan molekul yang lebih kecil dapatbergerak bebas ke dalam <strong>dan</strong> ke luar intima. Sel-sel endotelium jugamenghasilkan prostasiklin (PG12) <strong>dan</strong> oksida nitrit yang dapat mencegahpenumpukan platelet.Peninggian permeabilitas endotelium merupakan kelainan pertama akibatterjadinya jejas arteri yang merupakan suatu respons non spesifik disebabkanoleh virus, toksin, kompleks imun, produk-produk yang dilepaskan olehsel-sel darah putih atau platelet-platelet yang teraktivasi, <strong>dan</strong> stres fisik yangtidak lazim. Hal ini juga dapat disebabkan a<strong>dan</strong>ya peninggian konsentrasilipoprotein dalam darah. Bila lipoprotein memasuki intima akibatpeninggian permeabilitas kapiler, maka senyawa protein utama dari LDL3


<strong>dan</strong> VLDL (apolipoprotein B) berikatan dengan glikosoaminoglikan,terutama dermatan sulfat sehingga lipoprotein menumpuk di dalam intima.Kemudian LDL tersebut dirubah oleh sel-sel sekitarnya (teroksidasi) <strong>dan</strong>ditangkap oleh reseptor yang ada <strong>pada</strong> makrofag (scavenger cells).Selanjutnya terjadi perubahan-perubahan kimia dari LDL <strong>dan</strong> menghasilkanmonocyte chemotactic factor <strong>dan</strong> juga merupakan sitotoksik terhadap sel-selendotelium. Monosit tertarik <strong>dan</strong> melekat ke endotelium, kemudianmelakukan penetrasi ke sub endotelium menjadi makrofag yang berisidroplet-droplet lipid <strong>dan</strong> menyebabkan permukaan endotelium menjadi tidakrata. Selanjutnya terjadi peninggian permeabilitas endotel terhadap lipid.Limfosit T juga terlibat (kemotaksis monosit <strong>dan</strong> penetrasi intima jugamerupakan awal dari abnormalitas). Kerusakan endotel juga merangsangplatelet-platelet untuk bertumpuk, degranulasi <strong>dan</strong> menghasilkan adenosindifosfat serta tromboksan A 2 . Adenosin difosfat <strong>dan</strong> tromboksan A 2selanjutnya menyebabkan penumpukan platelet. Platelet-platelet, selendotelium, makrofag <strong>dan</strong> limfosit T menghasilkan cytokines like colonystimulating factors, insulin like growth factor-1, TGF-,8, interieukin-1, andtumor nekrosis faktor-a. Semua ini bekerja menghasilkan suatu faktor yangdiketahui sebagai platelet derived growth factor (PDGF) yang menyebabkansel-sel otot polos terpisah, masuk ke dalam intima <strong>dan</strong> mengambillipoprotein untuk membentuk sel busa, menghasilkan elastin <strong>dan</strong> kolagen,kemudian membentuk plak fibrosa. 3FAKTOR RISIKOPelbagai otopsi <strong>pada</strong> pria muda di negara maju menunjukkan bahwasekitar 70% di antara mereka sudah ada garis lemak <strong>pada</strong> arteriakoronaria. Plak <strong>dan</strong> garis lemak yang muncul <strong>pada</strong> dinding arteri koronerberkembang sepanjang masa remaja sampai masa dewasa dengankecepatan yang sangat bervariasi <strong>dan</strong> sebagian besar bergantung <strong>pada</strong>prevalensi faktor-faktor risiko kardiovaskular utama. 