Tabel 1. Tumor ovarium yang memproduksi androgen dan estrogenJenis tumor Jenis hormon Usia Keganasan BilateralArrhenoblastoma androgen 20-40 100% jarangGranovulasi sel tumor androgen 30-70 100% 10-15%Lipoid sel tumor androgen 25-35 jarang jarangTumor sel hilus androgen 40 jarang jarangTumor sisa selandrogen 11-40 jarang jarangadrenalDisgerminoma androgen 3-40 100% ± 15%Gonadoblastoma androgen 10-30 100% 35-40%Granulosa sel tumor estrogen 25%Amenorea UterinerPrinsip Dasar• Andaikata telah diberikan stimulasi dengan steroid seks (estrogen danprogesteron) tetap saja tidak terjadi perdarahan, maka perludipikirkan:- Aplasia uteri. Uterus dan endometrium tidak ada. (amenoreauteriner primer)- Kerusakan pada endometrium akibat perlengketan (sindromAsherman), atau adanya infeksi berat (TBC) disebut sebagaiamenorea uteriner sekunder.- Endometrium ada dan normal, tetapi tidak bereaksi sama sekaliterhadap hormon.AmenoreaManajemen• Berikut ini akan dibahas secara menyeluruh tentang pemeriksaan danpenanganan amenorea. Khusus mengenai beberapa kelainan yangmenyebabkan amenorea primer maupun sekunder akan di bahas padabab tersendiri.• AnamnesisUsia menars. Gangguan psikis, aktivitas fisik berlebihan, menderitapenyakit DM, penyakit lever atau riwayat penyakit lever, gagguantiroid (riwayat operasi), penembahan, atau pengurangan berat badan,sedang atau riwayat penggunaan obat psikofarmaka, obat-obat92
penurunan/penambahan berat badan, obat-obat tradisional, frekuensiseksual.• Pemeriksaan fisikBerat badan, tinggi badan, pertumbuhan pajudara, pertumbuhanrambut pubis dan ketiak, perut membesar, akne, seborrhoe,pembesaran klitoris, deformitas torak.Pemeriksaan ginekologik: singkirkan kehamilan, pemeriksaan genitaliainterna/eksterna.• Uji ProgesteronUji progestogen positif:• Bagi wanita yang belum menginginkan anak, cukup diberikan P darihari ke 16 sampai hari ke 25 siklus haid. Pengobatan berlangsungselama 3 siklus berturut-turut. Setelah itu di lihat , apakah siklushaid menjadi normal kembali, atau tidak. Kalau masih belum terjadijuga siklus haid normal, maka pengobatan dilanjutkan lagi, sampaiterjadi siklus haid yang normal lagi.• Perlu diingat, bahwa akibat pengaruh E yang terus menerus dapatmenyebabkan hiperplasia endometrii, dan risiko terkena kankerendomtrium lebih besar. Pemberian P pada wanita ini sekaligusmencegah kanker endometrium. Masalah akan muncul, bila wanitatersebut telah mendapat siklus haid normal, namun belum inginpunya anak. Untuk itu, perlu dianjurkan penggunaan kontrasepsi,seperti IUD, atau yang paling sederhana adalah pemberian pilkontrasepsi kombinasi dosis rendah.Uji progestogen negatif• Wanita dengan uji P negatif, dilakukan uji estrogen danprogesteron (Uji E+P) Diberikan estrogen selama 21 hari, dan darike 12 sampai hari ke 21 diberikan progesteron 5 -10 mg/hari. Jenisestrogen seperti etinilestradiol (50 ug), estrogen valerianat (2 mg),atau estrogen konyugasi (0,625 mg). Paling sederhana adalahpemberian pil kontrasepsi kombinasi. Uji E+P dikatakan positif, bila2 atau 3 hari kemudian terjadi perdarahan (bervariasi), dan bilatidak terjadi perdarahan, uji E+P dikatakan negatif, yang artinyaada gangguan di uterus (Asherman sindrom), atau atresia genitaliadistal.Uji E+P positif• Uji E+P positif artinya wanita tersebut hipoestrogen. Terjadigangguan pembentukan E di folikel. Selanjutnya perlu dicaripenyebabnya dengan analisa hormonal. FSH dan LHrendah/normal,PRL normal. Biasanya dengan atau tanpa tumorhipofisis, sehingga perlu pemeriksaan radiologik. Diagnosis adalahamenorea hipogonadotrop, dengan atau tanpa tumor93
- Page 1 and 2:
REVISIStandar Pelayanan MedikObstet
- Page 3 and 4:
Kontributor 2003Dr (Med) Ali Baziad
- Page 5 and 6:
PrakataMerupakan suatu keharusan un
- Page 7 and 8:
Daftar IsiEDITOR ..................
- Page 9 and 10:
21. PLASENTA AKRETA ...............
- Page 11 and 12:
MANAJEMEN .........................
- Page 13 and 14:
KANKER KORPUS UTERI ...............
