Satu minuskul mendukung pembacaan“Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου ΗΙϕσοR ΧριστοR υ≥οR του κυριοR” yaitu minuskul1241 dari abad ke-12, kemungkinan dari keluarga Byzantine dan masuk dalam kategoriIII.A. Interpretasi Data dari Manuskrip-manuskrip.Dari bukti-bukti manuskrip di atas, ada empat (bahkan lima) pembacaan yangberbeda dari <strong>Markus</strong> 1:1:1. Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου ΗΙϕσοR ΧριστοR.2. Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου.3. Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου ΗΙϕσοR ΧριστοR υ≥οR Θεου.4. Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου ΗΙϕσοR ΧριστοR υ≥οR του Θεου.5. Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου ΗΙϕσοR ΧριστοR υ≥οR του κυριοR.Pembacaan nomor 2 (Ηαρχ∇ τοR ε∩αγγελ°ου) adalah bacaan yang palingsingkat (biasanya menjadi perhatian besar dalam analisa tekstual) dan dengan itu berartisama sekali berbeda dari pembacaan nomor 1, 3, 4 dan 5. Pembacaan nomor 2 tidakmemiliki frasa ΗΙϕσοR ΧριστοR. Di samping itu, pembacaan ini hanya didukung olehdua versi dari bapak-bapak Gereja yaitu Irenaeus dari abad ke-2 dan Epiphanus dariConstantia yang teksnya berasal dari tahun 403. Kedua dukungan ini memang cukup tuanamun penyebaran teksnya sangat terbatas, seperti terlihat dari keluarga teks itu sendiri(keluarga teks Barat). Lebih lanjut, tidak ada satu manuskrip -yang mendukungpembacaan itu- yang ditemui berasal dari antara masa Irenaeus sampai masa Epiphanius,bahkan sesudah abad ke-5.Pembacaan nomor 4 dan 5 menambahkan frasa genitif masing-masing του Θεουdan του κυριοR. Pembacaan nomor 4 dan 5 ini terlihat seperti perkembangan daripembacaan nomor 1 dan 3, mungkin disebabkan karena masalah artikulasi saja. Buktibuktiyang mendukung pembacaan nomor 4 datang dari masa yang agak kemudian, buktitertua berasal dari abad ke-5 (keluarga Alexandrian dan Byzantine), juga ada dukungandari minuskul 33 yang berasal dari abad ke-9 (dari keluarga Alexandrian yangkemudian). Dukungan juga muncul dari f 1. 13 (Caesarean) kira-kira antara abad ke-11hingga ke-15. Akhirnya, banyak dukungan datang dari teks-teks Byzantine, Koine dan1. 13Teks Mayoritas (Majority Text). Sangat mungkin, dalam hal ini, bahwa minuskul 33, fdan Byzantine sebenarnya mengikuti kodeks A (Alexandrinus). 15 Menurut Wescott danHort, kodeks Alexandrinus serta teks-teks dari keluarga Byzantine (termasuk teks-teksSyriac) adalah teks campuran yang tujuannya membuat sebuah teks menjadi mudah,halus dan lengkap. 16Mengenai pembacaan nomor 5, dukungannya hanya terdapat dalam minuskul1241 (keluarga Byzantine) yang berasal dari abad ke-12. Kurang kuatnya bukti-buktidukungan untuk pembacaan ini memperlihatkan bahwa bacaan ini tidak populer, ataupaling tidak sampai kita menemukan bukti-bukti baru lagi yang mendukung pembacaanini.15 Metzger, The Text, h. 213.16 Metzger, The Text, h. 131.
