13.07.2015 Views

MANUAL - Departemen Pekerjaan Umum

MANUAL - Departemen Pekerjaan Umum

MANUAL - Departemen Pekerjaan Umum

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>MANUAL</strong>Konstruksi dan BangunanNo: 002 - 07 / BM I 2006<strong>Pekerjaan</strong> Lapis Pondasi JalanBuku 7LAPIS PONDASI TANAH KAPURDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


PrakataSalah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan pembinaan jalan adalahtersedianya Standar, Pedoman dan Manual (SPM) yang dapat diterapkan dengan mudahdalam praktek. SPM yang sudah biasa digunakan dalam pembinaan jalan adalahSpesifikasi. Namun demikian, karena Spesifikasi biasanya disajikan dalam uraian yangringkas sehingga kadang-kadang dialami kesulitan dalam memahami Spesifikasi terseOut,sehingga penerapannya kemungkinan kurang sesuai dengan yang diharapkan.Untuk membantu memecahkan persoalan di atas, Direktorat Bina Teknik, Direktorat JenderalBina Marga, <strong>Departemen</strong> <strong>Pekerjaan</strong> <strong>Umum</strong> mencoba menyusun Manual <strong>Pekerjaan</strong> LapisPondasi Jalan.Tatacara penulisan manual ini telah disesuaikan dengan pedoman yang diterbitkan olehBadan Standarisasi Nasional Nomor 8-2000 tentang Penulisan Standar Naiional Indonesia.Karena tujuan utama penyusunan manual ini adalah untuk membantu dalam memahamiatau menafsirkan Spesifikasi yang berkaitan dengan lapis pondasi jalan, maka susunanuraian pada manual ini sejauh mungkin disesuaikan dengan susunan pada Buku Spesifikasi.Dengan demikian, apabila dalam Buku Spesifikasi dijumpai artikel yang dipandang sulitdipahami atau ditafsirkan, maka artikel tersebut, termasuk penjelasannya, diharapkanlapatditemukan dengan mudah dalam manual ini. Dengan manuil ini, diFrarapkan Spesifikasiyang diberlakukan pada suatu proyek benar-benar dapat diterapkan sesuai dengantujuannya, yaitu untuk mendapatkan lapis pondasi yang kinerjanya andal. Manual inimenguraikan juga beberapa jenis lapis pondasi yang potensial untuk ditambahkan ke dalamBuku Spesifikasi.Kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya manual ini, pimpinan DirektoratJenderal Bina Marga tidak lupa mengucapkan terima kasih serta mengharapkan masukanmasukanlebih lanjut yang diperlukan untuk lebih menyempurnakan manual ini.Jakarta, Desember 2006:Di?ekttrf Jenderal Bina Marga'.:'. .. ::, ji'i -"'i:.".'i:''\" '':l;,,.,, l'': l, l-'''i-


Daftar isiPrakata..... ..................... iDaftar isi........................iiDaftar tabe1......... ......... iiiDaftar gambar .............. iiiPendahuluan..................................iv1. Ruang lingkup ...1-202. Acuan normatif.... ......... ..1-203. lstilah dan definisi ................ ...............1-204. Persyaratan............... ... .....2-204.1. Persyaratan bahan ....2-204.1.1. Tanah....... ....2-204.1.2. Kapur ...........3-204.1.3. Air ............ ....3-2O4.2. Persyaratan campuran............... .3-204.3. Persyaratan hasil pelaksanaan lapis pondasitanah kapur ...............4-204.4. Persyaratan pera1atan............... .4-204.4.1. <strong>Umum</strong> ..........4-204.4.2. Alat penggembur dan pencampur........ .............4-204.4.3. Alat penghampar ...........5-204.4.4. Alat penyiram............ .....5-204.4.5. Alat pemadat.............. ....5-204.4.6. Alat bantu. ....5-205. Pembuatan formula campuran..............5-2C5.1. Pembuatan formula campuran rancangan (FCR) ...........5-205.2. Pembuatan formula campuran kerja (FCK) .....6-206. Pelaksanaan ............... ........8-206.1. Penyiapan tanah dasar .......... ....8-206.2. Pemilihan cara untuk pencampuran dan penghamparan.......... ........8-206.2.1. Pencampuran dan penghamparan dengan cara pencampuran ditempat (mix-in place) ...10-206.2.2. Pencampuran dan penghamparan menggunakan cara mesinterpusat (central-plant)............. ......11-206.3. Pemadatan 12-206.4. Perawatan 12-207. Pengendalian mutu 13-207.1. Pengendalian penyiapan tanah dasar........ .13-207.2. Pengendalian penghalusan tanah 13-207.3. Pengendalian kadar air untuk operasi pencampuran ditempat.............. 13-207.4. Pengendalian pemadatan pada lapis pondasi tanah kapur 14-207.5. Pengendalian ketebalan lapis pondasitanah kapur........ 14-207.6. Perbaikan terhadap lokasi yang tidak memenuhi ketentuan 14-207 .7. Pengembalian kondisi pekerjaan setelah pengujian .....14-208. Pengelolaan lingkungan pelaksanaan pekerjaan lapis pondasitanah kapur..............15-208.1. <strong>Umum</strong>....... 15-208.2. Mobilisasi dan demobilisasi......... 15-208.3. Transportasi dan penanganan ............... .....16-208.4. Pemeliharaan lalu lintas......... ...16-208.5. <strong>Pekerjaan</strong> pembersihan ............... 16-208.6. Aspek lingkungan hidup 17-208.7 . Galian ....19-20


8.8. Ketentuan instalasi pencampur .19-208.9. Pemeliharaan jalan samping dan jembatan yang digunakan 20-208.10. Pemeliharaan untuk keamanan lalu lintas... 20-20Daftar tabelTabel 7.1. Persyaratan kapur .3-20Tabel7.2. Persyaratan Air.......... ..............3-20Tabel 7.3. Persyaratan stabilisasi tanah dengan kapur........ ........3-20f abel7 .4. Petunjuk untuk pemilihan alat-alat yang cocok 10-20Daftar gambarGambar 7.1. Bagan alir pembuatan campuran rancangan (FCR) pondasi tanahkapur........ .........9-20Gambar 7.2. Contoh pelaksanaan stabilisasi tanah dengan kapur 15-20t!1