2 Lebih dari setengahinsidens penyakit ini dapat diterangkan kejadiannya olehhiperkolesterolemia, hipertensi, <strong>dan</strong> merokok. Terdapat beberapa faktorrisiko lain yang juga berperan akan tetapi dalam derajat yang lebih kecilmisalnya obesitas, aktivitas fisik yang kurang, <strong>dan</strong> kepribadian tipe A.Kombinasi beberapa faktor risiko sangat meningkatkan kemungkinanterjadinya PJK. 1 Brenson GS dkk. melaporkan bahwa peninggian tekanandarah sistole, peninggian LDL kolesterol <strong>dan</strong> trigliserida, <strong>dan</strong> merokokberhubungan secara bermakna terhadap luasnya lesi aterosklerosis <strong>pada</strong>orang muda. 9 Dari semua faktor-faktor yang terlibat dalam PJK,gangguan dari lemak darah <strong>dan</strong> tekanan darah adalah yang palingpenting. 16 Newman WP dkk. mendapatkan a<strong>dan</strong>ya hubungan antara kadar4


lipoprotein serum <strong>dan</strong> tekanan darah sistolik terhadap luasnya garis-garislemak <strong>pada</strong> aorta <strong>dan</strong> arteri koroner orang muda. Luasnya garis-garis lemak<strong>pada</strong> aorta berhubungan sangat kuat dengan kadar kolesterol total <strong>dan</strong>kolesterol LDL se<strong>dan</strong>gkan <strong>pada</strong> arteri koroner berhubungan secarabermakna dengan kadar VLDL kolesterol <strong>dan</strong> tekanan darah sistolik yanglebih tinggi. 17 Brenson GS dkk., menghubungkan faktor-faktor risikoantemortem terhadap aterosklerotik <strong>pada</strong> aorta <strong>dan</strong> arteri koroner. Hasil yangdidapat adalah garis-garis lemak aorta berhubungan bermakna dengan kadarkolesterol total, kolesterol LDL <strong>dan</strong> ponderal indeks se<strong>dan</strong>gkan garis-garislemak arteri koroner berhubungan bermakna dengan serum trigliserid,kolesterol VLDL, tekanan darah sistolik <strong>dan</strong> diastolik <strong>dan</strong> ponderal indeks.Hubungan garis lemak terhadap plak fibrosa lebih besar <strong>pada</strong> arteri koronerdibandingkan dengan aorta. 18Hiperkolesterolemia merupakan suatu faktor risiko utama terhadapperkembangan PJK. 19 Level kolesterol total yang tinggi, kolesterol LDL<strong>dan</strong> level kolesterol HDL yang rendah berhubungan dengan peningkatanrisiko PJK <strong>pada</strong> remaja <strong>dan</strong> dewasa muda. 20,21Peninggian kadar trigliserid mempunyai peranan yang lebih kecildibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi sebagai suatu faktorrisiko. Bila peninggian kadar trigliserid plasma diikuti dengan kadarkolesterol LDL yang rendah, hal ini menyebabkan terjadinya peninggianrisiko PJK. 22 Bao W dkk. melaporkan bahwa didapati hubungan yangbermakna antara kadar profil lipid semasa kanak-kanak dengan profillipid di masa dewasa terutama untuk kadar kolesterol total <strong>dan</strong> LDL, dimana kadar kolesterol LDL merupakan, prediktor yang paling kuatterhadap kemungkinan hiperlipidemia di masa dewasa oleh karena kadarkolesterol LDL yang tinggi <strong>pada</strong> waktu dewasa tampaknya merupakansatu-satunya profil lipid yang menetap semenjak kanak-kanak. 23Peninggian tekanan darah <strong>pada</strong> masa anak dapat merupakan salah satupenyebab cedera <strong>pada</strong> endotel pembuluh darah yang merupakan awalkejadian aterosklerosis, 2 <strong>dan</strong> mempercepat proses aterosklerosis sehinggamempertinggi risiko PJK. 24 Kebanyakan studi epidemiologi telahmemperlihatkan suatu peninggian progresif risiko kardiovaskular denganmeningginya tekanan darah. 22Studi prospektif secara konsisten memperlihatkan bahwa merokokberhubungan langsung terhadap risiko PJK. 22 Penelitian Framinghamselama 26 tahun menunjukkan laki-laki perokok akan terkena empat kalilipat <strong>dan</strong> <strong>pada</strong> wanita lima kali lipat dibandingkan yang tidak merokok. 25<strong>Anak</strong> yang menjadi perokok pasif untuk jangka waktu lama mempunyai5