Sekarang kita beralih ke pembacaan nomor 1 (bacaan pendek) dan 3 (bacaanpanjang), yang secara nyata mendapatkan dukungan-dukungan yang tidak hanya banyaktetapi berkualitas. Mungkin karena alasan itulah sehingga panitia revisi GNT-UBSmemasukkan <strong>Markus</strong> 1:1 dalam kelompok C, yang menunjukkan bahwa ada kesulitanuntuk memecahkan masalah teks di sini.Ada dua manuskrip uncial 17 yang amat penting yaitu Sinaiticus (naskah koreksiyang mungkin dikerjakan pada abad ke-4, Proto Alexandrian) dan Vaticanus(Alexandrian), keduanya dimasukan dalam kategori I dan berasal dari abad ke-4,mendukung teks yang lebih panjang. Kodeks Alexandrinus yang berasal dari abad ke-5beserta banyak manuskrip yang sudah didaftar di atas (lihat hal.3) maju lebih jauh denganmenambahkan artikel genitif του. Pada pihak lain, Kodeks Sinaiticus mula-mula(original) mendukung pembacaan yang lebih pendek. Manuskrip-manuskrip lain yangmendukung pembacaan yang lebih pendek berasal baik dari keluarga Caesarean maupunNon-Caesarean. Misalnya, Kodeks Koridethi, kedua teks Origen (Yunani dan Latin),Palestinian-Syriac dan Revisi Georgian memperlihatkan ciri teks Caesarean; sedangkanminuskul 28 memperlihatkan teks pra-Caesarean. 18Bapak-bapak Gereja yaitu Origen dan Jerome yang telah dikenal karena kehatihatianmereka dalam menangani teks-teks suci, dan keduanya sungguh percaya akankeilahian Kristus, tidak mempunyai alasan-alasan dogmatis untuk membuang frasa akhirdari <strong>Markus</strong> 1:1. 19Terjemahan Yunani dari Irenaeus dan Epiphanus tidak saja menghilangkan frasa“υ≥οR Θεου“ tetapi juga frasa ” ΗΙϕσοR ΧριστοR.“ Namun, di dalam versi LatinIrenaeus terdapat teks yang lebih panjang (frasa-frasa di atas tidak dihilangkan).Kelihatannya ada kecenderungan korektor kemudian atau penerjemah untukmenambahkan atau membuat teks itu sesuai dengan teks lain yang mereka punya. 20 Lebihlanjut, sebagaimana pendapat Tischendorf, frasa-frasa tersebut telah dimasukkan olehseseorang yang amat sangat saleh. 21Jika teks yang lebih pendek diterima dan dianggap sebagai yang asli, sebuahpertanyaan muncul yaitu apa sebabnya ada sejumlah manuskrip menambahkan frasafrasatersebut pada abad mula-mula? Lalu, apa alasannya sehingga ada manuskripmanuskriplain yang berasal dari abad mula-mula juga tidak memasukkan frasa-frasatersebut? Jika pertanyaan pertama ditujukan kepada mereka yang menerima teks yanglebih pendek, maka pertanyaan terakhir tentu ditujukan kepada mereka yang menerimateks yang lebih panjang.Sebenarnya teks <strong>Markus</strong> 1:1 tidak membutuhkan sebagian atau seluruh frasa“υ≥οR του κυριοR” untuk suatu kejelasan arti teks (yang disebabkan dari dalam teksitu sendiri). Namun penambahan frasa tersebut, sebagian atau seluruh, kemungkinanbesar adalah karena interaksi gereja mula-mula (dalam hal ini para penyalin teks-tekssuci) melawan bidat khususnya yang berhubungan dengan Kristologi dan dalam interaksi17 Manuskrip uncial adalah manuskrip-manuskrip dengan huruf kapital.18 Metzger, The Text, h. 58; dan B.M. Metzger, Chapters in the History of New Testament Textual Criticism(Grand Rapids: Eerdmans, 1963), h. 42-72: “The Caesarean Text of the Gospels.”19 Jan Slomp, “Are the words “Son of God” in Mark 1:1 original?” in TBT 28/1 (UBS, 1977), h. 143-150.20 Slomp, h. 145.21 Slomp mengutip C. Tischendorf, Novum Testamentum Graece (Graz: Akad. Verlagsanstalt, 1965), vol. 1.edisi cetak ulang dari tahun 1869, h. 214, 215.