PendahuluanManual pekerjaan lapis pondasi jalan ini dimaksudkan untuk membantu dalam memperbaikidan meningkatkan pemahaman tentang pekerjaan lapis pondasi jalan. Apabila dalam BukuSpesifikasi dijumpai artikel yang sulit dipahami atau ditafsirkan, maka diharapkan dalam bukumanual ini dapat memberikan keterangan yang cukup bagi perencana dan pelaksana dalammerencanakan dan melaksanakan pekerjaan lapis pondasijalan sehingga didapatkan kinerjalapis pondasi jalan /perkerasan sesuai rencana.Buku manual ini disajikan dalam 8 buku, dengan ruang lingkup sebagai berikut:o Buku 1. <strong>Umum</strong>Menguraikan tentang fungsi lapis pondasi, jenis lapis pondasi. Adapun jenis lapis pondasiyang dibahas mencakup prinsip stabilisasi, jenis stabilisasi serta penggunaannya, filosifidisain dan pelaksanaan pekerjaan stabilisasi, termasuk jenis peralatan yang digunakan.. Buku 2. Pengambilan contoh dan pengujian bahan lapis pondasiMenguraikan tata cara pengambilan contoh, cara mereduksi contoh sehingga volumenyasesuai dengan keperluan pengujian yang akan dilakukan, tata cara pengujian yangdiperlukan untuk menentukan sifat-sifat bahan yang menjadi parameter mutu, baik bahanyang akan atau telah digunakan dapat dievaluasi, serta menguraikan juga perhitungangradasi agregat.. Buku 3. Lapis pondasi agregatMenguraikan persyaratan agregat, campuran, peralatan dan persyaratan hasil pekerjaanlapis pondasi agregat serta menguraikan tata cara perencanaan, pelaksanaan danpengendalian mutu lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah.. Buku 4. Lapis pondasi agregat semenMenguraikan tentang persyaratan bahan (agregat, semen dan air), campuran, peralatandan persyaratan hasil pekerjaan lapis pondasi agregat semen. Di samping itu,menguraikan juga tentang tata cara perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutulapis pondasi agregat semen untuk lapis pondasi atas (LPAS) dan lapis pondasi agregatsemen untuk lapis pondasi bawah (LPBAS).o Buku 5. Lapis pondasi beton padat giling (BPG/RCC)Menguraikan tentang persyaratan bahan (agregat, semen dan air), campuran, peralatandan persyaratan hasil pekerjaan lapis pondasi beton padat giling (BPG/RCC) sertamenguraikan tentang tata cara perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutu lapispondasi beton padat giling (BPG/RCC).. Buku 6. Lapis pondasi tanah semenMenguraikan tentang persyaratan bahan, campuran, peralatan dan persyaratan hasilpekerjaan lapis pondasi tanah semen. Di samping itu, membahas juga tentang caraperencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutu lapis pondasitanah semen.o Buku 7. Lapis pondasitanah kapurMenguraikan tentang persyaratan bahan, campuran, peralatan dan persyaratan hasilpekerjaan lapis pondasi tanah kapur. Di samping itu, membahas juga tentang caraperencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutu lapis pondasitanah kapur.. Buku 8. Permasalahan lapanganMembahas beberapa permasalahan lapangan yang terjadi pada beberapa tahapankegiatan dan dampaknya terhadap kualitas hasil pekerjaan. Tahapan tersebutdiantaranyadalah pengadaan dan penimbunan material; pengangkutan; penghamparandan pemadatan; dan perawatan (khusus untuk lapis pondasi yang distabilisasi).


Buku 7Lapis pondasi tanah kapur1. Ruang lingkupLapis pondasi tanah kapur adalah lapis pondasi yang terbuat dari tanah yang distabilisasidengan kapur. Stabilisasi tanah dengan kapur adalah campuran tanah dengan kapur dan airdengan komposisi tertentu sehingga tanah tersebut memiliki sifat atau daya dukung yanglebih baik dari semula.Tanah yang digunakan untuk pondasi tanah kapur adalah lempung dan termasuk tanahekspansif.Jenis pekerjaan yang dibahas pada Buku 7 ini mencakup uraian tentang persyaratan bahan,campuran, peralatan dan persyaratan hasil pekerjaan lapis pondasi tanah kapur. Di sampingitu, membahas juga tentang cara perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutu lapispondasi tanah kapur.2. Acuan normatifsNt 03-1743-1989. Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk TanahsNt 03-1744-1989, Metode Pengujian CBR LaboratoriumsNt-03-1966-1990, Metoda Pengujian Batas PlastissNt-03-1967-1990, Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat CassagrandesNl 03-2828-1992, Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir.sNr 03-3423-1994, Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat HidrometersNl 03-3437-1994, Tata Cara Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah dengan Kapur UntukJalansNt 03-3439-1994, Tata Cara Pelaksanaan Stabilisasi Tanah dengan Kapur untuk JalansNt 03-4147-1996, Spesifikasi Kapur Untuk Stabilisasi TanahsNl 03-6817-2002, Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan Dalam BetonsNl 03-6887-2002, Metode Pengujian Kuat Tekan Bebas Campuran Tanah-Semen3. lstilah dan definisi3.1.berat kering maksimum (maximum dry density, MDDItanah dan kapur serta air yang digunakan dalam campuran lapis pondasitanah kapur.3.2.kadar air optimum (Optimum Moisture Content, OMC)jumlah atau proporsi air terhadap berat kering tanah yang menghasilkan kepadatan3.3.kapur tohor (CaO)hasil pemakaran batu kapur pada suhu + 900oC, dengan komposisi sebagian besar KalsiumKarbonat (CaC03).3.4.kapur padamhasil pemadaman kapur tohor dengan air, sehingga membentuk hidrat (Ca(OH)2).1-20


3.5. lapis pondasilapisan pada sistem perkerasan yang terletak dibawah lapis permukaan dan diatas lapispondasi bawah yang berfungsi menyebarkan tegangan dari lapis permukaan kepada lapisandibawahnya.3.6.lapis pondasi bawahlapisan pada sistem perkerasan yang terletak dibawah lapis pondasi dan diatas tanah dasaryang berfungsi menyebarkan tegangan dari lapisan diatas pada tanah dasar.3.7.pHderajat keasaman dari suatu bahan.3.8.stabilisasi tanah dengan kapurcampuran tanah dengan kapur dan air dengan komposisi tertentu sehingga tanah tersebutmempunyai sifat lebih baik dari tanah semula.3.9.tanah laterit atau lateritisjenis tanah berbutir yang berasal dari endapan vulkanik yang banyak mengandunggumpalan dari ferro oksida.4. Persyaratan4.1. Persyaratan bahan4.1.1. TanahStabilisasi tanah dengan kapur dapat digunakan untuk tanah lempung terutama tanahekspansif. Perencanaan campuran harus disesuaikan dengan variabilitas material di lokasipelaksanaan.Tanah yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Sebelum penghalusan, tanah yang cocok untuk digunakan sebagai lapis pondasi tanahkapur harus sesuai dengan ukuran partikel yang ditentukan di bawah ini dengan carapengayakan basah:(1) Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm.(2) Kurang dari 50 % melewati saringan No.200 dengan pengayakan secara basah.(3) Setelah penghalusan tanah, batas ukuran partikel harus diperiksa, sehinggagumpalan tanah bilamana diayak secara kering memenuhi ketentuan di bawah ini:Lolos Ayakan 25 mm.10Q%Lolos Ayakan No. 4: 75 o/ob. Tanah yang digunakan harus sedemikian hingga menunjang hasil lapis pondasi tanahkapur yang disyaratkan. Tanah yang sifat-sifatnya tidak memenuhi persyaratan belumtentu akan ditolak jika tanah tersebut memenuhi persyaratan lapis pondasi tanah kapursebagaimana disajikan pada Tabel 7.3.c. Semua lokasi sumber bahan yang diusulkan harus diperiksa dan disetujui dan untukmemastikan bahwa sifat-sifat tanah tersebut dapat digunakan terlebih dahulu harus diujidan hasilnya memenuhi persyaratan.2-20


4.1.2. KapurKapur yang digunakan untuk bahan stabilisasi adalah :. Kapur kembang : CaO. Kapur padam :Ca(OH)2.Kapur yang digunakan untuk bahan stabilisasi harus memenuhi ketentuan sesuai denganTabel 7.1.Tabel 7.1. Persyaratan kapurKapurUnsurKapur Kembang Kapur Padam(CaO)Ca (OH)2Maqnesium dan Karbon Oksida > 92o/o >95%3%< 5o/oKarbon Dioksida10%< 7o/oKehalusan Butir< 12o/o(2 mikron)4.1.3. AirAir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung asam, alkali, bahan organik, minyak,sulfat dan khlorida di atas nilai yang diijinkan, sesuai denganTabel 7.2. Jika kadar air tanahlebih besar dari 50% harus digunakan kapur kembang (CaO).Macam PenquiianpHBahan OrganikMinyak MineralKadar Sulfat (Na2SO4)Kadar Clorida (NaCl)Tabel 7.2. Persyaratan airNilai liin4,5 - 9,5Maks 2000 ppm< 2o/o berat kapur< 10.000 ppm< 20.000 ppmMetoda PenquiianAASHTO T26-79sNl 03-6817-2402sNl 06 -2502-1991sNt 06-2426-1991sNt 06-2431-19914.2. Persyaratan campuranPerencanaan dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan kadar kapur yang menghasilkankekuatan campuran maksimum. Kriteria kekuatan stabilisasi tanah dengan kapur harussesuai dengan Tabel 7.3.Tabel 7.3. Persyaratan stabilisasitanah dengan kapurPENGUJIANKuat Tekan Bebas (kPa), SNI 03-6887-2002- Lapis pondasi atas- Lapis pondasi bawahcBR (%),SNt 03-17 44-1989- Lapis pondasi atas- Lapis pondasi bawahBATAS-BATAS SIFAT(Setelah Dirawat 7 hr)Min.2200Min.600Min.80Min.20Kriteria untuk perbaikantanah pondasi disesuaikan dengan keperluan menurut ketentuanyang berlaku, yaitu :- Kuat tekan bebas : untuk tanah kohesif- CBR: untuk tanah berbutir


