13.07.2015 Views

Analisa Tekstual Markus 1

Analisa Tekstual Markus 1

Analisa Tekstual Markus 1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

entah karena ada penekanan teologis <strong>Markus</strong> atau hanya karena gaya penulisan, makapertanyaan Sibinga menjadi penting untuk diperhatikan yaitu mengapa ide yangsedemikian penting itu dapat dilupakan oleh para penyalin lain (yang punya teks pendek)sementara pada waktu itu gaya penulisan sudah sangat diperhatikan oleh para penyalinPB? 29Lebih lanjut, Sibinga berargumen, jika baris pertama injil <strong>Markus</strong> dianggapsebagai judul, bukan pengantar, mengapa kata “ε∩αγγελ°ου” (yang artinya “kabar baik,”bentuk genitif) dipakai? Sebab kata itu bukanlah suatu istilah teknis untuk “buku”(bandingkan dengan terjemahan yang cenderung menggunakannya sebagai istilah teknis,seperti “Inilah permulaan Injil” dimana bisa berkonotasi ‘buku Injil’ di situ). Kenyataanbahwa kata ε∩αγγελ°ου dipakai, memperkuat keyakinan bahwa bagian itu bukanlahsebuah judul dan dengannya penyalin tidak harus mengantisipasi kesimpulan tertentu(dengan menaruh pengakuannya dalam sebuah judul). 30Keraguan Sibinga cukup beralasan. Namun, tradisi menaruh judul sebelumsebuah teks sudah sangat biasa, hal itu bisa ditemukan dalam banyak manuskrip. Sebuahjudul pada waktu itu biasanya berfungsi juga sebagai sebuah ringkasan pokokpembahasan. 31 Kodeks Basiliensis yang berasal dari abad ke-8, misalnya, mempunyaijudul (τ°τλοϖ) untuk <strong>Markus</strong> 2:9-14. 32 Lebih lanjut, dari manuskrip yang ada ditemuibahwa memang memungkinkan bahwa sebuah kalimat seperti konstruksi yang ada dalambaris pertama <strong>Markus</strong> itu (nominatif dan genitif) dipakai sebagai judul. 33 Dari penemuandalam beberapa manuskrip tersebut maka cukup beralasan kalau ada anggapan bahwabaris pertama <strong>Markus</strong> 1:1 pada mulanya adalah sebuah judul.B. Kemungkinan-kemungkinan yang berhubungan dengan substansi Teks (IntrinsicProbabilities)Dalam bagian ini kita akan memperhatikan bagaimana penulis injil <strong>Markus</strong>menggunakan istilah “υ≥οR του Θεου” (atau yang serupa dengan itu). Di dalam <strong>Markus</strong>1:11 tercatat pemakaian “υ≥οR” dalam konteks pengakuan Bapak kepada Yesus sebagai“Anak”-Nya. Pemakaian kata itu juga muncul dalam konteks ketika roh jahat berteriakkepada Yesus dalam <strong>Markus</strong> 3:11 dan mengatakan “ΣI ε≡ υ≥ϖ τοR θεοR”(Engkaulah Anak Allah). Dalam konteks yang hampir sama dalam <strong>Markus</strong> 5:7 dilaporkanbahwa seorang yang memiliki kuasa setan berteriak kepada Yesus“…ΗΙϕσοR υ≥ τοR θεοR τοR ℘ψ°στου?...” (hai Yesus, Anak Allah yangMahatinggi?). Dalam konteks pengakuan dari para murid bisa dicatat bagaimana Petrusmenyebut Yesus sebagai “ΣI ε≡ Χριστϖ” (<strong>Markus</strong> 8:29, Engkaulah Mesias!) –dalambeberapa manuskrip ada yang memakai “Engkau adalah Kristus Anak Allah” dan adapula yang memakai “Engkau adalah Kristus Anak Allah yang hidup”-. Pemakaian yang29 Slomp mengutip dari J. Smit Sibinga, “A Study in 1 John.” Dalam Studies in John, dipersembahkansebagai feschcrift untuk Prof, Dr. J.N. Sevenster (Leiden: Brill, 1970), h. 194-209.30 Slomp, h. 149.31 Metzger, The Text, h. 23.32 Untuk diskusi lanjut tentang ini lihat H. Von Soden, Die Schriften des Neuen Testaments in ihrer altestenerreichbaren Textgestalt, I.i. Berlin, 1902, h. 405 dst.33 Misalnya untuk Yoh. 2:1, sebuah manuskrip memakai judul “περ± τοR ν Καν γ µου” (MengenaiPerkawinan di Kana), Von Soden, h. 405.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!