- Page 15 and 16:
1. Pemeliharaan KehamilanDefinisi
- Page 17 and 18:
Khan-Neelofur D, Golmezoglu M, Vill
- Page 19 and 20:
Tan BP, Hannah ME. Prostaglandins v
- Page 21 and 22:
2. Hiperemesis Dalam KehamilanDefin
- Page 23 and 24:
3. AbortusDefinisi• Abortus adala
- Page 25 and 26:
• Pada keadaan inkompletus, apabi
- Page 27 and 28:
5. Mola Hidatidosa dan Penyakit Tro
- Page 29 and 30:
saat tindakan evakuasi sebaiknya di
- Page 31 and 32:
6. Kehamilan dengan TuberkulosisPen
- Page 33 and 34:
7. Malaria Dalam KehamilanPRINSIP D
- Page 35 and 36:
9. HIV/AIDS dan Penyakit MenularSek
- Page 37 and 38:
11. Diabetes Dalam KehamilanDefinis
- Page 39 and 40:
12. Kehamilan dengan AsmaDefinisiAs
- Page 41 and 42: 13. Edema paruDefinisiEdema paru ia
- Page 43 and 44: 14. Nefritis dalam kehamilanDEFINIS
- Page 45 and 46: 15. Thalasemia Dalam Kehamilan (bel
- Page 47 and 48: 17. Bekas Seksio SesareaDefinisi•
- Page 49 and 50: 18. Hipertensi, Pre-Eklamsia, dan P
- Page 51 and 52: Prinsip Dasar• Sudah terjadi endo
- Page 53 and 54: • Tokolisis: β mimetic, Ca chann
- Page 55 and 56: • Malpresentasi• USG, plasentog
- Page 57 and 58: • Reseksi lokal dan repair• Kur
- Page 59 and 60: • Pada solusio ringan dapat dilak
- Page 61 and 62: Prognosis• Bervariasi, tergantung
- Page 63 and 64: 25. KhemoterapiPrinsip Dasar• Pem
- Page 65 and 66: Kanker OvariumNama obat(singkatan)D
- Page 67 and 68: 26. SungsangDefinisi• Janin denga
- Page 69 and 70: • Mencegah komplikasi yang mungki
- Page 71 and 72: 29. Emboli ParuDefinisi• Emboli p
- Page 73 and 74: 30. Hidrosefalus (belum terisi)73
- Page 75 and 76: 32. Persalinan Pre-termDefinisi•
- Page 77 and 78: 33. Kehamilan Post-DateDefinisi•
- Page 79 and 80: Seksi II. Ginekologi79
- Page 81 and 82: vitium kordis, trombositopenia, ter
- Page 83 and 84: • Beratnya virilisasi sangat terg
- Page 85 and 86: Hipo/Agenesis GonadPengertian• Di
- Page 87 and 88: Amenorea sentralAmenorea hipotalami
- Page 89 and 90: Sindroma Amenorea GalaktoreaPrinsip
- Page 91: Amenorea ovariumPengertian• Kedua
- Page 95 and 96: menit setelah pemberian LH-RH, dila
- Page 97 and 98: Manajemen• Pada pertengahan siklu
- Page 99 and 100: MetroragiaDefinisi• Perdarahan ta
- Page 101 and 102: • Kadar T yang tinggi selalu bera
- Page 103 and 104: 3. MenopauseDefinisi• Pramenopaus
- Page 105 and 106: o Hasil ensitometer berupa T-score
- Page 107 and 108: • Wanita di minta datang rutin se
- Page 109 and 110: histerektomi. Pada hiperplasia atip
- Page 111 and 112: • Alendronat/bifosfonat bukan dig
- Page 113 and 114: HipertrikosisDefinisi:• Pertumbuh
- Page 115 and 116: 6. Terapi Sulih Hormon (HRT)Definis
- Page 117 and 118: 7. EndometriosisDefinisi• Jaringa
- Page 119 and 120: analgetika/antiprostaglandin. Proge
- Page 121 and 122: 8. Infeksi Traktus Reproduksi, term
- Page 123 and 124: • Tes provokasi:Mengevaluasi stre
- Page 125 and 126: 10. Inkontinensia UriDefinisi• In
- Page 127 and 128: Genuine stress incontinence dan mix
- Page 129 and 130: 11. Tumor Jinak GinekologikMIOMA UT
- Page 131 and 132: Manajemen• Perlu ditentukan apaka
- Page 133 and 134: Padanan hasil Pelaporan Tes PapDera
- Page 135 and 136: Prognosis• Pada tahap lesi pra ka
- Page 137 and 138: Manajemen Wanita dengan hasil Tes P
- Page 139 and 140: Manajemen Wanita dengan hasil Tes P
- Page 141 and 142: Bila fungsi uterus mas ih diperluka
- Page 143 and 144:
indurasi teraba licin, tidak berben
- Page 145 and 146:
• Batasan Stadium (Surgical Stagi
- Page 147 and 148:
pada stadium yang sangat lanjut (st
- Page 149 and 150:
Segera/jangka pendek : penanganan p