4.3. Persyaratan hasil pelaksanaan lapis pondasitanah kapurHasil pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi tanah kapur harus memenuhi persyaratan atautoleransi dimensi sebagai berikut:a. Formasi tanah dasar yang sudah disiapkan untuk dihampar pondasi tanah kapur harusmemen u h i persyaratan, termasuk persyaratan d imensinya.b. Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata lapis pondasitanah kapuryang sudah selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang diterima, berdasarkanpengujian dari benda uji inti (core), harus sama atau lebih tebal dari pada tebalrancangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.c. Permukaan akhir dari lapisan teratas lapis pondasi tanah kapur harus mendekatiketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari satu sentimeter di bawah elevasirancangan di titik manapun.d. Permukaan akhir lapis pondasi tanah kapurtidak boleh menyimpang lebih dari2 cm darimistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan di permukaan jalan sejajar dengan sumbujalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang.e. Permukaan akhir dari lapisan teratas lapis pondasi tanah kapur yang tidak rata dapatmengakibatkan bertambahnya kuantitas campuran aspal yang diperlukan untukpelapisan agar dapat memenuhi toleransi kerataan permukaan campuran aspal sepertiyang disyaratkan.4.4. Persyaratan peralatan4.4.1. <strong>Umum</strong>Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan harus laik pakaiatau terkalibrasi dan dirawat agar supaya selalu dalam keadaan yang memuaskan.Peralatan processing harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitassedemikian sehingga dapat mencampur tanah, kapur dan air secara merata sehinggamenghasilkan campuran yang homogen atau seragam yang diperlukan untuk pemadatan.Bilamana Instalasi pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harusdikalibrasi terlebih dahulu untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponencampuran dengan proporsi yang benar.Lapis pondasi tanah kapur harus dipadatkan dengan alat pemadat seperti timbris mekanis(tamping compactor), alat pemadat roda besi dengan penggetar, alat pemadat roda besidan alat pemadat roda karet.4.4.2. Alat penggembur dan pencampurAlat penggemburan dan pencampuran tanah harus menggunakan peralatan mekanis yangmampu menggemburkan tanah sehingga memenuhi persyaratan derajat kegemburan tanah.Keseragaman pencampuran dan kinerja lapis pondasi tanah kapur yang baik tergantungpada tingkat kegemburan.Peralatan penggemburan dan pencampuran terdiri atas:a) Mesin pencampur pusatb) Rotavatoringan (100 PK)d) Motor gradere) Peralatan manual (cangkul, sekop, gacok dll.)4-20


4.4.3. Alat penghamparAlat penghampar tanah kapur harus menggunakan peralatan mekanis yang mampumenyebarkan bahan lapis pondasi tanah kapur dengan tebal yang seragam.Peralatan penghampar:a) Mesin penghampar (paving machine)b) Kotak penyebar (spreader box)c) Motor graderd) Peralatan manual4.4.4. Alat penyiramTangki air yang dilengkapi dengan batang penyiram air.4.4.5. Alat pemadatAlat pemadat terdiri atas:a) Alat timbris mekanis (tamping compactor)b) Pemadat roda besitendemc) Pemadat getard) Pemadat roda karete) Stemper getar4.4.6. Alat bantua) Penggarukb) Sekopc) Roda dorongd) Karung gonie) Alat penyemprot kabut air saat perawatan (hand sprayer)5. Pembuatan formula campuran5.1. Pembuatan formula campuran rancangan (FCR)Campuran lapis pondasi tanah kapur terdiri atas tanah, kapur dan air. Kadar kapur dan kadarair adalah berdasarkan hasil pengujian laboratorium dan percobaan lapangan awal, tetapiharus dalam rentang 3 % sampai dengan 15 o/o dari berat tanah asli (yaitu sebelum dicampurdengan kapur) dalam keadaan kering oven.O Rancangan campuran laboratorium dengan cara UCSUntuk setiap lokasi sumber bahan (borrow pit) baru atau terdapat perubahan jenis tanahyang akan digunakan, harus dilakukan percobaan campuran di laboratorium untukmenentukan:1) Apakah bisa atau tidak membuat lapis pondasi tanah kapur yang memenuhiketentuan dalam hal kekuatan dan karakteristik perubahan volume, dari tanah yangbersangkutan;2) Kadar kapur yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan sasaran campuran (targetmix strength);3) Batas kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan dilapangan.s-20


@ Rancangan campuran laboratorium dengan Cara CBR1) Pengujian California Bearing Rafio (CBR) dapat digunakan sebagai alternatif daripengujian UCS. Akan tetapi, khususnya untuk tanah kohesif, karena hasil kekuatancampuran dari pengujian CBR pada umumnya tidak setepat dari pengujian UCS.Apabila ditemukan sumber bahan baru dan suatu jenis tanah yang baru makapengujian UCS dan CBR dapat dilakukan keduanya.2) Bilamana pengujian CBR digunakan, prosedur yang diberikan dalam SNI 03-1744-1989 harus diikuti (penumbuk 2,5 kg) kecuali setelah pencetakan benda uji harusdirawat dengan cara sebagai berikut:a) Semua benda uji dimasukkan bersama-sama kedalam suatu kantong plastik yangbesar.b) Udara dalam kantong plastik harus dijaga supaya tetap lembab denganmenempatkan sebuah panci yang terbuka yang diisi dengan air dalam kantong plastikbesar tersebut. Air harus dijaga dengan hati-hati agar tidak memercik atau dengankata lain menghindarkan benda uji berkontak langsung dengan air;c) Kantong plastik tersebut harus ditutup rapat dan diletakkan di suatu tempat yangteduh selama tepatT2 jam.d) Setelah perawatan selama 72 jam, benda uji tersebut harus dikeluarkan darikantong plastik dan direndam di dalam bak air selama 96 jam, kemudian dilanjutkandengan pengujian kekuatan CBR.Prosedur untuk mendapatkan formula campuran rancangan (mix design) ini mencakuplangkah-langkah berikut ini (Gambar 7.1):1) Tentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan untuk tanah yang bersangkutandengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar kapur SNI 03-6886-2Q02 dangambarkan hasil dari pengujian ini seperti pada Grafik | (Gambar 7.1). Puncak dari setiapkurva hubungan kadar air - kepadatan menyatakan Kepadatan Kering Maksimum(Maximum Dry Density/MDD) dan Kadar Air Optimum (Optimum Moisture ContenU OMC)untuk kadar kapur yang digunakan.2) Masukkan angka-angka dari MDD dan OMC untuk setiap macam kadar kapur padaGrafik ll dan hubungkan titik-titik pengujian menjadi kurva yang luwes untukmendapatkan variasi dari MDD dan OMC dengan bermacam-macam kadar kapur untuktanah yang bersangkutan.3) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar kapur, buatlah serangkaianbenda uji untuk diuji kuat tekannya (Unconfined Compression Sfrength/UCS) dimanabenda uji ini dipadatkan sampai dengan MDD dan OMC seperti yang ditentukan (a) diatas. Setelah perawatan selama 7 hari, ujilah benda-benda uji ini dengan mengikutiprosedur yang diberikan di SNI 03-6887-2002 dan masukkan angka-angka kekuatanyang diperoleh pada Grafik lll. Gambarkan kurva yang luwes melalui titik-titik pengujiandan pilihlah kadar kapur pada campuran yang memberikan kekuatan sasaran sepertiyang disyaratkan.4) Masukkan angka dari kadar kapur campuran yang dipilih itu kedalam Grafik ll, yangsudah digambar pada butir 2) di atas, dan tentukan angka MDD dan OMC untukcampuran tanah kapur dari kadar kapur yang dipilih. Gunakan nilai-nilai MDD dan OMCini untuk menentukan kepadatan yang cocok dan batas kadar air untuk pengendalianpemadatan di lapangan, dan gambarkan batas-batas tersebut pada Grafik lV.5.2. Pembuatan formula campuran kerja (FGK)1) Setelah formula campuran rancangan (FCR) diperoleh, langkah berikutnya adalahmembuat formula campuran kerja. Pembuatan formula campuran kerja (FCK)merupakan suatu keharusan dan bilamana pembuatan campuran menggunakan Instalasipencampur, maka lnstalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu untukmemperoleh campuran dengan proporsi yang benar.6-20