nilai HDL yang rendah dibandingkan dengan anak yang tidak dalamkondisi demikian. Mereka yang perokok aktif juga diketahui mempunyaistatus anti oksi<strong>dan</strong> yang kurang. Dengan demikian anak yang terpapar<strong>pada</strong> rokok berada dalam lingkungan risiko untuk mengalamiaterosklerosis. 2 Penelitian di Indonesia merokok merupakan faktor risikoterbanyak dibandingkan faktor risiko lainnya. 25Obesitas erat kaitannya dengan faktor risiko-PJK yang lain sepertihipertensi, hiperlipidemia, kadar kolesterol HDL yang rendah, sertagangguan toleransi glukosa maupun hiperinsulinisme. 4,26 Freedman DSdkk. mendapatkan bahwa penambahan obesitas <strong>pada</strong> orang muda diikutidengan peninggian profil lipoprotein aterogenik. 27 Tershakovec AM dkk.melaporkan bahwa peninggian lemak tubuh berhubungan denganpeningkatan usia. Peninggian kadar kolesterol darah mengawaliperkembangan dari peninggian lemak tubuh. Peninggian lemak tubuhberhubungan dengan peninggian tekanan darah <strong>dan</strong> kadar insulin. 28 CresnataJL dkk. melaporkan bahwa obesitas bukan suatu faktor independen tetapimerupakan faktor risiko yang tidak langsung terhadap terjadinyaaterosklerosis melalui hipertensi, hiperlipidemia <strong>dan</strong> diabetes mellitus. 6Telah lama diketahui bahwa kepribadian tipe A, rasa percaya diri kurang,kecemasan <strong>dan</strong> depresi secara konsisten berhubungan dengan PJK. 1 Hasilpenelitian yang dilakukan untuk melihat a<strong>dan</strong>ya pengaruh stres terhadapkepribadian tipe A <strong>pada</strong> anak mengungkapkan bahwa faktor-faktor dalamlingkungan keluarga mungkin penting dalam pembentukan kepribadiananak. Bila anak-anak mengambil alih kepribadian tipe A tersebut, makadikemudian hari mereka akan termasuk <strong>pada</strong> kelompok berisiko tinggi untukmenderita PJK. 2 Supargo A dkk. melaporkan bahwa pola prilaku tipe A <strong>dan</strong>stres mempunyai hubungan dengan penyakit jantung koroner. 11 StudiFramingham menunjukkan meskipun seseorang tidak mempunyai faktorrisiko PJK lainnya, tetapi ia menunjukkan tipe kepribadian A <strong>dan</strong> strespsikososial yang tidak terselesaikan akan terkena juga PJK. 25Dalam negara yang se<strong>dan</strong>g berkembang kecenderungan terhadapkehidupan tanpa aktivitas fisik yang baik semakin meningkat <strong>dan</strong> hal inimengakibatkan obesitas. Obesitas merupakan prekursor utama faktorrisiko PJK ditambah faktor lain yaitu tekanan darah tinggi, diabetesmellitus <strong>dan</strong> kenaikan kadar kolesterol. A<strong>dan</strong>ya efek langsung latihanfisik atas aterosklerosis tetap belum jelas. Berdasarkan <strong>pada</strong> buktieksperimental bahwa aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari akanmenurunkan berat ba<strong>dan</strong>, kadar lipid darah, aktivitas insulin, <strong>dan</strong> tekanandarah. Hal ini dapat mencegah risiko aterosklerosis. 296


Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor risiko PJK, apalagi bilakadar gula darah tidak terkontrol. 22 Pada pasien diabetes juvenilis lebihbanyak ditemukan penyempitan di arteri koroner oleh plak aterosklerosisdibandingkan <strong>pada</strong> pasien yang bukan diabetes mellitus dengan umur <strong>dan</strong>jenis kelamin yang sama. 8Individu dengan riwayat keluarga positif PJK <strong>pada</strong> usia di bawah 50tahun mempunyai peningkatan risiko untuk PJK. 8,22<strong>Penyakit</strong> jantung koroner seringkali ditemukan <strong>pada</strong> populasi yangtermasuk kelas ekonomi rendah. Keadaan ini telah banyak diselidiki dinegara Barat. <strong>Anak</strong> <strong>dan</strong> remaja yang termasuk dalam kelompok sosioekonomi yang rendah mempunyai profil faktor risiko yang paling buruk.Mereka mempunyai tekanan darah rata-rata yang lebih tinggi, kadarkolesterol total <strong>dan</strong> LDL yang lebih tinggi, serta rasio kolesterolHDL/total yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang termasukdalam kelompok sosio ekonomi yang lebih tinggi. 1Di Indonesia sekarang ini anak-anak yang tinggal di perkotaan mungkinsudah sama kondisinya dengan anak yang sebaya mereka yang tinggal dikota-kota besar di dunia yaitu terpapar faktor risiko kardiovaskular.Mereka menghadapi jenis makanan kaya termasuk junk-food yang mudahsekali meninggikan kadar kolesterol darah <strong>dan</strong> tekanan darah. Selain itumereka mengikuti kebiasaan merokok yang diperoleh baik melalui iklandi media massa maupun pergaulan. Mereka juga kurang melakukankegiatan fisik karena pengaruh permainan elektronik, televisi maupunmudahnya menggunakan sarana transportasi. Pengaruh lingkungantersebut dapat mengarah <strong>pada</strong> pembentukan awal PJK. 2PENCEGAHANPengendalian terhadap faktor risiko kardiovaskular dihubungkan denganpencegahan PJK. Pengendalian harus dimulai sedini mungkin sebelumterjadi perubahan yang irreversibel <strong>pada</strong> dinding pembuluh darah. Iniberarti <strong>pada</strong> saat berlangsungnya tumbuh kembang anak. 2Dua strategi utama dalam pencegahan PJK yaitu:A. Pendekatan populasi atau kesehatan masyarakat.B. Pendekatan individual (anak berisiko tinggi). 67


A. Pendekatan populasi atau kesehatan masyarakatPendekatan ini melibatkan seluruh populasi <strong>dan</strong> berusaha untukmengubah seluruh faktor risiko dari populasi tersebut melalui gaya hidupyang sesuai <strong>dan</strong> sehat seperti:1. Menghilangkan kebiasaan merokok.2. Mendiagnosis <strong>dan</strong> mengontrol hipertensi.3. Mendiagnosis <strong>dan</strong> mengontrol hiperbetalipoproteinemia.4. Mendiagnosa <strong>dan</strong> mengontrol diabetes mellitus.5. Pemeliharaan berat ba<strong>dan</strong> ideal.6. Melakukan aktivitas fisik yang teratur.7. Penambahan masukan serat biji-bijian, buah-buahan <strong>dan</strong>sayur-sayuran dalam diet.8. Pengurangan masukan energi diet yang berasal dari lemak, lemakjenuh, garam, <strong>dan</strong> sukrosa. 6Komponen utama dari pencegahan PJK adalah menurunkan kadarrata-rata kolesterol melalui perbaikan yang progresif dalam pola makanan<strong>pada</strong> populasi. 19Untuk anak-anak berusia 2 tahun tidak dianjurkan mengurangi lemak<strong>dan</strong> kolestrol dalam makanan oleh karena berlangsung proses tumbuhkembang yang cepat. 