2) Lakukan pembuatan campuran dengan komposisi sesuai FCR, yaitu kadar air dankepadatan optimum serta proporsi kapur yang memenuhi nilai kuat tekan bebas (UCS)yang ditargetkan. Pencampuran kadar kapur yang sudah direncanakanlaboratorium,diperiksa dengan faktor efisiensi pencampuran di lapangan dengan ketentuan sebagaiberikut:a) Rumus untuk menghitung faktor efisiensi, yaitu :3)4)5)FE= Kekuatan campuran dilapanganKekuatan campuran di laboratori umb) Faktor efisiensi hubungannya dengan alat pencampuran, yaitu :(1) alat pembentuk mekanik:40-5Oo/o(2) alat pencampurotor:60-80%(3) instalasi pencampur : 80-100%Untuk usulan setiap jenis tanah baru yang akan digunakan, rancangan campuran lapispondasi tanah kapur yang ditunjukkan dalam prosedurlaboratoriumyang harusdilengkapi dengan pembuatan lajur percobaan lapis pondasitanahkapur yang diusulkansepanjang 50 meter dengan tebal, peralatan, pelaksanaandan prosedur pengendalianmutu yang diusulkan untuk pekerjaan ini.Lajur percobaan ini harus diterapkan di luar lapangan (proyek) dan tidak adapembayaran untuk lajur percobaan tersebut.Semua tahap pelaksanaan, masa perawatan dan pengujian dari lajur percobaan akandiawasi dengan cermat. Variasi prosedur kerja atau jumlah dan jenis dari pengujianharus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil percobaan yang memuaskan.Pemeriksaan selama percobaan harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada, hal-halsebagai berikut:a) Kecocokan, efisiensi dan keefektifan umum dari cara dan peralatan yang diusulkan,ditentukan dalam hal kecepatan dan seluruh kemampuan dan keberhasilan dalammelaksanakan percobaan ini.b) Derajat penghalusan tanah yang dicapai, ditentukan bersama-sama dengan caravisual maupun dengan cara pencatatan jumlah lintasan penghalusan yang diperlukanuntuk mencapai derajat kehalusan yang disyaratkan.c) Keefektifan penggilasan dan pemadatan, ditentukan dengan pengujian konus pasir(sand cone) untuk memeriksa kepadatan lapangan pada pekerjaan yang sudahselesai dengan frekuensi 3 (tiga) uji per segmen.d) "Bulking ratio" adalah perbandingan antara tanah gembur yang sudah dihaluskandengan campuran yang sudah dipadatkan, untuk menentukan tebal bahan gemburyang diperlukan agar diperoleh rancangan tebal padat lapisan campuran.e) Rancangan campuran tanah kapur yang memadai, ditentukan dengan mengadakanpengujian CBR dan/atau UCS pada benda uji berumur 7 hari yang diambil daricampuran sebelum digilas dengan frekuensi 3 (tiga) uji per segmen, dan dilengkapidengan pengujian UCS pada benda uji inti yang diambil dari lajur percobaan yangsudah selesai.Batas-batas praktis kepadatan dan kadar air untuk pengendalian pemadatan didapatdari rancangan campuran laboratorium, ditentukan dengan melakukan pengujiankepadatan lapangan dan kadar air lapangan segera setelah campuran selesaidipadatkan dan membandingkan hasilnya dengan batas-batas yang diusulkan.s) Hubungan antara CBR dan UCS untuk percobaan campuran tanah kapur denganmenyiapkan dan menguji benda uji tersebut dengan dua cara pengujian danmembandingkan kekuatan rata-rata yang diperoleh dari setiap cara pengujian padaumur 1,7 dan2Shari untuk uji UCS danT hari untuk uji CBR.h) Kebutuhan dan cara yang paling tepat untuk induksi dan pengendalian keretakanadalah penggilasan menggunakan pemadat roda karet, ditentukan denganmengamati lajur percobaan selama masa perawatan dan, bilamana retak susut7-20


erkembang secara berlebihan, adalah dengan pengendalian penggunaan berbagaijenis dan berat dari mesin gilas.Jenis selaput tipis (membran) dan cara perawatan pada lapis pondasi tanah kapuryang paling tepat, ditentukan dengan cara visual pada permukaan lajur percobaandan kecepatan hilangnyair yang dapat ditentukan dengan pengujian kadar air.i) Jumlah lapisan yang diperlukan untuk memperoleh lapis pondasi tanah kapur yangmemenuhi ketentuan dengan rancangan tebal penuh (tull design depth), ditentukandengan variasijumlah lapisan dengan tebal masing-masing maksimum 20 cm.k) Berdasarkan data yang diperoleh dari lajur percobaan dan tidak lebih cepat dari 14hari setelah lajur percobaan dihampar.6. Pelaksanaan6.1. Penyiapan tanah dasar1) <strong>Pekerjaan</strong> penyiapan tanah dasar harus dilakukan sesuai dengan ketentuan, yaitu garis,ketinggian dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.2) Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk pelaksanaanpekerjaan lanjutan yang dapat dilaksanakan. Kecuali bilamana elevasi perkerasannyaharus dinaikkan (raising of the pavement grade) seperti yang ditunjukkan pada GambarRencana, maka permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalanlama.3) Permukaan jalan lama harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan dan kemudiandigilas (proof-rolling,). Setiap ketidakrataan atau ambles yang terjadi pada permukaanjalan lama selama pemadatan harus diperbaiki dengan menggemburkan lokasi tersebutdan menambah, membuang atau mengganti bahan, menyesuaikan kadar air jikadiperlukan, dan memadatkannya kembali supaya permukaannya halus dan rata.4) Setelah selesai pemadatan dan sebelum memulai operasi berikutnya, permukaan tanahdasar harus memenuhi toleransi permukaan yang ditetapkan.5) Setiap lokasi tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas karena cuacaatau kerusakan lainnya sebelum dimulainya penghamparan lapis pondasi tanah kapurharus diperbaiki sampai memenuhi persyaratan.6) Sebelum penghamparan lapis pondasi tanah kapur pada setiap ruas, tanah dasar padatyang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan bahan lainnya yang mengganggudengan kompresor angin atau cara lain yang disetujui, dan harus dilembabkan bilamanadiperlukan.Contoh pelaksanaan stabilisasi tanah dengan kapur sebagaimana disajikan pada Gambar7.2.6.2. Pemilihan cara untuk pencampuran dan penghamparanPencampuran tanah, kapur dan air harus dilakukan dengan cara pencampuran di tempat( m i x-i n -pl ace) atau instalasi pencam pu r pusat (ce ntra Fm ixi n g-p I a nt).Operasi dengan instalasi pencampur biasanya dibatasi hanya untuk tanah berplastisitasrendah. Suatu indikator batas atas dari plastisitas tanah yang masih dapat menggunakaninstalasi pencampur pusat dapat diperoleh dengan mengalikan indeks plastisitas tanahdengan persen lolos ayakan No.40. Bilamana nilainya kurang dari 500 cara pencampurandengan instalsi dapat digunakan.8-20


Persvaratan kualitas bahan9=&r95a


Berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk pencampuran di tempat dapat dibagidalam empat kelompok :1) Rotavator untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 PK, sering disebut"Pulvimixer" (alat penghalus tanah),2) Mesin stabilisasi tanah satu lintasan (single-pass so/ stabilization machine), biasanyamesinnya lebih dari 100 PK;Batas atas plastisitas tanah yang dapat dikerjakan dengan berbagai macam mesin berikut iniyang dicantumkandalam Iabel7.4.Tabel 7.4. Peturyuk untuk pemilihan alat-alat yang cocokPETUNJUKJENIS PERALATANPlx% LOLOS LOLOSSARINGAN No.40TEBAL PERKI RAAN MAKSIMUMYANG MAMPU DILAKUKANDALAM SATU LAPIS (cm)Mesin Pencampuran Pusat < 500 Tak DibatasiRotavator Ringan (< 100 PK) < 1000 15Rotavator untuk <strong>Pekerjaan</strong> Berat(>100PK)< 350020 s/d 30tergantung jenis tanah dan PK mesinvanq tersediaMesin Stabilisasi Tanah Satu < 2000 s/d 3000Lintasan20tergantung PK mesinCatatan:Peralatan tidak akan diterimatau ditolak berdasarkan tabel ini, dan hanya diberikan sebagai petunjukumum.6.2.1. Pencampuran dan penghamparan dengan cara pencampuran di tempat(mix-in place)1) Tanah dari lokasi sumber bahan yang telah disetujui harus dihampar dan disebar sampairata di atas tanah dasar yang sudah disiapkan serta kadar airnya disesuaikan seperlunyauntuk mendapatkan penghalusan tanah yang optimum. Bilamana pengeringandiperlukan, kecepatan pengeringan harus dimaksimumkan dengan terus menerusmenggaru tanah memakai pulvimixer (penghalus tanah) atau peralatan sejenis denganbeberapa lintasan awal sampai tanah tersebut cukup kering untuk dikerjakan.2) Kadar air optimum tanah untuk penghalusan akan berada di bawah kadar air tanah untukkepadatan kering maksimum, seperti yang ditentukan pada SNI 03-1742-1989, dan akandirancang berdasarkan percobaan lapangan awal. <strong>Pekerjaan</strong> penghalusan harusdilaksanakan bilamana kadar air tanah berada dalam rentang 2% (dari berat tanahkering) dari angka yang telah dirancang.3) Sebelum kapur ditambahkan, tanah itu harus dihaluskan sedemikian, kecuali untukpartikel batu atau kerikil, sehingga gumpalan tanah bilamana diayak secara kering sesuaidengan penentuan pada Butir4.1.1.a, yaitu:Lolos Ayakan 25 mm = 100 %Lolos Ayakan No. 4 = 75 o/o4) Tanah yang sudah dihaluskan harus disebar dengan ketebalan sedemikian, sehinggasetelah dipadatkan mencapai ketebalan lapisan yang dirancang, dalam batas toleransiyang disyaratkan. Ketebalan yang tepat dari bahan gembur yang akan dihampar, harusseperti yang ditentukan dalam percobaan lapangan. Jumlah lapisan yang diperlukanuntuk mendapatkan tebal rancangan penuh lapis pondasi tanah kapur harus seperti yangdiperintahkan oleh direksi pekerjaan dan harus berdasarkan kehomogenan dan derajatkepadatan yang dapat dicapai. Apabila derajat kepadatan belum tercapai maka10-20


penambahan jumlah lapisan tidak dapat dijadikan dasar untuk penambahan waktupelaksanaan pekerjaan.5) Setelah penghalusan tanah sampai memenuhi ketentuan, kapur harus ditebar secaramerata di atas tanah dasar, baik dengan tangan maupun dengan mesin penebar, padatakaran yang dihitung sedemikian untuk memperoleh kadar kapur seperti yang dirancangberdasarkan rancangan campuran laboratorium dan percobaan lapangan awal. Bilamanaditebar dengan tangan, petunjuk untuk jarak yang diperlukan untuk standar penempatankapur 50 kg.6) Setelah kapur disebar merata, serangkaian lintasan mesin pencampur harusdilaksanakan sampai seluruh tanah dan kapur tercampur merata, yang ditunjukkan darimeratanya warna adukan. Jumlah lintasan yang diperlukan sesuai hasil percobaanlapangan awal dan berdasarkan kehomogenan campuran yang diperoleh dalampekerjaan yang sedang berlangsung.7) <strong>Pekerjaan</strong> penempatan tanah, penghalusan tanah dan pencampurantanah kapur harusselalu dilaksanakan dari bawah dengan ketinggian berapapun menuju keatas (yaitukearah tanjakan).8) Bilamana kapur dan tanah dianggap telah tercampur merata, kadar airnya harusditambahkan seperlunya untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan dalamprosedur rancangan campuran laboratorium atau seperti yang dirancang sesuai hasilpercobaan lapangan awal atau cara lainnya. Pada umumnya, batas bawah kadar airuntuk campuran kapur tanah akan ditentukan sebagai Kadar Air Optimum (OMC) dilaboratorium dan batas atasnya akan 2 % (dari berat campuran tanah kapur) lebih tinggidaripada OMC. Air yang ditambahkan pada tanah kapur harus dicampur sampai meratadengan menambahkan beberapa kali lintasan mesin pencampur dan pemadatan harussegera dilaksanakan setelah lintasan ini selesai.6.2.2. Pencampuran dan penghamparan menggunakan cara mesin terpusat(central-plant)1)2)3)4)5)Mesin pencampur tetap (tidak berpindah) dapat menggunakan cara takaran berat(weight-batching) atau cara pemasokan menerus (continous feeder) dan dapatdilengkapi dengan pengaduk pedal (paddle mixers) maupun jenis panci (pan mixers).Bilamana cara takaran berat digunakan, jumlah bahan tanah dan kapur harus diukurdengan tepat pertama-tama harus dimasukkan kedalam instalasi pencampur kemudianair ditambahkan secukupny agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang yangdirancang untuk pemadatan di lapangan. Perhatian khusus harus diberikan padainstalasi pencampur jenis takaran berat (batch) dengan pengaduk pedal untukmemastikan bahwa semua kapur tersebar merata di loading skrp dan dipasok merata diseluruh bak pencampur. Baik pencampur jenis pedal maupun jenis panci, kapur harusditakar secara akurat dengan timbangan atau alat penakar yang terpisah, dan kemudiandicampurkan dengan bahan tanah yang akan distabilitasi. Bahan tanah harus dicampursedemikian sehingga terdistribusi merata di seluruh campuran.Bilamana cara takaran dengan pemasok menerus (continous-feed) digunakan, pedalpencampur, baffels dan kecepatan pemasukan bahan harus disesuaikan agar bahanbahannyatercampur merata. Semprotan yang digunakan untuk mendistribusikan airkedalam pencampur harus disesuaikan agar dapat memberikan kadar air yang merata diseluruh campuran.Jumlah dan kapasitas kendaraan pengangkut bahan campuran harus disesuaikandengan hasil campuran yang dihasilkan instalasi pencampur dan kecepatan pelaksanaanyang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu Periode Pelaksanaan yangditentukan.Campuran harus dihampar di atas tanah dasar yang sudah dilembabkan dengan teballapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar (paving machine)atau kotak penyebar (spreader box) yang dioperasikan secara mekanis dimana dapatmeratakan campuran dengan suatu ketebalan yang merata. Bahan harus dihampar',1-20