2,19,20,21 Untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2tahun dianjurkan untuk mengikuti pola makan seperti berikut:1. Gizi yang adekuat harus dicapai dengan memakan makanan yangbervariasi.2. Kalori yang adekuat harus tersedia untuk pertumbuhan <strong>dan</strong>perkembangan yang normal.3. Masukan lemak total tidak melebihi 30% dari total kalori makanan.4. Asam lemak jenuh kurang dari 10% terhadap total kalori makanan5. Masukan kolesterol harus kurang dari 300 mg, per hari. 1,9,20,21B. Pendekatan individual (anak berisiko tinggi)Pendekatan ini ditujukan <strong>pada</strong> individu-individu dengan risiko tinggi <strong>dan</strong>dengan sasaran perubahan-perubahan tingkah laku khusus <strong>pada</strong> setiapindividu untuk menurunkan PJK.<strong>Anak</strong> <strong>dan</strong> remaja dengan risiko tinggi adalah:1. Yang mempunyai orang tua dengan riwayat infark miokard, kematiankoroner tiba-tiba, kecelakaan cerebrovaskuler sebelum usia 50 tahun<strong>pada</strong> laki-laki atau sebelum usia 60 tahun <strong>pada</strong> wanita.8


2. Keluarga dengan hipertensi atau kadar lipid atau lipoprotein abnormalyang ekstrim (hiperlipidemia <strong>dan</strong> hiperbetalipoproteinemia familial).3. <strong>Anak</strong>-anak yang dideteksi dengan kadar faktor risiko PJK yang tinggitetapi tidak mempunyai riwayat keluarga dengan PJK prematur. 6Uji saring yang dilakukan <strong>pada</strong> anak-anak dengan risiko tinggi <strong>dan</strong> yangmendapat perhatian utama adalah pemeriksaan kadar kolesterol darah <strong>dan</strong>tekanan darah. 1,20American Academy of Pediatrics (AAP) telah merekomendasikan agar<strong>pada</strong> anak berumur lebih dari 2 tahun yang termasuk <strong>pada</strong> golonganrisiko tinggi dilakukan uji saring kadar kolesterol. 16 Protokol uji saringtersebut bervariasi berdasarkan alasan untuk pemeriksaan. Untuk anakyang mempunyai salah satu orang tuanya dengan kadar kolesterol lebihtinggi dari <strong>pada</strong> 240 mg/dl, pemeriksaan awal adalah pengukuran kadarkolesterol total. Jika kadar kolesterol total masih dalam batas normal 170mg/100 ml, pengukuran kolesterol diulang dalam 5 tahun. Jika kadarkolesterol total borderline (170-199 mg/100 ml), dilakukan pemeriksaankedua <strong>dan</strong> dirata-ratakan dengan hasil pemeriksaan pertama. Bilarata-ratanya adalah borderline atau tinggi, maka dilakukan analisalipoprotein puasa. Jika kadar kolesterol tinggi (> 200 mg/100 ml), analisalipoprotein puasa harus dilakukan. 19,20Untuk anak yang mempunyai riwayat keluarga PJK prematur,pemeriksaan awal yang harus dilakukan adalah analisa lipoprotein yangmembutuhkan puasa 12 jam untuk memperoleh kadar trigliserid yangakurat, yang perlu untuk perhitungan kadar kolesterol LDL. 19,20Kadar kolesterol LDL rata-rata menentukan langkah untuk penilaianrisiko <strong>dan</strong> pengobatan:1. Kadar kolesterol LDL yang masih dalam batas normal (< 110 mg/dl).Berikan pendidikan terhadap pola makanan untuk semua anak <strong>dan</strong>remaja <strong>dan</strong> faktor-faktor risiko lain. Analisa lipoprotein ulangandilakukan dalam 5 tahun.2. Kadar kolesterol LDL yang borderline (110-129 mg/dl). Berikannasihat mengenai faktor-faktor risiko terhadap PJK, diberi dietlangkah pertama (step-one diet, lihat tabel 1) <strong>dan</strong> dievaluasi kembalidalam 1 tahun.3. Kadar kolesterol LDL yang tinggi (>130 mg/dl). Periksa penyebabsekunder (thyroid, liver <strong>dan</strong> gangguan ginjal) <strong>dan</strong> kelainan familial,uji saring semua anggota keluarga. Diberi diet awal dengan langkahpertama (step-one diet), diikuti dengan diet langkah kedua (step-twodiet, lihat Tabel 1) bila diet langkah pertama gagal mencapai tujuanselama minimal 3 bulan. 19,20 Pada kasus yang ekstrim diberikanpengobatan.9