sedemikian hingga setelah dipadatkan mencapai tebal lapisan yang dirancang, dalamtoleransi yang disyaratakan.6.3.Pemadatan1)2)3)4)5)6)Pemadatan untuk campuran tanah kapur harus dimulai sesegera mungkin setelahpencampuran dan seluruh operasi, termasuk pembentukan dan penyelesaian akhir, danharus diselesaikan dalam waktu 60 menit atau 12O menit sejak kapur yang pertamatercampur tanah. Semua operasi penghamparan, pencampuran, dan pemadatan darilapis pondasi tanah kapur harus dilaksanakan dalam ruas-ruas yang pendek dan bahansetiap ruas harus dipadatkan dan dibentuk sampai selesai sebelum pencampuran padaruas berikutnya dapat dimulai.Panjang maksimum setiap segmen kerja akan dirancang berdasarkan kapasitas produksidan kapasitas seperti yang ditunjukkan selama percobaan lapangan awal, tetapi dalamkeadaan apapun tidak boleh lebih panjang dari 100 meter. Bilamana dapat membuktikanmampu mengerjakan lebih panjang dengan menambah kapasitas produksi yangmencukupi.Pemadatan awal harus dilaksanakan dengan penggilas tampingfoof, penggilas rodakaret atau penggilas beroda halus, dimana penggilas ini tidak boleh membebani secaralangsung pada bahan tanah kapur yang sudah dihampar, baik dalam kondisi sudahmengeras maupun sebagian sudah mengeras.Setelah penggilasan awal, pembentukan dengan motor grader mungkin diperlukansebelum penggilasan akhir. Pemadatan harus diselesaikan dengan penggilas roda karetatau penggilas beroda halus bersamaan dengan motor grader untuk membentuk lapispondasi tanah kapur seperti rancangannya. Pada umumnya, penggilasan akhir perludisertai penyemprotan sedikit air untuk membasahi permukaan yang kering selamaoperasi pemadatan. Derajat kepadatan yang dicapai di seluruh lapisan lapis pondasitanah kapur harus lebih besar darig7o/o kepadatan kering maksimum laboratorium.Perhatian khusus harus diberikan untuk memperoleh pemadatan penuh di sekitarsambungan memanjang maupun melintang. Sebelum setiap bahan baru disambungdengan bahan yang telah dipadatkan sebelumnya, ujung bahan dari pekerjaansebelumnya harus dipotong sampai memperoleh permukaan vertikal sehingga dapatdicapai pemadatan penuh pada tebal lapisan yang diperlukan, Bahan pada sambunganmelintang antara ujung akhir ruas pekerjaan yang lampau dengan ujung awal dari ruasbaru harus dipadatkan dengan penggilasan melintang (melintang jalan) sedemikianhingga seluruh tekanan roda penggilas diarahkan pada sambungan tanpa menyentuhsecara langsung pada bahan dari pekerjaan sebelumnya.Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan terakhir lapis pondasi tanah kapur,butiran batu (chipping) yang memenuhi persyaratan dapat ditebar secara merata di ataspermukaan lapis pondasi tanah kapur dan dibenamkan pada permukaan denganpenggilasan. Butiran batu harus berukuran nominal 13 mm dengan takaran kira-kira 12kglm'.6.4.Perawatan1)Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapis pondasi tanah kapur danpenanaman butiran batu, selaput tipis untuk perawatan (curing membrane) harusdipasang di atas hamparan dan dipertahankan sampai paling sedikit 24 jam. Curingmembrane ini dapat berupa :a) Lembaran plastik kedap air yang telah disetujui, dikaitkan secukupnya supaya tidakterbang tertiup angin dan dengan sambungan tumpang tindih paling sedikit 300 mmdan dipasang untuk menjaga kehilangan air; ataub) Bahan lainnya yang terbukti efektif selama percobaan lapangan awal, antara lainburlap, lapis resap ikat, curring compound.12-20


2) "Curing membrane" harus dipertahankantempat selama 7 hari setelah pencampurandan penghamparan lapis pondasi tanah kapur. Perawatan harus dilanjutkan sampaipenghamparan aspal di atas lapis pondasitanah kapur. Pada saat ltu"curing membrane"harus dipindahkan dan lapis resap pengikat disemprotkan. Akan tetapi, dalam waktu 24jam pertama dari masa perawatan, lapis resap pengikat tidak boleh diterapkan.3) Lalu lintas atau peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tidak diijinkan melewatipermukaan jalan sampai pelapisan campuran aspal telah dilaksanakan. Selama masatunggu ini, arus lalu lintas harus menjaga melewati pekerjaan ini. Untuk arus lalu lintasharus disediakan jalan pemisah atau jalan alih (detour) yang memadai.4) Pengendalian penggilasan lapis pondasi tanah kapur harus dilakukan pada awal masaperawatan untuk mengurangi ukuran dan jarak retak susut. Perpanjangan penggilasanini akan ditentukan dari percobaan awalapangan.5) Bilamana lapis pondasi tanah kapur akan dibuat dalam dua lapisan atau lebih, setiaplapisan yang sudah dihampar harus dirawat paling sedikit 7 hari sebelum lapisan yangberikutnya dapat dihampar.7. Pengendalian mutu7.1. Pengendalian penyiapan tanah dasarPenyiapan tanah dasar dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan sesuai SpesifikasiTeknik Bina Marga sesuai Seksi 3.3.7.2. Pengendalian penghalusan tanah1)2)Contoh tanah yang telah dihaluskan harus diambil dan diuji di lapangan, untukmenyesuaikan ukuran partikel dengan yang diberikan pada Butir 11.3.1.1,dengan jumlahpengambilan contoh sebanyak lima contoh untuk setiap ruas pekerjaan (dari 100 meteratau kurang).Bilamana setiap pengujian tunggal mengalami kegagalan, penghalusan harus dilanjutkanuntuk seluruh ruas pekerjaan tersebut.Pemeriksaan penggemburan dapat dilakukan dengan mengambil satu contoh tanah yangsudah diproses untuk setiap 2 m2; proses kegemburan dapat dikontrol dengan rumus:PK=fuBtx100%Keterangan :PK = proses kegemburanA = berat kering tanah yang lolos saringan tanah No. 4Bt = berat kering total contoh (tidak termasuk kerikil yang tertahan saringan No. 4)7.3. Pengendalian kadar air untuk operasi pencampuran ditempat1) Pengambilan contoh dan pengujian untuk pengendalian kadar air selama penghamparandan pencampuran harus dilaksanakan sebanyak minimum 3 (tiga) titik pada setiapsegmen kerja, dan pada setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilandan pengujian contoh berikut ini:a) Sebuah contoh tanah saat baru dihampar di atas jalan (untuk menentukan kebutuhanpengeringan atau pembasahan sebelum penghalusan).b) Sebuah contoh setelah pencampuran kapur dengan tanah (untuk menentukan jumlahair yang perlu ditambahkan agar dapat mencapai kadar air yang ditentukan untukpemadatan).7.213-20


Gambar 7.2. Contoh pelaksanaan stabilisasi tanah dengan kapur8. Pengelolaan lingkungan pelaksanaan pekerjaan lapis pondasitanah kapur8.1. <strong>Umum</strong>Pengelolaan lingkungan selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan serta perbaikansetiap cacat mutu pekerjaan lapis pondasi tanah kapur, hal-hal yang harus diperhatikanadalah:a. Mempunyai perhatian penuh terhadap keselamatan seluruh karyawan yang beradadilapangan dan memelihara lokasi pekerjaan serta pekerjaan dalam kondisi yangmemadai dari gangguan yang membahayakan personil.b. Menyediakan dan memeliharatas penerangan, pagar, rambu peringatan dan perhatian,kapan dan dimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan atau untuk keselamatan dankenyamanan masyarakat atau lainnya.c. Menangani semua tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari kerusakankehidupan dan lingkungan kerja. Tindakan pencegahan tersebut, harus termasuk tetapitidak terbatas pada:1) Kelengkapan fasilitas sanitasi untuk pencegahan polusi biologi atau pabrik darilapangan atau setiap sumber air, sungai, sumur, tangki, penampungan danpemasokan air.2) Pencegahan timbulnya kerusakan tanpa alasan terhadap flora dan fauna.3) Pencegahan timbulnya gas yang berlebihan atau pengeluaran asap dari mesin ataualat-alat operasional lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan.4) Pencegahan dari kerusakan atau gangguan terhadap sumber air, saluran irigasi dandrainase.5) Pencegahan dari kebisingan suara knalpot yang sangat mengganggu atau tidakdikehendaki.8.2. Mobilisasi dan demobilisasia. Mobilisasi dan pemasangan peralatan dari satu lokasi ke tempat pekerjaan dimanaperalatan tersebut akan digunakan. Peralatan tersebut sesuai dengan yang tercantumdalam penawaran.b. Penyediaan dan pemeliharaan base camp, kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,gudang dan sebagainya.c. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.15-20


8.3. Transportasi dan penanganana. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah, Peraturan DaerahPropinsi dan Kabupaten/Kota yang berlaku maupun ketentuan tentang pelestariansumber daya alam dan lingkungan hidup.b. Beban dan muatan sumbu kendaraan atau peralatan lainnya, harus disesuaikan denganjalan dan jembatan yang ada dilingkungan proyek. Bilamana terjadi kerusakan pada jalanataupun jembatan yang disebabkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan maka harusbertanggung jawab atas kerusakan tersebut.Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang maka harus mengatur pembuanganbahan di luar daerah milik jalan dan harus mendapatkan ijin tertulis dari pemilik tanahdimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan.8.4. Pemeliharaan lalu lintasa. Selama pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi tanah kapur semua jalan lama tetapterbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman serta dapat digunakan sehinggapermukiman di sepanjang dan berdekatan dengan lokasi pekerjaan disediakan jalanmasuk yang aman dan nyaman.b. Bilamana diperlukan membuat jalan atau jembatan sementara, maka sebelumnya harusmelakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayarankepada pemilik tanah atas penggunaan tanah itu dan harus mendapat persetujuan daripejabat yang berwenang. Setelah pekerjaan selesai, maka kondisi tanah tersebut harusdibersihkan dan dikembalikan ke kondisi semula sesuai kesepakatan.c. Pengaturan sementara untuk lalu lintas untuk menjaga keselamatan umum dankelancaran lalu lintas harus mencakup:1) Pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas dan penghalang (barrier). Rambulalu lintas dan penghalang yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan harusdiberi garis-garis (sfnps) yang reflektif dan atau terlihat jelas pada malam hari.2) Untuk kelancaran lalu lintas di samping pemasangan rambu lalu lintas danpenghalang, diperlukan juga menyediakan dan menempatkan petugas bendera.Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan arus lalu lintas yang melalui dandisekitar lokasi pekerjaan, terutama untuk pengaturan lalu lintas satu arah.d. Pemeliharaan untuk keselamatan lalu lintas perlu dilakukan, yaitu terdiriatas:1) Penyediaan jalan sementara dan pengendalian lalu lintas selama pelaksanaankegiatan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yangmemenuhi ketentuan, sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakaijalan umum.2) Selama pelaksanaan, harus menjamin bahwa perkerasan dan bahu jalan dilokasiyang berdekatan dengan daerah milik jalan harus dijaga agar bebas dari bahan lapispondasi tanah kapur, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapatmengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat.8.5. <strong>Pekerjaan</strong> pembersihana. Selama periode pelaksanaan, pekerjaan harus bebas dari akumulasi sisa bahan lapispondasi tanah kapur, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaanserta harus memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.Pembersihan harus dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,struktur, kantor sementara, tempat hunian.b. Sistem drainase harus terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas danberada dalam kondisi operasional pada setiap saat.c. Rumput yang tumbuh pada benih lama atau yang baru pada lokasi yang dikerjakan danpada talud samping harus dipangkas dan dipelihara.16-20


d. Bilamana dianggap perlu, bahan lapis pondasi tanah kapur dan sampah yang keringdisemprot air untuk mencegah debu atau pasir yang berterbangan.e. Rambu lalu lintas dan sejenisnya harus dibersihkan secara teratur agar bebas darikotoran dan bahan lainnya.f. Untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah dilapangan sebelumdibuang, harus disediakan tempat khusus, misal drum.g. Sisa bahan lapis pondasi tanah kapur, kotoran dan sampah harus dibuang ditempat yangtelah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undangPencemaran Lingkungan yang berlaku.h. Sisa bahan lapis pondasi tanah kapur, kotoran dan sampah tidak diperkenankan dikuburdilokasi proyek tanpa persetujuan dan tidak diperkenankan dibuang pada daerah aliranair atau sungai.8.6. Aspek lingkungan hidupa. Sebelum pelaksanaan fisik dilapangan, program pelaksanaan manajemen lingkunganterlebih dahulu harus disusun dan telah mendapat persetujuan.b. Perencanaan pengelolaan lingkungan (PPL) yang harus dilaksanakan mencakup:1) Semua kendaraan dan mesin-mesin yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaanharus memiliki peredam sehingga menghasilkan suara yang tidak membisingkan,Disamping itu, gas buang yang dihasilkan harus sesuai dengan standar mutu udarayang ada.2) Operasi dan pemeliharaan kendaraan dan mesin-mesin harus dilaksanakan sesuaidengan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.3) Semua kegiatan pelaksanaan lapis pondasi tanah kapur jalan harus diusahakandilakukan pada siang hari, kecuali ada ijin atau perintah lain.4) Pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yangdiperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.5) Lokasi sumber bahan (Quarry), harus dipilih berdasarkan beberaparahanberikut:a) Prioritas pemilihan lokasi sumber bahan adalah yang sudah dibuka bilamanajumlah dan mutunya memenuhi.b) Lokasi sumber bahan harus dipilih yang memberikan rasio tertinggi antarakapasitas bahan yang digali (baik kuantitas dan kualitas) dan kehilangan sumberdaya alam.c) Lokasi sumber bahan yang disarankan adalah yang berdekatan denganalinyemen jalan, yang sangat mudah diambil dan mempunyai tebing yang tidakcuram.d) Ekploitasi sumber bahan yang berlokasi di daerah sumber daya alam yang vitalharus dihindari, seperti hutan tanaman kayu dan hutan lebat lainnya maupundaerah-daerah penghasil bahan makanan dan hutan lindung untuk hewanlainnya.e) Disarankan untuk dihindari atau setidaknya mengurangi pemilihan lokasi sumberbahan di dasar sungai. Meskipun pemilihan lokasi sumber bahan di luar dasarsungai tidak memungkinkan, sumber bahan yang terletak di sungai atau salurankecil tetap tidak boleh diambil. Disarankan untuk memilih lokasi sumber bahandipetak-petak atau endapan alluvial yang terletak di dasar sungai tetapi tidakdialiri air pada kondisi air normal.6) Penggalian di daerah sumber bahan hanya dilaksanakan untuk pemasokan bahankebutuhan proyek.7) Bilamana sumber bahan terletak didaerah bergunung atau berbukit, atau bilamanakondisi talud sangatlah mempengaruhi stabilitas lereng, maka penggalian bertanggaharus dilakukan. Lereng sumber bahan yang telah dibentuk kembali harusmempunyai kelandaian yang tidak kurang dari rata-rata 1 : 3 (kurang dari 2%).Setelah pelaksanaan lereng bertangga dan pembaharuan sistem drainase,17-20