Tabel 1. Nutrient Composition of Step-One and Step-Two DietsNutrient Step-One Diet Step-Two DietTotal fat (% total calories)


Tabel 2. Suggested Initial Dosage of a Bile Acid Sequestrant forTreatment of FH Children and AdolescentsTC and LDL LevelAfter Diet. (mg/100 ml)Daily Doses* TC LDLI < 245 < 1952 245-300 195-2353 301-345 236-2804 345*One dose is the equivalent of a 9-g packet of cholestyramine (containing 4 g ofcholestyramine and 5 g of filter), one bar of cholestyramine, or 5 g of colestipol.FH, Familial hypercholesterolemia; TC, total cholesterol; LDL, low-densitylipoprotein.From National Cholesterol Education Program: Report of the Expert Panel onBlood Cholesterol Levels in Children and Adolescents, NIH Publication No.91-2732, Sept, 1991.)Dikutip dari: 20Peninggian tekanan darah merupakan salah satu dari elemen yang palingsering <strong>dan</strong> potensial mencetuskan PJK. 16 Tekanan darah 140/90 mmHgditetapkan sebagai hipertensi ringan <strong>pada</strong> orang dewasa. Tetapi kriteriadiagnosis hipertensi dewasa tidak dapat dipakai <strong>pada</strong> anak. Tekanandarah 135/85 mmHg, 2 SD di atas rata-rata atau level persentil ke 95dianggap sebagai kriteria hipertensi <strong>pada</strong> anak. 6The Join National Comittee on Detection, Evaluation, and Treatment ofHigh Blood Pressure <strong>dan</strong> The Task Force on High Blood Pressure inChildren merekomendasikan intervensi non farmakologik <strong>pada</strong> anakdengan level tekanan darah > persentil ke-95 <strong>dan</strong> bila tekanan darah tidakberhasil diturunkan, maka dilakukan intervensi farmakologik. 6 Intervensi,non farmakologik terdiri atas: mengurangi garam dalam makanansehari-hari, dengan jumlah garam yang dianjurkan adalah 0,5-1 mEq/kgBB/hari atau kira-kira 2 gram NaCl/hari untuk remaja dengan berat ba<strong>dan</strong>20-40 kg. Menurunkan berat ba<strong>dan</strong> obesitas dengan jalan mengatur dietsehari-hari, melakukan aktivitas fisik secara teratur <strong>dan</strong> berhentimerokok. Intervensi farmakologik yaitu memberikan obat anti hipertensiberdasarkan Stepped Care Approach. Pada umumnya pengobatanlangkah pertama dimulai dengan diuretika tiazid atau dengan penghambatadrenergic. 3011


KESIMPULANPencegahan terhadap penyakit jantung koroner sudah harus dimulaisedini mungkin sebelum terjadi perubahan yang irreversibel <strong>pada</strong> dindingpembuluh darah. Pencegahan dapat dilakukan dengan membiasakan anakuntuk hidup sehat secara alamiah dengan melakukan aktivitas fisik,mengurangi makan lemak, garam <strong>dan</strong> gula yang berlebihan, penambahanmasukan serat biji-bijian, buah-buahan <strong>dan</strong> sayur-sayuran, menjaga beratba<strong>dan</strong>, menanggulangi stres <strong>dan</strong> bersikap negatif terhadap kebiasaanmerokok, serta memantau kadar kolesterol untuk anak <strong>dan</strong> remaja yangmempunyai risiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner.12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!