permukaan tersebut harus dilengkapi dengan lapisan rumput dan ditanami dengansemak maupun pohon. Pemeliharaan tanaman ini diperlukan dalam dua tahunpertama setelah penanaman.8) Pembentukan kembali lokasi sumber bahan dilaksanakan dengan kriteria berikut:a) Kegiatan rehabilitasi harus dimulai sesegera mungkin setelah pekerjaan selesaidan kegiatan ini harus dilaksanakan bersama-sama dengan pengambilan bahangalian berikutnya.b) Galian dilokasi sumber bahan harus ditimbun kembali dengan menggunakanbahan yang diperoleh dari pekerjaan pembersihan dan bahan galian yang tidakdapat digunakan untuk bahan konstruksi.c) Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan dengan memanfaatkan kembali bahan humusyang diperoleh dari pekerjaan pembersihan dan pembongkaran pada lapispermukaan tanah asli (kira-kira setebal 50 cm). Bahan humus ini ditumpuk agaklandai dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan jauh dari lokasi pengambilanbahan galian. Tumpukan humus ditutup dengan bahan organik seperti rumputatau daun. Perumputan dengan jenis Herbaceous lebih disarankan. Tumpukanhumus tersebut secara bertahap ditempatkan kembali di lokasi bekas galian padasumber bahan dan selanjutnya ditutup dengan tanaman. Rumput, semak danpohon dapat digunakan untuk penutupan ini.Apabila bahan ini diperoleh dari pemasok maka ketentuan pada Butir 8) c) di atastidak digunakan.9) Kegiatan pembersihan dan pembongkaran hanya dilaksanakan di daerah yangbenar-benar diperlukan untuk pekerjaan.10)Pembabatan tanaman selama kegiatan pembersihan dan pembongkaran harusditindaklanjuti dengan penanaman kembali sedemikian hingga mendekati kondisisebelum pembabatan.11) Penanaman kembali dengan pohon atau semak har:us mengikuti arahan berikut:a) Penggantian dengan tanaman sejenis yang ditebang, bila memungkinkan.b) Bilamana pertumbuhan tanaman dirasa agak lambat, maka tanaman yangberumur tiga tahun atau lebih harus digunakan, kecuali jika jenis tersebutidakmampu menciptakan kondisi seperti semula atau tidak mampu memberikanperlindungan lereng dalam waktu yang lama. Selanjutnya, jenis tanaman denganpertumbuhan sedang sampai cepat dapat digunakan.c) Jenis Aufhochthonous lebih disarankan untuk tanaman exotic.d) Untuk penanaman kembali semak, pemilihan jenis semak harus mengutamakanjenis yang dapat memberi makanan dan perlindungan bagi binatang.e) Jenis tanaman berakar panjang tetapi tidak membahayakan stabilitas jalan dantidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi lebih disarankan.f) Berbagai jenis tanaman yang baik untuk digunakan, untuk penanaman kembaliadalah Leucaena, Leucocephala, Calliandra, Calonthrysus, Acacia Auriculiformis,Acacia Ducurrens dan Gliricidia Sepium.s) Pohon harus ditanam pada jarak yang cukup dari tepi jalan dan jarak antarapohon pada garis yang sama sekitar 15 meter.h) Pemeliharaan yang teratur pada tanaman yang ditanam kembali sangatdiperlukan.i) Pohon hasil penanaman kembali yang mati harus diganti dengan yang baru.12) Permukaan yang menghasilkan sejumlah debu distmosfir akibat kegiatan pekerjaanharus dibasahi secara teratur.13) Kerusakan dan gangguan terhadap utilitas umum seperti jaringan telepon, listrik, gas,pipa air, fasilitas irigasi, pipa minyak, pipa pembuangan, pipa drainase, dan lainsebagainya, harus dicegah dengan upaya mendapatkan informasi tetangkeberadaan lokasi utilitas yang ada, terutama utilitas apa yang terletak dibawahpermukaan lapis pondasi tanah kapur.18-20


14) Setiap fasilitas pipa kabel, saluran kabel atau jaringan bawah lapis pondasi tanahkapur atau struktur yang mungkin ditemukan, harus dilindungi dan harus diperbaikibila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh operasi kegiatan pekerjaan.15)Bilamana sumur sebagai sumber air yang terletak didekat lokasi pekerjaan yangdipengaruhi oleh kegiatan galian atau timbunan, maka sumur pengganti yang setaraharus disediakan, meskipun harus membuat sumur baru, baik dengan penggalianmaupun pengeboran.16) Tumpahan minyak dan polusi bahan bangunan yang berasal dari pekerjaan harus dicegah.17) Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pekerjaan jembatan sementara (untukjalan akses) harus dicegah dengan menggunakan teknik pengembalian bentuk yangcocok, sesuai arahan sebagai berikut:a) Pelaksanaan pengembalian bentuk harus dilaksanakan sesegera mungkin,bersama-sama dengan pekerjaan.b) Pengembalian bentuk sungai harus dilaksanakan dengan pemadatan yang cukuppada tanah yang diganti, terutama untuk daerah yang kurang stabil, dan harusdiberi tanaman pelindung yang cepat tumbuh (baik rumput atau semak).c) Untuk taludtalud yang penting dimana pengembalian bentuk dengan teknikrekayasa biologi (bioengineeing) sangat diperlukan, maka cara"slope fascinate"(anyaman semak-semak) dapat digunakan. Bilamana kelandaian lereng tepisungai di atas sekitar 1 : 3, dan untuk sungai dengan fluktuasi aliran yang besardan risiko penggerusan yang tinggi pada saat banjir, maka cara "wooden greenprop" harus digunakan.d) Jalan masuk yang dibuat di dalam air untuk pelaksanaan pembuatan pier harusditutup kembali dengan tumpukan tanah disampingnya dan harus ditanamikembali.18)Penggunaan sistem pelaksanaan yang memadai untuk mengurangi suara dangetaran yang diakibatkan oleh pekerjaan jembatan harus diterapkan.8.7. Galiana.b.Pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian sumber bahan maka penduduk danbangunan yang ada disekitar lokasi penggalian harus dijamin keselamatannya.Bilamana diperlukan timbunan berupa lapis pondasi tanah kapur atau bahan lainnyayang diperoleh dari galian sumber di luar daerah miliki jalan, maka harus melakukanpengaturan yang diperlukan untuk membayar konsesi dan restribusi kepada pemilikbahan (agregat atau tanah) maupun pihak yang benvenang untuk ijin menggali danmengangkut bahan-bahan tersebut.Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan harusditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yang stabildan saluran drainase yang memadai.8.8. Ketentuan instalasi pencampura. Bilamana dalam pembuatan pondasi agregat kapur menggunakan instalasi pencampurmaka alat tersebut harus dipasang dilokasi yang jauh dari permukiman sehingga tidakmenggangu penduduk sekitarnya.b. Instalasi pencampur harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yanglengkap, yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone)sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu ke atmosfir. Bilamana salah satu sistemdiatas rusak atau tidak berfungsi maka Instalasi pencampur tersebut tidak bolehdigunakan.'19-20


8.9. Pemeliharaan jalan samping dan jembatan yang digunakana. Jalan umum dan jembatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasitanah kapur, yaitu untuk kegiatan transportasi dan pengangkutan dalam pelaksanaanpekerjaan, termasuk perkuatan jembatan yang ada, pembuatan jembatan sementara danjalan masuk ke lokasi sumber bahan harus dipelihara secara keseluruhan dan harusditinggalkan dalam keadaan berfungsi dengan baik, mutu dan kenyamanannya tidaklebih buruk daripada sebelum kegiatan dimulai.b. Jembatan sementara yang dibuat, tidak boleh dibongkar kecualidiperintahkan lain.8.10. Pemeliharaan untuk keamanan lalu lintasSeluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali lalu lintas yang ada dijalansamping atau jalan lokal yang menuju ke lokasi pekerjaan maka pada setiap saat selamaperiode pekerjaan harus dipelihara dalam kondisi aman dan dapat berfungsi menurutketentuan sehingga dapat menjamin keamanan lalu lintas dan masyarakat yangmenggunakan jalan tersebut.20-20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!